Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Kegiatan manufakturing dapat didefinisikan sebagai satu unit atau kelompok kerja yang
berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk merubah bahan baku menjadi produk akhir
yang dikehendaki. Kegiatan masing-masing unit kerja ini akan berlangsung di suatu lokasi atau
stasiun kerja. Dalam industri manufakturing, stasiun kerja merupakan lokasi dimana suatu operasi
produksi berlangsung dan terlihat jelas bahwa dalam suatu stasiun kerja problematika utama
adalah pengaturan komponen-komponen yang terlibat dalam kegiatan produksi, yaitu menyangkut
material (bahan baku, produk jadi, dan scrap), mesin/peralatan kerja, perkakas-perkakas
pembantu, fasilitas-fasilitas penunjang (utilitas), lingkungan fisik kerja, dan manusia pelaksana
kerja (operator).
Ukuran sukses dari suatu sistem produksi dalam industri biasanya dinyatakan dalam bentuk
produktivitas atau besarnya rasio output per input yang dihasilkan. Dalam hal ini, performans
kerja manusia merupakan faktor utama yang menentukan usaha peningkatan produktivitas
industri. Pengalaman masa lampau telah membuktikan bahwa banyak konsep tentang sistem
produksi yang lebih menitikberatkan pada faktor-faktor komponen perangkat keras seperti mesin,
material, dan manusia (operator).
Aktivitas didalam stasiun kerja terdiri dari elemen-elemen gerakan. Pada umumnya,
gerakan-gerakan di dalam aktivitas kerja yang dilakukan para pekerja terdapat gerakan yang yang
tidak perlu. Gerakan ini akan membuat waktu terbuang sia. Adanya masalah tersebut membuat
munculnya pembelajaran mengenai studi gerakan. Di samping adanya studi gerakan,postur kerja
juga perlu diperhatikan saat melakukan aktivitas kerja, karena posisi kerja yang salah dapat
menimbulkan resiko cidera yang nantinya dapat menimbulkan kecacatan secara fisik bagi operator
atau pekerja.
Segala bentuk kegiatan operator pada stasiun kerja dapat digambarkan dengan menggunakan
peta kerja OPC (Operation Process Chart), FPC (Flow Process Chart), dan peta kerja tangan
kanan-tangan kiri. Peta kerja tersebut digunakan dalam menggambarkan aktivitas kerja yang
dilakukan oleh operator sehingga pengamat dapat memperoleh informasi secara visual sesuai yang
tergambar pada peta kerja sehingga memungkinkan pengamat dapat menganalisis serta melakukan
perbaikan kerja tanpa perlu mengamati langsung pada saat operator melakukan aktivitas kerja.
Seperti kegiatan yang sebenarnya, peta kerja yang digambarkan disertakan informasi berupa
kegiatan yang dilakukan serta waktu yang digunakan dalam melakukan aktivitas tertentu.
Pada praktikum kali ini, dilakukan observasi dengan pengambilan data langsung ke sebuah
perusahaan manufaktur. Pengamatan dilakukan dengan mengamati 3 stasiun kerja di dalam
perusahaan tersebut. Dalam pengamatan tersebut, pengambilan data dilakukan dengan
pengambilan gambar dan video mengenai setiap gerakan yang terjadi dalam stasiun kerja dengan
memperhatikan REBA dan RULA. Setelah melakukan pengambilan data, selanjutnya akan
dilakukan pengolahan data untuk mengetahui perhitungan RWL, MPL, REBA, RULA, dan waktu
siklus yang ada dalam proses produksi di perusahaan.
Peta kerja merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu operasi kerja dengan tujuan
mempermudah atau menyederhanakan proses kerja yang ada. Dalam praktikum ini, peta kerja
yang dibuat untuk menggambarkan gerakan dalam setiap aktivitas stasiun kerja pada 3 stasiun
kerja antara lain peta kerja OPC (Operation Process Chart), FPC (Flow Process Chart), serta peta
kerja tangan kanan dan tangan kiri. Keseluruhan peta kerja yang dibuat digunakan untuk
menggambarkan aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh operator pada 3 stasiun kerja yang
selanjutnya dilakukan untuk mengetahui desain layout kerja sehingga dapat dilakukan analisis
untuk mengetahui analisis bagaimana postur kerja yang baik menururt REBA, RULA, melakukan
perbaikan dengan MTM, dan analisis desain layout kerja. Sehingga selanjutnya hasil analisa
layout kerja tersebut dapat diimplementasikan dengan menggunakan software AUTOCAD.

1. 2. Rumusan Masalah
Dalam praktikum ini, rumusan masalah yang digunakan untuk memperoleh hasil praktikum
dengan tujuan yang bermanfaat adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara mengidentifikasi dan mengelompokkan gerakan dalam aktivitas kerja untuk
menentukan waktu siklus dan waktu baku dalam proses produksi?
b. Bagaimana peta tangan kanan dan tangan kiri, OPC (Operation Process Chart), FPC (Flow
Process Chart), dan Micromotion Time Measurement dalam perancangan stasiun kerja?
c. Bagaimana menentukan postur kerja yang baik menurut REBA dan RULA?
d. Bagaimana menggambarkan layout kerja yang benar?

1. 3. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Menentukan waktu sikus dan waktu baku yang dibutuhkan dalam proses produksi.
b. Membuat peta tangan kanan kiri, OPC (Operation Process Chart), FPC (Flow Process
Chart), dan Micromotion Time Measurement.
c. Menentukan postur kerja yang baik menurut REBA dan RULA.
d. Mampu menggambarkan layout kerja yang benar.

1. 4. Manfaat Praktikum
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat menentukan waktu sikus dan waktu baku yang dibutuhkan dalam proses produksi.
b. Mengetahui peta tangan kanan kiri, OPC (Operation Process Chart), FPC (Flow Process
Chart), dan Micromotion Time Measurement.
c. Dapat menentukan postur kerja yang baik menurut REBA dan RULA.
d. Dapat menggambarkan layout kerja dengan benar.

1. 5. Batasan dan Asumsi


Agar praktikum perancangan stasiun kerja terarah, mudah dipahami dan topik yang dibahas
tidak meluas, maka diperlukan batasan dan asumsi. Adapun batasan dan asumsi yang digunakan
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Stasiun kerja yang digunakan dalam perakitan tamiya sebanyak 3 stasiun kerja.
b. Pengamatan dilakukan dengan divideokan setiap gerakan dalam stasiun kerja.

Anda mungkin juga menyukai