Anda di halaman 1dari 14

KARBOHIDRAT (GLUKOSA)

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Farmakognosi
Dosen : Leni Purwanti Sadiyah, M.SI., Apt

Disusun Oleh :
Kelompok 1

(1006031 )
Nurfatiyah Amanda (10060315135)
Fika Evernia Desianti (10060315145)
Muhammad Rio Rifaldy (10060315154)
Rifa Safira (10060315163)

Kelas : D
Tanggal Pengumpulan : 9 Januari 2017

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017 M / 1438 H

ISI

1. Sumber Bahan Alam


1.1 Punica granatum L.

Gambar : Punica granatum L


a. Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah buah delima adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Punica
Spesies : Punica granatum L.
(Budka, 2008)

b. Ciri Morfologi
Secara morfologi, tumbuhan delima (Punica granatum L.)
merupakan tanaman semak atau perdu meranggas yang dapat tumbuh
dengan tinggi mencapai 5-8 meter. (Madhawati, 2012).
Batang tanaman delima berbentuk kayu ranting yang bersegi, dan
percabangan banyak tetapi lemah. Pada ketiak daunnya, terdapat duri
dan warnanya coklat. Daunnya tunggal dengan tangkai yang pendek
dan letaknya berkelompok. Daun delima memiliki bentuk yang lonjong
dengan pangkal yang lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan
menyirip, dan permukaan mengkilap. Panjang daun bisa mencapai 1-9
cm dengan lebar 0,5-2,5 cm (Savitri, 2008).
Delima dapat berbunga sepanjang tahun, bunganya tunggal
dengan tangkai pendek, serta keluar di ujung ranting atau ketiak daun
yang paling atas. Bunga delima biasanya 1-5 kuntum berada di ujung
ranting, berlilin, panjang dan lebarnya masing-masing 4-5 cm, daun
kelopak dan penyangganya sama-sama 2-3 cm panjangnya. Bunga
delima biasanya berwarna merah, putih dan ungu. Warna 5 bunga dapat
menentukan warna daging buah delima di dalamnya (Madhawati,
2012).

c. Penyebaran atau Habitat Punica granatum L.


Tanaman ini berasal dari Persia dan daerah Himalaya yang
terletak di selatan India. Tanaman buah delima tersebar mulai dari
daerah subtropik hingga tropik, dari dataran rendah hingga ketinggian
di bawah 1000 mdpl. Tanaman ini sangat cocok untuk ditanam di tanah
yang gembur dan tidak terendam oleh air, serta air tanahnya tidak dalam
(Madhawati, 2012).
Di Indonesia, buah delima dikelompokkan sesuai dengan
warnanya, yaitu delima merah, putih dan ungu. Diantara ketiganya,
buah delima merah adalah yang paling terkenal dan mudah ditemui.
Buahnya berbentuk bulat dengan diameter 5-12 cm. Terdapat bercak-
bercak yang agak menonjol dan berwarna lebih tua pada buah tersebut.
Buah ini dikenali dengan adanya calyx atau mahkota yang menjadi ciri
khasnya (Madhawati 2012).

d. Kegunaan atau Pemanfaatan Punica granatum L.

Manfaat terbaik dari buah delima merah dalam perawatan gigi


adalah buah delima merah memiliki bahan antibakteri dan antivirus
yang dapat membantu untuk mengurangi efek plak pada gigi
(Madhawati 2012).

Buah delima merah (Punica granatum) memiliki kandungan


antioksidan 3 kali lebih banyak dibandingkan wine dan teh hijau
dengan kandungan flavonoid yang berperan penting dalam mencegah
radikal bebas dalam tubuh, sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang
rusak serta memberikan perlindungan pada kulit. Sehingga tidak jarang
buah delima menjadi salah satu bahan utama dalam berbagai macam
produk perawatan kulit. Antioksidan yang terkandung dalam buah
delima juga membantu mencegah oksidasi LDL atau kolesterol jahat
yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah (Madhawati 2012).

Buah delima merah mengandung zat tannin yang tinggi, yaitu


salah satu senyawa yang terdapat dalam tanaman yang merupakan salah
satu komponen astringent dengan kemampuan mengikat dan
mengendapkan protein sehingga bisa diaplikasikan dalam pengobatan
perdarahan (hemostatic), ulkus peptikum, wasir dan diare dengan cara
menyusutkan selaput lendir usus sehingga cairan diare berkurang
(Madhawati 2012).

e. Kandungan Kimia yang dihasilkan Punica granatum L.


Flavonoid yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan memiliki khasiat
antioksidan. Salah satu komponen flavonoid dari tumbuhan yang dapat
berfungsi sebagai antioksidan adalah zat warna alami yang disebut
antosianin. Warna merah pada delima disebabkan oleh kandungan
antosianin yang cukup tinggi pada buah delima. Antosianin yang dapat
diidentifikasi pada buah delima merah anatara lain delphinidin 3-
glucoside dan 3,5diglucoside, cyanidin 3-glucoside dan 3,5-
diglucoside, pelargonidin 3-glucoside dan 3,5 diglucoside. Rasa kesat
pada buah delima disebabkan kandungan flavonoid (golongan
polifenol) yang tinggi. Salah satu peran flavonoid yang penting adalah
sebagai antioksidan. Flavonoid dapat menstabilkan senyawa oksigen
reaktif yang dapat mengurangi kerusakan akibat radikal bebas (Yanjun
et al, 2009: Nijveldt, 2001).
Beberapa studi menyebutkan manfaat dan keuntungan dari delima
pada manusia antara lain sebagai antioksidan yang sangat baik untuk
mengurangi tubuh kita dari kerusakan oksidatif. Asupan antioksidan
sekunder dari bahan pangan sangat diperlukan. Makin tinggi asupan
antioksidan eksogenus, makin tinggi pula status antioksidan endogenus.
Diperlukan konsumsi bahan makanan yang kaya akan komponen
antioksidan dalam tubuh sehingga mampu menekan kerusakan sel yang
berlebihan dan mempertahankan status antioksidan seluler (Harborne
and Wiliam, 2001; Buhler and Miranda, 2000).
Bagian dari buah delima yang dapat dimakan (kurang lebih 50%
dari berat total buah) terdiri dari 80% jus dan 20% biji. Jus segar dari
buah delima mengandung 85% air, 10% gula dan 1,5% pektin, asam
askorbat, dan flavonoid polifenol (Eibond, 2004).
Kandungan polifenol dalam jus delima tergantung dari jenis atau
varietasnya yang sebagian besar terdiri dari antosianin, glucose,
katekin, ellagic tannis, gallic dan ellagic acid. Polifenol komplek
bersifat sebagai antioksidan yang dapat diserap dalam tubuh manusia.
Selain polifenol, jus delima juga mengandung vitamin C yang bersifat
sebagai antioksidan (Buhler and Miranda, 2000; Ignarro et al., 2006).

1.2 Achyranthes aspera Linn

Gambar : Achyranthes aspera Linn


a. Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah jorongan adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Achyranthes
Spesies : Achyranthes aspera Linn

b. Ciri Morfologi
Merupakan tanaman, satu atau dua tahunan, tegak dan tinggi
mencapai 1 m, batang bersegiempat. Bercabang banyak dan berwarna
hijau atau sedikit merah muda. Daun tunggal, berbentuk bulat telur,
sungsang atau memanjang, duduk berhadapan, bertangkai, panjang 1,5-10
cm, kedua permukaan berambut, ujung tumpul atau memudar, pangkal
menyempit, tepi rata atau agak bergelombang, tulang daun menyirip, dan
berwarna hijau. Bunga berbentuk tandan seperti tangkai padi, tumbuh di
ujung tangkai atau di antara percabangan kuntum bunga, dan berwarna
hijau, biji berbentuk bulan, keras dan tajam.

c. Penyebaran atau Habitat Achyranthes aspera


Tanaman jarong menurut asal usulnya berasal dari amerika tropis,
Penyebaran di Indonesia didapati tumbuh liar, Habitat Tumbuh di tempat
yang lembab seperti di tepi danau dan sungai. Perbanyakan atau
perkembang biakan, dapat berkembang biak dengan rimpang, dengan
mengambil ujung rimpang, daunnya dipangkas, akar yang halus dibuang
kemudian ditanam.

d. Kegunaan atau Pemanfaatan Achyranthes aspera


Berkhasiat melancarkan darah, peluruh haid, analgesic, peluruh
dahak, antipiretik, antipasmodik, memperkuat hati dan ginjal,
memperkuat otot, urat, dan tulang, anti-inflamasi, antitoksin, peluruh air
seni, menormalkan menstruasi, hemostatic, dan mempermudah
persalinan. Digunakan untuk mengobati demam, panas, malaria, enteritis,
amandel (tonsilis), radang paru - paru, gondongan, rematik, injeksi ginjal,
nyeri menstruasi, muntah darah, kencing darah, mudah persalinan, dan
kencing batu (Agromedia, 2008),

f. Kandungan Kimia yang dihasilkan Achyranthes aspera


Akiratin, Glukosa, Galaktosa, Reilosa, Ramnosa, dan Alkaloid. Biji
mengandung hetria kontan dan sapogenin. Akar mengandung betain,
ekdisteron, dan triterpenoid saponin. Rasanya agak pahit dan bersifat
sejuk.
.

1.3 Glycyrrhiza glabra L.


Gambar : Glycyrrhiza glabra L.

a. Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah akar manis adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycyrrhiza
Spesies : Glycyrrhiza glabra L.

b. Ciri Morfologi

Akar manis termasuk tanaman tahunan berbentuk terna dan dapat


tumbuh sampai satu meter dengan daun yang tumbuh seperti sayap yang
panjangnya 7 sampai 15 cm. Daunnya dapat berjumlah 9-17 helai dalam
satu cabang. Bunga akar manis tersusun secara inflorescens (berkelompok
dalam satu cabang), warnanya berkisar dari keunguan sampai putih kebiru-
biruan serta berukuran panjang 0,8-1,2 cm. Buah akar manis berpolong dan
berbentuk panjang sekitar 2-3 cm, dan mengandung biji. Akarnya
bercabang-cabang dengan panjang sampai 1 m dan diameter 0,5 cm sampai
3 cm. Kulit berwarna abu-abu kecoklatan sampai coklat dengan goresan
memanjang, terdapat berkas akar kecil. Sedangkan sari akar manis yang
diperoleh dari tanaman akar manis memiliki organoleptis berupa serbuk
berwarna coklat, bau lemah khas, rasa manis khas (FIIII, 1979).

c. Penyebaran atau Habitat


Tanaman akar manis ini merupakan tanaman sejenis polong-polongan
yang berasal dari Eropa Selatan dan beberapa bagian wilayah Asia.

d. Kegunaan atau Pemanfaatan


Kandungan utama yang terkandung dalam akar manis adalah saponin
(asamglisirizinat) yang berkhasiat sebagai ekspektoran dengan mengurangi
kekentalan mukus sehingga memudahkan pengeluaran dahak. Asam
glisirizinat juga mempunyai aktivitas sebagai bakteriostatik dan antivirus.
Kandungan isoflavonoidnya itu glabridin dan hispaglabiridin mempunyai
aktivitas antioksidan, sedangkan licobenzofuran dan glabrol mempunyai sifat
antimikroba.

e. Kandungan Kimia yang dihasilkan


Akar manis mengandung glikosida triterpen (saponin 2-15%), terutama
asam glisirhizin yang biasanya terdapat dalam bentuk garam potassium dan
kalsium yang biasa disebut dengan glisirhizin. Kandungan lainnya termasuk
flavonoid (1-2%) seperti likuiritin (glikosidaflavonon) dan glabrol (flavonon),
chalconesepertiisolikuiritin, kumarin seperti liqkumarin. Polisakarida dan
minyak essential ( 0.05%). Kandungan kimia dari sari akar manis adalah
glisirhizin tidak kurang dari10%, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan (FI III, 1979).

2. Sifat Kimia dan Fisika Senyawa Glukosa

Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya


dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua
jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang
dikonsumsi oleh manusia akan terkonversimen jadi glukosa di dalam hati.
Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi
pembentukan energi di dalam tubuh. Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa
dapat dibedakan menjadi 2 jenisya itu molekul D-Glukosadan L-Glukosa.
Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus
hidrogen (-H) dan alkohol (OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa yang
berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh sistim
tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat
memanfaatkan DGlukosa (Lehninger, 1982).
Glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak.
Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian
akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang
merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. , proses
metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu
melalui proses anaerobik dan proses aerobik. Proses metabolisme secara
anaerobik akan berlangsung di dalam sitoplasma (cytoplasm) sedangkan proses
metabolisme anaerobik akan berjalan dengan mengunakan enzim sebagai
katalis di dalam mitochondria dengan kehadiran Oksigen (O) (Lehninger,
1982).
Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon
dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincinpiranosa", bentuk
paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat
pada gugus samping hidroksil dan hydrogen kecuali atom kelimanya, yang
terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus
CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang
lebih reaktif (Lehninger, 1982).
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam
biologi. Kita dapat menduga alas an mengapa glukosa, dan bukan
monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat
dibentuk dari formaldehida pada keadaana biotik, sehingga akan mudah
tersedia bagi system biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organism
tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa
lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino
suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi
berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang
kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif (Lehninger, 1982).
Sifat fisik dan kimia dari glukosa :
1. Nama senyawa : Glukosa (d-)(-)

2. Rumus molekul : C5H11O5.CHO


3. Massa molekul : 180.16

4. Bentuk dan warna : rhombik

5. Densitas : 1.54 gr/cm3

6. Titik leleh : 146C

3. Khasiat/Aktifitas Farmakologi Senyawa Glukosa

Penyakit yang ditimbulkan jika kadar glukosa darah meningkat adalah


diabetes melitus (DM). Sedangkan penyakit yang ditimbulkan jika kadar
glukosa dalam darah menurun adalah hipoglikemia.

1. Diabetes Melitus (DM)

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula


sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara kuat. Diabetes terjadi jika tubuh tidak
menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah
yang nomal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang
tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan
sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air
tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena
ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita
sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri) (Sutedjo, 2007).

Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan


sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air
kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk
mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar
biasa sehingga banyak makan (polifagi). Gejala lainnya adalah pandangan
kabur,pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga
(Sutedjo, 2007).
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
kurangnya kandungan glukosa normal dalam darah. Hipoglikemia bisa terjadi
jika penderita kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan
olah raga yang terlalu berat tanpa makan. Jika kadar gula darah terlalu rendah,
organ pertama yang terkena pengaruhnya adalah otak (Sutedjo, 2007).
Untuk melindungi otak, tubuh segera mulai membuat glukosa
dari glikogen yang tersimpan di hati. Proses ini melibatkan
pelepasan epinefrin (adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa lapar,
kecemasan, meningkatnya kesiagaan dan gemetaran. Berkurangnya kadar
glukosa darah ke otak bisa menyebabkan sakit kepala (Sutedjo, 2007).
Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa
menjadi berat, menyebabkan koma dan kadang cedera otak menetap.
Jika terdapat tanda hipoglikemia, penderita harus segera makan gula.
Gejala-gejala dari kadar gula darah rendah :
Rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba
Sakit kepala
Kecemasan yang timbul secara tiba-tiba
Badan gemetaran
Berkeringat
Bingung
Penurunan kesadaran, koma.
(Sutedjo, 2007)

2. Pemanfaatan Senyawa Glukosa


Glukosa merupakan salah satu senyawa organik yang mempunyai
banyak manfaat. Penggunaan glukosa dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Sumber energi
Glukosa merupakan suatu bahan bakar pada sebagian besar makhluk
hidup. Penggunaan glukosa antara lain adalah sebagai respirasi aerobik,
respirasi anaerobik, atau fermentasi. Glukosa adalah bahan bakar
utama manusia. Melalui respirasi aerob, dalam satu gram
glukosa mengandung sekitar 3,75 kkal (16 kilo Joule)
energi. Pemecahan karbohidrat menghasilkan
monosakarida dan disakarida, dengan hasil yang paling
banyak adalah glukosa. Melalui glikolisis dan siklus asam
sitrat, glukosa dioksidasi membentuk CO2 dan air,
menghasilkan sumber energi dalam bentuk ATP. Glukosa
merupakan sumber energi utama untuk otak. Kadar
glukosa yang rendah akan mengakibatkan efek tertentu
(Hardjasasmita, 1993).
2. Analit dalam tes darah
Glukosa merupakan analit yang diukur pada sampel darah.
Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah
atau konsentrasi tetap yaitu antara 70-100 mg tiap 100 mL
darah. Glukosa dalam darah dapat bertambah setelah
memakan makanan berkarbohidrat. Namun 2 jam setelah
itu, jumlah glukosa akan kembali pada keadaan semula.
Pada penderita diabetes mellitus atau kencing manis,
jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL
darah (Hardjasasmita, 1993).
3. Sumber energi utama otak
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi otak.
Karenanya, keberadaan glukosa sangat berpengaruh pada
proses psikologis. Bila kadar glukosa rendah, beberapa
kondisi yang membutuhkan upaya mental maksimal,
seperti pengambilan keputusan, berpikir logis, atau kontrol
diri akan ikut terganggu. Dalam hal ini, glukosa merupakan
sumber tenaga yang membantu kerja otak dan sistem
saraf (Hardjasasmita, 1993).
DAFTAR PUSTAKA

Budka, F. 2008. Active Ingredients, Their Bioavaibility and The Health Benefit of
Punica Granatum Linn (Pomegranate). Accessed : 06-01-2017.

Buhler, D.R. dan Miranda, C.(2000). Antioxidant Activities of


Flavonoid.Departement of Environmental and Molecular Toxicology Oregon
State University.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia EdisiIII. Jakarta

Einbond, L.S.,Reynertson,K. A., Luo, X.D.,Basile, M.J, and Kenelly.E.J,. 2004.


Anthocyanin Antioxidants from Edible Fruits. Food Chemistry 84:23-28.

Harbone,J.B and Wiliam C.A,. 2001. Anthocyanins and other Flavonoids. The
Royal Society of Chemistry.Nat Prod Rep.18:310-333.

Hardjasasmita,Pantjita. 1993. Biokimia Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI


Lehninger, Albert. 1982. Dasar-DasarBiokimia. Erlangga: Jakarta.

Madhawati, R.2012. Si Cantik Delima (Punica granatum) Dengan Sejuta


Manfaat Antioksidan sebagai bahan Alternatif Alami Tampil Sehat dan Awet
Muda. Malang: Universitas Negeri Malang.

Redaksi Agromedia. 2008. BukuPintarTanamanObat. Jakarta. PT Agromedia


Pustaka

Savitri, sandi, Evika, MP. 2008. Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan


Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang: UIN Press.

Sutedjo, A. Y. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan


Laboratorium. Amara Book. Yogyakarta.

Yanjun, Z., Dana, K., Robert, D., Rypo, L., dan David, W. 2003. International
Multidimentional Authenticity Specification (IMAS) Algorithm for Detection of
Comercial Pomegranate Juice Adulteration. J. Agric Food Chem. 57(6): 2550-
2557.

Anda mungkin juga menyukai