Anda di halaman 1dari 7

5.

Pemeriksaan Neurologis:
Pada pemeriksaan nervi kraniales:
Nervus VII tampak mulut mengot ke kiri, lipatan nasolabialis kanan datar,
tidak ada lagophthalmus, dan kerut dahi simetris
Nervus XII bicara pelo dan lidah deviasi ke kanan
Pada pemeriksaan fungsi motorik:
Refleks fisiologis ekstremitas kanan meningkat
Hemiparase dextra tipe spastik
Refleks patologis babinsky (+) pada kaki kanan.

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan neurologis?

Hasi Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

Gangguan saraf kranialis


Mulut mengot ke kiri Simetris
VII

Lipatan nasolabialis Gangguan saraf kranialis


Simetris
Nervus kanan datar VII
VII Lagoftalmus
(-) Normal
(-)

Kerut dahi simetris Simetris Normal

Lidah deviasi ke Gangguan saraf kranialis


simetris
Nervus kanan XII; parese kiri

XII Bicara pelo Gangguan saraf kranialis


(-)
(+) XII; pelo

Hasil Nilai Interpretasi


Pemeriksaan Normal
Hemiparase dekstra Abnormal Normal Abnormal
tipe spastik

Refleks Fisiologis Dekstra Meningkat Normal Abnormal


Sinistra Normal Normal Normal
Refleks Patologis Dekstra + - Abnormal
(Babinsky) Sinistra - - Normal
b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan neurologis ?
Nervus VII tampak mulut mengot ke kiri, lipatan nasolabialis kanan datar, tidak ada
lagophthalmus, dan kerut dahi simetris
Mekanisme abnormalnya yaitu Tekanan dinding pembuluh darah otak tinggi
pembuluh darah lemah dan pecah hematoma dan edema cerebri mengenai N. VII

Nervus XII bicara pelo dan lidah deviasi ke kanan


Mekanisme abnormalnya yaitu Tekanan dinding pembuluh darah otak tinggi
pembuluh darah lemah dan pecah hematoma dan edema cerebri mengenai N. XII

Hemiparase dekstra tipe spastic


Penyumbatan arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis dan defisit
sensorikkontralateral (akibat kehilangan girus presentralis dan postsentralis
bagian medial), kesulitanberbicara (akibat kerusakan area motorik tambahan).

Refleks fisiologis ekstremitas kanan meningkat


Pada kasus ini kemungkinan pembuluh darahnya pecah akibat hipertensi pada
arteri serebri media sinistra dan arteri serebri anterior sinistra yang merupakan cabang
dari arteri carotis interna. Kedua arteri ini memperdarahi gyrus precentralis (area
motorik) yang menyebabkan keterbatasan gerak, berkurangnya kekuatan otot (lemah)
pada ektremitas superior et inferior dextra. Gangguan pada UMN juga menjadi
penyebab dari meningkatnya reflex fisiologis dan patologis ada.
upper motor neuron (UMN):
a. Tonus otot pada sisi yang lumpuh meningkat.
b. Refleks tendon meningkat pada sisi yang lumpuh
c. Refleks patologik positif pada sisi yang lumpuh.

Refleks patologis babinsky (+) pada kaki kanan


Adanya reflex patologis babinsky pada kaki kanan menunjukkan bahwa adanya
kerusakan pada traktus kortikospinalis lateral pada kaki kanan. Traktus kortiko spinalis
ini merupakan traktus descenden paling besar pada manusia.Serabut-serabut di traktus
tersebut berasal dari beberapa area motoric pada cortex serebri.
Traktus ini mengatur gerakan volunteer(sadar) yang terdiridari Upper Motor
Neuron dan Lower Motor Neuron. Apabila traktus ini mengalami kerusakan, akan
menghambat impuls volunteer darik orteks serebri menuju motor neuronnya masing-
masing di kornu anterior medulla spinalis.
Refleks Babinski terjadi apabila adanya hambatan impuls karena lesi pada UMN
(upper Motor Neuron).

e. Bagaimana pemeriksaan patologs reflex babinsky?

PEMERIKSAAN REFLEKS BABINSKI (EXTENSOR PLANTAR 1 2 3


RESPONSE)
1 Mintalah klien berbaring dan istirahat dengan tungkai diluruskan.
2 Kita (pemeriksa) memegang pergelangan kaki klien supaya tetap pada
tempatnya.
3 Telapak kaki klien digores dengan menggunakan ujung gagang palu
refleks secara perlahan dan tidak menimbulkan rasa nyeri untuk
menghindari refleks menarik kaki.
Goresan dilakukan pada telapak kaki bagian lateral, mulai dari tumit
menuju pangkal ibu jari.
4

A. Cara menggores
B. Ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan jari-jari
kaki

Interpretasi
Positif jika didapatkan gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, yang dapat disertai mekarnya
jari-jari lainnya

f. Bagaimana pemeriksaan reflex extremitas?

1. Tonus otot.
Pasien diminta melemaskan ekstremitas yang hendak diperiksa kemudian
ekstremitas tersebut kita gerak-gerakkan fleksi dan ekstensi pada sendi siku dan lutut
. Pada orang normal terdapat tahanan yang wajar.
Flaccid : tidak ada tahanan sama sekali ( dijumpai pada kelumpuhan LMN).
Hipotoni : tahanan berkurang.
Spastik : tahanan meningkat dan terdapat pada awal gerakan , ini dijumpai pada
kelumpuhan UMN.
Rigid : tahanan kuat terus menerus selama gerakan misalnya pada Parkinson.
2. Refleks tendon / periosteum
Refleks Biceps (BPR):
Cara : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii,
posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku.
Respon : fleksi lengan pada sendi sik
Refleks Triceps (TPR)
Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan
sedikit pronasi
Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku
Refleks Periosto radialis
Cara : ketukan pada periosteum ujung distal os radial, posisi lengan setengah fleksi
dan sedikit pronasi
Respon : fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi karena kontraksi
m.brachiradilais
Refleks Periostoulnaris
Cara : ketukan pada periosteum prosesus styloid ilna, posisi lengan setengah fleksi
dan antara pronasi supinasi.
Respon : pronasi tangan akibat kontraksi m.pronator quadrates.
Refleks Patela (KPR)
Cara : ketukan pada tendon patella
Respon : plantar fleksi kaki karena kontraksi m.quadrisep femoris
Refleks Achilles (APR)
Cara : ketukan pada tendon Achilles
Respon : plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius
Refleks Klonus lutut
Cara : pegang dan dorong os patella ke arah distal
Respon : kontraksi reflektorik m.quadrisep femoris selama stimulus berlangsung
Refleks Klonus kaki
Cara : dorsofleksikan kki secara maksimal, posisi tungkai fleksi di sendi lutut.
Respon : kontraksi reflektorik otot betis selama stimulus berlangsung

h. Bagaimana klasifikasi hemiparese?

Lemahnya otot tubuh pada manusia disebut dengan parese atau Paresis. Paresis ini
dibagi menjadi 4 yaitu

1. Monoparesis : Lemah salah satu anggota gerak. Bisa tangan kanan saja, tangan kiri
saja, kaki kanan saja atau hanya lemah kaki kiri saja.
2. Paraparesis : Lemah sepasang anggota gerak. Bisa kedua tangan lemah atau hanya
kedua kaki saja yang lemah.

3. Tetraparesis : Lemah semua anggota gerak. Semua anggota gerak sepasang kaki dan
juga sepasang tangan lemah.

4. Hemiparesis : Lemah satu sisi anggota gerak. Bisa tangan dan kaki kanan saja. Bisa
tangan dan kaki kiri saja.

Beda kelumpuhan upper motor nueron (U.M.N.) dengan kelumpuhan lower motor
neuron (L.M.N.) adalah:

Pada kelumpuhan U.M.N. terdapat kelumpuhan yang spastik (kaku),

Pada kelumpuhan L.M.N. terdapat kelumpuhan yang flaksid (lemas).

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Kesadaran : (E:3, M:5, V:3)

TD : 230/120 mmHg

Nadi : 96 x/m

Pernapasan : 20 x/m

Suhu Badan : 37,2C

Status Neurologicus

Nn. Cranialis : parese N VII dan N XII

FUNGSI MOTORIK

LENGAN
Gerakan, Kekuatan

Refleks fisiologis

Biceps
Triceps
Radius
Ulna
TUNGKAI

Gerakan,Kekuatan,Tonus

Klonus
Paha
Kaki

DIAGNOSA

Diagnosa kerja : Stroke hemoragik intraserebral

Diagnosa Klinik : Hemiparese dextra tipe spastik + parese N. VII dan N.XII dextra
tipe sentral

Diagnosa Topik : Capsula interna hemisferium Sinistra

Diagnosa Etiologi : Hemorrgia cerebri

Anda mungkin juga menyukai