Anda di halaman 1dari 2

1.

3 Fungsi Kapiler

-Sebagai tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan


(Fisiologi Sherwood)

-Sebagai penghubung arteriol dan venula (Dorland)

1.4 Mekanisme Sirkulasi Kapiler Darah

Pertukaran darah dan jaringan disekitarnya melalui dinding kapiler


berlangsung melalui Difusi Pasif dan Bulk Flow:

1. Difusi Pasif
Di dinding kapiler tidak terdapat sistem transportasi, maka dari itu zat-
zat terlarut berpindah melalui proses difusi yang menuruni gradien
konsentrasi mereka. Proses homeostatik ini dilakukan secara terus
menerus menambahkan nutrien dan O2. Serta mengeluarkan CO2 dan
zat-zat sisa sewaktu darah melewati organ-organ. Karena dinding
kapiler tidak membatasi lewatnya konstituen apapun kecuali protein
plasma tingkat pertukaran untuk setiap zat terlarut secara independen
ditentukan oleh gradien konsentrasi antara darah dan jaringan. Difusi
ini dilakukan sampai tidak ada perbedaan konsentrasi.
2. Bulk Flow
Suatu volume cairan bebas protein sebenarnya tersaring keluar kapiler
bercampur dengan cairan interstisium dan kemudian direabsorbsi
proses ini disebut Bulk Flow. Dinding kapiler berfungsi sebagai ayakan,
dengan cairan bergerak melalui pori-porinya yang terisi air. Apabila
tekanan di dalam kapiler melebihi tekanan di luar, cairan terdorong ke
luar melalui pori-pori tersebut dikenal sebagai ultrafiltrasi. Sebagian
besar protein plasma tertahan di bagian dalam selama proses ini
karena efek filtrasi pori, meskipun beberapa tetap lolos. Ketika tekanan
yang mengarah ke dalam melebihi keluar kapiler, terjadi perpindahan
neto cairan masuk dari cairan interstisium ke dalam kapiler melalui
pori, suatu proses yang dikenal sebagai reabsorbsi.

2.1 Aspek Fisiologi

Keseimbangan cairan dipertahankan dengan mengatur volume dan


osmolaritas cairan ekstrasel. Bila terjadi peningkatan volume dalam
jumlah besar akan timbul mekanisme koreksi yang serupa dengan
pengaturan volume dan tekanan darah.
Bila intake air terlalu banyak akan segera dikeluarkan dengan
mengurangi sekresi ADH dari hipofisis posterior, yang mengurangi
reabsorbsi air di tubulus distal dan duktus koligentes nefron ginjal.
Peningkatan volume plasma akan diikuti oleh berkurangnya venous retum
yang akan meregang dinding atrium.
Pada keadaan dehidrasi, tubuh berusaha menghambat pengeluaran air
berkelanjutan dengan cara meningkatkan sekresi ADH, yang selanjutnya
akan meningkatkan reabsorbsi air di ginjal. Bersamaan dengan peristiwa
tersebut, timbul rasa haus kemudian akan minum agar dehidrasi teratasi.
Pada saat terjadi penurunan volume cairan ekstraseluler, tekanan
darah akan berkurang. Hal ini menimbulkan rangsangan pada system
renin-angiotensin sehingga timbul respons berupa pengurangan produksi
urin, rangsangan haus yang disertai meningkatnya pemasukan cairan
yang selanjutnya akan meningkatkan volume cairan ekstraseluler.
Mekanisme homeostasis air dan elektrolit bertujuan untuk
mempertahankan volume dan osmolaritas cairan ekstraseluler dalam
batas normal, dengan mengatur keseimbangan antara absorbsi diet
(makan dan minum) dan eksresi ginjal yang melibatkan juga sistem
hormonal.

Sumber:
Kamus Dorland
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai