Kewarganegaraan (Ideoogi)
Kewarganegaraan (Ideoogi)
Istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh seorang pemikir perancis yang bernama
Antonie Destut de Tracy. Dalam bukunya yang berjudul Les Elements de Iideologie ia
mengartikan ideology sebagai ilmu mengenai gagasan atau ide-ide. De Tracy juga
membedakan idea tau gagasan tersebut menjadi dua macam yaitu ide yang sehat dan ide yang
tidak sehat. Ide yang sehat adalah ide yang sesuai dengan realitas atau sesuai dengan akal
budi manusia. Sedangkan ide yang tidak sehat adalah ide yang tidak sesuai dengan realitas
atau akal budi manusia. Menurut De Tracy ide yang sehatlah yang harus digunakan sebagai
pedoman sehari-hari agar tercipta keadilan dalam masyarakat. Ideologi harus ada gunanya
dalam kehidupan praktis sehari-hari, yaitu memberikan patokan-patokan untuk melakukan
perbaikan keadaan masyarakat.
Dalam arti luas Ideologi Negara adalah pedoman hidup dalam berfikir baik dalam segi
kehidupan pribadi ataupun umum. Dalam arti sempit ideologi adalah pedoman hidup baik dalam
berfikir ataupun bertindak dalam bidang tertentu (sunarso, Hs, 1986). Ideology Negara
merupakan consensus (mayoritas) warga Negara tentang nilai-nilai dasar Negara yang ingin di
wujudkan melalui kehidupan Negara itu (Heuken, 1998). Ideologi akan mampu bertahan dalam
menghadapi perubahan jika mempunyai tiga dimensi yaitu :
Dimensi Fleksibilitas yaitu kemampuan ideologi untuk mempengaruhi dan menyesuaikan diri
terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat.
Ada beberapa ideology yang berkembang di dunia antara lain : liberalisme, Marxisme,
Sosialisme, Anarkisme, Konservatisme dan Totalitarianisme.
Terdapat dua tipe ideologi sebagai ideologi suatu negara. Kedua tipe tersebut adalah ideologi
tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau
filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan
sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai
sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh
dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain. Isinya dogmatis
dan apriori sehingga tidak dapat dirubah atau dimodifikasi berdasarkan pengalaman sosial.
Karena itu ideologi ini tidak mentolerir pandangan dunia atau nilai-nilai lain.
Ideologi terbuka, ideologi terbuka hanya berisi orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya
ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan
disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-
cita yang akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati
secara demokratis. Dengan sendirinya ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan
tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya dapat
ada dan mengada dalam sistem yang demokratis.
setiap negara berhak dalam memilih sistem pemerintahannya sendiri, di Indonesia juga
pernah menerapkan beberapa sistem pemerintahan. Namun, yang paling cocok dengan
kepribadian bangsa Indonesia adalah ideologi terbuka karena dapat berkembang sesuai
dengan perubahan atau dinamika zaman dan menjamin kebebasan warga negaranya dalam
mengeluarkan pendapat sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 28.
Makna Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara
Ideologi diperlukan oleh suatu bangsa untuk mewujudkan tujuan negaranya. Tanpa
kesepakatan bersama, tidak mungkin tujuan untuk meraih cita-cita atau harapan negara
dapat menjadi kenyataan.
2. Dengan ideologi nasionalnya, suatu bangsa dan negara dapat berdiri kukuh dan tidak
mudah terombang-ambing oleh pengaruh ideologi lain serta mampu menghadapi persoalan-
persoalan yang ada.
3. Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang di cita-citakan.
Ideologi yang dipahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh rakyat dapat mewujudkan
persatuan dan kesatuan demi kelangsungan hidupnya.
4. Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai golongan, suku, ras, dan agama,
bahkan dari berbagai ideologi.