GJK
GJK
GJK
Disusun oleh :
Madiun
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaiakan makalah kami yang berjudul Gagal Jantung Kongestif (Kiri).
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, kami
berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah
ini.Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini.Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I:
PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................................................. 4
B. Tujuan............................................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah............................................................................................. 5
BAB II:
PEMBAHASAN............................................................................................................. 6
A. Gagal Jantung................................................................................................... 6
1. Etiologi........................................................................................................... 6
2. Terminologi.................................................................................................... 7
3. Klasifikasi....................................................................................................... 8
4. Patofisiologi.................................................................................................... 9
B. Gagal Jantung Kiri........................................................................................... 10
1. Pengertian.................................................................................................... 10
2. Patofisiologi.................................................................................................. 12
3. Manifestasi Klinis......................................................................................... 12
4. Mekanisme Kompensasi...............................................................................14
5. Pemeriksaan Penunjang............................................................................... 15
6. Asuhan Keperawatan................................................................................... 16
BAB III:
PENUTUP.................................................................................................................. 25
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung menjadi masalah masyarakat yang utama pada beberapa Negara
industri maju dan Negara berkembang seperti Indonesia. Sindroma gagal jantung ini
merupakan masalah penting pada usia lanjut, dikarenakan prevalensi yang tinggi
dengan prognosis yang buruk. Prevalensi gagal jantung kongestif akan meningkat
seiring meningkatnya populasi usia lanjut, karena populasi usia lanjut bertambah
dengan cepat disbanding penduduk dunia seluruhnya, malahan relative bertambah
besar pada Negara berkembang termasuk Indonesia.
Penyakit jantung dewasa ini merupakan penyebab paling utama keadaan sakit
dan kematian bangsa berindustri maju. Di Amerika Serikat, penyakit jantung
menunjukkan angka kematian dua kali lipat dari pada kanker, yang merupakan kira-
kira 37% sebab kematian. Kira-kira 88% disebabkan karena penyakit jantung
iskemia (ICHD) yang juga merupakan penyakit jantung koroner (CHD).
Dari data tersebut di dapat tanda tanda terang dengan jumlah kematian sebagai
akibat penyakit jantung yang dilaporkan berkurang dalam hamper dua decade
terakhir ini, yang kenyataannya sebagian besar disebabkan penurunan angka
kematian. Kematian sebagai akibat penyakit jantung biasanya disebabkan karena
gangguan irama jantung atau kelemahan pemompaan progresif. Sering yang satu
menyebabkan penyakit jantung yang lain.
Semua penyakit jantung dapat disertai berbagai macam aritmi seperti fibrilasi
atrium, akstrasistol atau takikardi hidup penderita. Gangguan irama jantung terjadi
bila jalur konduksi normal dihambat oleh neroksis, radang, dan fibrosis maupun bila
kesalahan metabolism local menimbulkan focus iritasi listrik. Meskipun aritmia terjadi
secara dramatic, sukar untuk diidentifikasi lesi patologi yang khas.Selain itu semua
penyakit jantung utama, bila dalam keadaan parah dapan berpengaruh pada
kapasitas fungsi pemompaan.Melalui lintasan apapun sindrom klinik yang dikenal
sebagai kegagalan jantung kongestif (CHF), dapat menimbulkan dan mendominasi
gambaran klinik.
Karena akibat akhir ini semua bentuk penyakit jantung utama ini berupa sindrom
kompleks dengan variasi dampa kmaka CHF dibahas secara rinci sebelum
memasuki pembahasan penyakit.Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan
abnormalitas dari struktur atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan
ketidakmampuan jantunguntuk memompa darah ke jaringan dalam memenuhi
kebutuhan metabolism tubuh.
Ciri penting dari definisi ini adalah gagal jantung didefinisikan relative terhadap
kebutuhan metabolic tubuh dan penekanan arti kata gagal di tujukan pada fungsi
5
pemompaan jantung secara keseluruhan. Diagnosis dini dan identifikasi etiologi dari
pasien gagal jantung kongestif sangat diperlukan karena banyak kondisi yang
menyerupai sindroma gagal jantung pada usia dewasa maupun usia lanjut.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis dari gagal jantung kongestif (kiri) berupa:
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manifestasi Klinis
d. Patofisiologi
e. Pemeriksaan Penunjang
f. Komplikasi
g. Penatalaksanaan dan Penanganan
C. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
6
A Gagal Jantung
1. Etiologi
a. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.Kondisi yang
mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencangkup aterosklerosis
koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degenerative atau inflamasi.
b. Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi myokardio karena tergangguny aaliran darah
ke otot jantung.Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat).Infark myokardio (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.
f. Faktor Sistemik
7
Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan
bertanya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolism (mis., demam
tirotoksikosis), hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan curah
jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau
anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung.Asidosis
(respiratorik atau metabolic) dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan
kontraktilitas jantung.Disritmia jantung yang dapat terjadi dengan
sendirinya atau secara sekunder akibat gagal jantung menurunkan
efisiensi keseluruhan fungsi jantung.
2. Terminologi
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak lagi mampu
memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolism tubuh,
walaupun darah balik masih normal. Dengan perkataan lain gagal jantung
adalah ketidak mampuan jantung untuk memompakan darah dalam jumlah
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh (forward failure),
atau kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian
jantung yang tinggi (backward failure), atau kedua duanya.
Sebagi pompa, jantung bekerja tidak hanya atas kemampuan sendiri,
tetapi tergantung pula pada berbagai factor, sehingga dia bias bekerja secara
optimal. Faktor faktor tersebut adalah kontraktilitas myokard, denyut jantung,
beban awal dan beban akhir.
Beban awal merupakan beban yang diterima ventrikel kiri saat akhir
diastole. Han ini sama dengan volume akhir diastole dan dinyatakan sebagai
volume akhir diastolic ventrikel kiri dan tekanan pada akhir diastole disebut
tekanan pengisian akhir diastole ventrikel kiri. Beban awal ditentukan oleh
jumlah darah yang kembali dari system vena ke jantung kanan dan dipompa
ke paru-[aru dan masuk ke ventrikel kiri.
Beban akhir merupakan beban yang dihadapi oleh otot jantung saat
berkontraksi saat memompa darah keluar dari ventrikel kiri ke aorta.Pada
kenyataannya, sebagian besar beban akhir ditentukan oleh tahanan perifer.
Dilihat dari besarnya curah jantung, maka gagal jantung dapat di bagi
menjadi 2, yaitu:
8
Bila beban metabolism itu tetap meningkat dan melampaui
kemampuan fisiologi jantung, maka akan timbul gagal jantung dan
curah jantung akan menurun kembali. Namun demikian curah jantung
tersebut masih tetap lebih besar daripada normal.Keadaan gagal
jantung ini disebut gagal jantung curah tinggi.
3. Klasifikasi
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan,
gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri, gagal jantung kanan, dan gagal
jantung kongestif. Klasifikasi fungsional jantung ada 4 kelas, yaitu:
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih
9
rendah dari curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik
dijelaskan dengan persamaan:
CO = SV x HR
Keterangan:
CO = Cardiac Output
SV = Stroke Volume
HR = Heart Rate
Frekuensi jantung adalah fungsi system saraf otonom. Bila curah jantung
berkurang, system saraf simpatikakan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup
jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah
jantung.
Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan
kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah
jantung normal masih dapat dipertahankan.
Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, dan
tergantung pada tiga factor, yaitu:
1. Preload
Sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan
bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung
dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut
jantung.
2. Kontraktilitas
Mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat
sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dari
kadar kalsium.
3. Afterload
Mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan
untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan
oleh tekanan atriole.
Pada gagal jantung, jika satu atau lebih dari ketiga factor tersebut
terganggu, hasilnya curah jantung berkurang.Kemudahan dalam menentukan
pengukuran hemodinamika melalui prosedur pemantauan invasive telah
10
mempermudah diagnosa gagal jantung kongestif dan mempermudah
penerapan terapi farmakologis yang efektif.
1 Pengertian
Gagal jantung kiri adalah kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah
berkurang reaksi pendorong, peningkatan tekanan akhir diastol ventrikel kiri (pre-
load). Dampak paru-paru mengalami peningkatan kapiler paru. Sehingga cairan
didorong ke alveoli dan interstitial. Sehingga menyebabkan dypsnea, oedema
paru, Efusi pleura, orthopnea dan batuk.
Pada gagal jantung kiri, kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri,
karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari
paru.peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan mendorong
kejaringan paru. manivestasi klinis yang terjadi meliputi dispnu, batuk, mudah
lelah, denyut jantung cepat (takikardia) dengan bunyi jantung S3, kecemasan
dan kegelisahan. Dispnu terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas.dispnu bahkan dapat terjadi saat istirahat atau
dicetuskan oleh getaran yang minimal atau sedang. dapat terjadi ortopnu,
kesulirtan bernafas saat berbaring. pasien yang mengalami ortopnu tidak akan
mau berbaring, tetapi akan membuahkan bantal agar bias tegak di tempat tidur
atau duduk di kursi, bahkan saat tidur. Beberapa pasien hanya mengalami
ortupnu pada malam hari, suatu kondisi yang dinamakan paroxysmal nocturnal
dispnea (PND) .Hal ini terjadi bila pasien, yang sebelumnya duduk lama dengan
posisi kaki dan tangan di bawah, pergi berbaring di tempat tidur.setelah
beberapa jam cairan yang tertimbun di ekstremitas yang sebelumnya berada di
bawah mulai di absorsi, ventrikel kiri yang sudah terganggu, tidak mampu
menggosokkan peningkatan volume dengan adekuat. akibatnya tekanan dalam
sirkulasi paru meningkat dan lebih jauh, cairan berpindah ke alveoli. Batuk yang
berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bias kering dan tidak produktif, tetapi
yang sering adalah batuk basa, yaitu batuk yang menghasilkan sekutum
berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang disertai bercak darah, mudah lelah
terjadi akibat curah jantung yang kurang yang menghabat jaringan dari sirkulasi
normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. juga
terjadi akibat meningkatnya energy yang digunakan untuk bernapas dari
insomnia yang terjadi akibat distress pernafasan dan batuk. Kegelisahan dan
kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan
bernapas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik.Begitu
11
terjadi kecemasan, terjadi juga dispnu, yang pada gilirannya memperberat
kecemasan, menciptakan lingkaran setan.
2 Patofisiologi
12
3 Manifestasi Klinis
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi
yaitu :
a. Dispneu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran gas.Dapat terjadi ortopnu.Bebrapa pasien dapat mengalami
ortopnu pda malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea
( PND)
b. Batuk
Biasanya penderita gagal jantung kiri ini akan batuk secara tiba - tiba
pada saat terbangun dari tidurnya.
c. Mudah lelah
13
Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan
dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa
hasil katabolismeJuga terjadi karena meningkatnya energi yang
digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress
pernafasan dan batuk.
Pada bayi, gejala Gagal jantung biasanya berpusat pada keluhan orang
tuanya bahwa bayinya tidak kuat minum, lekas lelah, bernapas cepat, banyak
berkeringat dan berat badannya sulit naik. Pasien defek septum ventrikel atau
duktus arteriosus persisten yang besar seringkali tidak menunjukkan gejala pada
hari-hari pertama, karena pirau yang terjadi masih minimal akibat tekanan
ventrikel kanan dan arteri pulmonalis yang masih tinggi setelah beberapa minggu
(2-12 minggu), biasanya pada bulan kedua atau ketiga, gejala gagal jantung baru
nyata.
Anak yang lebih besar dapat mengeluh lekas lelah dan tampak kurang
aktif, toleransi berkurang, batuk, mengi, sesak napas dari yang ringan (setelah
aktivitas fisis tertentu), sampai sangat berat (sesak napas pada waktu istirahat).
Pada gagal jantung kiri atau gagal jantung ventrikel kiri yang terjadi
karena adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri, biasanya
ditemukan keluhan berupa perasaan badan lemah, berdebar-debar, sesak,
batuk, anoreksia, keringat dingin.
Tanda obyektif yang tampak berupa takikardi, dispnea, ronki basah paru di
bagian basal, bunyi jantung III, pulsus alternan. Pada gagal jantung kanan yang
dapat terjadi karena gangguan atau hambatan daya pompa ventrikel kanan
sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun, tanpa didahului oleh adanya
Gagal jantung kiri, biasanya gejala yang ditemukan berupa edema tumit dan
tungkai bawah, hepatomegali, lunak dan nyeri tekan; bendungan pada vena
perifer (vena jugularis), gangguan gastrointestinal dan asites. Keluhan yang
14
timbul berat badan bertambah akibat penambahan cairan badan, kaki bengkak,
perut membuncit, perasaan tidak enak di epigastrium.
4 Mekanisme Kompensasi
15
Sering terjadi penambahan berat badan sebagai akibat dari penimbunan
air dan garam.
5 Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Thorax
b. EKG
16
LVH (left ventricular hypertrophy) dan inversi gelombang T
menunjukkan adanya stenosis aorta dan penyakit jantung
hipertensi.
Aritmia jantung.
5. Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dan proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan data dan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental, maupun
sosial dan lingkungan. Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan di bagi dalam empat
tahap kegiatan yang meliputi : pengumpulan data, penentuan masalah, analisa masalah,
evaluasi. (Effendi Nasrul, 1995:8).
a. Biodata
1) Nama
2) Umur
Gagal jantung biasanya terjadi pada usia diatas 50 tahun, karena seiring bertambahnya
usia. Organ-organ tubuh akan mengalami kemunduran fungsi. Termasuk pembuluh darah
yang mempermudah terjadinya ateroskerosis. Namun bisa terjadi pada usia anak-anak
yang disebabkan adanya kelainan katub kongenital.
3) Jenis kelamin
17
Resiko gagal jantung lebih besar pada laki-laki karena dan proporsi pekerjaan yang lebih
berat, tekanan dan aktivitas merokok.
4) Suku / bangsa
Orang Afrika (kulit hitam) dengan hipertensi memiliki resiko 2-3 ruli lebih tinggi
mengalami gagal jantung di banding orang kulit putih (Lestari Indah, 2002:55).
Sesak napas
Anak-anak dan orang tua dengan riwayat orang atau penyakit jantung lainnya akan lebih mudah
terkena kasus yang sama.
1) Pola nutrisi
Makan-makanan yang mengandung banyak kolesterol dan asam lemak bakar, sehingga
menyebabkan aterosklerosis dan meningkatkan tekanan darah. Kebiasaan minum kopi
(kafein) dan alkohol yang memperberat kerja jantung.
2) Eliminasi urin
Anuria/oliguria
18
1. Sirkulasi
TD : rendah,tinggi,normal
normal (GJK ringan atau kronis) atau tinggi
(kelebihan beban cairan).
Frekuensi jantung : takikardi.
Irama jantung : disritmia.
Bunyi jantung : BJ 3 dan BJ4 Gallops
Nadi : nadi (vol normal/rendah/ aternans/ takikardia
/aritmia)
Punggung kuku : pucat atau sianosis dengan
pengisisan kapiler lambat.
Bunyi napas : ronki basah
2. Integritas ego
Ansietas.
Stress yang berhubungan dengan penyakit.
Berbagai manifestasi prilaku.
3. Eleminasi
Penurunan berkemih. (oliguria/ anuria)
4. Makanan dan cairan
Kehilangan nafsu makan.
Mual/muntah.
Penurunan berat badan
5. Pernapasan
Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk,atau
dengan beberapa bantal.
Batuk dengan atau tanpa sputum.
Penggunaan bantuan pernafasan.
Pernapasan : takipnea.
Batuk: batuk hemoptisis
g. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : (Compos metis sampai dengan koma)
Lemah
Ansietas
Cyanosis
2) Tanda-tanda vital
Tensi : meningkat
19
Nadi : meningkat
Suhu : normal atau meningkat
Pernapasan : meningkat dan tidak teratur
4) Pemeriksaansaan cepalocaudal
b) Pemeriksaan Thorax
Cyanosis perifer
Pucat
Akral dingin
e) Pemeriksaan extrimitas
g) Pemeriksaan penunjang
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
20
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas miokardia, perubahan frekuensi, irama, perubahan
structural (kelainan katup).
2. Intoleran aktvitas berhubungn dengan ketidak seimbangan suplai
oksigen, kelemahan umum.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penigkatan produksi
ADH, resistensi natrium dan air.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya cairan
antara kapiler dan alveolus.
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru,
hepatomegali, splenomigali.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
21
Berikan oksigen tambahan dengan kanula
nasal/masker sesuai indikasi.
Rasional : meningkatkan sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokard, untuk melawan hipoksia.
Berikan obat sesuai indikasi: Vasodilator, contoh
nitrat (nitro-dur, isodril)
.Rasional : vasodilator digunakan untuk meningkatkan
curah jantung, dan menurunkan volume sirkulasi.
22
Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam
batas kemampuan.
b. Intervensi:
Aukskultasi bunyi napas dan catat adanya ronchi
Rasional : menyatakan adanya kongesti
paru/pengumpulan secret menunjukan kebutuhan
untuk intervensi lanjut.
Anjurkan pasien untuk batuk efektif, napas dalam.
Rasional : memberikan jalan napas dan memudahkan
aliran oksigen.
Pertahankan posisi semifowler.
Rasional : Menurunkan kosumsi oksigen/kebutuhan
dan meningkatkan inflamasi paru maksimal.
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : meningkatkan kontraksi oksigen alveolar,
yang dapat memperbaiki/menurunkan hipoksemia
jaringan.
Berikan obat sesuai indikasi: Diuretic, furosemid
(lasix).
Rasional : menurunkan kongesti alveolar,
mningkatkan pertukaran gas.
Bronkodilator, contoh aminofiin.
Rasional : meningkatkan aliran oksigen dengan
mendilatasi jalan napas kecil.
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru,
hepatomegali, splenomigali.
a. Tujuan:
Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan
keperawatan selam di RS, RR Normal , tak ada
bunyii nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu
pernafasan. Dan GDA Normal.
b. Intervensi:
Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan
ekspansi dada.
Rasional : distress pernapasan dan perubahan pada
tanda vital dapat terjadi sebagai akibat dari diafragma
yang menekan paru-paru.
23
Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot
bantu nafas
Rasional : kesulitan bernafas dengan ventilator
dan/atau peningkatan tekanan jalan napas di duga
memburuknya kondisi/terjadinya komplikasi.
Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas
ronchi
Rasional : bunyi napas menurun/tak ada bila jan
napas obstruksi sekunder terhadap perdarahan,
ronchi dan mengi menyertai obstruksi jalan
napas/kegagalan pernapasan
Tinggikan kepala dan bantu untuk mencapi posisi
yang senyaman mungkin.
Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru
dan memudahka pernapasan. Pengubahan posisi
dan ambulansi meningkatkan pengisian udara
segmen paru berbeda sehingga memperbaiki difusi
gas.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penigkatan produksi
ADH, resistensi natrium dan air.
a. Tujuan:
Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan
keseimbangan cairan pemasukan dan pengeluaran,
bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang
yang dapat diterima, berat badan stabil, dan tak ada
edema.
b. Intervensi:
Pantau haluaran urin, catat jumlah dan warna.
Rasional : haluaran urin mungkin sedikit dan pekat
karena penurunan perfusi ginjal.
Ajarkan klien dengan posisi semifowler.
Rasional : posisi terlentang atau semi fowler
meningkatakan filtrasi ginjaldan menurunkan ADH
sehingga meningkatkan dieresis.
Ubah posisi klien dengan sering.
Rasional : pembentukan edema, sirkulasi melambat,
gangguan pemasukan nutrisi dan inmobilisasi atau
baring lama merupakan kumpulan stressor yang
mempengaruhi integritas kulit dan memerlukan
intervensi pengawasan ketat.
Kaji bising usus. Catat kelluhan anoreksia, mual
24
.Rasional : kongesti visceral dapat menganggu fungsi
gaster/intestinal.
Berikan makanan yang mudah dicerna, porsi kecil
dan sering.
Rasional : penurunan mortilitas gaster dapat berefek
merugikan pada digestif dan absorsi. Makan sedikit
dan sering meningkatkan digesti/mencegah
ketidaknyamanan abdomen.
Palpasi hepatomegali. Catat keluhan nyeri abdomen
kuadran kanan atas/nyeri tekan.
Rasional : perluasan gagal jantung menimbulkan
kongesti vena, menyebabkan distensi abdomen,
pembesaran hati, dan menganggu metabolism obat.
Pemberian obat sesuai indikasi: Diuretic contoh
furrosemid (lasix), bumetanid (bumex).
Rasional : meningkatkan laju aliran urin dan dapat
menghambat reabsorbsi natrium pada tubulus ginjal.
Tiazid dengan agen pelawan kalium, contoh
spironolakton (aldakton).
Rasional: meningkatkan diuresi tanpa kehilangan
kalium berlebihan.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN.
25
Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan
kegagalan dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat systole.
Akibat kekurangan penyediaan oksigen ke otak , menyebabkan korban kehilangan
kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba.
2. SARAN.
Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan gagal jantung
selain itu pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau
pengobatan dini terhadap penyebabnya.
26