hemogglobin dalam darah berdararkan satuan warna (colorimeric). haemometer ini banyak digunakan
juga dalam pratikum penyakit dan parasit ikan sebagai wawasan bagi anda pengguaan haemometer ini
adalah alat untu mengukur kadar hemogglobin dalam darah sebaiknya anda mencari literatur kondisi
Hb yang baik itu bagaimana dan tidak baik itu bagaimanan, ketepatan dan ketelitian anda saat bekerja
sangat menentukan keakuratan dalam penggunaan alat ini karena alat ini, selain haemometer (sahli) ini
ada juga alat yang lebih canggih lagi untuk mengukur Hb, pengukur Hb digital yaa mungkin anda
sudah pada tahu atau pernah lihat di rumah sakit atau munggkin alat pengukur tensi darah dan pada
kesempatan kali ini saya akan menjelaskan cara dan prisip kerja haemometer. semoga bermanfaat...
Gambar Haemometer
CARA PENGGUNAAN
Haemometer sahli
Membersihkan dan mengeringkan tabung hemometer
Mengisi tabung hemometer dengan HCl 0,1 N sampai garis batas
Mengambil darah pada jari manis, sebelumnya usap jari terlebih dahulu dengan kapas beralkohol
70%, biarkan kering
Menekan softclick yang telah disetting pada angka 5 ke jari hingga jarum menusuk jari dan darah
mengalir keluar
Menghapus darah yang pertama keluar dengan kapas kering
7. Lanjutan .....
Memipet darah dengan pipet sahli sebanyak 0,02 ml
Menghapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet menggunakan tisu
Memasukkan darah ke tabung sahli dan aduk menggunakan pengaduk
Mengencerkan dengan aquades setetes demi tetes sambil diaduk hingga didapatkan warna yang sama
dengan warna standar haemometer sahli
Membaca tinggi meniscus permukaan cairan dalam tabung, mencatat hasilnya
PEMELIHARAAN
Dengan membersihkan tabung dengan sikat pembersih
Sebelum disimpan, pastikan tabung dalam kondisi bersih dan kering sehingga tidak menimbulkan
lumut
KALIBRASI HAEMOMETER
Tidak bisa dikalibrasi, apabila ada kerusakan alat diganti dengan yang baru.
Penggunaan logbook Log book adalah buku yang berfungsi untuk merekam jejak penggunaan alat.
Log book berisi:
Nama pengguna
Tanggal penggunaan
Tujuan penggunaan
Kondisi alat (sebelum dan sesudah digunakan)
Jenis sampel
1. Haemocytometer
Haemocytometer adalah adalah satu set alat yang digunakan untuk memeriksa dan
menghitung berapa banyak jumlah erythrocyt (sel darah merah) dan leucocyt (sel darah
putih), trombosit dan eosinofil.
Alat ini terdiri dari :
a. Pipet throma
Fungsi : Untuk mengencerkan darah dalam pemeriksaan jumlah leukosit dan eosinofil.
Fungsi : : Untuk mengencerkan darah dalam pemeriksaan jumlah erytrosit dan trombosit.
3. Pengencerean darah yang dilakukan dengan menggunakan alat ini yaitu 200 kali untuk
aantal erytrosit maupun aantal trombosit.
b. Kamar hitung
Kamar hitung (bilik hitung) adalah suatu ruangan dengan ukuran yang sangat kecil yang
digunakan untuk menghitung jumlah sel darah dengan menggunakan sampel yang sangat
sedikit. Volume tiap kamar hitung ini berbeda-beda tergantung jenis sel yang akan dihitung.
Improved Neubauer
Jika dihitung dalam volume yang lebih kecil lagi, misalnya dihitung dalam satu kotak besar
(16 kotak kecil).
Volume (V) = p x l x t x jumlah kotak mm3
= x x 1/10 x 16
= 16 x 160 mm3 = 1/10 mm3
= 10/ mm3 (karena satuan darah per mm3).
---- Sehingga jumlah satuan sel Lekosit adalah :
= P x V x N = 10 x 10 x N
= 100 N/mm3.
Jika dihitung dalam volume yang lebih kecil lagi, misalnya dihitung dalam satu 40
kotak kecil.
Volume (V) = p x l x t x jumlah kotak mm3
= 1/20 x 1/20 x 1/10 x 40 kotak = 1/100 mm3
= 100 /mm3 (karena satuan darah per mm3).
---- Sehingga jumlah satuan sel eritrosit adalah :
= P x V x N = 100 x 100 x N
= 10.000 N/mm3.
Prinsip perhitungan untuk kamar hitung lainnya sama seperti improved Neubauer yang
berbeda hanya ukurannya saja, hal ini disesuaikan dengan jenis sel yang diperiksa, artinya
kalau kalau jumlah selnya banyak maka menggunakan ukuran yang kecil atau sebaliknya.
3. Haemometer
Volume darah yang dapat dihisap adalah 20 cmm (tertera di pipet Hb) dengan menggunakan
aspirator.
5. Deck glass
Deck glass adalah penutup obyek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena
dimaksudkan agar bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan
dibawah mikroskop. Digunakan untuk menutup sediaan preparat atau kamar hitung.
Tugas instrumen 1
1.Haemocytometer
Haemocytometer adalah alat yang digunakan untuk meelakukan
pemeriksaanpenghitungan sel darah.
Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis selserta partikel mikroskopis lain
nya. Hemositomete rini ditemukan oleh
Louis-Charles Malassez
D a n t e r d i r i d a r i s e b u a h s l i d e mikroskop kaca tebal dengan lekukanpersegi pa
njang yang menciptakan sebuah kamar.Ruangan ini adalah diukirdengan laser-
grid tergores garis tegak lurus. Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah
yang dibatasi oleh garis diketahui,
dan kedalaman ruang ini jugadikenal.Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel
atau partikel dalam suatuvolume tertentu cairan,
dan dengan demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairansecara keseluruhan.
Yang terdiri atas :
1. Pipetthromaleukosit
2. Pipetthromaeritrosit
3. Kamarhitung
2. Pipet thoma
Terdiri dari :
1. Pipet thoma leukosit
2. Pipet thoma eritrosit
Ciri ciri pipet thoma leukosit :
1. Fungsi : untuk mengencerkan darah
dalam pemeriksaan jumlah leukosit dan
eosinofil.
2. Mempunyai skala dari 0,5 ; 1;11
3. Didalam nya terdapat bola kaca berwarna putih.
a. Pipetthomaleukosit
Cara kerja :
1. Isaplah darah (kapiler,EDTA,Oxalat) dengan pipet Leukosit sampai garis tanda
0,5 tepat.
2. Hapuslah kelebihandarah yang melekatpadaujung pipet.
3. Masukanujung pipet kedalamlar. Turk sambilmenahandarahpadagaristadi.
Pipetdipegangdengansudut 45 danlar. Turk diisap perlahan sampai garis tanda 11.
Jangan sampai ada gelembung udara.
4. Angkat pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan
karet penghisap. Kocok pipet itu selama 3 menit.
5. Buang cairan dari pipet 3-4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet dengan
sudut 30 pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup.
Biarkan kamar hitung itu terisi cairan dengan daya kapilernya.
6. Biarkan kamar hitung itu 2-3 menit pada cawan petri yang telah berisi kapas
basah supaya leukosit mengendap.
7. Hitungjumlahleukositdenganmenggunakanobjectifkecil 10x/40x pada 4
bidangbesar.
8. Pengenceran yang terjadi ialah20x. jumlahsel yang sudahdihitungdalam 4
bidangbesaritudibagi 4 menunjukanjumlahselleukositdalam 0,1 l. kalikanitudengan
10 (tinggi) dan 20 (pengenceran) untukmendapatkanjumlahleukositdalam 1 l darah.
Rumus : leukosit = N x 50
b. Pipetthomaeritrosit
Ciri ciri pipet thoma eritrosit :
1. Fungsi : untuk mengencerkan darah dalam pemeriksaan jumlah eritrosit dan
trombosit
2. Mempunyai skala 0,5; 1; 101
3. Didalamya terdapat bola kaca berwarna merah.
Cara kerja :
1) Isaplahdarah(Kapiler, EDTA, Oxalat) dengan pipet eritrositsampaigaristanda 0,5 tepat.
2) Hapuslahkelebihandarah yang melekatpadaujung pipet.
3) Masukan ujung pipet kedalam lar. Hayem sambil menahan darah pada garis
tadi.Pipetdipegangdengansudut 45 danlar. Hayemdiisapperlahansampaigaristanda
101.Jangan sampai ada gelembung udara.
4) Angkat pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap.
Kocok pipet itu selama 3 menit.
5) Buang cairan dari pipet 3-4 tetes dan segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 pada
permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung
itu terisi cairan dengan daya kapilernya.
6) Biarkan kamar hitung itu 2-3 menit pada cawan petri yang telah berisi kapas basah supaya
leukosit mengendap.
7) HitungjumlahEritrositdenganmenggunakanobjectifkecil 40xpada 5 bidangkecil.
8) Pengenceran yang terjadiialah 200x. luastiapbidangkecil 1/400 mm, tinggikamarhitung
1/10 mm sedangkaneritrositdihitungsalam 5x16 bidangkecil = 80 bidangkecil yang
jumlahluasnya 1/5 mm. factoruntukmendapatkanjumlaheritrosit per l darahmenjadi
5x10x200 = 10.000.
9) Rumus : Eritrosit = N x 10.000
3.Kamar hitung
Fungsi dari kamar hitung : Untuk menghitung jumlah sel sel darah.
Macam- macam kamar hitung :
a. Kamar hitung Improvve Neubaer
b. Kamar hitung Original Neubaufer
c. Kamar hitung burker
d. Kamar hitung Turk
e. Kamar hitung thoma
# Kamar hitung Hitung Improved neubauer
4.Pipet LED
Alat ini di gunakan dalam pemeriksaan laju Endap darah.
Pipet LED ini ada dua macam :
5 Haemometer
6 PipetHb
PIPET HB (SAHLI)
Fungsi : Untuk menghisap darah pada pemeriksan kadar Hb cara sahli
Pipet ini mempunyai skala sampai 20 Cmm, artinya darah yang dapat di hisap sebanyak
0,02ml ( 20)
7 Objek glass
OBYEK GLASS
Fungsi nya : Untuk tempat preparat apus darah .
Untuk tempat pemeriksaan masa pembekuaan cara oject glass
Untuk tempatsediaan.
8Deck glass
DECK GLASS / COVER GLASS
Guna : Untuk menutup sediaan mikrosopis dan menutup kamar hitung
Deck giass yang digunakan khusus untuk menutup kamar hitung di buat lebih tebal dari yang
biasa dan sangat datar , mempunyai tinggi 1/10 mm
Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel
secara cepat dan dapat digunakan untukkonsentrasi sel yang rendah Hemasitometer pada
mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles
Malassez.Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya memiliki garis-
garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9
mm2.Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di
atas chamber floor.
Perhitungan sel
Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung
padavolume dibawah coverslip.Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan
kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak
besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml. Adapaun kotak yang paling kecil
berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel.
Kelebihan
Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan hemasitometer adalah dapat menghitung
jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan.
Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampukan ke dalam larutan sel maka sel yang hidup
tidak akan berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru. [1] Kelebihan lainnya
adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi homogenitas dan data
mendeteksi kontaminasi.
Haemocytometer : Berupa slide kaca tebal berbentuk empat persegi panjang. Pada
bagian tengahnya terdapat kotak sebanyak 400 buah. Yakni terdiri dari 25 kotak besar. 1
kotak besar terdiri dari 16 kotak kecil sehingga berjumlah 400 kotak. Alat ini sangat akurat
untuk menghitung kepadatan plankton yang ada dengan meletakkan gelas penutup diatasnya,
maka dapat diketahui kedalaman kotak yakni 0,1 mm, panjang 1 mm dan lebar 1 mm. (alat
ini juga sering dipakai dalam ilmu kedokteran yaitu untuk menghitung jumlah eritrosit pada
sel darah merah). Yang hemocytometer diciptakan olehLouis-Charles Malassez dan terdiri
dari tebal kaca mikroskop slide dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan ruang.
Ruangan ini diukir dengan menggunakan laser-tergores grid dari garis tegak lurus. Perangkat
ini disusun dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis yang diketahui, dan
kedalaman ruang juga dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel-sel
atau partikel dalam volume tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi
dalam cairan sel-sel secara keseluruhan.
II. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet thoma leukosit dengan menggunakan larutan pengencer Turk
( Acetid Acid 2 %, Hidrocloric Acid 1%), kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung.
Jumlah sel leukosit dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan faktor konversi
jumlah sel leukosit / mikroliter darah dapat diperhitungkan.
Cara Kerja :
1. Desinfeksi jari yang akan ditusuk dengan alkohol 70%, lakukan pengambilan darah.
2. Hisap darah kedalam pipet thoma leukosit sampai tanda 0,5 %
3. Hapus darah yang melekat pada sebelah luar pipet.
4. Masukkan ujung pipet kedalam larutan Turk sambil menahan darah pada garis tanda tadi,
pipet dipegang dengan membentuk sudut 45 derajat. kemudian isap larutan turk perlahan
sampai tanda 11, hati hati jangan sampai ada gelembung udara.
5. Angkat pipet dan cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari, lalu lepaskan aspirator.
6. Kocok pipet 15-30 detik. Jika tidak segera digunakan letakkan mendatar.
7. Siapkan kamar hitung.
8. Kocok pipet tadi agar homogen +- 3 menit, kemudian buang cairan 3-4 tetes.
9. Segera teteskan setetes saja pada kamar hitung, jangan sampai banjir menggenangi
parit.
10. Biarkan mengendap +- 2-3 menit.
11. Hitung jumlah leukosit dalam 4 kotak besar dengan perbesaran 100 X.
Pembahasan :
Hitung leukosit merupakan menyatakan jumlah sel leukosit perliter darah (System
International Units = SI unit) atau per satu mmk darah. Jumlah leukosit memiliki nilai normal
4000 - 11000 / mmk. Berikut ini adalah cara hitung lekosit dengan cara manual menggunkan
Bilik Hitung.
Perhitungan :
Pemeriksaan laboratorium untuk menetap jumlah sel darah putih dalam bahan pemeriksaan
darah, yang bertujuan untuk Menegakkan diagnosis dan Pemantauan penyakit / pengobatan
Sebenarnya terdapat 2 cara yang digunakan dalam hitung jumlah leukosit yaitu cara
automatic menggunakan mesin penghitung sel darah ( hematologic analyzer ) dan juga cara
manual menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskkop.
Cara automatic lebih unggul, karena tekhniknya mudah, waktu yang dibutuhkan sangat
singkat tidak seperti cara manual yang membutuhkan waktu yang lama, kesalahannyapun
juga sangat kecil +- 2 %
2. GELAS OBJEK KAMAR HITUNG
Daerah yang diperintah dari hemocytometer terdiri dari beberapa, besar, 1 x 1 mm (1
mm 2) kuadrat. Ini dibagi dalam 3 cara; 0,25 x 0,25 mm (0,0625 mm 2), 0,25 x 0,20 mm (0,05
mm 2) dan 0,20 x 0,20 mm (0,04 mm 2 ). Pusat, 0,20 x 0,20 mm ditandai, 1 x 1 mm persegi
dibagi lagi menjadi 0,05 x 0,05 mm (0,0025 mm 2) kuadrat. Yang mengangkat tepi
hemocytometer memegang coverslip 0,1 mm dari grid ditandai. Ini memberikan setiap
persegi volume yang ditetapkan.
Dimensi Area Volume pada kedalaman 0,1 mm
2
1 x 1 mm 1 mm 100 nl
0,25 x 0,25 mm 0,0625 mm 2 6,25 nl
0,25 x 0,20 mm 0,05 mm 2 5 nl
0,20 x 0,20 mm 0,04 mm 2 4 nl
0,05 x 0,05 mm 0,0025 mm 2 0,25 nl
Ukuran sel-struktur yang akan dihitung adalah yang terletak di antara tengah-tengah tiga baris
di bagian atas dan kanan atas kuadrat dan batin dari tiga baris di bagian bawah dan kiri alun-
alun.
Dalam peningkatan Neubauer hemocytometer (menengah umum), jumlah sel per ml dapat
ditemukan hanya dengan mengalikan jumlah total sel ditemukan dalam kotak hemocytometer
(daerah sama dengan kotak merah pada gambar di sebelah kanan) oleh 10 4 (10000 ).
Berikut adalah dua metode sederhana untuk menghitung sel berdasarkan luas permukaan
hemacytometer digunakan untuk menentukan jumlah sel. Other counting schemes are
accetable also. The choice of methods depends upon the cell concentration the accuracy of
the procedure depends upon the number of cells counted. When cell concentration is low,
one should count more grids. Lain skema accetable menghitung juga. Pemilihan metode
tergantung pada konsentrasi sel ketepatan prosedur tergantung pada jumlah sel dihitung.
Ketika sel konsentrasi rendah, orang harus menghitung lebih grid.
Metode A
Menghitung jumlah sel-sel di luar kotak 4 (lihat panel sebelah kiri Gambar 2).
Konsentrasi sel dihitung sebagai berikut:
Sel konsentrasi per mililiter = Total jumlah sel dalam 4 kuadrat x 2500 x faktor pengenceran
Contoh: Jika salah satu sel 450 dihitung setelah menipiskan suatu alikuot suspensi sel 1:10,
konsentrasi sel asli = 450 x 2500 x 10 = 11.250.000 / ml
Metode B
Perkiraan sel 5 konsentrasi dengan menghitung kuadrat di tengah alun-alun besar (lihat panel
sebelah kanan pada Gambar 2).
Konsentrasi sel dihitung sebagai berikut:
Sel konsentrasi per mililiter = Total jumlah sel dalam 5 kuadrat x 50.000 x faktor
pengenceran
Contoh: Jika salah satu sel setelah 45 dihitung menipiskan suatu alikuot suspensi sel 1:10,
konsentrasi sel asli = 45 x 50.000 x 10 = 22.500.000 / ml
PIPET THOMMA
Pipet Thomma adalah jenis pipet yang digunakan untuk pengenceran sel darah. Ia tidak
mengukur menipiskan darah atau cairan dalam jumlah tertentu (misalnya, dalam mililiter),
melainkan dalam hal bagian dari volume total volume pipet. Yang pipet terdiri dari sebuah
batang yang ditandai dengan 2 divisi. Tanda pertama menunjukkan unit 0,5, dan yang kedua
menunjukkan tanda 1,0 unit. Di atas batang adalah bola lampu pencampuran yang berisi
manik-manik kecil. Alat ini membantu dalam pencampuran darah dan pengencer. Lampu di
atas pencampuran kapiler pendek lain dengan tanda berukir (11,0 di sel putih pipet dan 101,0
pada sel merah pipet). Sel merah pipet volume 101 unit. Batang setiap pipet berisi 1 unit
volume dan bola lampu berisi bagian sisanya.
Perhitungan sel darah dengan menggunakan hemasitometer, di dapat sebagai berikut :
1. Perhitungan sel darah merah (sdm) :
sdm 1 : 54
sdm 2 : 69
sdm 3 : 77
sdm 4 : 65
sdm 5 : 78
sdm : 343
Rata-rata (x): sdm = 68,8
6
Sel darah merah = x factor pengali
= 68,6 50.000
= 3.430.000 sel per ml darah
1. Perhitungan sel darah putih (sdp) :
sdp 1 : 115
sdp 2 : 120
sdp 3 : 135
sdp 4 : 127
sdp : 497
Rata-rata (x) : sdp = 124,5
4
Sel darah putih = x factor pengali
= 124,5 3200
= 397600 sel per ml darah
Prosedur Praktikum
1. Menghitung Sel Darah Merah
Terlebih dahulu isap darah merah sampai batas strip 0,5 menggunakan pipet batu merah,
setelah itu isap larutan hayem sampai batas 101 lalu kocoklah larutan tersebut menurut angka
8 selama 5 menit setelah selesai biarkan larutan tersebut selama 10 menit, ambil kamar hitung
bunker lengkap dengan cover glassnya, teteskan 3 tetes ke tisu, dan teteskan 1 tetes pada
burker diatas cover glass. Amati di bawah mikroskop lalu gambarkan dan buat kesimpulan.
2. Menghitung Sel Darah Putih
Isap darah putih sampai batas strip 0,5 menggunakan pipet tetes batu putih, setelah itu isap
larutan turk sampai batas 11 lalu kocoklah larutan tersebut menurut angka 8 selama 5 menit
setelah selesai biarkan larutan tersebut selama 10 menit, ambil kamar hitung barker lengkap
dengan cover galassnya, teteskan 3 tetes ke tisu, dan teteskan 1 tetes pada burker di atas cover
glass, amati di bawah mikroskop lalu gambarkan dan buat kesimpulan.
Untuk Perhitungan Sel Darah Merah (Erytrosit) diperoleh :
n = 287
n x 10Jumlah sel darah merah (N) = 4
= 287 x 104
= 2.870.000 sel/mm3
Untuk Perhitungan Sel Darah Putih (Leukosit) diperoleh :
n = 163
n x 4 x 500Jumlah sel darah putih =
= 163 x 4 x 500
= 326.000 sel/mm3
4.2. Pembahasan
Sel darah merah paling banyak jumlahnya. Sel-sel darah merah mempunyai bentuk
cakra, dengan diameter 7,5 m dan ketebalan di tepi 2 m. Tengah-tengah dari cakra tersebut
lebih tipis (1 m) dari pada tepinya. Bentuk bikonkaf yang menarik ini mempercepat
pertukaran gas-gas antar sel-sel dan plasma darah.
Sel darah merah (eritrosit) pada darah ikan lebih banyak daripada sel darah putih
(leukosit), ini dapat dilihat dari hasil praktikym yang di dapat hasil sel darh merah sebanyak
240500 sel darh merah sedangkan sel darah putih (leukosit) adalah 2340 sel darah putih.
Manfaat daari banyaknya sel darh merah ini adalah sebagai penyalur makanan di dalam tubuh
dan pengedar oksigen di dalam tubuh.
Komponen utama dari darah yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah
terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku
darah atau bitir-butir darah (trombosit).
Eritrosit (sel darah merah) pada ikan berinti, bewarna merah kekuningan. Eritrosit
dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron (bergantung kepada spesies
ikannya) jumlah eritrosit tiap-tiap mm3darah berkisar antara 20.000-3.000.000. pengangkutan
oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yang
terdapat didalam eritrosit Tim ikhtiologi (2010).
Leukosit (sel darah putih) yang tidak bewarna berjumlah antara 20.000-150.000
dalam tiap-tiap mm3 darah. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua yaitu granulosit dan
agranula.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah jasad renik di dalam suatu
suspensi atau bahan. Cara-cara tersebut dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Perhitungan jumlah sel
1. Hitungan mikroskopis
2. Hitungan cawan
3. MPN (Most Probable Number)
2. Perhitungan massa sel secara langsung
1. Volumetric
2. Gravimetric
3. Kekeruhan (turbidimeter)
3. Perhitungan massa sel secara tak langsung
1. Analisis komponen sel (protein, DNA, ATP)
2. Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder,
panas)
3. Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino,
mineral).
praktikum ini dilakukan dengan cara, yaitu ragi (yeast) pada suspensi ragi dihitung.
Pertama, haemocytometer disediakan dan dibersihkan agar steril dengan alkohol. Sebagai
alat bantu mengamati banyaknya mikroba, mikroskop disediakan. Haemocytometer
diletakkan di atas meja objek mikroskop. Peletakan ini jangan sampai terbalik. Selanjutnya,
kamar utama pada haemocytometer dicari yang berada di tengah haemocytometer. Kamar
utama terdiri dari kotak-kotak kecil dan kotak kecil itu dicari. Kamar yang kecil telah
didapatkan, lalu cover glass dipasang di atas haemocytometer. Suspensi ragi dituangkan pada
haemocytometer. Aliran suspensi akan bergerak dan dibiarkan beberapa saat agar memenuhi
permukaan haemocytometer. Kemudian mikroba yang terdapadat pada kamar kecil dihitung
jumlah bakteri yang ada dalam kotak. Penghitungan ini dengan cara penghitungan diagonal
kanan atau kiri. Koloni counter digunakan dalam penghitungan mikroba.
= 25 103
7
=1,71 10 sel/mL
= 25 103
=1,73 107 sel/mL
Hasil praktikum memperoleh bahwa jumlah mikroba dalam suspensi ragi ini sebesar karena
diperoleh dalam diagonal kanan ialah 1,71 107 sel/mL dengan jumlah mikroba pada setiap
kotak 60, 72, 87, 65, dan 58. Sedangkan pada diagonal kiri mikroba terhitung 65, 63, 87, 71,
dan60 ; sehingga jumlah mikroba menjadi 1,73 10 7 sel/mL. Hasil ini berbeda mungkin
dikarnakan saat penghitungan tidak teliti.
Berdasarkan hasil praktikum ini menperoleh bahwa jumlah bakteri dari metode penghitungan
diagonal kanan sebesar 1,71 107 sel/mL dan pada diagonal kiri sebesar 1,73 107 sel/mL.
III.
KESIMPULAN
Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat
preparat dari austu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan
ruang hitung (counting chamber). Praktikum ini menggunakan perhitungan secara langsung.
Penghitungan koloni secara langsung, dilakukan agar mengetahui secara langsung juga.
Penghitungan ini dikatakan tidak akurat jumlah mikroba yang di dalam sampel, karena hanya
berdasarkan pada mikroba yang ada. Mikroba yang ada pada media ataupun sampel yang
terhitung tidak hanya mikroba yang hidup, mungkin saja mikroba yang mati juga terhitung.
Hasil penghitungan ini menggukan Hauser Chamber atau Haemocytometer. Alat ini
memiliki ruang atau kamar-kamar yaang nantinya Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar
dengan luas 1 mm. Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan
panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu
kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel
nakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah
bakteri per satuan volume dapat diketahui.
Hal yang harus dilakukan pada perhitungan mikroba secara langsung ini dengan
membersihkan terlebih dahulu Petroff-Houser Chamber atau Haemocytometer dengan
alkohol 70%. Tujuan pembersihan ini dilakukan agar steril (tidak ada mikroba yang lain
berada pada alat ini). pembersihan juga dengan mengelap dengan tissue dan usahakan tidak
ada goresan pada alat ini karena akan terkihat saat melihat di mikroskop. Setelah proses
pembersihan alat ini, cover glass diletakkan di atas Haemocytometer. Peletakkan ini beguna
dalam menjaga mikroba yang akan dihitung pada ruang alat tetap bentuknya dan tidak
terkontaminasi. Kemudian suspensi ragi dituangkan dengan mikro pipet dengan jumlah
tertentu. Suspensi ini akan bergerak mengalir ke permukaan alat dan akan mengisi ruang alat
ini. Ruang yang terisi dengan mikroba pada yang terletak pada ruang atau kotak kecil dapat
langsung dihitung dengan metode digonal kanan ataupun diagonal kiri. Hasil perhitungan
dirata-rata kemudian hasil rataan dimasukkan rumus untuk kotak sedang. Perhitungan juga
harus memperhatikan faktor pengenceran, jika dilakukan pengenceran maka jumlah sel/ml
dikalikan faktor pengenceran. Jumlah yang dihasilkan pada diagonal keduanya akan sama
atau tidak jauh berbed (Dwidjoseputro 1990).
Daftar pustaka
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://belimbingpaser.blogspot.co.id/2014/10/mengenal-hemasitometer-dan-cara.html
http://tentang19kita.blogspot.com/2012/12/hitung-jumlah-leukosit-metode-
pipet_23.html
Hitung Jumlah Leukosit Metode Pipet
http://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/laporan-akhir-praktikum-menghitung-sel-
darah-merah-dan-sel-darah-putih-pada-ikan-lele-clarias-gariepinus/
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN MENURUT SAHLI (HB SAHLI)
A.DARAH
Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang
warnanya merah. Warna merah itu keadaanya tidak tetap tergantung pada banyaknya O2 dan
CO2 didalamnya. Darah yng banyak mengandung CO2 warnanya merah tua.
Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung dan
selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari
pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat
badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. BJ darah 1,041-0,67 dengan temperatur 380C dan PH
7,37-7,45.
Fungsi darah terdiri atas :
1.Sebagai alat pengangkut yaitu ;
1)Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan
tubuh
2)Mengangkat CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru
3)Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk disalurkan keseluruh jaringan tubuh
4)Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh yang dikeluarkan
melalui kulit dan ginjal.
2.Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang akan
membinasakan tubuh dengan perantaran leukosit, antibodi atau zat-zat anti racun.
D.BAHAN PEMERIKSAAN
Darah kapiler atau darah vena dan darah tepi.
E.PRINSIP PEMERIKSAAN
Mengukur kadar HB berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb yang menjadi asam
hematin oleh adanya HCl 0,1N
G.PROSEDUR KERJA
1.Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer sampai pada
angka 2
2.Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur pemeriksaan
3.Membawa alat-alat ke dekat pasien
4.Mencuci tangan
5.Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan pasien yang akan diambil darahnya
6.Menyiapkan bengkok
7.Memakai handscoon steril
8.Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian jari tangan dengan cara memijat
9.Menghapus hamakan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan alkohol
10.Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar
11.Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering
12.Dengan pipet Hb menghisap darah sampai angka 20 cm, jangan sammpai ada gelembung
udara yang sampai ikut terhisap
13.Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan kapas kering
14.Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer yang sudah berisi HCl
15.0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hindarkan darah mengenai dinding tabung
16.Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen pipet Hb di bilas dengan jalan
meniup dan menyedotnya.
17.Tunggu sampai 1 menit
18.Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali penambahan warna dari larutan
asam hematin yang terjadi, bandingkan dengan warna dari larutan standar
19.Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan aquadest dihentikan dan kadar Hb
dibaca skala itu dengan satuan pembacaan gr %
20.Mengambil perlak dan pengalas, merapikan alat-alat
21.Melepaskan handscoon
22.Mencuci tangan
I. PENDAHULUAN
Darah Hewan tersusu dari sel darah yang tersuspensi dalam plasma dan diedarkan
ke seluruh tubuh melalui system sirkulasi. Wedeeyer et al. (1990) mengatakan bahwa
pemeriksaan hematologi dapat digunakan sebagai petunjuk keparahan suatu penyakit.
Perubahan hematologi dan kimia darah baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat
menentukan kondisi kesehatan darah hewan.
Pengkuran hematologi meliputi pengukuran kadar hemoglobin, perhitungan total
eritrosit dan perhitungan total leukosit. Eritrosit mamalia tidak berinti dan berbentuk bulat.
Sementara eritrosit ikan berinti, berbentuk elips dan berwarna merah muda. Kadar
hemoglobin bervariasidenagn jumlah sel darah merah yang ada. Secara fisiologis,
hemoglobin sangat penting untuk kehidupan hewan dan sangat menentukan kemampuan
kapasitas pengikatan oksigen oleh darah. Namun tidak semua memiiki hemoglobin.
Hemoglobin adalah senyawa organik yang kompleks yang terdiri dari empat
pigmen porfirin merah, masing-masing mengandung atom Fe ditambah globulin yang
merupakan protein globuler yang terdiri atas empat asam amino. Kadar hemoglobin dan
kadar glukosa setiap species berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebutuhan metabolisme
species itu sendiri. Hemoglobin bergabung dengan oksigen paru-paru disebut oksihemoglobin
(Hoffbrand dan Pettit, 1987).
1.2 Tujuan
2.1 Materi
Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan percobaan ini meliputi :
larutan Hayem, larutan Turk, larutan 0,1 N HCL, hewan coba, haemometer, haemositometer,
Tabung Sahli, pipet kapiler, mikroskop, Objek gelas dan kaca pentup, spuit dan hand counter.
2.2 Metode
1. Darah ikan diisap dengan mikropipet sampai pengenceraan menunjukkan angka 0.5,
kemudian ujungnya dibersihkan dengan kertas isap.
2. Diisap larutan Turk yang telah dituangkan terlebih dahulu dalam tabung reaksi sampai
angka 11.
3. Pipa karet diambil (yang dipakai untuk mengisap) dari pipet, kemudian pipet dipegang pada
kedua ujungnya dengan ibu jari dan telunjuk, dikocok sampai dua menit.
4. Dibuang beberapa tetes (1-2 tetes), kemudain tetes berikutnya dipakai untuk perhitungan.
5. Disiapkan bilik itung, cairan diteteskan dalam pipet sehingga cairan dapat masuk dengan
sendirinya ke dalam bilik hitung.
7. Dihitung semua leukosit yang terdapat didalam bujur sangkar pojok, Jadi jumlah bujur
sangkar yang dihitung menjadi 4 x 16 = 64 bujur sangkar dengan sisi masing-masing =
mm.
Untuk menghitung jumlah eritrosit, cara kerjanya sama denagn cara kerja menhitung
leukosit, bedanya hanya :
3. Semua eritrosit yang dihitung terdapat dalam bujur sangkar kecil dengan sisi 1/20 atau
dengan volume masing-masing 1/4000 mm.
III. Perhitungan
= 5000 x E
1. Tabung sahli (bersekala) kedalamnya diteteskan 0,1 N larutan HCl hingga batas 10.
3. Darah yang keluar diisap dengan pipet isap hingga skala 20l (diisap dengan tepat).
5. Selanjutnya darah diteteskan dengan segera ke tabung sahli yang telah berisi HCl.
7. Larutan HCl dan darah diaduk dengan batang pengaduk gelas yang tersedia.
11. Warna laruran dengan warna komparator dibandingkan, bila warna telah sesuai penetesan
dihentikan.
12. Meniscus larutan hemoglobin diperhatikan. Nilai skala yang bertepatan dengan tinggi
larutan (meniscus) meerupakan kadar hemoglobin darah dengan satuan % Hb atau gram Hb
per 100 ml.
3.1 Hasil
Kadar Tabel
Leukosit Eritrosit
Hewan uji Kelompok hasil
(sel/mm3) (sel/mm3) Hb (gr/dL)
Perhitungan Kelompok 1:
E1 = 17
E2 = 54
E3 = 99
E4 = 104
E5 = 100
= 5000 x (17+54+99+104+100)
= 2.875.000 Sel/mm3
L1 = 630
L2 = 506
L3 = 271
L4 = 537
Jumlah leukosit = 25 x L
= 25 x (630+506+271+537)
= 48.600 Sel/mm3
3.2 Pembahasan
Komponen penyusun darah terdiri dari plasma darah (cairan) dan sel-sel penyusun
darah. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula (sel-sel darah) yang membentuk 45%
bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium
cairan darah yang disebut plasma darah.
Eritrosit dihasilkan dilimpa atau kura, hati dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel
darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.Eritrosit mengandung banyak
hemoglobin. Darah berwarna merah karena hemoglobin berwarna merah tua. Hemoglobin
berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan
tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa
karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-
paru(Pearce, 1989).
Fungsi utama dari sel darah merah (eritrosit) adalah mentransfer hemoglobin.
Eritrosit normal berbentuk bulat atau agak oval dengan diameter 7 8 mikron
(normosit). Dilihat dari samping, eritrosit nampak seperti cakram atau bikonkaf dengan
sentral akromia kira-kira - diameter sel. Dalam mengevaluasi morfologi sel darah
merah pada sediaan apus, ada 4 hal yang harus diperlihatkan : 1. bentuknya (shape), 2.
ukurannya (size), 3. warnanya (staining), dan 4. struktur intraselluler (structure)(Warni,
2009).
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau
bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang
kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit
menderita penyakit leukopenia.
Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah, kura
dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-kuman penyakit. Jumlah leukosit
lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah.
Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun
mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi, yaitu :
3. Monosit,mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan
imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi.
4. Eosinofil,membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.
bentuknya berubah-ubah
memiliki inti
tidak berwarna
berfungsi melindungi tubuh dari bibit penyakit dengan cara memakan kuman dan
menghasilkan zat antibodi
Trombosit merupakan partikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil
daripada sel darah merah atau sel darah putih. Bentuk trombosit tidak teratur dan tidak
mempunyai inti. Trombosit diproduksi di sumsum merah, dan berperan penting pada proses
pembekuan darah. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan
perdarahan, trombosit berkumpul pada daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami
pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan
menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan
menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang
membantu mempermudah pembekuan.
d. Plasma darah
Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh
darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Sebagian
besar plasma darah mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam
plasma adalah albumin. Protein lainnya adalah antibodi (imunoglobulin) dan protein
pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan
vitamin. Di dalam plasma darah terkandung salah satu faktor pembeku darah, yaitu
protombin dan fibrinogen. Plasma darah tanpa fibrinogen disebut serum(Subowo, 2006).
* albumin
* immunoglobin (antibodi)
* hormon
* dan yang lebih penting, plasma menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit
atau zat antibodi.
1. Darah berfungsi mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh
plasma darah
2. Darah berfungsi mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh
yang dilakukan oleh plasma darah, karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, urea
dikeluarkan melalui ginjal
3. Darah berfungsi dalam mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu
(endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah.
4. Darah berfungsi juga untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh
sel-sel darah merah
5. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh komponen darah
yaitu sel darah putih
6. Darah berfungsi untuk menutup luka yang dilakukan oleh keping-keping darah
Darah tersusun atas dua, yang pertama itu ada cairan darah yang kedua ada sel-sel
darah.Dalam cabang ilmu hematologi ini sel penyusun darah yang akan kita pelajari adalah
RBC (sel darah merah), WBC (sel darah putih), dan PLT (keping darah), dalam ilmu
hematologi kita jarang mempelajari cairan darah karena akan dibahas lebih jelas pada sub bab
Kimia Klinik. Sel-sel darah ini yang terbanyak adalah RBC (sel darah merah) dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah(Sadikin, 2001). Bagian dalam
eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen.
Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru, dan oksigen akan dilepaskan saat
eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Setiap milliliter darah mengandung rata-
rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah),yang secara klinis sering dilaporkan dalam
hitung sel darah merah sebagai 5 juta per millimeter kubik (mm3). Eritrosit berbentuk
lempeng bikonkaf, yang merupakan sel gepeng berbentuk piringan yang dibagian tengah
dikedua sisinya mencekung,seperti sebuah donat dengan bagian tengah mengepeng bukan
berlubang dengan diameter 8 m, tepi luar tebalnya 2 m dan bagian tengah 1 m(Dietor,
1992).
Sedangkan WBC (sel darah putih) memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan
dengan sel darah merah, dan yang trakhir ukuran PLT itu paling kecil namun jumlahnya lebih
banyak dibandingkan WBC dalam keadaan normal.
a. Hemoglobin
Menurut Kimbal (1992), hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah
yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang
terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
b. Eritrosit
Sel darah merah merupakan penyusun sel-sel darah yang jumlahnya paling banyak.
Pada wanita, jumlahnya 4,5 juta/mm3 darah, sedangkan pada laki-laki 5 juta/mm3 darah.
Akan tetapi, jumlah itu bisa naik atau turun, tergantung dari kondisi seseorang.
a) Jenis Kelamin
juta per mililiter kubik darah. Pada wanita normal 4,3 5,2 juta per
b) Usia
Orang dewasa memiliki jumlah eritrosit lebih banyak dibanding anakanak.
c) Tempat Ketinggian
lebih banyak.
c. Leukosit
Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan rasio 1 : 700.
Leukosit adalah bagian dari sel darah yang berinti, disebut juga sel darah putih. Di dalam
darah normal didapati jumlah leukosit rata-rata 4000- 11.000 sel/cc. Jika jumlahnya lebih dari
11000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut leukositosis dan bila jumlah kurang dari 4000
sel/mm3 maka disebut leucopenia. Fluktuasi jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar
pada kondisi tertentu seperti stres, umur, aktifitas fisiologis dan lainnya. Leukosit berperan
penting dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap benda-benda asing.
Jumlah leukosit lebih banyak diproduksi jika kondisi tubuh sedang sakit apabila dalam
sirkulasi darah jumlah leukositnya lebih sedikit dibanding dengan eritrositnya. Guyton (2008)
menyatakan bahwa, sel darah putih berperan dalam melawan infeksi. Penurunan jumlah
leukosit dapat terjadi karena infeksi usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan
partus. Menurut Anggraeni (2010), jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stress,
kurang makan atau disebabkan oleh faktor lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
eritrosit dan leukosit yaitu Umur, kondisi lingkungan dan musim.
Adapun fungsi alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
a. Larutan Hayem
Fungsi larutan Hayem adalah untuk mengencerkan eritrosit dalam pipet eritrosit.
Apabila sampel darah dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih akan hancur,
sehingga yang tinggal hanya sel darah merah saja.
b. Latutan Turk
Larutan TURK berfungsi untuk mengencerkan darah, melisiskan sel darah selain
leukosit sehingga memudahkan perhitungan. Jumlah leukosit dihitung dibawah mikroskop.
c. Hemositometer
d. Haemometer
Haemometer (sahli) adalah alat untuk mengukur secara manual kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah. Pengukuran hb sangat penting dilakukan bagi penderita demam berdarah
dan juga bagi ibu hamil. Yang banyak mengunakan hb sahili adalah para tenaga medis
terutama bidan, namun mahasiswa kebidanan dan keperawatan juga mengunakan alat ini
untuk praktikum di laboratorium(Guyton, 1997).
e. Tabung Sahli
f. Mikroskop
Fungsi Mikroskop adalah sebagai alat yang di gunakan untuk melihat, atau
mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
Objek dan Cover Glass adalah alat yang dalam laboratorium mikrobiologi untuk
meletakkan objek yang akan diamati.
Cover Glass : fungsinya untuk menutup objek glass dengan sudut kemiringan 45
h. Pipet Kapiler
Alat suntik atau spuit (Inggris: syringe) adalah pompa piston sederhana untuk
menyuntikkan atau menghisap cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston di
dalamnya yang keluar dari ujung belakang. Adapun ujung depannya dapat dilengkapi dengan
jarum hipodermik atau selang untuk membantu mengarahkan aliran ke dalam atau keluar
tabung. Alat suntik beserta jarum suntik umumnya dijual dalam satu paket. Kapasitas alat
suntik antara lain 1 ml, 3 ml, 10 ml, dan yang lainnya.
Fungsi dari larutan standar HCl 0,1 M adalah untuk membuat larutan sampel atau
cuplikan berada dalam keadaan seimbang.
k. Handcounter
l. Pipet Kapiler
Pipet volume ini hanya dapat digunakan untuk mengatur satu ukuran volume tertentu
saja. Jadi kalau kapasitasnya hanya 10 ml, berarti pipet itu hanya dapat digunakan untuk
mengukur volume larutan sebanyak 10 ml dan tak dapat digunakan untuk mengukur volume
5 ml. Kapasitas ukur yang umum dari pipet volume adalah, antara lain 1 ml, 5 ml, 10 ml, 20
ml, 25 ml dan 50 ml(Guyton, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah eritrosit dari sampel darah ikan adalah 48.600
sel/mm dan 16.900sel/mm3, pada katak jumlah eritrositnya adalah 149.600 sel/mm3 dan
3
IV. KESIMPULAN
1. Eritrosit merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya. Dalam
keadaan normal, jumlah eritrosit mencapai hampir separuh dari volume darah.
2. Eritrosit mempunyai fungsi sebagai media transport yaitu, transport zat-zat terlarut,
transport gas, transport panas, transport energi sedangkan leukosit berfungsi sebagai alat
pertahanan tubuh (sistem imun).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan leukosit yaitu Umur, kondisi
lingkungan dan musim.
4. Faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit antara lain umur, jenis kelamin, kondisi
limgkungan, emosi dan musim. Faktor yamg mempengaruhi jumlah leukosit antara lain
stress, aktivitas fisiologis, gizi dan umur ikan.
5. Jumlah eritrosit mencit sebesar 180.000 sel/mm3, sedangkan jumlah leukosit mencit
sebesar 24.100sel/mm3.
DAFTAR REFERENSI
Guyton AC. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Terjemahan dari: Textbook of Medical Physiology.
Pearce, E. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rose, Herbert G. 1965. Improved Procedure for The Extraction of Lipids from
Humans Erythrocytes
Warni, Elly. 2009. Penentuan MorfologiSel Daah Merah (Eritrosit) Berbasis Pengolahan Citra dan
Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Hasanuddin, Sulawesi
Abstrak
Percobaan ini tentang menentukan kadar hemoglobin (Hb) pada manusia (Homo sapiens),
yang bertujuan untuk menentukan kadar hemoglobin (Hb) pada vertebrata, Percobaan ini
dilakukan di Laboratorium Zoologi (R.19), Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. Probandus yang digunakan adalah salah
Satu praktikan. Metode untuk menentukan kadar hemoglobin (Hb) pada vertebrata yaitu
manusia (Homo sapiens). Tabung hemometer di isi dengan HCI 0,1 M hingga mencapai pada
angka 2 diskala tabung. Kemudian Indikator yang diamati adalah menyamakan warna darah
dengan warna di samping kanan dan kiri pada alat hemometer dengan menambahkan satu
tetes demi satu tetes aquades untuk mengencerkan pekatnya darah. Dapat disimpulkan bahwa
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah berbeda-beda antara individu satu dengan individu yang
lain yang dipengaruhi oleh, jenis kelamin, ukuran tubuh (berat badan dan tinggi badan),
umur, komposisi tubuh, aktivitas tubuh dan terpenuhnya nutrisi yang cukup.
Kata Kunci : Hemoglobin (Hb), Hemometer, Manusia (Homo sapiens), HCI, Aquades.
Pendahuluan
Hemoglobin, terdiri atas porfirin besi (heme) yang bergabung dengan suatu protein
(globin). Hemoglobin terdiri atas beberapa unit, dimana setiap unit mengandung satu heme
dengan protein yang bersangkutan. Berat molekul setiap unit kurang lebih 17-18 x 103.
Hemoglobin darah vertebrata tingkat tinggi terdiri atas empat unit dengan berat molekul
68-72 x 103. Hemoglobin mamalia mengandung besi sebanyak 0,336% dengan heme
sebanyak 4%; biasanya besi dalam keadaan ferro, dan setiap atom ferro dapat mengikat satu
atom oksigen. Karbonmonoksida (CO) dapat pula mengadakan kombinasi secara reversibel
dangan hemoglobin dengan afinitas lebih besar daripada afinitas untuk oksigen. Hemoglobin
semua spesies biasanya hemenya sama, tetapi globin dapat berbeda. Demikian pula dalam
satu spesies dapat dijumpai beberapa tipe hemoglobin. Hemoglobin ada yang larut dalam
cairan ekstraselluler, ada pula yang terdapat intraselluler dalam badan-badan sel jaringan,
terutama otot dan syaraf. Semua kelas vertebrata mempunyai hemoglobin yang terdapat
dalam butir-butir darah merah, kecuali pada beberapa jenis ikan (Soewolo, 2000 : 90).
Secara struktural, eritrosit terdiri atas membran sel, substansi spons yang disebut
stroma dan hemoglobin yang berada di dalam ruang-ruang kosong stroma. Dikemasnya
hemoglobin dalam eritrosit sangat erat kaitannya dengan pencegahan efek viskositas dan
tekanan osmotik yang dapat berubah akibat adanya molekul besar seperti homoglobin jika
berada di dalam plasma darah. Dengan terisolasinya letak hemoglobin, maka stabilitas sistem
dapat dijaga (Santoso, 2009 : 56).
Wanita usia subur adalah salah satu kelompok risiko tinggi untuk menderita anemia
karena tidak mempunyai asupan dan cadangan zat besi yang cukup terhadap kebutuhan
dan kehilangan zat besi. Apapun penyebabnya, defisiensi zat besi terjadi secara perlahan yang
pada akhirnya defisiensi tersebut menimbulkan dampak pada Hb, mioglobin, dan senyawa zat
besi lain.1 Absorpsi zat besi nonheme dapat ditingkatkan apabila terdapat kadar vitamin C
yang cukup (Utama dkk, 2013).
Hemoglobin merupakan parameter anemia yang umum tetapi kurang sensitif untuk
penetapan status besi pada penderita gagal ginjal kronik ( Hamidah dkk, 2012).
Banyak metode yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin, diantaranya
metode tallquist, sahli, kupersulfat dan cyanmethemoglobine. Baru-baru ini terdapat alat
pemeriksaan kadar hemoglobin yang lebih praktis dengan metode Hb meter. Pemeriksaan
dengan menggunakan metode Hb meter sangat praktis, hasil yang didapatkan cepat dan
mudah digunakan tanpa harus tenaga terlatih.6 Gold standard dari beberapa metode tersebut
yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin adalah
metode cyanmethemoglobine(Hidayat, Noor & Sunarti, 2015).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sulistiawati (2011) penyebab nilai
sensitivitas kurang baik karena metode Hb meter memiliki beberapa kelemahan diantaranya
alat bekerja tidak stabil atau alat tidak berfungsi secara normal atau alat tidak bekerja dengan
baik karena alat yang kotor, alat bekerja tidak teliti, tidak peka.11 Walaupun uji ini mudah
dan cepat dilakukan, tetapi tidak cukup baik untuk digunakan sebagai uji diagnostik rutin
dikarenakan nilai sensitivitasnya yang rendah (Hidayat, Noor & Sunarti, 2015).
Metodologi Penelitian
Pada percobaan ini menggunakan lima praktikan mahasiswa pendidikan biologi,
FKIP, Universitas Jember sebagai probandus yang menempuh praktikum fisiologi hewan.
Bahan yang digunakan berupa darah kapiler (probandus), 0,1 HCI dan Aquades. Alat yang
digunakan adalah lanset, 1 set hemometer, pipet dan batang pengaduk. Yang pertama
menentukan probandus pada tiap kelompok, kemudian tabung pengencer hemometer diisi
dengan 0,1 HCI sampai angka 2, menghisap darah kapiler dengan pipet Hb sampai angka 20,
menghapus darah yang melekat pada ujung pipet, kemudian segera memasukkan darah pada
tabung pengencer yang telah terisi 0,1 HCI. Menghisap HCI didalam tabung ke dalam pipet
Hb kemudian dikeluarkan lagi, diamkan selama 3 menit, selanjutnya encerkan dengan
aquades setetes demi setetes dan diaduk dengan batang pengaduk sampai warnanya sesuai
dengan standart. Yang terakhir adalah baca skala untuk mengetahui kadar HB tersebut.
Kesimpulan
Kadar hemoglobin pada setiap individu satu dengan individu yang lain berbeda
karena dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, ukuran tubuh (berat badan dan tinggi badan)
umur, komposisi tubuh, aktivitas tubuh dan terpenuhinya nutrisi yang cukup.
Daftar Pustaka
Hamidah, dkk. 2012. Kolerasi Kadar
Hemoglobin Dengan Saturasi Transferin Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang
Anemia. Jurnal Analisis Kesehatan Sains Vol. 01. No. 02 ISSN 2302-3635.
Surabaya.
Hidayati, Noor & Sunarti. 2015. Validitas
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Menggunakan Metode HB Meter Pada Remaja Putri Di
Man Wonosari. Jurnal KESMAS Vol. 9. No. 1 ISSN : 1978-0575. Yogyakarta.
Santoso, Putra. 2009. Buku Ajar Fisiologi
Hewan. Padang : Universitas Andalas Press.
Soewolo.2000. Pengantar Fisiologi
Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No. 3979.
Utama, dkk. 2013. Perbandingan Zat
Besi dengan dan Tanpa Vitamin C terhadap Kadar Hemoglobin Wanita Usia Subur.Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7. No. 8.Unmuh Bengkulu.
Penanggung Jawab : Raafiud Darajat
1. TUJUAN
1. Mengetahui kadar HB dengan metode sahli
2. Mengetahui kadar HB dengan metode fotometrik
1. PRINSIP
1. Hb diubah menjadi hematin asam kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara
visual dengan standar pada hemometer.
2. Darah dicampur dengan larutan drabkin, ferysianida akan mengoksidasi HB menjadi
met HB akan berikatan dengan cyanide menjadi cyan met.HB
1. TINJAUAN PUSTAKA
Hemoglobin merupakan protein yang mengandung zat besi dan memiliki afinitas terhadap
oksigen untuk mmebentuk oksihemaglobin didalam eritrosit. Dari mekanisme tersebut dapat
berlangsung proses distribusi oksigen dari pulma menuju jaringan (Pearce, 1991). Pada
hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), terdapat 2 jenis rantai polipeptida yang
dinamakan rantai dan rantai . Pada rantai , masing-masing mengandung141 gugus asam
amino, sedangkan pada rantai masing-masing mengandung 146 rantai asam amino.
Sehingga hemoglobin A dinamai 22. Akan tetapi tidak semua hemoglobin dalam darah
dewasa normal merupakan hemoglobin A, sekitar 2,5% hemoglobin merupakan hemoglobin
A2, tempat rantai diganti oleh rantai (22) (Hanong, 2001). Adanya hemoglobin dalam
darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah, karena hemoglobin merupakan penyususn
30% dari total isi eritrosit (Mutshler, 1991).Hemoglobin mempunyai berat molekul
penyususn 64.450 dan merupakan suatu molekul yang dibentuk oleh 4 rantai polipeptida,
dimana pada tiap polipeptida melekat pada gugus heme.Heme adalah suatu turunan porfirin
yang mengandung besi (Fe).Polipeptida ini dinamai secara bersama sebagai bagian dari
globin dari molekul hemoglobin. Adapun fungsi dari hemoglobin ini sebagai alat
transportasi )2 serta membawa hasil akhir proses respirasi CO2.
Ada beberapa metode pemeriksaan hemoglobin.Diantara metode pemeriksaan hemoglobin
yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang paling sederhana adalah metode sahli,
dan yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin (Bachyar, 2002).
Prinsip metode sahli adalah hemoglobin dalam darah oleh HCl menjadi hematin asam,
kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat
tersebut.Metode sahli kurang naik karena tidak semua jenis HB dapat diubah menjadi asam
hematin seperti karboksi methemoglobin, sulfathemoglobin.
Metode cyanmethemoglobin
Hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan yang berisi larutan kalium
ferfisi anida dan kalium sianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang nm atau
filter hijau. Larutan drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah menjadi
cyanmethemoglobin (L. Gandasebrata, 1984).
Tabung HB berskala
Aspirator
Bahan :
1. CARA KERJA
1. Metode cyanmethemoglobin
5 ml pereaksi probkin
Diamkan 10 menit
2. Metode sahli
5 tetes HCl 0,1 sampai tanda merah
Diamkan 3 menit
+ aquades tetes demi tetes, hingga berwarna sesuai standar
1. HASIL PENGAMATAN
Hasil pemeriksaan kadar HB
1. Table pengamatan
1. Metode Sahli
1. PEMBAHASAN
Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari
paru-paru ke jaringan tubuh dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru.
Pada praktikum kali ini, digunakan 2 metode, metode cyanmethomoglobin dan metode
sahli.Metode cyanmethoglobin lebih banyak digunakan dan merupakan
metode rujukan.Dalam percobaan ini kami menggunkan darah pria dewasa, dimana darah
yang diperlukan untuk percobaan sebanyak 20 mikro liter. Terlebih dahulu ambil 5 ml
pereaksi drobkin kemudian untuk percobaan sebanyak 20 mikro liter darah dengan cara
memutar tabung reaksi, diamkan selama 10 menit lalu baca dengan fotometer, didapatkan
hasil dari percobaan kelompok kami mengukur kadar HB dnegan metode cyan
methemoglobin yakni 12,88 (tidak normal).
Selanjutnya metode sahli, metode sahli mengandalkan pembentukan asam hematin yang
kemudian diukur kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil pengenceran dengan
warna standar. Pada langkah-langkah cara kerja menggunakan metode sahli, 5 tetes HCl 0,1
sampai tanda merah (tabung reaksi sahli), tambahkan 20 ml darah dengan cara mengambilnya
menggunakan pipet hisap, diamkan selama 3 menit, tambahkan lagi aquades tetes demi tetes
hingga berwarna sesuai standar. Penggunaan HCl dipraktikum ini, bertujuan untuk meliliskan
eritrosit sehingga Hb yang terdapat dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dnegan HCl
membentuk asam hematin. Dari hasil praktikum penentuan kadar HB menggunakan metode
sahli, kelompok kami mendapatkan hasil 16 (normal). Metode sahli membutuhkan ketelitian
visualisasi praktikan dalam mmebandingkan warna yang diperoleh dari pengenceran dengan
warna standar.
1. KESIMPULAN
Dalam pennetuan kadar HB, metode cyanmethemoglobin lebih akurat dibandingkan
metode sahli, disebabkan karena metode sahli membutuhkan ketelitian visualisasi dalam
mebandingkan warna yang diperoleh, sedangkan metode cyanmethemoglobin keakuratan
lebih bagus, sehingga menjadi metode rujukan.
Kadar hemoglobin normal untuk pria adalah 14 18, sedangkan kadar hemoglobin
normal untuk wanita adalah 12 15.
Kadar hemoglobin yang tinggi disebabkan karena keadaan hemokonsentrasi akibat dari
dehidrasi, sedangkan kadar hemoglobin rendah berkaitan dengan berbagai masalah klinis.
Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selamanya meningkat atau menurun
secara bersamaan.
1. DAFTAR PUSTAKA
Ganong, W.F. 2001. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pearce, C.E. 1991. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.