Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Kelompok 2
B. Tujuan
Praktikum dilakukan untuk mengetahui keberadaan zat penyusun bagian sel-sel
tumbuhan (amilum, llignin, protein, suberin dan minyak) dengan penambahan berbagai
larutan zat kimia
C. Prinsip
Uji Keberadaan Amilum
E. Metode Pengamatan
Pengamatan sediaan basah (segar) tumbuhan secara mikroskopik dengan uji
mikrokimia dilakukan secara langsung, bagian tumbuhan yang dijadikan sampel
dipotong secara melintang, diletakkan pada kaca benda kemudian diberi larutan uji (uji
amilum, lignin, protein, suberin maupun minyak), lalu ditutup dengan kaca penutup.
Setelahnya diamati dibawah mikroskop binokuler dan dilakukan identifikasi preparat.
F. Prosedur
G. Data
No Hasil Keterangan
2
Uji Keberadaan Protein
Irisan melintang batang seledri
menunjukkan perubahan warna
menjadi kemerahan (merah)
I. Pembahasan
Mikrokimia adalah salah satu cabang dalam mikroteknik yang digunakan dalam
pengamatan bahan yang terkandung dalam suatu jaringan tanaman (Margen, 1982). Pada
praktikum uji mikrokimia digunakan tanaman seledri (Apium graveolens L). Tanaman
seledri termasuk divisi spermatophyta, sub-divisi angiospermae, kelas dicotyledone,
famili apiaceae dan memiliki marga apium. Tanaman ini merupakan salah satu jenis
tumbuhan yang mempunyai khasiat sebagai obat (Pinem, 2007). Pada uji yang dilakukan
terdiri dari 5 jenis uji yaitu uji keberadaan amilum, lignin, protein, suberin dan minyak
dengan hanya menggunakan sampel dari batang seledri.
Pada uji protein menunjukkan hasil positif dikarenakan adanya perubahan warna sel
menjadi kemerahan (merah) setelah diberikan regens millon. Hal ini sesuai dengan
literatur, Wahidah (2016) menyebutkan larutan millon dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya butir aleuron dalam preparat sel tumbuhan. Protein akan berwarna kuning atau
merah-merah bata apabila bereaksi dengan reagen ini. Adanya perubahan warna reeaksi
dkarenakan millon mengandung merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrit dan asam
nitrat. Gugus fenol pada tirosin ini akan ternitrasi membentuk garam merkuri dengan
pereaksi millon yang akan membentuk kompleks berwarna merah (Poedjiadi,2007).
Menurut Permadi (2006), pada seledri mengandung 0,9 gr protein dalam 100 gr berat
tanaman. Protein merupakan bahan utama yang menyusun protoplasma yang hidup.
Protein diketahui sebagai bahan cadangan dalam bentuk amorf atau kristal. Pada
beberapa macam biji tumbuhan, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar didalam
sel. Adapula aleuron yang terdapat didalam sel, dan sel tersebut menyusun suatu lapisan
yang disebut lapisan aleuron (Sumardi,1993).
Kemudian pada uji keberadaan suberin menunjukkan hasil negatif dikarenakan tidak
adanya perubahan warna setelah diberi larutan sudan III. Menurut Wahidah (2016),
Larutan sudan III digunakan untuk mendeteksi minyak dan suberin atau kutin yang
terdapat pada preparat. Suberin dan kutin akan berwarna merah, meskipun dipanaskan
warna merah tetap ada. Keberadaan suberin yang tidak ada di batang seledri, sesuai
dengan literatur. Menurut Mahardika (2009), Suberin merupakan zat gabus atau zat yang
melapisi dinding jaringan gabus, sejenis selulosa yang berlemak. Jaringan gabus atau
periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara sekunder, menggantikan
epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder. Fungsi
utamanya adalah untuk melindungi jaringan dibawahnya ataupun untuk melindungi
organ tubuh agar tidak kehilangan air terlalu banyak. Tanaman seledri merupakan
tanaman herba (Pinem, 2007), pada batangnya tidak terjadi pertumbuhan sekunder,
sehingga tidak adanya pembentukan jaringan gabus yang mengandung suberin.
Selanjutnya, pada uji keberadaan minyak digunakan larutan flouroglucin dan HCl
kemudian difiksasi dan diberi larutan sudan III. Hasil uji positif mengandung minyak
karena adanyaperubahan warna sel menjadi kemerahan. Menurut Wahidah (2016),
larutan sudan III digunakan untuk mendeteksi minyak pada peparat. Minyak dan minyak
atsiri akan berwarna merah. Hal ini sesuai dengan literatur yang ada, Al-Snafi dalam
Arisandi (2016) menyebutkan di dalam batang dan daun seledri 2,5-3,5% mengandung
minyak atsiri. Minyak atsiri merupajan salah satu hasil akhir metabolisme sekunder pada
tumbuhan. Zat inilah penyebab wangi, harum atau bau yang khas pada banyak
tumbuhan. Minyak atsiri dapat diperoleh melalui ekstraksi tumbuh-tumbuhan yakni dari
daun, bunga, akar, dan kulit kayu (Wilson, 1993).
J. Kesimpulan
Dari praktikum sediaan basah mikroskopik tumbuhan dengan uji mikrokimia yaitu uji
keberadaan amilum, lignin, protein, suberin dan minyak atsiri, hasil positif menunjukkan
pada batang tanaman seledri (Apium graveolens L) mengandung protein, minyak atsiri . .
.
K. Daftar Rujukan
Mahardika, M.A. 2009. Jaringan Pada Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Permadi, A. Tanaman Obat Pelancar Air Seni. Depok : Penebar Swadayana. Hal 5-15, 23-24
Pinem, L.J. 2007. Perbedaan Lingkungan dan Masa Tanam Seledri (Apium Graveolens L.)
terhadap Senyawa Bioaktif Apigenin. Bogor : Institut pertanian Bogor
Wahidah, B.F. 2016. Penuntun Praktikum Botani Dasar. Makassar : Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar