Anda di halaman 1dari 20

Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

NASIKHDAN MANSUKHDA/A0A/ 485A1


Abdul Haris
Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi

Abstrak

Artikel ini hendak mengulas sebuah tema pokok dalam kajian


8OXPXO 4XUDQ \DNQL 1DVLNK GDQ 0DQVXNK Kajian tentang
Nasikh dan Mansukh dalam Al-4XUDQ VDQJDW SHQWLQJ XQWXN
dikaji dan dipahami secara benar karena akan berakibat fatal
apabila salah dalam memahaminya dalam konteks kekinian.
Sampai ada yang mengatakan bahwa ayat-ayat mansukh itu
tidak perlu keberadaannya dalam Al-4XUDQ NDUHQD SDGD DVSHN
hukum tidak dipakai lagi. Itu adalah pehaman yang keliru
terhadap pemahaman ini. Inilah pentingnya penulis mengangkat
pembahasan ini. Nasakh hanya terjadi pada perintah (amr) dan
larangan (nahy), baik yang diungkapkan dengan tegas dan jelas
maupun yang diungkapkan dengan kalimat berita yang
bermaksud perintah atau larangan (NKDEDU EL PDQD DO DPU DZ
al nahy),selama tidak berhubungan dengan akidah, zat Allah dan
sifat-sifat Allah, kitab-kitab Allah, para Rasul, hari kiamat, dan
juga tidak terkait dengan etika atau akhlak atau dengan pokok-
pokok ibadah dan muamalat.
Kata Kunci: 1DVLNK 0DQVXNK $PU 1DK\ 7DUMLK 7akhsis
A. NaskhdanLingkupnya
Naskh secara bahasa mempunyai beberapa arti. berarti
Izalatu al V\D\L ZDLGDDPXKX (menghilangkan sesuatu dan
mentiadakannya), yang EHUDUWL Naqlu DO V\D\L
(memindahkan dan menyalin sesuatu), berarti Tabdil
(penggantian), berarti Tahwil (pengalihan) . 1
1
0XKDPPDG $EG DO $]KLP DO =DUTDQL 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXPL DO
4XUDQ (Beirut: Daru al Fikri, T.t.), jilid II, 175; ada juga yang menyebutnya
KDQ\D GXD DUWL VDMD %DQGLQJNDQ GHQJDQ 0DQQD .KDOLO DO 4DWKWKDQ
0DEDKLV IL 8OXP DO 4XUDQ (al Qahirah: Maktabah Wahbah, Tt.), 223; dan
bandingkan dengan; Shubhi al Shalih, 0DEDKLV IL 8OXP DO 4XUDQ (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2008), 366; bandingkan dengan; Rosihon Anwar, Ulum al

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 205


Abdul Haris

Sedangkan naskh secara istilah DGDODK Mengangkat


PHQJKDSXV KXNXP V\DUD GHQJDQ GDOLO/khithab V\DUD yang
lain 0DNVXG 0HQJDQJNDW KXNXP V\DUD DGDODK WHUSXWXVQ\D
2
kaitan hukum yang mansukh dengan perbuatan mukallaf.
Defenisi diatas apabila dijelaskan lagi, dapat kita tarik beberapa
butiran-butiran makna yang tersirat, yakni:
1. Dipastikan terjadi naskh apabila ada dua hal, yaitu nasikh
dan mensukh.
2. Nasikh harus turun belakangan dari mansukh
3. Menilai suatu ayat sebagai pe-naskh dan yang lain di-
naskh-kan, apabila ayat-ayat yang kontradiktif itu tidak
dapat dikompromikan dan diamalkan secara bersama. 3
Sedangkan syarat kontradiksi; adanya persamaan subjek,
objek, waktu, syarat, dan lain-lain.4
4. Al Nasikh pada hakikatnya adalah Allah, kadang-kadang
dimaksud juga dengan ayat yang me-naskh-kan ayat
mansukh, sedang mansukh adalah hukum yang diangkat
atau yang dihapus.5
Dari defenisi diatas jelaslah bahwa komponen naskh terdiri
dari; adanya pernyataan yang menunjukkan terjadi pembatalan
hukum yang telah ada, harus ada nasikh, harus ada mansukh dan
harus ada yang dibebani hukum atasnya.
Dalam nashk diperlukan (Syarat), Yaitu hukum yang
mansukh adalah hukum V\DUD, dalil penghapusan hukum
tersebut adalah khithab V\DUL yang datang lebih kemudian dari
kithab yang di-mansukh, dan khithab yang dihapus atau diangkat
hukumnya tidak terikat atau dibatasi dengan waktu tertentu. 6

4XUDQ (Bandung: Pustaka Setia, 2010), cet. II, 164. Bandingkan juga
dengan; Abu Ishaq Ibrahim al Syairazi, $OOXPD IL 8VKXO DO )LTK (Jeddah: al
Haramain, Tt.) EDQGLQJNDQ MXJD GHQJDQ $EG DO +DPLG +DNLP Mabadi
Awwaliyya (-DNDUWD 6DDGL\DK 3XWUD 7W), 12.
2
Al Qaththan: 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 224; bandingkan dengan al
Zarqani. 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ, 176.
3
Al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 177.
4
Quraish Shihab, 0HPEXPLNDQ DO 4XUDQ (Bandung: Mizan, 1994),
143.
5
al Zarqani, 0DQDKLOL DO LUIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ, 179; Bandingkan
dengan al Qaththan, 0DEDKLWV IL XOXP DO 4XUDQ 224.
6
al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 224.

206 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014


Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

sebagian ulama ada yang memperluas syarat-syarat terjadi


naskh, yaitu:
a. Hukum yang terkandung pada nasikh bertentangan
dengan hukum pada mansukh.
b. Yang mansukh harus lebih awal dari Nasikh.
c. Hukum yang di-nasakh mesti hal-hal yang menyangkut
dengan perintah, larangan, dan hukuman.
d. Hukum yang di-nasakh tidak terbatas waktu tertentu,
mesti berlaku sepanjang waktu.
e. Hukum yang terkandung dalam mansukh telah
ditetapkan sebelum munculnya nasikh.
f. Status nash nasikh mesti sama dengan nash mansukh.
Maka nash yang zhanni tidak bisa menasakh-kan yang
7
TDWKL tentu tidak sah pula dalil yang besifat ahad untuk
me-nasakh-kan dalil yang mutawatir.
Beranjak dari keterangan diatas, tentu syarat-syarat tersebut
akan dihubungkan langsung dengan hal-hal mengalami naskh,
maka disini penulis akan menjelaskan hal-hal yang mengalami
naskh.
Nasakh hanya terjadi pada perintah (amr) dan larangan
(nahy), baik yang diungkapkan dengan tegas dan jelas maupun
yang diungkapkan dengan kalimat berita yang bermaksud
perintah atau larangan (NKDEDU EL PDQD DO DPU DZ DO
nahy),selama tidak berhubungan dengan akidah, zat Allah dan
sifat-sifat Allah, kitab-kitab Allah, para Rasul, hari kiamat, dan
juga tidak terkait dengan etika atau akhlak atau dengan pokok-
pokok ibadah dan muamalat.8
Untuk lebih jelas disini penulis mengemukakan kata al
Zarqani tentang hal ini:

7
Kadar M.Yusuf, 6WXGL DO 4XUDQ (Jakarta: Amzah, 2010), 117;
bandingkan dengan al Zarqani, 0DQDKLOL DO LUIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 180.
8
al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 225; bandingkan dengan
5 RVLKRQ $QZDU 8OXP DO 4XUDQ (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 166;
Bandingkan dengan Jalaluddin al Sayyuthi, DO ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ
-X]X ,, DO 4DKLUDK 0DWEDDK +LMD]L 7W +OP %DQGLQJNDQ GHQJDQ $EX
$EGLOODK 0XKDPPDG LEQ +D]DP al Nasikh wa al Mansukh (Ttt: al
Haramain, 2007), 6; Kitab ini juga didapati dalam Tafsir Jalalain -X]X ,,
keterangan bagian luar, lihat Tafsir Jalalain (Ttt: al Haramain, 2007), 154;
Bandingkan dengan Ibn Yusuf al Syairazi, $OOXPDIL 8VKXO DO )LTK 27.

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 207


Abdul Haris

 ?
,

? , [ [ . ?
Z .m

 , 

m


9

.
Defenisi QDVNK DGDODK PHQJDQJNDW KXNXP V\DUD GHQJDQ
GDOLO KXNXP V\DUD Yang memberi kesan bahwa naskh
hanya terjadi pada hukum-hukum yang berhubungan
dengan IXUX ibadah dan muamalat menurut orang-orang
yang mengakui naskh. Adapun yang berkaitan dengan
akidah, dasar-dasar akhlak dan etika, pokok-pokok ibadah
dan muamalat, dan berita-berita mahdhah, maka menurut
jumhur ulama WLGDN WHUMDGL QDVNK10SDGDQ\D Demikian-
lah al Zarqani.
Lantas mengapa yang berkaitan dengan akidah, dasar-dasar
akhlak dan etika, pokok-pokok ibadah dan muamalat dan berita
mahdhah tidak mengalami naskh?. Karna V\DULDW ilahi tidak
lepas dari pokok-pokok tersebut. Dalam prinsip ini semua
11
V\DULDW sama, yaitu tidak mengalami naskh Jelaslah
. dari
keterangan diatas bahwa yang mengalami naskh itu hanya pada
hal-hal yang bersifat IXUX ibadah dan IXUX muamalat saja.
Adapun masalah akidah, dasar-dasar akhlak, pokok ibadah dan
berita-EHULWD DO 4XUDQ WLGDN PHQJDODPL naskh . $O 4XUDQ
menjelaskan bahwa V\DULDW ilahi dalam prinsip akidah, dasar-
dasar akhlak, pokok-pokok ibadah dan berita-berita mahdhah
adalah sama, sebagaimana disebutkan dalam DO 4XUDQ










 ,


Artinya: Dia \DQJ WHODK PHQV\DULDWNDQ NHSDGDPX tentang
agama yang telah diwasiatkan kepada Nuh dan apa yang
telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami
9
Al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 211.
10
Terjemah penulis sendiri.
11
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 225. Bandingkan dengan
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 213.

208 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014


Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

wasiatkan kepada Ibrahim, Musa GDQ ,VD \DLWX WHJDNNDQ-


lah agama (dengan lurus) dan jangan-lah kamu berpecah
12
EHODK GLGDODPQ\D (al Syura: 13).
Adapun perbedaan antara pokok-pokok ibadah, pokok-
pokok muamalat dengan IXUX (yang bukan dasar/pokok ibadah
dan muamalat) pada; bahwa IXUX berkaitan atau berhubungan
dengan haiat, tempat, masa, jumlah dan cara-cara ibadah atau
muamalat, sedangakan pokoknya adalah zat ibadah atau
muamalat itu sendiri. 13 Setelah membicarakan hal-hal yang
mengalami naskh, sekarang penulis akan mencoba menjelaskan
pedoman untuk mengetahui naskh serta manfaatnya. $OL LEQ
Abi Thalib pernah bertanya kepada seorang hakim (qadhi) 14
Apakah anda mengetahui tentang nasikh dan yang mansukh"
7LGDN, MDZDE KDNLP LWX $OL-SXQ EHUNDWD Kamu bisa celaka
15
dan kamu-SXQ DNDQ PHQFHODNDL RUDQJ ODLQ
'DUL NHWHUDQJDQ $OL GLDWDV GDSDW GLMHODVNDQ EDKZD EHWDSD
pentingnya pengetahuan tentang naskh dan mansukh, terutama
bagi fuqaha, mufassir, dan ushuliyyin. Hemat penulis, kata
+DNLP (qadhi) diatas tidak saja dikaitkan pada orang
menangani masalah hukum dipengadilan saja, tetapi lebih
ditekankan kepada para mujthid islam, para ulama yang
membicarakan masalah agama, para mufassir agar tidak terjadi
kekaburan tentang hukum, dan juga kepada para pelajar. Jadi,
EHWDSD NXDW DQMXUDQ $OL LEQ $EL 7KDOLE untuk mempelajari,
mengetahui dan memahami tentang naskh. Untuk mengetahui
naskh tentu dengan pedoman-pedoman tertentu, sehingga
tampak jelas mana yang naskh dan mana yang tidak naskh.
Pedoman untuk mengetahui nasikh dan mansukh ada
beberapa cara berikut:
1) Ada keterangan tegas atau pentransimisian yang jelas
dari Nabi S.A.W.

12
/DMQDK SHQWDVKLK PDVKDI DO 4XUDQ DO 4XUDQ 7HUMHPDK (Jakarta: al
Huda, 2005), 485.
13
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 212.
14
,EQ +D]DP PHQMHODVNDQ 'DUL 6DLG LEQ $EL +DVDQ QDPD KDNLP LWX
adalah Abu Yahya, pada waktu itu ia menjadi Hakim (qadhi) di Kufah.
15
Ibn Hazam, al Nasikh wa al Mansukh, 2. Jika melihat dalam Tafsir
Jalalain Juz II, 150. Bandingkan dengan al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO
4XUDQ 225.

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 209


Abdul Haris

2) Konsensus LMPD umat bahwa ayat ini nasikh dan ayat


itu mansukh.
3) Mengetahui mana yang lebih dahulu dan mana yang
belakangan berdasarkan histori. Histori ayat dapat
diketahui dari keterang sahabat, yang bukan ijtihad
sahabat itu sendiri. Misalkan sahabat itu mengatakan:
Ayat ini turun pada tanggal, bulan atau tahun sekian,
sedangkan ayat ini turun pada tanggal, bulan atau tahun
VHNLDQ MDGL D\DW LQL OHELK NHPXGLDQ16GDUL D\DW LWX
Naskh tidak dapat ditetapkan berdasarkan pada ijtihad para
mujtahid tanpa penukilan yang sahih, tidak juga pendapat para
hali tafsir, atau karna ayat-ayat yang kontradiktif secara lahiriah,
atau terlambatnya keislaman salah seseorang dari dua periwayat.
yang dipegang dalam masalah ini adalah penukilan yang
meyakinkan dan sejarah.17
Kendatipun uraian diatas telah dipaparkan, namun terdapat
perbedaan pendapat tentang naskh, dalam masalah ini orang-
orang terbagi pada beberapa golongan:
a) Orang yahudi, menurut mereka naskh tidak bisa diakui,
karna naskh mengandung konsep EDGD, sedangkan
EDGDadalah muncul setelah tersembunyi. Mereka
berpendapat naskh adakalanya tanpa hikmah, dan itu
mustahil bagi Allah. Dan adakalanya karna suatu
hikmah, tetapi hikmah itu muncul setelah sembunyi,
yakni sebelumnya tidak nampak oleh Allah. 18
b) .D ODQJDQ 6\LDK 5DILGKDK mereka sangat berlebihan dan
bahkan memperluas ruang lingkup dalam menetapkan
16
5 RVLKRQ $QZDU 8OXP DO 4XUDQ, 168-169. Bandingkan dengan al
Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 226. Bandingkan dengan al Zarqani,
Manahili al ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ, 209. Abu Anwar, 8OXP $O 4XUDQ
Sebuah Pengantar (Pekanbaru, tp., 2002), 53.
17
Al Sayyuthi, DO ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 24. Bandingkan dengan al
Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 226. Bandingkan dengan al Zarqani,
Manahili al ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ, 210. Bandingkan dengan Ibn Yusuf al
Syairazi, $OOXPD IL XVKXO DO )LTK, 31.
18
al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 226. Bandingkan dengan
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 182. Ibn Yusuf al Syairazi,
AllumD IL 8VKXO DO )LTK 27. Bandingkan dengan Ibn Hazam, al Nasikh wa
al Mansukh, 6; jika melihat dalam Tafir Jalalain, Jilid II, 154. Bandingkan
dengan al Sayyuthi, DO ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 21.

210 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014


Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

naskh. Mereka kontradiksi dengan Yahudi, karna


menurut mereka EDGD adalah suatu yang mungkin bisa
terjadi bagi Allah. Untuk menguatkan argumentasi
mereka, maka mereka mengemukakan kata-kata yang
PHUHND VDQGDUNDQ NHSDGD $OL LEQ $EL 7KDOLE -DIDU DO
Shadiq dan 0XVD LEQ -DIDUDan mereka juga
PHQ\HEXWNDQ D\DWDO 4XUDQXQWXN PHQJXDWNDQ
argumentasi mereka, yakni:19


{
Artinya: $OODK PHQJKapus dan menetapkan apa yang Ia
kehendaki, dan di sisinya umm DO NLWDE DO 5DG20
'HPLNLDQ 6\LDK 5DILGKDK PHQJXDWNDQ DUJXPHQWDVLQ\D
VHKLQJJD PHUHND PHQ\DQGDUNDQQ\D NHSDGD $OL -DIDU GDQ
0XVD GDQ MXJD NHSDGD D\DW DO 4XUan tersebut.
c) Abu Muslim al Ashfahani, 21 menurutnya naskh secara
akal dapat saja terjadi, tetapi menurut V\DUD naskh tidak
bisa terjadi. 22 Sebelum muncul Abu Muslim al
Ashfahani, ulama membolehkan menetapkan sendiri
ayat-ayat mana yang nasikh dan mana yang mansukh,
bahkan ketika itu ada yang berlebihan. Kemudian setelah
muncul Abu Muslim, ia-pun menyatakan pendapatnya,
bahwa nasikh sama sekali tidak membatalkan
PHQJKDSXV D\DW DO 4XUDQ Ia hanya membatalkan segi-
segi pengertian, karna menurutnya berlawanan dengan
firman Allah berikut:



g 



,
[

19
.al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ, 227. Bandingkan dengan
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 182. Bandingkan dengan
Ibn Yusuf al Syairazi, $OOXPD IL 8VKXOX DO )LTK 27.
20
/DMQDK SHQWDVKLK PDVKDI DO 4XUDQ DO 4XUDQ 7HUMHPDK (Jakarta: al
Huda, 2005), 255.
21
Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Bahr, dikenal dengan Abu
0XVOLP DO $VKIDKDQL SHQJDQXW SDKDP 0XWD]LODK WHUPDVXN XODPD DKOL
tafsir, wafat pada tahun 332 H. Ada yang mengatakan bahwa al Razi
sependapat dengannya. Lihat Muhammad Khudri Bek, 7DULNK DO 7DV\UL DO
Islami (Ttp: 0DNWDEDK DO 6DDGDK ), 28.
22
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ, 227. Bandingkan dengan
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 207.

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 211


Abdul Haris

Artinya: 7LDGD NHEDWLODQ DSDSXQ GLGDODP DO 4XUDQ,


baik yang datang dari depan maupun yang datang dari
EHODNDQJ DO 4XUDQ GLWXUXQNDQ ROHK $OODK \ang maha
bijaksana ODJL WHUSXML (al Fushshilat: 42).
Atas dasar ini pula Abu Muslim lebih suka menyebut
kata naskh dengan istilah lain, yakni takhshish
23
(mengkhususkan).
d) Jumhur ulama, naskh adalah suatu yang dapat diterima
secara akal dan telah terjadi pula dalam hukum-hukum
V\DUD , berdasarkan dalil-dalil:
1) Perbuatan Allah tidak bergantung pada alasan dan
tujuan. Allah boleh saja memerintahkan sesuatu
pada satu waktu dan melarangnya pada waktu lain.
2) Nash-nash DO 4XUDQ GDQ Sunnah menunjuk pada
kebolehan nasakh dan terjadinya24, antara lain:





Artinya: 'DQ apabila kami mengganti sesuatu ayat di
25
WHPSDW D\DW \DQJ ODLQ (al Nahl: 101).

Z_ 


Artinya: Apa saja ayat yang kami nasakhkan, atau kami
melupakannya (kepada manusia), niscaya kami datangkan
\DQJ OHELK EDLN DWDX VHEDQGLQJ GHQJDQQ\D (al Baqarah:
106).26
Ada juga yang kurang sepakat ayat ini sebagai legitiminasi
keberadaan naskh GDODP DO 4XUDQ NDUQD PHQXUXWQ\D DNKLU D\DW
27
LWX PHQJLV\DUDWNDQ EDKZD Ayat dimaksud adalah mukjizat.
Jumhur ulama juga juga beralasan pada sebuah hadits sahih,
diriwayatkan GDUL $PU LEQ $OL GDUL <DK\D LEQ 6Did ibn

23
Shubhi al Shalih, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2008), 369. Bandingkan dengan al Qaththan, 0DEDKLWV IL XOXP DO
4XUDQ , 228. Bandingkan dengan al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO
4XUDQ 208.
24
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 227.
25
/DMQDK SHQWDVKLK PDVKDI DO 4XUDQ DO 4XUDQ 7HUMHPDK (Jakarta: al
Huda, 2005), 279.
26
/DMQDK SHQWDVKLK PDVKDI DO 4XUDQ DO 4XUDQ 7HUMHPDK, 18.
27
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al Mannar (Mesir: Daru al
Manar, 1367), 415-416.

212 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014


Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

Farukh, dari Sufyan dari Habib GDUL 6DLG LEQ -XEDLU GDUL ,EQ
$EEDV EHUNDWD Umar berkata: <DQJ SDOLQJ 4DUL diantara
kami adalah Ubay, dan yang SDOLQJ PHQJXDVDL DO 4XUDQ
DGDODK $OL WHWDSL NDPL PHQLQJJDONDQ SHUNDWDDQ 8ED\ NDUQD
LD PHQJDWDNDQ $NX WLGDN SHUQDK PHQLQJJDONDQ VHGLNLWSXQ DSD
\DQJ SHUQDK DNX GHQJDQ GDUL 5DVXOXOODK VHGDQJNDQ $OODK
EHUILUPDQ $SD VDMD \DQJ NDPL nasakhkan dan kami
melupakannya... (H.R: Bukhari). 28
$GD MXJD PHQ\LPSXONDQ VHOXUXK D\DW DO 4XUDQ SDGD
dasarnya berlaku. Ayat hukum yang tidak berlaku pada suatu
waktu, pada waktu berlainan akan tetap berlaku bagi orang yang
memiliki kesesuaian kondisi dengan apa yang ditunjuk oleh ayat
terkait.29agaknya lebih memilih naskh diartikan dengan
pergantian, pengalihan, dan pemindahan ayat hukum disatu
tempat ke ayat hukum di tempat lainnya. Setelah
mengemukakan beberapa pendapat tantang naskh, selanjutnya
penulis akan mencoba untuk men-tarjih pendapat mana yang
lebih kuat dan mengemukakan komentar terhadap pendapat
tersebut berdasarkan refrensi terpecaya.
Komentar terhadap pendapat Yahudi, sebenarnya masing-
masing dari nasikh dan mansukh telah diketahui Allah lebih
dahulu, ilmu Allah tentang hikmah naskh bukan baru muncul.
Allah membawa hambanya dari satu hukum kepada hukum yang
lain karna kemaslahatan yang Ia ketehui sebelumnya, sesuai
dengan hikmah dan kekuasaan-Nya yang absolut terhadap
milik-Nya. Jadi jumhur ulama mengatakan cara berdalil mereka
keliru dan salah. 30
Al Maraghi mengatakan +XNXP WLGDN GLXQGDQJ NHFXDOL
untuk ke maslahatan manusia, dan hal ini berubah atau berbeda

28
Hadis ini bukan hadis PXDQDQ .DWD 'DUL GLDWDV KDQ\D UHGDNVL
penulis saja untuk mempersingkat, lihat -DZDPLX DO .DODLP V2.050727.
Hadis diatas menurut lafaz al Bukhari, hadis tersebut juga di-takhrij oleh al
1DVDL MDOXU \DQJ VDPD
29
Qaraish Shihab, 0HPEXPLNDQ DO 4XUDQ 128.
30
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 227; Bandingkan dengan
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 181. Bandingka dengan
Rosihon Anwar, 8OXP DO 4XUDQ 168; Bandingkan dengan Ibn Yusuf al
Syairazi, $OOXPD IL 8VKXO DO )LTK 27-28. Bandingkan dengan Ibn Hazam, al
Nasikh wa al Mansukh, 6.

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 213


Abdul Haris

akibat perbedaan waktu dan tempat sehingga apabila ada hukum


yang diundang pada suatu waktu karna adanya kebutuhan yang
mendesak kemudian kebutuhan itu berakhir, maka hal itu
merupakan suatu tindakan bijaksana, apabila hukum yang
diundang tersebut di-nasakh-kan dan diganti dengan hukum yg
sesuai dengan waktu tersebut, sehingga dengan demikian hukum
itu akan jadi lebih baik dari hukum semula atau sama dari aspek
31
manfaatnya untuk hamba-KDPED $OODK Demikian-lah al
Maraghi.
KoPHQWDU WHUKDGDS SHQGDSDW 6\LDK 5DILGKDK mereka salah
memahami ayat yang mereka jadikan dalil surat DO 5DG ,
karna pehaman ayat itu sebenarnya adalah; Allah menghapus
yang dipandang perlu dihapus dan menetapkan penggantinya
jika penetapan itu mengandung maslahat. Allah mengubah
V\DULDW dan ciptaan-Nya yang ia kehendaki, yang sesuai dengan
ilmu, kehendak dan hikmah-Nya, ilmu Allah tidak berubah dan
tidak berganti-ganti, yang mengalami perubahan adalah yang
PDOXP32
Dua pendapat yang bertolak dari paham keliru tentang
masalah EDGD KDQ\D VDMD 6\LDK 5DILGKDK PHPXQJNLQNDQ
terjadi EDGD pada Allah, sedangkan Yahudi tidak mengakui
naskh karna bisa timbul bada %DGD mempunyai dua arti,
pertama: menampakkan setelah tersembunyi, ke kedua:
munculnya pemikiran baru setelah sebelumnya tidak terlintas.
Jadi, dari dua defenisi tersebut nampak jelas perbedaan antara
EDGD dengan hakikat naskh . sebab Allah mengetahui nasikh dan
mansukh sejak zaman azali, sebelum hukum-hukum itu
diturunkan kepada manusia.33
Komentar ulama terhadap pendapat Abu Muslim,
menurutnya naskh secara logika dapat saja terjadi, tetapi tidak
menurut V\DUD. Sebenarnya Abu Muslim juga keliru memahami
ayat dalam surat Fushshilat: 42, karna maksud ayat itu adalah al
4XUDQ WLGDN GLGDKXOXL ROHK NLWDE-kitab yang membatalkannya

31
Musthafa al Maraghi, Tafsir Al Maraghi (Mesir: al Babi al Hilabi,
Tt.), jilid I, 187.
32
al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 227; bandingkan dengan al
Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 182-183.
33
5 RVLKRQ $QZDU 8OXP DO 4XUDQ, 167-168.

214 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014


Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

dan tidak datang pula sesudahnya sesuatu yang


membatalkannya. Dan juga yang menjelaskan kata %DWKLO
pada ayat itu adalah lawan dari DO +DTT (kebenaran) 34.
Abu Muslim MXJD PHQ\DWDNDQ EDKZD DO 4XUDQ WLGDN
disentuh oleh pembatalan, makanya ia lebih memilih istilah lain,
\DLWX Takhshish35sedangkan para ulama mendefenisikan
takhshish dengan; mengeluarkan sebagian yang ditunjukkan
oleh lafaz umum, mengkhususkan lafaz umum atas sebagian
dari satuan-satuannya, membatasi keumuman sesuatu hanya
pada bagian-bagiannya, atau menjelaskan apa yang tidak
dimaksudkan oleh lafaz umum.36 dari defenisi ini jelas
perbedaan antara naskh dengan takhshish pada hal-hal berikut:
a) Nasakh menghilangkan hukum yang di nasakh-kan,
sedangkan takhshish meringkaskan hukum umum.
b) Nasakh bisa terjadi pada yang umum dan khas,
sedangkan takhshish hanya terjadi pada yang umum saja.
c) Ayat me-nasakh mesti turun belakangan dari ayat yang
mansukh, sedangkan takhshish tidak mesti kemudian dari
yang umum. Boleh bersamaan, dahulu, atau kemudian.
d) Setelah terjadi naskh, seluruh satuan yang terdapat dalam
nasikh tidak terikat dengan hukum yang terdapat dalam
mansukh. Sedangkan setelah terjadi takhshish sisa satuan
hukum yang terdapat pada DPP tetap terikat oleh dalil
DPP
e) Naskh KDQ\D SDGD DO 4XUDQ GDQ +DGLV VHGDQJNDQ
takshish terdapat juga pada lainnya, seperti dalil DTOL

34
al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 227. Bandingkan dengan
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 208.
35
. Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 228.
36
Shubhi al Shalih, Mabahits IL 8OXP DO 4XUDQ diterjemah oleh Tim
3XVWDND )LUGDXV EDQGLQJNDQ GHQJDQ $EG DO +DPLG +DNLP Mabadi
Awwaliyyah, 11. Bandingkan dengan Rosihon Anwar, 8OXP DO 4XUDQ, 167.
Bandingkan dengan Ibn Yusuf al Syairazi, $OOXPD, 15; bandingkan dengan
Jalaluddin al Mahalli, Syarh al Waraqat (Surabaya: Daru al Nasyr al
Mishriyyah, Tt.), 12. Jalaluddin al Mahalli membagikan takhshish kepada;
muttashil dan munfashil. Ia juga membagikan takhshish muttashil kepada;
LVWLV\QD V\DUWK dan taqyid bi al shifat.
Bandingkan juga dengan al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO
4XUDQ , 184.

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 215


Abdul Haris

f) Naskh tidak terjadi pada berita sedangkan takhshish


kadang-kadang terjadi pada berita.37
Dari perbedaan diatas sudah jelas bahwa naskh bukan
takhshish.
Dalam penentuan naskh ini ada ulama yang sangat hati-hati,
berdasarkan pada pe-nukil-an yang sahih semata. Dan ada pula
yang berlebihan, sehingga ada yang memasukkan sebagian
naskh, padahal sebenarnya tidak termasuk kategori naskh.
Sumber kekaburan bagi mereka yang berlebih-lebihan
diantaranya: karna menganggap takhshish, bayan, ketentuan
\DQJ GLV\DULDWNDQ NDUQD suatu sebab yang kemudian sebabnya
hilang maka ketentuan itu dianggap sebagai mansukh, dan
karna menganggap tradisi umat terdahulu yang dibatalkan islam
sebagai naskh.38 Orang yang berlebihan tentang naskh mendapat
kecaman dari Shubhi Shalih.39
B. Pembagian dan Macam Naskh dalam DO 4XUDQ
Naskh terbagi kepada tiga bagi:
1. Naskh DO 4XUDQ GDQJDQ DO 4XUDQ Para ulama yang
mengakui adanya naskh, telah sepakat adanya naskh al
4XUDQ GHQJDQ DO 4XUDQ, dan itu-pun telah terjadi
menurut mereka. Salah satu contohnya ayat LGGDK satu
tahun di-nasakh-kan dengan ayat LGGDK empat bulan
sepuluh hari.40

37
5 RVLKRQ $QZDU 8OXP DO 4XUDQ, 167. Bandingkan dengan Kadar
M.Yusuf, 6WXGL DO 4XUDQ 125.
38
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 234; bandingkan dengan
al Sayyuthi, al ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ Jilid II, 24.
39
Shubhi al Shalih menyebutkan orang yang berlebihan dalam naskh
dianggap bersikap tidak sopan terhadap Allah. Menurutnya diantara sikap
yang berlebihan adalah memenggal kaitan kalimat di dalam satu ayat, lalu
bagian pertama dianggap mansukh, sedangkan yang keduanya dianggap pe-
nasikh. Kegemaran mencari naskh dapat menjerumuskan ke dalam
kekeliruan cara. Lihat Shubhi al Shalih, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ
diterjemahkan oleh tim Pustaka Firdaus, 371-374.
40
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 228; bandingkan dengan
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 236. Bandingkan dengan
Rosihon Anwar, 8OXP DO 4XUDQ 177. Bandingkan dengan ibn Yusuf al
Syairazi, $OOXPD IL 8VKXO DO )LTK 30. Bandingkan dengan al Mahalli, Syarh
al Waraqat, %DQGLQJNDQ GHQJDQ $EGX DO +DPLG +DNLP Mabadi
Awwaliyyah, 13.

216 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014


Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

2. Naskh DO 4XUDQ GHQJDQ Sunnah. naskh yang macam ini


terbagi dua, pertama:naskh DO 4XUDQ GHQJDQ KDGLV
ahad. Jumhur ulama berpendapat, hadis ahad tidak bisa
me-naskh-NDQ DO 4XUDQ NDUQD DO 4XUDQ DGDODK nash
yang mutawatir, menunjukkan keyakinan tanpa ada
praduga atau dugaan padanya, sedangkan hadis ahad
adalah nash yang bersifat zhanni. Dan tidak sah pula
menghapus suatu yang sudah diketahui dengan suatu
yang sifat dugaan/diduga.41
Adapun me-naskh-NDQ DO 4XUDQ GHQJDQ sunnah mutawatir
para ulama berbeda pendapat; Malik, Abu Hanifah dan Ahmad
dalam satu riwayat membolehkannya. Dasar argumentasi
mereka adalah firman Allah berikut:
.
.n


Artinya: 'DQ WLDGDODK \DQJ Giucapkannya itu
menurut kemauannya hawa nafsunya. Ucapannya itu
tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
42
NHSDGDQ\D (An-Najm: 4-5).
$O 6\DILL GDQ EHEHUDSD XODPD lain menolak naskh
seperti ini.43
3. Naskh sunnah GHQJDQDO 4XUDQ. Jumhur ulama
membolehkan naskh seperti ini. Salah satu contohnya
adalah menghadap ke Baitul Maqdis yang ditetapkan
oleh Sunnah, kemudian ketetapan ini di-nasakh-kan
44
ROHK DO 4XUDQ Al Qaththan menyebutkan bahwa al
6\DILL PHQRODNpendapat yang mengatakan puasa
pada hari $V\XUD yang ditetapkan sunnah kemudian
nasakh-NDQ
di- ROHK DO 4XUDQ VXUDW DO %DTDUDK D\DW ,

41
al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ Bandingkan dengan al
Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 237.
42
/DMQDK SHQWDVKLK PDVKDI DO 4XUDQ al 4XUDQ 7HUMHPDK (Jakarta: al
Huda, 2005), 527.
43
al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 229. Bandingkan dengan
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 237. Bandingkan dengan al
Sayyuthi, DO ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 21.
44
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 229.

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 217


Abdul Haris

NDUQD PHQXUXWQ\D DQWDUD DO 4XUDQ GDQ sunnah saling


mendukung.45
4. Naskh sunnah dengan sunnah,sunnah macam ini
terbagi pada empat macam, yaitu: Naskh sunnah
mutawatir dengan sunnah mutawatir, naskh sunnah
ahad dengan sunnah ahad, naskh sunnah ahad dengan
sunnah mutawatir,dan naskh sunnah mutawatir dengan
sunnah ahad.46
Al Qaththan menjelaskan bahwa naskh LMPD dengan LMPD
dan qiyas dengan qiyas atau me-naskh dengan keduanya,
menurut pendapat yang sahih tidak dibolehkannya.47
Demikianlah pembagian naskh GDODP DO 4XUDQ NHPXGLDQ
naskh juga mempunyai bermacam-macam bentuk, yakni sebagai
berikut:
a. Penghapusan terhadap hukum dan bacaan secara
48
bersamaan. contohnya seperti yang dinyatakan dalam
hadis; yang diriwayatkan dari Yahya ibn Yahya, ia
PHPEDFDNDQ NHSDGD 0DOLN GDUL $EGXOODK LEQ $EL
%DNU GDUL $PUDK GDUL $LV\DK UD EHUNDWD
 
y

_ =

,




 






,?

Artinya: 'DKXOX WHUPDVXN \DQJ GLWXUXQNDQ D\DW DO
4XUDQ DGDODK VHSXOXK UDGKDDW LVDSDQ \DQJ
diketahui, kemudian dinasakh-kan oleh lima (isapan
menyusu) yang diketahui. Setelah Rasulullah wafat,
hukum terakhir tetap dibaca sebagai bagian al
49
4XUDQ (H.R. Muslim menurut lafaznya).

45
Al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 244. Sengaja
penulis tidak memasukkan naskh sunnah dengan sunnah karna tidak
termasuk naskh GDODP DO 4XUDQ
46
al Qaththan, 0DEDKLWV )L 8OXP $O 4XUDQ 299.
47
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 229.
48
Ibid. Hlm. 230. Bandingkan dengan DO 6D\\XWKL DO ,WTDQ IL 8OXP DO
4XUDQ 22.
49
Hadis ini diriwayatkan juga oleh; Ibn Hibban, an-1DVDL 0DOLN DO
6\DILL GDQ EHEHUDSD XODPD ODLQQ\D GHQJDQ MDOXU \DQJ EHrbeda. Lihat
-DZDPLX DO .DODLP V2.050727.

218 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014


Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

Ayat ini telah di-naskh-kan, tetapi berita itu sampai


kepada orang-orang setelah Rasulullah S.A.W. wafat.
b. Naskh hukum sedangkan tilawah-nya masih tetap.
Naskh macam ini sedikit ditemukan GDODP DO 4XUDQ
namun ada juga orang yang berlebihan dalam
menetapkan naskh seperti ini.50
Naskh macam ini setidaknya mempunyai dua hikmah:
NDUQD DO 4XUDQ ILUPDQ $OODK dan membacanya
mendapat pahala, maka ditetapkan tilawahnya. Dan agar
mengingat tentang ringan atau beratnya hukum yang
dihapus. Misalkan me-naskh ayat LGGDK satu tahun
dalam surat al Baqarah [2]: 240 dengan ayat; 234 dalam
surat yang sama, yakni dengan LGGDK empat bulan
sepuluh hari.51
c. Naskh tilawah sedangkan hukumnya tetap berlaku.
Salah satu contoh naskh macam ini, seperti ayat rajam
yang mula-PXODQ\D WHUELODQJ D\DW DO 4XUDQ .HPXGLDQ
ayat ini dinyatakan telah di-naskh-kan bacaannya
sedangkan hukumnya tetap berlaku. 52 Hal ini dijelaskan
dalam hadis yang diriwayatkan dari Muhammad ibn
-DIDU GDUL 6\XEDK dari Qatadah, dari Yunus ibn
Jubair, dari Katsir ibn al Shalt, dari Zaid ibn Tsabit
berkata:
53w
f

Artinya: Orang tua laki-laki dan perempuan yang
berzina, maka rajamlah keduanya itu dengan pasti. Ini
termasuk ke dalam surat al Baqarah.54

50
al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 230. Bandingkan dengan
al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OP DO 4XUDQ, 214. Bandingkan dengan
Rasihon Anwar, 8OXP DO 4XUDQ, 177. Bandingkan dengan Ibn Yusuf al
Syairazi, $OOXPD IL 8VKXO DO )LTK, 29. Bandingkan dengan al Sayyuthi, al
,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 22.
51
al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 231.
52
Ibid. Bandingkan dengan al Zarqni, 0DQDKLO DO ,UIDQ IL 8OXP DO
4XUDQ 210. Bandingkan dengan al Sayyuthi, DO ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ ,
24.
53
-DZDPLX DO .DOHLP V2.050727.
54
Al Sayyuthi, DO ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 25.

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 219


Abdul Haris

Sebagian ulama ada yang tidak mengakui naskh semacam


ini, karna khabar-nya bersifat ahad. Menurut mereka khabar
ahad yang diriwayatkan periwayat yang tsiqqah tidak dapat
diterima dalam hal naskh. Namun adapula yang memudahkan
persoalan naskh, sehingga merasa cukup dengan pendapat
mufassir atau mujtahid. Adapun yang benar adalah kebalikan
dari kedua pendapat itu.55
Apabila dilihat dari segi keluasan jangkauan naskh terhadap
hukum yang dikandung dalam suatu ayat, maka naskh terbagi
pada dua macam: Naskh kulli, yaitu nasakh yang mencakup
seluruh hukum yang terkandung dalam suatu ayat, misalkan;
penghapusan iddah wafat selama satu tahun yang diganti 4
bulan 10 hari. Dan 1DVNK MX]L, yaitu menghapus hukum umum
yang berlaku bagi semua individu dengan hukum yang hanya
berlaku bagi individu, atau menghapus hukum yang bersifat
muthlak dengan yang bersifat muqayyad.56
Kemudian naskh itu ada yang disertai dengan pengganti dan
ada yang tidak disertai dengan pengganti. Naskh dengan
pengganti terkadang penggantinya lebih ringan, sebanding dan
terkadang lebih berat. 57 Salah satu contoh naskh tanpa pengganti
seperti penghapusan keharusan bersedekah sebelum menghadap
Rasulullah sebagaimana tersebut dalam surat al Mujadilah: 12,
maknanya:
+DL RUDQJ \DQJ EHULPDQ DSDELOD NDPX PHQJKDGDS ODOX
kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul,
hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang
miskLQ VHEHOXP SHPELFDUDDQ LWX

55
Al Sayyuthi, DO ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 26. Bandingkan dengan al
Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ, 232.
56
Kadar M.Yusuf, 6WXGL DO 4XUDQ (Jakarta: Amzah, 2010), 122-123;
Bandingkan dengan Rasihon Anwar,8OXP DO 4XUDQ, 174-175.
57
Contoh naskh dengan tidak pengganti, seperti me-naskh-kan ayat 12
dalam surat al Mujadilah dengan ayat 13 dalam surat yang sama. Contoh
naskh badal akhaff, seperti naskh ayat 187 dalam surat al Baqarah dengan
ayat 183 dalam surat yang sama. Contoh naskh ila badal mumatsil, seperti
me-naskh-kan menghadap ke baiti al Maqdis, yang sekarang menghadap
.DDEDK 6HGDQJNDQ FRQWRK naskh dengan ganti yang lebih berat seperti me-
naskh-NDQ D\DW DO 1LVD GHQJDQ D\DW DO 1XU /LKDW $O 4DWKWKDQ
0DEDKLWV IL 8OXP $O 4XUDQ 232-234.

220 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014


Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

Ketentuan ini di-naskh-kan dengan ketentuan yang terdapat


pada surat yang sama ayat: 13, maknanya:
Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karna kamu
memberikan sedekah sebelum pembicaraan dengan Rasul?
Maka jika kamu tidak memperbuatnya, dan Allah telah
memberi taubat kepadamu, maka dirikan shalat, tunaikan
]DNDW58
Allah menghapus hukum suatu ayat tanpa penggantinya, itu
sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya dalam memelihara
kepentingan hamba-hamba-Nya, ketiadaan suatu hukum lebih
baik daripada eksistensi hukum yang dihapus tersebut dari segi
manfaatnya bagi manusia, karna Ia lebih mengetahuinya.
C. Ayat-ayat yang masyhur naskh-nya
Adapun ayat-ayat yang masyhur naskh-nya dapat kita lihat
dibawah ini, disini penulis tidak menulis ayatnya, melainkan
hanya menyebut tempatnya saja. Diantara ayat yang masyhur
naskh-nya terdapat dalam surat: al Baqarah: 180 di-nasakh-kan
dengan hadis; 6HVXQJJXKQ\D $OODK WHODK PHPEHULNDQ NHSDGD
setiap orang yang mempunyai hak akan haknya, maka tidak ada
ZDVLDW EDJL ZDULV
Ayat 240 dalam surat al Baqarah di-naskh-kan dengan ayat
234 terdapat dalam surat yang sama. Dan ayat 284 dalam surat
al Baqarah di-nasakh-kan dengan ayat 286 dalam surat yang
sama. Dan ayat 15-16 dalam surat an-1LVD GL-naskh-kan dengan
ayat perintah untuk mencambuk dalam surat an-Nur: 2. Dan ayat
65 dalam surat al Anfal di-nasakh-kan dengan ayat 66 dalam
surat yang sama. Dan ayat 91 dalam surat al Taubah di-nasakh-
kan dengan ayat 122 dalam surat al Taubah, ada juga yang
mengatakan ayat tersebut kategori takhshish.59 Disini penulis
tidak menyebut secara keseluruhannya, al Sayyuthi
menyebutnya dalam al Itqan kurang lebih 20 ayat. 60 Dan al
Zarqani menyebutnya 24 ayat.61
Setelah membahas sedikit seluk beluk tantang naskh, tentu
terjadi naskh GDODP V\DULDW WLGDN WHUOHSDV GDUL KLNPDK NDUQD

58
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 232-233.
59
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 235-237.
60
Al Sayyuthi, DO ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 22-26.
61
Al Zarqani, 0DQDKLOL DO ,UIDQ IL 8OXP DO 4XUDQ 256-269.

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 221


Abdul Haris

jika tanpa hikmahnya bisa saja dikatakan Allah bermain-main


terhadap hukum yang diturunkannya. Adapun hikmah adanya
naskh adalah untuk: Menjaga ke maslahatan hamba,
perkembangan WDV\UL menuju tingkat sempurna sesuai dengan
perkembangan dakwah dan perkembangan kondisi manusia,
cobaan dan ujian bagi mukallaf, apakah ia mengikutinya atau
tidak, dan menghendaki kebaikan dan kemudahan bagi umat.
Sebab jika naskh itu beralih kepada yang lebih berat maka
terdapat tambahan pahala, jika beralih ke yang lebih ringan
maka ia mengandung kemudahan dan keringanan bagi
hambanya.62
D. Penutup
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan dalam beberapa
hal berikut:
1. Defenisi secara istilah adalah menghapus atau mengganti
KXNXP V\DUD GHQJDQ GDOLO KXNXP V\DUD \DQJ ODLQ
2. Rukun naskh ada empat yakni; adat naskh, nasikh,
mansukh, dan PDQVXNK DQK
3. Syarat naskh secara garis besar ada 4 yakni; yang
GLEDWDONDQ DGDODK KXNXP V\DUDSHPEDWDODQ LWX
datangnya dari tuntutan V\DUD SHPEDWDODQ KXNXP WLGDN
disebabkan oleh berakhiranya waktu pemberlakuan
hukum, dan tuntutan yang mengandung nasikh harus
datang kemudian.
4. Cara mengetahui naskh ada tiga yakni; keterangan tegas
dari Nabi S.A.W, Konsensus LMPD umat bahwa ayat ini
nasikh dan ayat itu mansukh. Berdasarkan keterangan
dari periwayat hadis yang menyatakan histori turun ayat.
5. Pembagian naskh GDODP DO 4XUDQ ada 4 yakni: naskh al
4XUDQ GHQJDQ DO 4XUDQ naskh DO 4XUDQ GHQJDQ DO
Sunnah, naskh DO 6XQQDK GHQJDQ DO 4XUDQ GDQ sunnah
dengan sunnah.
6. Macam naskh ada 3 yakni: naskh bacaan dan hukum,
naskh bacaan saja, dan naskh hukum saja.
7. Antara naskh dengan takhshish dan EDGD tidak-lah
sama. Dan EDGD musthail bagi Allah.

62
Al Qaththan, 0DEDKLWV IL 8OXP DO 4XUDQ 232.

222 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014


Nasikh dan Mansukh dDODP $O 4XUDQ

8. Hikmah naskh Menjaga ke maslahatan hamba,


perkembangan WDV\UL menuju tingkat sempurna sesuai
dengan perkembangan dakwah dan perkembangan
kondisi manusia, cobaan dan ujian bagi mukallaf, apakah
ia mengikutinya atau tidak, dan menghendaki kebaikan
dan kemudahan bagi umat. Sebab jika naskh itu beralih
kepada yang lebih berat maka terdapat tambahan pahala,
jika beralih ke yang lebih ringan maka ia mengandung
kemudahan dan keringanan bagi hambanya.
Daftar Pustaka
al Mahalli, Jalaluddin. Syarh al Waraqat, Surabaya: Daru al
Nasyr al Mishriyyah, Tt,
al Maraghi, Musthafa. Tafsir Al Maraghi, Jilid I, Mesir: al Babi
al Hilabi.
DO 4DWKWKDQ 0DQQD .KDOLO 0DEDKLV IL 8OXP DO 4XUDQ al
Qahirah: Maktabah Wahbah, Tt.
al Sayyuthi, Jalaluddin. DO ,WTDQ IL 8OXP DO 4XUDQ -X]X ,, DO
Qahirah 0DWEDDK +LMD]L 7W
al Shalih, Shubhi. 0DEDKLV IL 8OXP DO 4XUDQ ter; Tim Pustaka
Firdaus, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.
al Syairazi, Abu Ishaq Ibrahim. $OOXPD IX 8VKXO DO )LTK,
Jeddah: al Haramain, Tt.
DO =DUTDQL 0XKDPPDG $EG DO $]KLP Manahili DO ,UIDQ IL
8OXPL DO 4XUDQ Jilid II, Beirut: Daru al Fikri, Tt.
Anwar, Abu. 8OXP $O 4XUDQ 6HEXDK 3HQJDQWDU, Pekanbaru,
2002.
Anwar, Rosihon. 8OXP DO 4XUDQ Cetakan ke II, Bandung:
Pustaka Setia, 2010.
Bek, Muhammad Khudri. 7DULNK DO 7DV\UL DO Islami, Ttp,
0DNWDEDK DO 6DDGDK
+DNLP $EG DO +DPLG Mabadi Awwaliyyah, -DNDUWD 6DDGL\DK
Putra, Tt.
,EQ +D]DP $EX $EGLOODK 0XKDPPDG al Nasikh wa al
Mansukh, Cetakan IV, Tt: al Haramain, 2007.
- DZDPLX DO .DODLP V2.050727.
Kadar M.Yusuf, StudL DO 4XUDQ Jakarta: Amzah, 2010.
/DMQDK SHQWDVKLK PDVKDI DO 4XUDQ DO 4XUDQ 7HUMHPDK
Jakarta: al Huda, 2005.

TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014 223


Abdul Haris

Ridha, Sayyid Muhammad Rasyid. Tafsir al Mannar, Jilid I,


Mesir: Daru al Manar, 1367.
Shihab, Quraish. 0HPEXPLNDQ DO 4XUDQ Bandung: Mizan,
1994.

224 TAJDID Vol. XIII, No. 1, Januari-Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai