Anda di halaman 1dari 8

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(SPO)

VISUM ET REPERTUM (VISUM LUAR)

Nomor : Revisi : Halaman

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,

PENGERTIAN Visum et Repertum adalah suatu keterangan medis tentang


kondisi seorang yang dapat digunakan sebagai alat bukti
dalam kasus hukum.
TUJUAN Sebagai acuan bagi dokter dalam pembuatan Visum et
Repertum .
KEBIJAKAN 1. Pembuatan Visum et Repertum dibuat berdasarkan surat
permintaan dari kepolisian (penyidik).
2. Korban datang ke RS tampa disertai surat permintaan Visum
hasil di catat di Rekam Medik Rumkit.
PROSEDUR 1. Korban datang ke Rumah sakit yang diantar oleh penyidik
kepolisian dan membawa permintaan Visum et Repertum.
2. Dilakukan pemeriksaan dan pencatatan terhadap temuan
klinis dan didokumentasikan dengan label yang berisi nomor
VER, Nama, Umur, Pemeriksa, tanggal dan waktu.
3. Korban yang memerlukan perawatan dan pengobatan dilayani
petugas yang bertugas seperti, luka-luka dan obat-obatan
sesuai dengan standar pelayanan medis di Rumah Sakit.
4. Hasil/ data yang didapatkan dari korban di catat dibuku visum
yang telah disiapkan.
5. Hasil visum yang buat oleh dokter diserahkan kebagian
DOKPOL Rumah Sakit untuk pencatatan hasil dengan cara
komputerisasi, hasil yang sudah dibuat di tanda tangani oleh
dokter yang membuat dan diketahui oleh kepala rumah sakit.
6. Petugas Rumah Sakit menjaga kerahasiaan data korban.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Perawatan
3. ICU
4. Instalasi Forensik
5. Dokumentasi.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(SPO)
VISUM ET REPERTUM (VISUM DALAM / OTOPSI)
Nomor : Revisi : Halaman

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,

PENGERTIAN Visum et Repertum adalah suatu keterangan medis tentang kondisi


seorang yang dapat digunakan sebagai alat bukti dalam kasus hukum.
TUJUAN Sebagai acuan bagi dokter dalam pembuatan Visum et Repertum .
KEBIJAKAN 1. Pembuatan Visum et Repertum dibuat berdasarkan surat permintaan dari
kepolisian (penyidik).
2. Korban datang ke RS tampa disertai surat permintaan Visum hasil di catat
di Rekam Medik Rumkit.
PROSEDUR 1. Pelaksanaan otopsi di lengkapi dengan persetujuan keluarga korban.
2. Korban datang ke Rumah sakit yang diantar oleh penyidik kepolisian dan
membawa permintaan Visum et Repertum dan lembar persetujuan dari
pihak penyidik yang ditangani oleh keluarga korban.
3. Koordinasikan dengan pimpinan Kepala Rumah Sakit atau Kepala Bidang
Dokter Kesehatan Kepolisian.
4. Petugas menyiapkan peralatan medis untuk otopsi.
5. Sebelum melaksanakan otopsi petugas yang bertugas melaksanakan
DOA. Untuk menghormati jenazah.
6. Bila ada organ tubuh yang diambil akan dijadikan sampel, organ di
letakkan diwadah/ botol yang dilengkapi dengan ukuran panjang, berat,
nama organ, jam dan tanggal pengambilan sampel.
7. Setelah pemeriksaan otopsi dilakukan korban atau jenazah di
Rekonstruksi (perbaikan tubuh korban seperti semula).
8. Hasil atau data yang didapatkan dari korban di catat di buku visum yang
telah disiapkan.
UNIT TERKAIT 6. IGD
7. Perawatan
8. ICU
9. Instalasi Forensik
10. Dokumentasi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(SPO)


OBSERVASI PASIEN GAWAT
Nomor : Revisi : Halaman

SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,

PENGERTIAN Memantau keadaan pasien gawat


TUJUAN Sebagai acuan pemantauan / observasi penderita gawat agar selamat
jiwanya
KEBIJAKAN 1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat
a. Tensimeter
b. Thermometer
c. Stop watch/ jam
d. Senter

2. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.
b. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
c. Mengobservasi kondisi pasien tiap 5 15 menit sesuai dengan tingkat
kegawatannya.
d. Hal-hal yang perlu diobservasi :
Keadaan umum penderita
Kesadaran penderita
Kelancaran jalan nafas (air Way).
Kelancaran pemberian O2
Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan dan Suhu.
Kelancaran tetesan infus
e. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak
baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang
bertugas (diluar jam kerja pertelpon).
f. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu
dirujuk
g. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita
bisa pulang atau rawat inap.
h. Perkembangan penderita selama observasi dicatat dilembar observasi.
i. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat
inap / rujuk.
UNIT TERKAIT Rawat Inap

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LAKSANA SISITEM RUJUKAN
Nomor : Revisi : Halaman
SPO Tanggal Terbit : Ditetapkan,

PENGERTIAN Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat /
bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang
atau terapi.
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit
tujuan dengan cepat dan aman.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas UGD/Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan kepada
keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD/Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya
penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau pasien UGD yang
sudah diberikab terapi, bagi pasien UGD yang tidak mendapat terapi
cukup membayar biaya ambulan saja)
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan
7. Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien dan Petugas
UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan.
9. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi
petugas UGD bahwa ambulan sudah siap)
10. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien ke
tempat tujuan dengan ambulan.
11. Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas
UGD / Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan UGD /
Rawat Inap
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan

Anda mungkin juga menyukai