Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

1. Pengertian Sistem Pemerintahan


Sistem berasal dari bahasa inggris system berarti suatu keseluruhan yang
terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional.
Sedangkan pemerintahan awalnya berasal dari kata pemerintah. Pemerintah
merupakan alat negara yang dapat menetapkan aturan serta memiliki
kekuatan untuk memerintah.
Pemerintahan dalam arti luas adalah lembaga-lembaga Negara yang
menjalankan segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif,
legislatif maupun yudikatif dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan
negara. Sedang dalam arti sempit, pemerintahan adalah perbuatan
memerintah yang dilakukan lembaga eksekutif beserta jajarannya dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.
Sistem pemerintahan diartikan sebagai tatanan yang terdiri dari komponen
pemerintahan yang saling mempengaruhi dalam pencapaian tujuan dan
fungsi pemerintahan. Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Kekuasaan Eksekutif yang berarti
kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan menjalankan
pemerintahan, kekuasaan Legislatif yang berati kekuasaan membentuk
undang-undang, dan Kekuasaan Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili
terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen tersebut
secara garis besar meliputi lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat,


menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan
sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam
waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal
dari rakyatnya itu sendiri.

2. Pengelompokkan Sistem Pemerintahan


Sistem Pemerintahan Presidensial

Sistem pemerintahan presidential merupakan sistem pemerintahan di mana


kepala pemerintahan dan kepala negara dipegang oleh presiden dan
pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri
bertanggung jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai
kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Beberapa negara yang
menganut sistem pemerintahan presidensial diantaranya Amerika Serikat,
Pakistan, Argentina, Filiphina, termasuk Indonesia.

Ciri pemerintahan Presidensial:

- Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip pemisahan


kekuasaan.

- Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan


Legislatif.

- Kabinet bertanggung jawab kepada presiden.

- Eksekutif dipilih melalui pemilu.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

- Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung


pada parlemen.

- Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Indonesia adalah lima tahun.
- Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka
waktu masa jabatannya.

- Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif


karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :

- Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga


dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

- Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

- Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-


menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan
tidak tegas dan memakan waktu yang lama.

Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem pemerintahan parlementer merupakan suatu sistem pemerintahan di


mana pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam
sistem pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan
mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif.
Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen.
Beberapa negara yang menggunakan sistem pemerintahan ini diantaranya
kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, serta Malaysia.

Ciri Pemerintahan Parlementer:

- Pemerintahan Parlementer didasarkan pada prinsip pembagian


kekuasaan.

- Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan antara legislatif


dengan eksekutif, dan antara presiden dan kabinet.

- Eksekutif dipilih oleh kepala pemerintahan dengan persetujuan


legislatif.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:


- Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena
kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

- Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public


jelas.

- Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga


kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :

- Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas


dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.

- Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias


ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu
kabinet dapat bubar.

- Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para


anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas.
Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet
dapat mengusai parlemen.

- Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.


Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi
bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif


memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak
berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan
parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah.

Sistem Pemerintahan Campuran


Sistem pemerintahan campuran ini merupakan kombinasi/campuran dari
sistem pemerintahan presidensial dan parlementer. Mengapa demikian? Ini
ditandai dengan adanya presiden sebagai kepala negara dan perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan.Contoh Negara yang menggunakan
sistem pemerintahan campuran yaitu Perancis.

3. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia


Tahun 1945 1949

Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD 45 antara lain:

1. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu


presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut
menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.
2. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi
kabinet parlementer berdasarkan usul BP KNIP.
Tahun 1949 1950

Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu


adalah system parlementer kabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem
Pemerintahan yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan kabinet
parlementer murni karena dalam sistem parlementer murni, parlemen
mempunyai kedudukan yang sangat menentukan terhadap kekuasaan
pemerintah.

Tahun 1950 1959

Landasannya adalah UUD 50 pengganti konstitusi RIS 49. Sistem


Pemerintahan yang dianut adalah parlementer kabinet dengan demokrasi
liberal yang masih bersifat semu. Ciri-ciri:

1. presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.


2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
3. Presiden berhak membubarkan DPR.
4. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
Tahun 1959 1966 (Demokrasi Terpimpin)
Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk
melenyapkan kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib
parpol ditentukan oleh presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada
kebebasan mengeluarkan pendapat.

Tahun 1966 1998

Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi
terpimpin pada era orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei 1998.

Tahun 1998 Sekarang (Reformasi)

Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak


memberikan ruang gerak pada parpol maupun DPR untuk mengawasi
pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk unjuk rasa.

4. Sistem Pemerintahan Indonesia


1. A.Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD
1945 Sebelum Diamandemen.Pokok-pokok sistem pemerintahan
negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen
tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok
sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum
(rechtsstaat).
1. Sistem Konstitusional.
2. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
3. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang
tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
5. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara
tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan
Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial.
Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di
bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa
itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan.
Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945
tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR
sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa
persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung
dapat disalahgunakan.

Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada
dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh
penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan
pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil,
tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat
negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem
pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri
presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan
yang didapatkanya.

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk


menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun
pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan
pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi
negara itu berisi

- adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,

- jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan


perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD
1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat
terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali,
yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang
telah diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai