Anda di halaman 1dari 6

PENANGANAN JANTUNG AKUT

KRONIK
No Dokumen :

SOP No Revisi :-
Tanggalterbit :
Halaman :

UPTD TTD DARMADI


PUSKESMAS NIP. 19721202 199303 1 011
SUKAMARA
1. Pengertian Gagal jantung (akut dan kronik) merupakan masalah kesehatan yang
menyebabkan penurunan kualitas hidup, tingginya rehospitalisasi
karena kekambuhan yang tinggi dan peningkatan angkan kematian.
Angka Morbiditas Penyakit: prevalensi kasus gagal jantung di
komunitas meningkat seiring dengan meningkatnya usia: 0,7 % (40-
45 tahun), 1,3 % (55-64 tahun), dan 8,4 % (75 tahun ke atas). Lebih
dari 40% pasien kasus gagal jantung memiliki ejeksi fraksi lebih dari
50%. Pada usia 40 tahun, risiko terjadinya gagal jantung sekitar 21%
untuk lelaki dan 20.3 % pada perempuan.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanakan jantung akut kronik untuk
semua pasien yang menderita hipertensi yang datang di Unit
Pelayanan Umum Puskesmas Sukamara

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sukamara

4. Referensi
5. Langkah- a. Modifikasi gaya hidup:
langkah 1. Pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 liter (ringan),
maksimal 1 liter (berat)
2. Pembatasan asupan garam maksimal 2 gram/hari (ringan), 1
maksimal gram (berat)
3. Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
b. Aktivitas fisik:
1. Pada kondisi akut berat: tirah baring
2. Pada kondisi sedang atau ringan: batasi beban kerja sampai
70% sd 80% dari denyut nadi maksimal (220/ umur)
c. Penatalaksanaan farmakologi:
Pada gagal jantung akut:
1. Terapi oksigen 2-4 ltr/mnt
2. Pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan pemberian
furosemid injeksi 20 s/d 40 mg bolus.
3. Cari pemicu gagal jantung akut.
4. Segera rujuk.

Pada gagal jantung kronik:


1. Diuretik: diutamakan Lup diuretik (furosemid) bila perlu dapat
dikombinasikan Thiazid (HCT), bila dalam 24 jam tidak ada
respon rujuk ke Layanan Sekunder.

ACE Inhibitor (ACE-I) atau Angiotensine II receptor blocker


(ARB) mulai dari dosis terkecil dan titrasi dosis sampai tercapai
dosis yang efektif dalam beberapa minggu. Bila pengobatan sudah
mencapai dosis maksimal dan target tidak tercapai, dirujuk.
2. Beta Blocker (BB): mulai dari dosis terkecil dan titrasi dosis
sampai tercapai dosis yang efektif dalam beberapa minggu. Bila
pengobatan sudah mencapai dosis maksimal dan target tidak
tercapai, dirujuk.
Digoxin diberikan bila ditemukan fibrilasi atrial untuk menjaga
denyut nadi tidak terlalu cepat.
Konseling dan Edukasi
a. Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit gagal jantung
kronik. Penyebab gagal jantung kronik yang paling sering adalah
tidak terkontrolnya tekanan darah, kadar lemak atau kadar gula
darah.
b. Pasien dan keluarga perlu diberitahu tanda-tanda kegawatan
kardiovaskular dan pentingnya untuk kontrol kembali setelah
pengobatan di rumah sakit.
c. Patuh dalam pengobatan yang telah direncanakan.
d. Menjaga lingkungan sekitar kondusif untuk pasien beraktivitas dan
berinteraksi.
e. Melakukan konferensi keluarga untuk mengidentifikasi faktor-
faktor pendukung dan penghambat penatalaksanaan pasien, serta
menyepakati bersama peran keluarga pada masalah kesehatan
pasien.

Kriteria Rujukan
Pasien dengan gagal jantung harus dirujuk ke fasilitas peayanan
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis jantung atau Sp.
Penyakit Dalam untuk perawatan maupun pemeriksaan lanjutan
seperti ekokardiografi.
Pada kondisi akut, dimana kondisi klinis mengalami perburukan
dalam waktu cepat harus segera dirujuk Layanan Sekunder (Sp.
Jantung/Sp. Penyakit Dalam) untuk dilakukan penanganan lebih
lanjut.

6. Hal hal yang Setiap petugas yang melaksanakan kegiatan hendaknya selalu
perlu di memperhatikan langkah langkah yang telah dibuat.
perhatikan
7. Unit terkait - Tenaga Kesehatan Puskemas
- UGD
- Poli Umum

8. Dokumen
terkait
9. Rekaman Tanggal
Historis Isi
No Yang diubah mulai di
Perubahan
berlakukan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PERENCANAAN MAUPUN
PELAKSANAAN PROGRAM
PUSKESMAS
No Dokumen :
No Revisi :-
SOP
Tanggalterbit :
Halaman :
UPTD TTD DARMADI
PUSKESMAS NIP. 19721202 199303 1
SUKAMARA 011
1. Pengertian Pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan maupun pelaksanaan
program puskesmas merupakan suatu upaya puskesmas dalam
memfasilitasi pembangunan yang berwawasan kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dalam program kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.
2. Tujuan Memfasilitasi pembangunan yang berwawasan kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang merupakan fungsi puskesmas dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan di wilayah kerja
3. Kebijakan Pemberdayaan masyarakat tercermin dalam kegiatan perencanaan
dan pelaksanaan upaya Puskesmas
4. Referensi Permenkes no. 75 tahun 2014
5. Langkah- Survey Mawas Diri
langkah Petugas puskesmas dan kader yang ditugaskan melaksanakan SMD
dengan cara meliputi:
1. Pengenalan instrument (daftar pertanyaan) yang akan
dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah
kesehatan
2. Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
3. Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan
cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan
4. tujuan SMD
5. Sasaran SMD
Cara pelaksanaan Survei Mawas Diri
Pengamatan langsung dengan cara:
1. Observasi partisipatif: melakukan koordinasi dengan RW siaga
tentang rencana survey mawas diri terkait dengan tujuan, metode dan
strategi pelaksanaannya
2. Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan (transaction
walk): wawancara dengan kunjungan rumah, bersama kader dasa
wisma melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode
Tanya jawab, pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik
rumah dan anggotanya.
3. Wawancara mendalam (DKT/FGD) secara kelompok

Langkah-langkah Survei Mawas Diri


Persiapan:
a. menyusun daftar pertanyaan;
-berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas dan
wilayah kerja (data sekunder)
-Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
-Pertanyaan harus jelas, singkat, padat dan tidak bersifat
mempengaruhi responden
-Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
-Menampung juga harapan masyarakat
b. menyusun lembar observasi (pengamatan)
untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya
c. Menentukan criteria responden, termasuk cakupan wilayah dan
jumlah KK
Pelaksanaan
Pelaksanaan interview/wawancara terhadap responden
Pengamatan terhadap rumah tangga dan lingkungan
Pengolahan data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
a. masalah yang dirasakan oleh masyarakat
b. prioritas masalah
c. Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam
pemecahan masalah

Cara penyajian data SMD


Ada 3 cara penyajian data, yaitu:
1. secara tekstular
Adalah penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat
2. secara tabular
Meupakan penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang
disusun menurut kategori-kategori tertentu dalam suatu daftar. Dalam
Label, disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya
angka, historis atau menurut kelas-kelas yang lazim
3. Secara grafikal
Adalah gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data berupa
angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan dari data
table yang telah dibuat

6. Hal hal Setiap petugas yang melaksanakan kegiatan hendaknya selalu


yang perlu di memperhatikan langkah langkah yang telah dibuat.
perhatikan
7. Unit terkait
8. Dokumen Penanggung jawab program dan pelayanan puskesmas serta
terkait pelaksana kegiatan program

9. Rekaman Tanggal
Historis Isi
No Yang diubah mulai di
Perubahan
berlakukan

PENGUKURAN BERAT BADAN BAYI


BALITA
No Dokumen :

SOP No Revisi :-
Tanggalterbit :
Halaman :

UPTD TTD DARMADI


PUSKESMAS NIP. 19721202 199303 1 011
SUKAMARA
1. Pengertian Pengukuran Berat Badan adalah serangkaian kegiatan penimbangan berat
badan dengan menggunakan alat timbang badan untuk mengetahui berat
badan Bayi Balita.
2. Tujuan Agar didapatkan hasil yang tepat dan akurat memberikan pelayanan
pengukuran berat badan BayiBalita.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Binamu Kota

4. Referensi Kegiatan Primer Puskemas Binamu Kota

5. Langkah- 1. PenimbanganBeratBadanMenggunakanDacin
langkah a. GantungkanDacin
b. Periksalahdacinapakahsudahkuatkemudiantarikbatangdacinkebawahkuat-
kuat.
c. Sebelumdipakailetakkanbandulgeserpadaangka 0
d. PasanglahSarungtimbang yang kosongpadadacin
e. Seimbangkandacin yang
sudahdibebanisarungtimbangandengancaramemasukkanpasirkedalamk
antongplastik
f. Anakditimbangdandiseimbangkandacin
g. TentukanBeratBadanBayiBalita, denganmembacaangka di
ujungbandulgeser.
h. CatatHasilPenimbangan di KMS danbuku SIP
i. GeserlahBandulkeAngkaNolSetelahBayiBalita di Turunkan
2. PenimbanganBeratBadanMenggunakanTimbanganInjak
a. Meletakkan timbangan di tempat yang terang dan datar
b. Memastikan jarum timbangan pada angka nol
c. Membuka/melepaskan sepatu, sandal atau benda-benda lain yang
dapat mempengaruhi pengukuran berat badan
d. Meminta Balita naik ke atas timbangan berdiri tegak tanpa
berpegangan pada
benda lain seperti dinding atau orang lain.
e. Membaca angka yang ditunjuk oleh jarum timbangan
f. CatatHasilPenimbangan di KMS danbuku SIP
g. Mempersilahkan Balita untuk turun dari timbangan dan memakai
sepatu atau
sandalnya kembali
6. Hal hal Setiap petugas yang melaksanakan kegiatan hendaknya selalu
yang perlu di memperhatikan langkah langkah yang telah dibuat.
perhatikan
7. Unit terkait - TenagaKesehatanPuskemas
- Kader Posyandu

8. Dokumen
terkait
9. Rekaman Tanggal mulai
Historis No Yang diubah Isi Perubahan
di berlakukan

Anda mungkin juga menyukai