Anda di halaman 1dari 3

SOP TRIASE UGD

Pengertian Memilah dan menentukan derajat kegawatan pasien


Tujuan Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan
medik
pasien
Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas NO 01/SK/PUSK/1/2015
tentang penunjukan penanggung jawab UGD
2. Mendahulukan pasien yang lebih gawat bukan yang
datang dahulu

1. Pasien datang diterima petugas/ paramedis UGD


2. in form concern ( penandatanganan persetujuan
tindakan)oleh keluarga pasien
3. di ruang triase dilakukan anamnesa dan pemeriksaan
singkat dan cepat( selintas) untuk menentukan derajat
kegawatan nya oleh para medis yang terlatih/dokter
4. Pasien dibedakan menurut kegawatan nya dengan
memberi kode warna :
- segera-immediate (I) MERAH : pasien
mengalami cedra mengancam jiwa yang
kemungkinan besar dapat hidup bila di tolong
segera. Misalnnya : Tension
pneumotorax,distress pernafasan ( RR < 30x
per menit ) perdarahan intra serebral,Asma
Bronchial,Stoke,Apendicitis akut,Infac
miocard Akut dsb
- Tunda-delayed (II)-KUNING : Pasien
memerlukan tindakan definitif tetapi tidak ada
ancaman jiwa segera. Misalnya : perdarahan
laserasi terkontrol,luka bakar <
25%,tiphoid,DM,Hipertensi dsb
- Minimal (III) HIJAU :pasien mendapat cedra
minimal dapat berjalan dan menolong diri
sendiri atau mencari pertolongan.misalnya :
laserasi minor,memar dan lecet,luka bakar
superfisial
- Expextant (0)-HITAM :pasien mengalami
cedra mematikan dan akan meninggal meski
mendapatkan pertolongan. Misalnya:luka bakar
derajat 3 hampir di seluruh tubuh,kerusakan
organ vital dsb
5. Pasien/ korban mendapatkan prioritas pelayanan
dengan urutan warna : merah,Kuning ,hijau hitam
6. Pasien /korban kategori triase merah dapat langsung
diberikan pengobatan di ruang tindakan UGD.tapi bila
memerlukan tindakan medis lebih lanjut,pasien dapat
di pindahkan ke ruangan rawat inap atau di rujuk ke
Rumah Sakit.
7. Pasien/korban dengan kategori triase kuning yang
memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat di
pindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran
setelah pasien dengan kategori triase Merah selesai
ditangani
8. Paien/korban dengan kategori triase hijau dapat di
pindahkan ke frawat jalan,atau bila sudah
memungkinkan untuk dipulangkan,maka pasien dapat
di perbolehkan untuk pulang
9. Pasien/korban kategori triase hitam dapat langsung di
pindahkan ke kamar jenazah

Unit terkait Poliklinik,ruang perawatan


Hal-hal yang Time Saving is life saving
perlu di
perhatikan

SOP RUJUKAN PASIEN EMERGENCY

Pengertian Pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas kasus


Gawat Darurat kepada yang lebih berwenang dan kompeten
Referensi PERMENKES No.1 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Prosedur Prosedur klinis :
1. Melakukan anamnesis,pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan
diagnosis utama dan diagnosis banding
2. Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus
berdasarkan standar operasional prosedur (SOP )
3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan
memastikan bahwa unit pelayanan tujuan dapat
menerima pasien
4. untuk pasien gawat darurat harus di dampingi tenaga
kesehatan yang kompeten di bidangnya dan
mengetahui kondisi pasien
5. Pasien (pada poin 4) diantar dengan kendaraan
ambulans dan di serahterimakan oleh petugas,agar
petugas dan kendaraan pengantar tetap menungggu
sampai pasien di IGD mendapat kepastian
pelayanan,apakah akan dirujuk atau ditangani di
fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
6. Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi
tertentu ( subspesialis) pemberi pelayanan kesehatan
tingkat pertama ( Puskesmas,Dokter Praktek,Bidan
Praktek,Klinik)Dapat merujuk langsung ke Rumah
Sakit rujukan yang memiliki kompetensi tersebut.

Prosedur administratif
1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis
2. membuat rekam medis pasien
3. Menjelaskan /memberikan imfomed consernt
(persetujuan/penolakan tindakan rujukan)
4. Membuat surat rujukan pasien rangkap 3,lembar
pertama di kirim ke tempat rujukan bersama pasien
yang bersangkutan.lembar kedua untuk surat rujukan
balik ke puskesmas,lembar ketiga untuk arsip pasien
5. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan
pasien
6. Menyiapkan sarana transportasi
7. Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan
menggunakan sarana komunikasi dan menjelaskan
kondisi pasien
8. Pengiriman dan penyerahan pasien di sertai surat
rujukan ke tempat rujukan yang di tuju

Anda mungkin juga menyukai