Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR PERORANGAN

ASMA

Disusun Oleh :

ANGGRYANI BAILAO
( 42090038 )

Pembimbing :
dr. Mitra Andini Sigilipoe

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


PUSKESMAS SANDEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai
dengan mengi episodik, batuk, dan sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas.
Dalam 30 tahun terakhir prevalensi asma terus meningkat terutama di negara maju.
Peningkatan terjadi juga di negara-negara Asia Pasifik seperti Indonesia (Rengganis,
2008).
Di Indonesia, prevalensi asma belum diketahui secara pasti. Hasil penelitian
pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC
(International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 melaporkan
prevalensi asma sebesar 2,1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%.
Hasil survey asma pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia (Medan,
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Denpasar)
menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7-
6,4%, sedangkan pada anak SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8%.
Data dari profil dinas kesehatan di Kabupaten Bantul tahun 2016
memperlihatkan telah terjadi transisi epidemiologi dengan semakin menonjolnya
penyakit-penyakit tidak menular, dalam hal ini penyakit Asma masuk dalam 10 besar
penyakit di Puskesmas se- Kabupaten Bantul tahun 2015.

Dari profil puskesmas Sanden tahun 2016, kasus Asma masuk dalam daftar 10
besar penyakit yang menempati urutan ke 6 yaitu sejumlah 6.553kasus.

2
Berdasarkan data tahun 2016 di puskesmas sanden, prevalensi lanjut usia yang
menderitaAsma lebih besar dibandingkan usia anak-anak dan dewasa yaitu 77 pasien
(usia < 18 tahun), 147 pasien merupakan pasien dewasa (usia 18 55 tahun), dan 204
pasien merupakan pasien lanjut usia (usia > 55 tahun). Oleh sebab itu pada penelitian
kali ini dokter muda ingin melihat lebih jauh mengenai permasalahan pada pasien
asma di puskesmas sanden
.
B. TUJUAN
1. Untuk Menemukan permasalahan pada pasien asma yang ada di puskesmas sanden
2. Untuk Mengetahui Faktor Pemicu terjadinya Asma pada pasien asma di puskesmas
Sanden
3. Untuk Mengkaji dan menilai pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit
asma
4. Untuk Mengkaji serta memberikan edukasi terkait penyakit asma

C. MANFAAT
1. Mengetahui penyebab terjadinya serangan asma
2. Dapat memberikan pembinaan berupa edukasi langsung kepada pasien asma dan
keluarganya
3. Dapat menambah wawasan dokter muda dalam melakukan pengkajian masalah
komunitas terkait maslah asma serta meberikan edukasi terkait masalah tersebut

BAB II

3
METODE PENGAMBILAN DAN INTERPRETASI DATA

Pengambilan data dilakukan saat kegiatan PSN dilangsungkan yaitu pada tanggal 07
januari 2017 di dusun Kurahan I/ RT 01 Murtigading, Sanden. Pengambilan data selanjutnya
dilakukan melalui Rekam Medis Puskesmas sanden, kemudian melalui wawancara dengan
pasien yang terkait yaitu pada saat dilakukan kunjungan di rumah pasien pada tanggal 10
januari 2017 di dusun Kurahan I/ RT 01 Murtigading, Sanden
Data- data yang telah ada, dianalisa kemudian dilakukan intervensi sesuai dengan data
yang ada, dalam hal ini dilakukan pembinaan kepada keluarga pasien yaitu anak pasien

BAB III
4
HASIL DAN KAJIAN
A. HASIL
I. Identitas Pasien
Nama : Ny N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
Alamat : Kurahan I/ RT 01 Murtigading, Sanden
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal periksa: 07 Januari 2017

II. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Sesak Nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli umum sore dengan keluhan sesak nafas. Sesak
nafas dirasakan sudah sejak satu hari yang lalu dikarenakan obat pasien habis.
Sesak dirasakan terutama saat menghirup debu, terkena dingin atau saat
merasa kecapekan, sesak juga dirasakan pada dini hari. Sesak timbul dalam 1
bulan terakhir >6 kali
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Asma
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien juga mengalami Asma

III. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign:
Nadi: 80 x/menit
RR : 25 x/menit
Suhu :360C
TD : 120/80 mmHg

1. Status Lokalis :

a. Kepala : Normocephali, SI -/-, CA +/+, mukosa oral basah.

b. Leher : Pembesaran KGB (-), nyeri tekan (-)

c. Thorax :

5
- Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)

- Perkusi : Sonor

- Palpasi : Nyeri tekan (-)

- Auskultasi : suara paru vesikuler +/-, ronkhi -/-, wheezing -/


+, suara jantung S1,S2 reguler, bising
jantung (-).

d. Abdomen :

- Inspeksi : Distensi (-)

- Auskultasi : Peristaltik (+) 14 kali/menit

- Perkusi : Tymphani

- Palpasi : Abdomen teraba supel, nyeri tekan


epigastrik (-), pembesaran organ
intraabdomen (-), turgor kulit elastik

e. Ekstremitas : Akral teraba hangat, kram/ kesemutan (-), perabaan nadi


cukup kuat, capillary refill <2 detik.

IV. Diagnosis
Asma Tidak Terkontrol

V. Riwayat Personal SCREEM


Social : dari hasil observasi terlihat hubungan diantara keluarga
terjalin cukup baik. Pasien sehari-hari banyak berinteraksi dengan anak,
cucu dan menantunya di rumah, pasien juga bekerja penjual bawang di
pasar dan sering juga sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar di
pasar.
Culture : pasien merupakan penduduk asli Kurahan Murtigading,
Sanden. Untuk budaya terkait kebiasaan keluarga, pada kasus ini budaya
yang berpengaruh yaitu sering menjemur padi di halaman rumah pasca
panen, hal ini dapat berpengaruh pada kekambuhan asma pasien karena
debu menjadi faktor pemicu terjadinya asma. Selain itu juga budaya
merokok di sembarang tempat yang dilakukan oleh anak pasien, hal ini

6
juga dapat mempengaruhi kekambuhan serangan asma.
Religious : keluarga Ny U menganut agama islam dan tidak ada kendala
dalam menjalankan ibadah.
Education : pasien hanya bersekolah SD sehingga minim pengetahuan
terhadap penyakit yang diderita
Ekonomi : Pasien bekerja sebagai penjual bawang dipasar. Dari hasil
pengamatan terlihat kondisi ekonomi keluarga pasien termasuk kategori
menengah ke bawah, dimana hasil kehidupan sehari-hari didapatkan dari
hasil berjualan di pasar
Medical : mempunyai Jamkesmas

VI. Riwayat Kondisi Lingkungan


Pasien sudah menikah namun suaminya sudah meninggal, pasien mempunyai
3 orang anak laki-laki, pasien tinggal bersama anak kedua, istrinya dan 3 orang cucu.
Jumlah penghuni rumah sebanyak 6 orang dalam bangunan yang memiliki dinding
yang sudah di plester, lantai sebagian keramik sebagian dari semen dan ventilasi
kurang, tidak memilik langit-langit dalam rumah. Halaman rumah berukuran cukup
luas.

B. KAJIAN KASUS
DISTRIBUSI DAN TREND (KECENDERUNGAN)
Orang Terkena (Person)

Pasien Asma Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2016

L P
41%
59%

Di puskesmas Sanden, berdasarkan data kunjungan bulan Januari 2016 hingga


Desember 2016 terdapat 428 pasien Asma yang berkunjung ke puskesmas, baik untuk
mendapatkan pengobatan maupun untuk meminta rujukan. Dari 428 pasien tersebut, 59 %
adalah pasien pria dan 41% adalah pasien wanita.Dari data tersebut didapatkan bahwa
prevalensi laki-laki yang menderitapenyakit asma lebih besar dibandingkan dengan pria.

7
Pasien Asma Berdasarkan Usia Januari-Desember 2016

204

147

77

<18th 18-55th >55th

Bila ditinjau berdasarkan usia 77 pasien merupakan pasien anak-anak (usia < 18
tahun), 147 pasien merupakan pasien dewasa (usia 18 55 tahun), dan 204 pasien merupakan
pasien lanjut usia (usia > 55 tahun). Berdasarkan data tersebut, prevalensi lanjut usia yang
menderitaAsma lebih besar dibandingkan usia anak-anak dan dewasa.
350
292
300
250
200
150
100
42 38 28
50 13 14
1
0

Berdasarkan pembiayaan, Sebanyak 292 pasien melakukan pembayaran


menggunakan jaminan kesehatan Jamkesmas, 42 pasien menggunakan Askes, 38 pasien
melakukan pembayaran dengan bayar sendiri, dan sisanya menggunakan jaminan kesehatan
Jamkesda, Jamkesos, Jamkesta dan JKN. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa pasien
Asma lebih banyak yang menggunakan Jaminan kesehatan seperti Jamkesmas, Askes dan
Bayar sendiri.
Tempat/ Wilayah

8
Kunjungan Pasien Asma Berdasarkan wilayah Januari-Desember 2016

GADINGHARJO
4% 13% GADINGSARI
22% MURTIGADING
SRIGADING
24%
LUAR SANDEN

37%

Berdasarkan data kunjungan pasien Asmadi Puskesmas Sanden pada bulan Januari
2016 hingga Desember 2016 (sebanyak 428 pasien) didapatkan bahwa 37% pasien
merupakan penduduk Murtigading, 24% penduduk Gadingsari, 22% penduduk Srigading,
13% penduduk Gadingharjo dan 4% penduduk luar Sanden, yaitu Caturharjo, Bagelen,
Poncosari, Tirtomulyo, Trimurti, Kec. Bambanglipuro, Kec. Kretek, Kec. Srandakan,
danKec.Pandak.
Bila disesuaikan dengan wilayah pasien yang dokter muda kunjungi, yang beralamat
di Kurahan I, Desa Murtigading, terdapat 37% pasien DM yang dalam hal ini merupakan
wilayah terbanyak pasienAsma di Sanden.
Waktu

Jumlah Kunjungan Pasien


Asma Tahun 2016
60
50 50 50
46 46
40 41
33 34
30 28 29 27
24
20 20
10
0

Berdasarkan data kunjungan pasien gangguan jiwa ke Puskesmas Sanden Bulan


Januari Desember 2016 diketahui bahwa kunjungan pasien Asma terbanyak terdapat pada

9
bulan Januari dan Maret

Pada hari Selasa, 10 Januari 2017 dokter muda melakukan kunjungan ke rumah Ny.N
di Dusun Kurahan I, Murtigading, Sanden. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap,
dokter muda melakukan alloanamnesis dan autoanamnesis. Dari kunjungan tersebut
ditemukan beberapa informasi, di mana informasi-informasi tersebut dapat dipergunakan
untuk menganalisa faktor-faktor risiko yang terdapat pada pasien yang menyebabkania
mengalami penyakit asma.
a. PEJAMU/HOST

Host atau pejamu adalah populasi atau organisme yang memiliki risiko
untuk terkena penyakit. Pada Asma, gambaran host dapat terlihat dari faktor-
faktor resiko yang muncul yaitu Predisposisi genetic : Disini Ny N
mempunyai keluarga (ibu pasien) yang juga mengalami asma. Ny N juga
mempunyai riwayat Atopi yang dapat mempengaruhi frekuensi terjadinya
serangan asma.
b. AGEN

Agen adalah faktor yang harus ada agar suatu penyakit dapat terjadi.
Asma bukan penyakit menular yang disebabkan oleh satu agen yang pasti. Di
dalam kasus ini, agent tidak hidup lebih berperan dalam terjadinya penyakit
asma. Yang pertama adalah faktor keturunan. Dari anamnesis dapat dilihat
bahwa ibu dari pasien juga mengalami asma. Hal itulah yang membut pasien
memiliki faktor risiko terkena penyakitasma. Pasien juga mempunyai
beberapa alergi seperti alergi dingin, alergi debu dan alergi pada asap.
c. LINGKUNGAN

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar diri host, baik
benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk
akibat interaksi semua elemen tersebut, termasuk host yang lain. Lingkungan
rumah pasien termasuk lingkungan yang mempengaruhi kondisi pasien, karena
menurut pasien, ia sering merasa sesak karena kondisi rumah banyak debu dari
atap rumah karena rumah pasien tidak memiliki loteng atau langit-langit
rumah
Selain itu, dari lingkungan keluarganya, pasien memiliki kondisi
keluarga yang tidak memiliki pengetahuan mengenai penyakit asma

10
dikarenakan tingkat pendidikan anak-anaknya hanya sampai SD, sehingga
keluarga tidak terlalu mensuport pasien dalam melihat faktor pemicu
timbulnya serangan asma. Hal ini terbukti dari anak pasien yang terus
merokok di dekat pasien.
Tempat kerja pasien juga merupakan lingkungan yang mempengaruhi
karena pasien berjualan dipasar dari dini hari ( udara dingin ) dan di tempat
terbuka sehingga terdapat banyak faktor pemicu yang bisa menimbulkan
timbulnya serangan asma, salah satunya yaitu debu.Faktor lingkungan
mempengaruhi individu dengan kecenderungan/predisposisi asma pada pasien
untuk berkembang menjadi asma eksaserbasi dan menyebabkan gejala-gejala
asma menetap sehingga pasien terus bergantung pada obat inhalasi setiap
harinya.

C. KAJIAN ANALISIS SWOT PADA ANGKA JENTIK DAN PASIEN DBD

11
INTERNAL Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Tenaga kesehatan Kualitas tenaga kesehatan yang
puskesmas memadai masih terbatas
Fasilitas kesehatan yang Pelaksanaan program yang
cukup memadai masih belum maksimal
Sarana pembinaan yang masih
kurang seperti penyediaan
brosur, poster yang mudah
dipahami oleh masyarakat.
EKSTERNAL Kurangnya kerjasama lintas
sektoral
Peluang (O) Strategi SO STRATEGI WO
Adanya posyandu Meningkatkan kerja sama Meningkatkan kualitas tenaga
dilingkungan pasien antar tenaga kesehatan kesehatan di puskesmas,
Akses ke fasilitas
dan kader posyandu. sehingga dapat melakukan
kesehatan yang mudah Memberikan pembekalan pembinaan dan penyuluhan
dijangkau terhadap keluarga pasien yang lebih maksimal terkait
Adanya bantuan dana
tentang Asma asma
untuk pengelolaan Meningkatkan Meningkatkan peran serta
penyakit kronis pengetahuan kader keluarga dalam upaya
tentang asma meningkatkan kesadaran akan
Melakukan follow up
penyakit anggota keluarga.
program yang berjalan Meningkatkan kerja sama lintas
dan evaluasi secara sektoral.
berkala. Meningkatkan komitmen dari
tenaga kesehatan dapat dengan
cara pemberian reward.
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
Kurangnya pengetahuan Melakukan survei dan Lebih melibatkan peran serta
keluarga memberikan kuisioner tokoh masyarakat ataupun
Tingkat pendidikan
pada masyarakat untuk organisasi masyarakat setempat
keluarga yang rendah mengetahui sejauh mana dalam mendukung penanganan
Status sosial ekonomi
pengetahuan mereka asma
yang masih rendah Melakukan penyuluhan rutin
Kurangnya dukungan mengenai hipertensi.
Meningkatkan kegiatan- serta memperbaiki strategi
keluarga terhadap
kegiatan penyuluhan dan program penyuluhan dengan
perubahan gaya hidup
pembinaan kepada menyediakan sarana

12
pasien keluarga terutama dengan penyuluhan seperti brosur,
anggota lansia poster yang mudah dipahami
Membuat sarana
masyarakat dengan
penghubung antara menggunakan bahasa
puskesmas dengan sederhana.
posyandu melalui media Membangun koordinasi yang
sosial seperti pembuatan baik antara puskesmas, kader,
WA. maupun tokoh masyarakat
Melakukan pembinaan
setempat.
serta posyandu lansia.

BAB IV
DIAGNOSIS KOMUNITAS

Berdasarkan hasil identifikasi masalah komunitas yang ada, maka diagnosis


komunitas pada pasien ini adalah asma yang tidak terkontrol karena kurangnya
pengetahuan pasien dan keadaan lingkungan yang tidak mendukung. Keadaan
lingkungan yang tidak mendukung disini antara lain karena banyaknya debu di rumah
pasien dan ada anggota keluarga yang merokok.

13
BAB V
STRATEGI DAN PROGRAM PENANGANAN

Asma belum termasuk dalam progrem Pencapaian Kinerja Puskesmas Sanden (PKP)
tahun 2016. Oleh karena itu, rumusan masalah yang dapat digolongkan dalam menghadapi
penyakit asma tersebut adalah :
Priorita Alternatif Pemecahan Pemecahan Masalah
Penyebab Masalah
Masalah Masalah Terpilih
14
1 Kurangnya Kurangnya Mensosialisasikan Sosialisasi mengenai Asma
pengetahuan sosialisai mengenai penyakit asma melalui siaran radio,
masyarakat tentang untuk menambah wawasan brosur/ poster, pertemuan
tentang penyakit asma masyarakat mengenai masyarakat desa,
penyakit Ketidak penyakit asma agar pertemuan kader, posyandu
Asma efektifan waktu masyarakat memahami dan lansia, serta kunjungan
konsultasi dapat menhindari faktor rumah untuk memantau
dengan pasien pemicu dan mulai kondisi pasien dan
asma menjalani pola hidup sehat. kepatuhannya serta
Kerjasama Menyediakan waktu khusus sosialisasi kepada
lintas sektoral untuk pasien asma untuk keluarganya.
yang belum dapat berkonsultasi. Pembentukan dan
optimal dalam Menyediakan sarana pembinaan kaderk husus
upaya pembinaan seperti poster Asma untuk pencegahan
pembinaan maupun brosur yang kasus Asma di masyarakat.
pasien dan mudah dimengerti
keluarganya. masyarakat mengenai
Belum ada asma.
kader khusus Pembentukan kader khusus
penyakit asma untuk membina pasien
Sarana asma.
pembinaan Kerjasama lintas sektoral
yang masih dalam hal ini ke pasien,
minim. keluarga, masyarakat
Kurangnya dengan tenaga kesehatan
sumber daya dalam hal penanganan
dan komitmen. kasus Asma

2 Monit Pengetahuanma Meningkatkan Peningkatanpembinaanp


oring Asma syarakat yang upayapembinaankepasiend asiendankeluarganya.
Secara masih kurang ankeluarganyamengenaiAs
Berkala mengenai Asma ma.
serta belum Pembentukandanpembinaa

15
adanya kader nkaderkhususAsma.
khusus Asma Penilaian klinis berkala
antara 1 - 6 bulan dan
monitoring asma

BAB VI
REFLEKSI

Pada saat melakukan kunjungan pertama kepada pasien, pasien masih


mempunyai pengetahuan yang minimal tentang asma. Dari wawancara yang saya
lakukan, didapatkan hasil bahwa pasien tersebut masih belum mengerti mengenai:
penyebab dari penyakit asma, faktor pencetus penyakit asma, perbedaan obat pelega
dan pengontrol asma
Kemudian setelah kunjungan saya yang berikutnya dan sudah diberi edukasi,
pasien menjadi mengerti tentang berbagai hal yang sebelumnya belum tahu.
Pengetahuan pasien tentang asma menjadi bertambah. Pasien bias menjelaskan
mengenai penyebab dari penyakitnya, factor pencetus, dan perbedaan obat pelega
maupun pengontrol asma.
Saran untuk melakukan penyuluhan tentang asma dan menghindari berbagai
faktor resiko yang dapat menyebabkan tidak terkontrolnya asma. Kemudian dilakukan
pengefektifan penyuluhan oleh kader kader untuk para penderita asma dan keluarga

16
LAMPIRAN

Dokter Muda melakukan kunjungan rumah dan memberikan edukasi terhadap pasien

17

Anda mungkin juga menyukai