Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS ALTMAN (Z-SCORE) SEBAGAI SALAH SATU CARA UNTUK

MENGUKUR POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN


(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI dan Perusahaan Manufaktur
yang Delisting dari BEI Periode 2012-2014)
Gilrita
Moch. Dzulkirom
M.G Wi Endang N.P
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
gilrita77@gmail.com

Abstrack

The prediction of bankruptcy is one way to prevent te bankruptcy. There is several way to predict the
bankcruptcy tat can be used by companys manaement, which is Zmijewski (X-Score), Ohlson (Y-Score), and
Altman (Z-Score). Prediction model tat commanly used in tis research is Altman (Z-Score) model. The goal
of tis research is to analyze te company finance performance if measured by usin Altman (Z-Score) analysis
and to know te sign of bankruptcy in company. This is descriptive reasearc usin quantitive approach and using
secondary data source from Bursa Efek Indonesia (BEI) or Indonesia Stock Exchange Market. The research
result show thar from 20 listing company that become the sample in this research, there are 3 company that
included in healthy company , one company that included in grey area, and five company that included in
bankrupt company during 3 years research period.

Keyword: Altman (Z-Score) Method, bankruptcy, listing, delisting, manufacture

Abstrak
Prediksi kebankrutan merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya suatu kebankrutan. Terdapat
beberapa model prediksi kebangkrutan yan dapat digunakan manajemen perusaaan untuk memprediksi
kebangkrutan, yaitu model Zmijewski (X-Score), Ohlson (Y-Score), dan Altman (Z-Score). Model prediksi
yan digunakan pada penelitian ini ialah model Altman (Z-Score). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menganalisis kinerja keuangan perusahaan apabila diukur menggunakan model analisa Altman (Z-Score) dan
untuk mengetahui tanda-tanda kebangkrutan pada suatu perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif denan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data sekunder yan berasal
dari website Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 perusahaan listing yang
menjadi sampel penelitian sebanyak 3 perusahaan masuk dalam kategori perusahaan yang sehat, 1 perusahaan
masuk dalam kategori perusaahaan rawan, dan sebanyak 5 perusahaan yang masuk dalam kategori berpotensi
mengalami kebangkrutan selama 3 tahun periode penelitian.
Kata kunci: Metode Altman (Z-Score), Kebangkrutan, Listing, Delisting, Manufaktur

PENDAHULUAN penurunan. Penurunan profit yang terjadi secara


Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terus-menerus akan merugikan perusahaan dan
orientasi utamanya ialah mendapatkan profit yang bahkan berakibat pada kebangkrutan perusahaan.
maksimal, namun untuk mencapai tujuan tersebut Perusahaan perlu melakukan analisis kinerja
perusahaan mengalami berbagai kendala baik itu terutama analisis yang berhubungan dengan
kendala yang berasal dari dalam maupun luar kebangkrutan untuk mendeteksi faktor-faktor
perusahaan. Manajemen perusahaan perlu kebangkrutan sejak awal. Keuntungan yang
menentukan strategi untuk mengatasi kendala dan didapat perusahaan apabila mengetahui faktor-
hambatan tersebut agar profit perusahaan faktor kebangkrutan adalah dapat melakukan
mengalami kenaikan dan tidak mengalami

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1Agustus2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
antisipasi yang bertujuan menghindari dan atau Pada penelitia ini peneliti akan meneliti 20
meminimalisir resiko kebangkrutan tersebut. perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Metode yang dapat digunakna untuk Indonesia pada periode 2012-2014 dan 2
mendeteksi tingkat kebangkrutan dan tanda-tanda perusahaan manufaktur yang delisting pada tahun
kebangkrutan suatu perusahaan adalah metode 2012 hingga tahun 2014. Berdasarkan latar
Altman (Z-Score). Metode Altman (Z-Score) belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
merupakan metode prediksi kebangkrutan yang mengangkat dan meneliti masalah ini dengan
mengacu pada rasio-rasio keuangan perusahaan. mangambil judul Analisis Altman (Z-Score)
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mengukur Potensi
Altman (1968) dengan menyusun suatu model Kebangkrutan Perusahaan (Studi pada Perusahaan
yang bertujuan untuk memprediksi kebangkrutan Manufaktur yang Listing di BEI dan Perusahaan
perusahaan dan dikenal dengan istilah Altmans Manufaktur yang Deliting dari BEI periode 2012-
Bankcruptcy Prediction Model (Z-Score) (Arifin, 2014)
2007:95).
Salah satu industri yang perlu menerapkan TINJAUAN PUSTAKA
metode prediksi kebangkrutan ini adalah Kebangkrutan
perusahaan yang masuk dalam kategori perusahaan Kebangkrutan atau kesulitan keuangan
manufaktur. Industri manufaktur Indonesia saat ini perusahaan merupakan kondisi yang dimulai ketika
mulai mengalami perlambatan baik itu dalam hal perusahaan tidak bisa memenuhi pembayaran atau
produksi, penjualan maupun ekspor. ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut akan segera tidak bisa
Tabel 1 Pertumbuhan Ekspor Perusahaan mmenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves
Manufaktur Periode 2012-2014 dalam Fachrudin (2008:2). Kebangkrutan mengacu
pada posisi kekayaan bersih dari suatu perusahaan,
atau putusan pengadilan yang mengarah dan
memutuskan apakah perusahaan tersebut akan di
Sumber: Data diolah, 2015
likuidasi atau reorganisasi.
Menurut Brigham dan Gapenski dalam
Berdasarkan tabel pertumbuhan ekspor tersebut
Fachrudin (2008:2-3) kebangkrutan terdiri dari
dapat diketahui bahwa ekspor perusahaan
beberapa jenis, yaitu economic failure, business
manufaktur mengalami pertumbuhan yang negatif
failure, technical insolvency,insolvency in
pada tahun 2012 dan tahun 2013 yang
bankrupty, dan legal bankruptcy.
menunjukkan bahwa terjadi penurunan ekspor pada
Menurut Lesmana dan Surjanto (2004:183-
tahun 2012 dan tahun 2013. Penurunan jumlah
184) sebuah perusahaan yang mengalami
ekspor dan penurunan pertumbuhan perusahaan
kebangkrutan atau kesulitan keuangan memiliki
manufaktur dapat disebabkan oleh beberapa faktor
tanda-tanda sebagai berikut:
penghambat. Faktor-faktor penghambat tersebut
1) Terjadinya penurunan secara signifikan
diantaranya penigkatan harga minyak dunia yang
terhadap penjualan dan pendapatan
memicu peningkatan harga bahan baku, harga
2) Laba atau arus kas dari operasional mengalami
bahan bakar industri dan biaya transportasi
penurunan
(www.budidarma.com). Faktor penghambat
3) Penurunan total aktiva
lainnya yaitu melemahnya nilai tukar rupiah
4) Terjadi penurunan secara signifikan terhadap
terhadap dollar Amerika yang berdampak pada
close price
besarnya harga bahan baku dan baku penolong
5) Kemungkinan gagal yang besar dalam
yang harus diimpor, naiknya tarif daya listrik,
industri, atau industri dengan resiko yang
naiknya upah buruh serta mahalnya biaya distribusi
tinggi
dan logistik (www.kemenperin.go.id). Banyaknya
6) Terjadi pemotongan deviden yang besar
produk impor dengan harga yang lebih murah juga
7) Young company
merupakan faktor penghambat karena akan
mempengaruhi produk manufaktur Indonesia dan Laporan Keuangan
dapat menyebabkan produk Indonesia kalah Laporan keuangan ialah hasil dari hasil
bersaing. Faktor-faktor penghambat tersebut harus refleksi dari sekian banyak transaksi yang
segera diatasi agar perusahaan dapat tumbuh dan berhubungan dengan finansial yang terjadi dalam
meningkatkan profitabilitasnya sehingga terhindar suatu perusahaan (Jumingan, 2011:4). Laporan
dari resiko kebangkrutan. keuangan dapat pula dikatakan sebagai suatu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1Agustus2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
rangkuman dari semua transaksi keuangan selama Metode dan Teknik Analisis
periode tahun buku tersebut yang berfungsi sebagai Metode dan teknik analisis ialah instrumen-
alat komunikasi antara aktivitas suatu perusahaan instrumen analisis yang berfungsi untuk
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan menentukan dan mengukur hubungan antara pos-
data atau perusahaan tersebut. pos keuangan yang ada dalam laporan dari
Tujuan disusunnya laporan keuangan ialah keuanagan agar dapat mengetahui perubahan-
untuk menunjukkan dan memberikan informasi- perubahan dari masing-masing pos bila
informasi yang berhubungan dengan keuangan diperbandingkan dengan laporan dari beberapa
suatu perusahaan seperti posisi keuangan, kinerja periode untuk satu perusahaan tertentu, atau
keuangan, dan perubahan arus kas entitas yang diperbandingkan dengan alat-alat pembanding
berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi lainnya (Munawir, 2007:36)
serta sebagai wujud pertanggungjawaban
manajemen terhadap kinerjanya pada suatu Metode Analisis Altman (Z-Score)
perusahaan. Model analisis Altman (Z-Score) merupakan
Bentuk-bentuk laporan keuanga terdiri : formula multivariate yang berfungsi ntuk
1) Neraca mengukur kesehatan keuangan perusahaan dan
Neraca merupakan bentuk laporan keuangan sebagai alat diagnostik yang kuat dalam
yang salah satu fungsinya yaitu untuk melihat meramalkan kemungkinan terjadinya
seberapa besar kekayaan (assets) perusahaan kebangkrutan pada sebuah perusahaan. Altman
dan berasal darimana sumber dana yang pada awalnya memasukkan 22 rasio keuangan ke
didapat perusahaan (liabilities, equity/owners dalam model penelitiannya, namun kemudian
capital) (Raharjaputra, 2011:6-7). Altman memfokuskannya pada 5 kategori yang
2) Laporan Rugi/Laba mewakili 4 rasio. Berikut adalah rumus dari model
Laporan rugi/laba ialah laporan yang Altman (Z-Score):
menggambarkan kinerja perusahaan pada Z=1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5
suatu periode tertentu (Raharjaputra, 2011:6- Sumber: Hanafi (2008:656)
7). Keterangan :
3) Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Dana Z = indeks kebangkrutan
Laporan sumber dana dan penggunaan dana X1 = modal kerja/total aktiva
ialah laporan yang menjelaskan tentang X2 = laba ditahan/total aktiva
darimana sumber dana perusahaan didapat dan X3 = laba sebelum bunga dan pajak/total aktiva
dialokasikan (Raharjaputra, 2011:6-7) X4 = nilai pasar saham biasa dan saham preferen/
nilai buku total hutang
Analisis laporan keuangan X5 = penjualan/total aktiva
Analisis laporan keuangan merupakan suatu
Perusahaan-perusahaan yang diteliti tersebut
proses pemeriksaan secara teliti tentang unsur- kemudian digolongkan menjadi 3 golongan yaitu
unsur dalam laporan keuangan dan hubungan antar perusahaan yang tidak bangkrut, perusahaan yang
unsur-unsur tersebut untuk mengetahui keadaan termasuk rawan dan perusahaan yang berpotensi
keuangan, hasil usaha, kemajuan perusahaan, serta bangkrut (Hanafi, 2008:657). Penggolongan ini
agar dapat memahami laporan keuangan dengan berdasarkan nilai Z yang merupakan indeks
baik. Analisis laporan keaungan dilakukan dengan keseluruhan dari fungsi multiple discriminant
tujuan-tujuan tertentu, diantaranya: analysis dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
1) Melakukan screening dalam pemilihan 1) Z-Score > 2,99 dikategorikan sebagai
alternatif antar investasi atau merger (Arifin, perusahaan yang sangat sehat sehingga dapat
2007:31) dikategorikan dalam perusahaan tidak
2) Sebagai alat peramalan kondisi keuangan bangkrut (Hanafi, 2008:657)
perusahaan di masa mendatang (Arifin, 2) 1,81 < Z-Score < 2,99 berada di daerah rawan
2007:31) dimana perusahaan tersebut tidak dapat
3) Sebagai alat pendeteksi adanya masalah- ditentukan apakah termasuk perusahaan yang
masalah yang terjadi baik dalam manajemen, bangkrut atau tidak (Hanafi, 2008:657)
keuangan, operasi dan masalah lain (Arifin, 3) Z-Score < 1,81 dikategorikan sebagai
2007:31) perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan
yang sangat besar dan beresiko bangkrut
(Hanafi, 2008:657)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1Agustus2015| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Analisis Rasio Altman (Z-Score) X4
Altman pada penelitiannya memfokuskan nilai pasar saham biasan dan preferen
pada 5 kategori yang mewakili 4 rasio keuangan =
nilai buku total hutang
yaitu rasio likuiditas, profitabilitas, Sumber: Hanafi (2008:656)
leverage/solvabilitas, dan kinerja. Kategori- Variabel X4 ini digunakan untuk
kategori tersebut yaitu: menggambarkan solvabilitas (leverage) yang
1) Modal kerja terhadap total aktiva (working berupa kemampuan finansial jangka panjang
capital to total assets)(X1) suatu perusahaan dan untuk mengetahui
Aktiva lancar Hutang lancar besarnya modal perusahaan yang digunakan
X1 =
Total aktiva untuk menanggung beban hutang.
Sumber: Hanafi (2008:656) 5) Penjualan terhadap total aktiva (sales to total
Variabel ini digunakan untuk mengukur assets)(X5)
kemampuan perusahaan dalam memenuhi Penjualan
kewajiban jangka pendeknya dan untuk X5 =
Total aktiva
mengukur tingkat likuiditas aktiva perusahaan. Sumber: Hanafi (2008:656)
Selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar
Variabel ini berfungsi untuk mengukur
merupakan modal kerja. Sebuah modal kerja
kemampuan manajemen dalam menggunakan
yang bernilai positif menunjukkan
aktiva untuk menghasilkan penjualan dan
kemampuan perusahaan untuk membayar
menggambarkan tingkat perputaran seluruh
tagihannya sedangkan apabila sebuah
aktiva perusahaan.
perusahaan memiliki modal yang bernilai
negatif maka perusahaan tersebut akan
METODE PENELITIAN
mengalami kesulitan dalam memenuhi
Jenis Penelitian
kewajibannya (Anjum, 2012).
Jenis penelitian yang digunakan dalam
2) Laba ditahan terhadap total aktiva (reained
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
eraning to total assets)(X2)
pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2010:11)
Laba ditahan
X2 = menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah
Total aktiva penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
Sumber: Hanafi (2008:656)
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
Variabel ini merupakan pengukuran membuat perbandingan atau menghubungkan
profitabilitas kumulatif atau laba ditahan dengan variabel yang lain.
perusahaan yang mencerminkan usia
perusahaan serta kekuatan pendapatan Lokasi Penelitian
perusahaan. Laba ditahan yang rendah Penelitian ini berlokasi di Galeri Bursa Efek
mungkin menunjukkan tahun bisnis yang Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
buruk atau pengurangan umur bagi perusahaan Universitas Brawijaya yang beralamatkan di Jalan
(Anjum, 2012). MT Haryono 163 Malang dan melalui akses
3) Laba sebelum bunga dan pajak terhadap total internet di www.idx.co.id yang merupakan web
aktiva (earning before interest and taxes to resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).
total assets)(X3)
Laba sebelum bunga dan pajak Fokus Penleitian
X3 = Fokus penelitian pada penelitian ini adalah :
Total aktiva 1) Metode prediksi kebangkrutan Altman (Z-
Sumber: Hanafi (2008:656)
Score). Metode Altman (Z-Score)
Variabel yang termasuk dalam rasio memfokuskan penelitiannya pada 5 kategori
profitabilitas ini memiliki fungsi untuk yang mewakili 4 rasio keuangan. Kategori-
mengukur kemampuan perusahaan dalam kategori tersebut yaitu:
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan a. Rasio likuiditas (modal kerja terhadap total
atau dapat dikatakan sebagai ukuran aktiva (X1))
produktivitas aset perusahaan. b. Rasio profitabilitas (laba ditahan terhadap
4) Nilai pasar saham biasa dan preferen terhadapi total aktiva (X2))
nilai hutang (market value of equity to book c. Rasio profitabilitas (laba sebelum bunga
value of total liabilities)(X4) dan pajak terhadap total aktiva (X3))

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1Agustus2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
d. Rasio leverage/solvabilitas (nilai pasar diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini
saham biasa dan saham preferen terhadap secara tidak langsung diperoleh peneliti dari
nilai buku total hutang (X4)) internet, penelitian terdahulu dan laporan keuangan
e. Rasio kinerja (penjualan terhadap total perusahaan manufaktur periode 2012-2014 yang
aktiva (X5)) telah dipublikasikan di situs resmi Bursa Efek
2) Tanda-tanda kebangkrutan perusahaan Indonesia (www.idx.co.id) dan dari Galeri Bursa
manufaktur yang listing di BEI dan delisting Efek Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis
dari BEI pada periode 2012-2014 Universitas Brawijaya.
Populasi dan Sampel Teknik Pengumpulan Data
1) Populasi Teknik pengumpulan data yang digunakan
Populasi yang digunakna dalam penelitian ini pada penlitian ini ialah teknik dokumentasi. Teknik
adalah seluruh perusahaan manufaktur yang pengumpulan data dokumentasi merupakan
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pengambilan data yang diperoleh melalui
periode 2012-2014 serta perusahaan yang dokumen-dokumen (Usman dan Akbar, 2014:69).
delisting dari Burasa Efek Indonesia (BEI) teknik dokumentasi ini digunakan karena sumber
pada tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu data pada penelitian ini berupa laporan keuangan
sebanyak 153 perusahaan. perusahaan.
2) Sampel Teknik Analisis Data
Teknik pengambilan sampel pada penelitian Langkah-langkah yang dilakukan pada analisis ini
ini ialah teknik purposive sampling. Purposive meliputi:
sampling ialah suatu metode pengumpulan 1) Melakukan perhitungan pada rasio-rasio
informasi berdasarkan sasaran-sasaran sampel perusahaan yang sesuai dengan variabel-
tertentu yang disengaja oleh peneliti, ini variabel dalam model Altman (Z-Score).
dilakukan karena hanya sampel-sampel 2) Menghitung Z-Score perusahaan
tertentu saja yang mewakili (Zulganief, menggunakan persamaan model Altman (Z-
2008:146). Kriteria sampling pada penelitian Score).
ini adalah sebagai berikut 3) Mengkalsifikasikan kondisi perusahaan
Tabel 2 Kriteria Sampel yang akan Diteliti berdasarkan titik cut off yang telah ditentukan
4) Membandingkan hasil penerapan model
No Listing Delisting Altman (Z-Score) pada perusahaan listing dan
1 Perusahaan manufaktur yang Perusahaan manufaktur
telah mempublikasikan laporan yang delisting pada tahun penerapan pada perusahaan delisting yang
keuangan yang lengkap dan 2012 hingga tahun 2014 di menjadi sampel penelitian
telah di audit pada periode 31 Bursa Efek Indonesia
Desember 2012 sampai 31 5) Membuat kesimpulan mengenai kinerja
Desember 2014 keuangan perusahaan dan prediksi
2 Laporan keuangan perusahaan Perusahaan yang delisting
pada periode 31 Desember dengan sebab keraguan kebangkrutan berdasarkan hasil analisis data
2012 sampai 31 Desember going concern bukan yang ada.
2014 menggunakan rupiah karena voluntary atau
sebagai satuan mata uangnya. merger HASIL DAN PEMBAHASAN
3 Perusahaan yang tidak Perusahaan yang
memiliki laba bersih dan mempublikasikan laporan Perhitungan X1 (Modal kerja terhadap total
mengalami kerugian sekurang- keuangannya 3 tahun aktiva)
kurangnya saru periode laporan sebelum mengalami
keuangan selama periode delisting. Variabel ini menunjukkan tingkat likuiditas
penelitian (2012-2014) perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam
Sumber: data diolah, 2015 memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Terdapat
Berdasarkan kriteria sampel pada tabel 2, 2 perusahaan listing yang memiliki X1 bernilai
maka perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel negatif selama periode 2012-2014, perusahaan
pada penlitian ini berjumlah 22 perusahaan, dimana tersebut yaitu PT Panasia Indo Resources, Tbk dan
20 perusahaan merupakan perusahaan listing dan 2 PT Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. Variabel
perusahaan merupakan perusahaan delisting. X1 yang bernilai negatif ini menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mampu untuk memenuhi
Jenis Data dan Sumber Data
kewajiban jangka pendeknya dan memiliki tingkat
Penelitian ini menggunakan jenis data
likuiditas yang rendah. X1 yang bernilai negatif ini
sekunder. Data sekunder digunakan karena pada
terjadi karena jumlah hutang lancar perusahaan
penelitian ini sumber data yang digunakan berupa
lebih besar daripada aktiva lancar yang dimiliki
laporan-laporan keuangan perusahaan yang akan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1Agustus2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perusahaan. Perusahaan-perusahaan listing yang langgeng Makmur Industri, Tbk. Perusahaan
memiliki nilai X1 yang positif selama periode 2012- delisting yang selalu memiliki X1 yang bernilai
2014 berjumlah 12 perusahaan. Nilai yang positif negatif atau rendah selama periode penelitian
ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki adalah PT Surya Intrindo Makmur, Tbk.
kemampuan untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya. Perusahaan delisting sebagian besar Perhitungan X4 (Nilai pasar saham biasa dan
memiliki X1 yang bernilai negatif yang saham preferen terhadap nilai buku total
menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu hutang)
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. X4 berfungsi untuk menggambarkan
solvabilitas (leverage) perusahaan yang berupa
Perhitungan X2 (laba ditahan terhadap total kemampuan finansial jangka panjang perusahaan
aktiva) dan untuk mengetahui besarnya modal perusahaan
Variabel yang tergolong dalam rasio yang digunakna untuk menanggung beban hutang.
profitabilitas ini berfungsi untuk menggambarkan Nilai X4 milik seluruh perusahaan listing yang
pengukuran laba ditahan perusahaan yang menjadi sampel penelitian menunjukkan nilai yang
mencerminkan usia perusahaan serta kekuatan positif selama periode 2012-2014 sehingga dapat
pendapatan perusahaan. Laba ditahan dan X2 yang diketahui bahwa perusahaan memiliki kemampuan
rendah menunjukkan bahwa perusahaan sedang finansial jangka panjang yang baik.
dalam tahun bisnis yang buruk. Perusahaan yang
berada dalam tahun bisnis yang buruk yaitu 1)PT Perhitungan X5 (penjualan terhadap total
Intikeramik Alamasri Industri, Tbk; 2)PT Alaska aktiva)
Industrindo, Tbk; 3)PT Jakarta Kyoei Steel Works, Variabel X5 ini digunakan untuk mengukur
Tbk; dan 4)PT Alam Karya Unggul, Tbk karena kemampuan manajemen dalam menggunkan aktiva
perusahaan-perusahaan tersebut memiliki X2 yang untuk menghasilkan penjualan dan
bernilai negatif selama tahun 2012 hingga tahun menggambarkan tingkat perputaran seluruh aktiva
2014. X2 milik perusahaan-perusahaan delisting perusahaan. X5 yang bernilai positif merupakan
menunjukkan nilai yang negatif sehingga salah satu tanda bahwa perusahaan memiliki
menggambarkan bahwa perusahaan-perusahaan kemampuan yang baik dalam menggunakan aktiva
deliting berada dalam tahun bisnis yang buruk. untuk menghasilkan penjualan dan memiliki
tingkat perputaran aktiva yang tinggi.
Perhitungan X3 (EBIT terhadap total aktiva) Semua perusahaan listing yang menjadi objek
Variabel ini berfungsi untuk mengukur penelitian memiliki nilai X5 yang bernilai positif
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama tahun 2012 hingga tahun 2014 sehingga
dari aktiva yang digunakan, sehingga dapat disebut dapat diketahui bahwa manajemen perusahaan-
sebagai ukuran produktivitas aset perusahaan. X3 perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang
yang bernilai negatif menunjukkan bahwa baik dalam menggunakan aktiva untuk
perusahaan memiliki kemampuan yang rendah menghasilkan penjualan dan memiliki tingkat
dalam menghasilkan laba dari aktivanya. perputaran aktiva yang baik.
Perusahaan dengan kemampuan menghasilkan laba
yang rendah selama periode 2012-2014 ialah PT Perhitungan Z-Score pada Perusahaan
Jakarta Kyoei Steek Works, Tbk; karena memiliki Manufaktur yang Listing
X3nya selalu bernilai negatif, sedangkan Tabel 3 Z-Score Perusahaan Manufaktur yang
perusahaan dengan X3 yang selalu bernilai positif Listing
Nilai Z-Score
No Nama Perusahaan
selama periode 2012-2014 adalah 1)PT 2012 2013 2014
1 PT Intikeramik Alamasri
Intikeramaik Alamasri Industri, Tbk; 2)PT Alaska Industri, Tbk
0,09366 0,27171 0,16887
2 PT Alaska Industrindo, Tbk 6,94513 5,27082 5,84506
Industrindo, Tbk; 3)PT Saracentral Bajatama, Tbk; 3 PT Saracentral Bajatama, Tbk 2,62186 2,87128 1,63915
4)PT Berlina, Tbk; 5)PT Sekawan Intipratama, 4 PT Jakarta Kyoei Steel Works,
0,37809 0,13684 0,12004
Tbk
Tbk; 6) PT Yanaprima Hastapersada, Tbk; 7) PT 5 PT Alam Karya Unggul, Tbk -3,09912 -0,19763 0,12485
Malindo Feedmill, Tbk; 8)PT Suparma, Tbk; 9)PT 6
7
PT Berlina, Tbk
PT Sekawan Intipratama, Tbk
2,85831
2,49859
1,71570
1,57581
2,09741
0,82898
Indomobil Sukses International, Tbk; 10)PT 8 PT Yanaprima Hastapersada,
3,66604 1,87666 3,27006
Tbk
Sunson Textile Manufacturer, Tbk; 11)PT 9 PT Malindo Feedmill, Tbk 5,71165 5,94221 2,82577
primariondo Asia Infrastructure, Tbk; 12)PT 10 PT Kertas Basuki Rachmat
Indonesia, Tbk
8,97327 2,77836 0,52731
Bentoel International Investama, Tbk; 13)PT 11 PT Suparma, Tbk 1,84562 1,60546 1,71271
12 PT Indomobil Sukses
Indofarma (persero), Tbk; 14)PT Schering Plough International, Tbk
2,57961 1,97117 1,73139

Indonesia, Tbk; 15)Mustika Ratu, Tbk; dan 16)PT

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1Agustus2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
13 PT Panasia Indo Resources,
Tbk
1,65419 0,08467 0,17243 perusahaan juga mengalami penurunan pada tahun
14 PT Sunson Textile
1,13379 1,06512 0,78081 2012 hingga tahun 2014, selain itu perusahaan
Manufactrer, Tbk
15 PT Primarindo Asia
3,57002 3,37693 4,94989
tidak memiliki laba bersih dan bahkan mengalami
Infrastructure, Tbk
16 PT Bentoel International
kerugian selama periode 2012-2014. Tidak adanya
3,29274 2,41200 1,20049
Investama, Tbk laba dan kerugian yang terjadi selama 3 tahun
17 PT Indofarma (Persero), Tbk 2,89818 2,28973 2,56700
18 PT Schering Plough Indonesia, berturut-turut juga dialami PT Jakarta Kyoei Steel
2,25456 2,33623 1,60785
Tbk
19 PT Mustika Ratu, Tbk 6,21080 5,70881 4,61851
Works, Tbk; PT Alam Karya Unggul, Tbk; dan PT
20 PT Langgeng makmur Industri,
1,29601 1,33068 1,10788
Sunson Textile Manufacturer, Tbk.
Tbk
Penurunan jumlah penjualan terjadi pada tahun
Sumber: Data diolah, 2015
Keterangan: 2014 yang dialami ooleh PT Jakarta Kyoei Steel
Sehat Rawan Bangkrut
Works, Tbk; PT Alam Karya Ungul, Tbk PT
Berdasarkan tabel Z-Score tersebut dapat diketahui Sunson Textile Menufacturer, Tbk dan PT
bahwa nilai Z yang dimiliki perusahaan- Langgeng Makmur Industri, Tbk. Total aktiva
perusahaan listing menunjukkan bahwa hampir milik perusahaan-perusahaan yang tergolong
seluruh perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam kategori perusahaan yang berpotensi
tersebut tergolong dalam perusahaan yang rawan mengalami kebangkrutan juga mengalami
dan perusahaan yang berpotensi mengalami penurunan terutama pada PT Jakarta Kyoei Steel
kebangkrutan dan hanya 7 perusahaan saja yang Works, Tbk pada tahun 2013, PT Sunson Textile
pernah tergolong dalam perusahaan yang sehat. Manufacturer, Tbk pada tahun 2013 dan PT
Nilai Z terbesar adalah sebesar 8,97327 yaitu milik Langgeng Makmur Industri, Tbk pada tahun 2014.
PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk pada Penurunan close price setiap tahunnya selama
tahun 2012 dan nilai terendah adalah milik PT periode 2012-2014 dialami oleh PT Intikeramik
Alam Karya Unggul, Tbk pada tahun 2012 dengan Alamasri Industri, Tbk; PT Jakarta Kyoei Steel
nilai Z sebesar -3,09912. Perusahaan-perusahaan Works, Tbk; PT Suparma, Tbk; PT Panasia Indo
yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan Resources, Tbk dan PT Langgeng Makmur
yang selama periode 2012-2014 pernah tidak Industri. Faktor-faktor tersebut merupakan salah
memiliki laba bersih perusahaan dan satu tanda dan penyebab Z-Score perusahaan
mengalamikerugian, hal ini untuk membuktikan bernilai <1,81 dan menggolongkan perusahaan
pernyataan Lesmana dan Surjanto (2004:183-184) dalam ketegori bangkrut.
yang menyatakan bahwa tanda-tanda suatu Perusahaan yang tergolong dalam perusahaan
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yang sehat selama 3 tahun berturut-trut adalah PT
dan menuju kebangkrutan adalah sebagai berikut: Alaska Industrindo, Tbk dan PT Mustika Ratu, Tbk
1) Terjadinye penurunan secara signifikan dan menjadikan perusahaan-perusahaan tersebut
terhadap penjualan dan pendapaatn sebagai perusahaan tersehat.
perusahaan Perhitungan Z-Score pada Perusahaan
2) Laba dan atau arus kas dari operasi mengalami Manufaktur yang Delisting
penurunan Tabel 4 Z-Score Perusahaan Manufaktur yang
3) Penurunan total aktiva Delisting
4) Terjadi penurunan secara signifikan terhadap Nama Nilai Z-Score
No
harga pasr saham (close price) Perusahaan 2009 2010 2011 2012
5) Kemampuan gagal yang besar dalam indutri, 1 PT Surabaya - 0,09345 2,06283 1,08563
Agung Industri
atau industri dengan resiko yang tinggi Pulp dan
Kertas, Tbk
6) Terjadi pemotongan yang besar dalam deviden 2 PT Surya -,090014 -,91301 -2,07154 -
7) Young company Industrindo
Makmur, Tbk
Terdapat 6 perusahaan yang termasuk dalam Sumber: Data diolah, 2015
kategori perusahaan yang berpotensi mengalami Keterangan: Sehat Rawan Bangkrut
kebangkrutan selama 3 tahun berturut-turut, yaitu
1)PT Intikeramik Alamasri Industrindo, Tbk; 2)PT Tabel 4 menunjukkan bahwa PT Surabaya Agung
Jakarta Kyoei Steel Works, Tbk; 3)PT Alam Karya Industri Pulp dan Kertas, Tbk pada tahun 2010 dan
Unggul, Tbk; 4)PT Panasia Indo Resources, Tbk; tahun 2012 masuk dalam kategori perusahaan yang
5)PT Sunson Textile Manufacturer, Tbk; dan 6)PT nagkrut sedangkan pada tahun 2011 perusahaan
Langgeng Makmur Industri, Tbk. PT Intikeramik masuk dalam kategori perusahaan rawan,
Alamasri, Tbk mengalami penurunan jumlah pada sementara itu PT Surya Intrindo Makmur, tbk
total aktiva pada tahun 2013, close price

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1Agustus2015| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
masuk dalam kategori perusahaan yang bangkrut Faktor-faktor tersebut mendukung tanda-tanda
ada tahun 2009-2011 apabila ditinjau dari Z-Score sebuah perusahaan yang mengalami kesulitan
perusahaan. Hasil Z-Scor tersebut merupakan salah keuangan dan berpotensi mengalami
satu tanda yang menunjukkan bahwa perusahaan kebangkrutan yang dinyatakan oleh Lesmana
dalam kondisi keuangan yang kurang baik dan Surjanto (2004:183-184) seperti yang
sehingga BEI melakukan delisting. dijelaskan pada bab II.
Penjualan dan total aktiva milik PT Surabaya 2) Perusahaan delisting yang menjadi objek
Agung Industri Pulp dan Kertas, Tbk mengalami penelitian, yaitu PT Surabaya Agung Industri
penurunan setiap tahunnya selama periode 2010- Pulp dan Kertas, Tbk pada tahun 2010 dan
2012. PT Surabaya Industri Pulp dan Kertas, Tbk tahun 2012 mesuk dalam kategori perusahaan
pada tahun 2010 dan tahun 2012 tidak yang berpotensi mengalami kebangkrutan
mendapatkan laba bersih dan bahkan mengalami sedangkan pada tahun 2011 masuk dalam
kerugian. PT Surya Industrindo Makmur, Tbk juga kategori rawan. PT Surya Agung Industri Pulp
mengalami penurunan total aktiva selama periode dan Kertas, Tbk masuk dalam kategori
2009-2011, penurunan penjualan pada tahun 2010, perusahaan yang berpotensi mengalami
selain itu perusahaan juga tidak memiliki laba kebangkrutan disebabkan oleh beberapa
bersih selama periode 2009-2011 dan bahkan faktor, diantaranya; penurunan jumlah aktiva,
mengalalami kerugian. Faktor-faktor tersebut tidak adanya laba ditahan, dan kerugian yang
merupakan tanda-tanda bahwa kedua perusahaan dialami perusahaan. PT Surya Industrindo
mengalami kesulitan keuangan dan berpotensi Makmur, Tbk selalu tergolong dalam
mengalami kebangkrutan. perusahaan yang berpotensi mengalami
kebangkrutan selama periode penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN dengan Z-Score yang bernilai negatif dan
Kesimpulan merupakan nilai Z terkecil diantara perusahaan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan
dilakukan peneliti pada bab IV, maka kesimpulan hasil perhitungan menggunakan analisis
yang dapat diambil peneliti terkait hasil analisis Altman (Z-Score) tersebut dapat diketahui
prediksi kebangkrutan menggunakan metode bahwa perusahaan-perusahaan tersebut
Altman (Z-Score) yaitu: memiliki kondisi keuangan yang buruk
1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sehingga BEI harus melakukan delisting pada
seluruh perusahaan manufaktur yang listing perusahaan tersebut.
dan menjadi sampel penlitian, sebanyak 3
perusahaan masuk dalam kategori perusahaan Saran
yang sehat selama 3 tahun berturut-turut dan 1) Bagi perusahaan yang masuk dalam kategori
terdapat 6 perusahaan yang masuk dalam sehat sebaiknya memeriksa secar berkala
kategori berpotensi mengalami kebangkrutan kondisi keuangan dan rasio keuangan
selama 3 tahun berturut-turut. PT Alaska perusahaan. Tujuan memeriksa kondisi
Industrindo, Tbk; PT Primarindo Asia keuangan perusahaan adalah selain
Infrastructure, Tbk; dan PT Mustika Ratu, Tbk mengetahui kondisi keuanagan perusahaan
merupakan perusahaan yang tergolong dalam juga untuk mengetahui lebih awal apabila
kategori sehat selama tahun periode penelitian terjadi masalah keuangan pada perusahaan
sedangkan perusahaan yang masuk dalam sehingga manajemen perusahaan dapat
kategori berpotensi mengalami kebangkrutan menentukan kebijakan dan solusi dari
selama tahun periode penelitian adalah 1) PT permasalahan yang terjadi.
Intikeramik Alamasri Industri, Tbk; 2) PT 2) Bagi perusahaan yang tergolong dalam
Jakarta Kyoei Steel Works, Tbk; 3) PT Alam perusahaan reawan, sebaiknya pihak
Karya Unggul, Tbk; 4) PT Panasia Indo manajemen perusahaan membuat sebuah
Resources, Tbk; 5) PT Sunson Textile kebijakan dan solusi untuk meminimalisir dan
Manufacturer, Tbk; dan 6) PT Langgeng memperbaiki resiko yang ditimbulkan akibat
Makmur Industri, Tbk. PT Alam Karya kinerja keuangan yang tidak baik. Solusi yang
Unggul, Tbk pada tahun 2012 mempunyai Z- dapat dilakukan perusahaan salah satunya
Score paling kecil diantara objek penelitian adalah dengan cara menekan biaya-biaya
lainnya, hal ini disebabkan beberapa faktor, operasional dan meningkatkan jumlah
seperti: penurunan EBIT dan penurunan laba. penjualan agar pendapatan perusahaan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1Agustus2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
mengalami peningkatan, selain itu sebaiknya Retno. 2011. Industri Manufaktur butu Proteksi.
perusahaan melakukan inovasi baik dalam Diakses pada 29 September 2014 dari
produk maupun pemasarannya agar dapat http://www.budidarma.co/2011/06/industri-
memenangkan persaiangan pasar sehingga manufaktur-butu-proteksi.html
akan meningkatkan pendapatan dan akan Hanafi, M. Mamdu. 2008. Manajemen Keuangan
berdampak pada close price perusahaan. ed 1. Yogyakarta: BPFE
3) Bagi perusahaan yang masuk dalam kategori
perusahaan yang bangkrut solusi yang dapat Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan.
dilakukan adalah dengan melakukan Jakarta: Bumi Aksara
penggabungan usaha atau merger dengan Lesmana, Rico dan Surjanto, Rudi. 2004. Financial
perusahaan lain. Performance Analyzing. Jakarta: PT Gramedia
DAFTAR PUSTAKA Munawir, S. 2007. Analisa laporan Keuangan. Ed
Anjum, Sanobar. 2012. Business Bankcruptcy 4. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Prediction Models: A Significant Study of the
Raharjaputra, H.S. 2011. Manajemen Keuanan dan
Altmans Z-Score Model. Asian Journal Of
Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan.
Management research vol 3 Issue 1
Jakarta: Salemba Empat
Arifin, Joar. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kunatitatif dan
Perusahaan. Jakarta: Elex Media Komputindo
R&D. Bandung: Alfabeta
Fachrudin, Khaira Amalia. 2008. Kesulitan
Usman dan Akbar. 2014. Metodologi Penelitian
Keuanan Perusahaan dan Personal. Medan:
Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
USU Press
.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 1Agustus2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai