Anda di halaman 1dari 3

Alloanamnesis

Pasien diantar oleh adik pasien dan warga desa ke IGD RSJS
Magelang karena marah marah dan mengamuk hingga merusak barang barang
dirumah. Pasien mulai marah marah sejak 1 minggu dan mulai parah 2 hari
SMRS. Ketika marah pasien merusak barang barang dirumah seperti kursi,
meja, lemari dan perabotan rumah tangga laiinya. Pasien juga berencana untuk
membakar rumah. Ketika merusak barang barang dirumah pasien tidak
mencoba memperbaiki kembali barang barang tersebut. Selain marah marah
pasien juga sering keluyuran keluar rumah sambil membawa senjata tajam.
Ketika pasien membawa senjata tajam sempat menodongkan senjata kesalah
satu warga sekitar. Perilaku pasien tersebut membuat warga sekitar menjadi
takut. Adik pasien mengatakan sebelum timbul gejala ini pasien tampak
menyendiri, mulai berbicara dan tertawa sendiri. Isi pembicaraan pasien yakni
sering mencurigai kalau orang lain tidak senang dengan pasien. Menurut adik
pasien, pasien sebenarnya tidak memiliki musuh dan tetangga sekitar rumah
baik terhadap pasien tetapi pasien sering berpikir bahwa mereka tidak baik.
Saat pasien sedang berbicara sendiri kadang disertai marah lalu melempar dan
merusak barang barang dirumah. Beberapa hari sebelum muncul keluhan ini
pasien tampak bertengkar dengan istri di pasar. Ketika itu barang barang
dagangan istri dibuang dan meja untuk berjualan dirusak pasien. Adik pasien
menceritakan bahwa kakaknya mengalami perubahan perilaku sejak tahun
2010 dimana pasien berusia 44 tahun. Perubahan perilaku tersebut disebabkan
karena masalah keluarga. Pasien dengan istri sering bertengkar. Bp S
mencurigai istrinya selingkuh sehingga sudah tidak menghargai pasien sebagai
suami. Pada saat itu pasien masih bertahan tinggal bersama dengan istri dan
ketiga anaknya. Awal perubahan perilaku pasien tampak sering marah marah
dan mudah tersinggung. Pada saat itu pasien belum diperiksakan ke rumah
sakit jiwa karena keluarga menganggap perilaku pasien masih dalam batas
wajar. Pada tahun 2015, pasien lebih mudah marah marah, mudah tersinggung
dan merusak barang barang perabot rumah lalu kelurga pasien memeriksakan
ke RSJS Magelang. Karena perilaku pasien yang sudah tidak terkontrol
akhirnya istri pasien memutuskan untuk pisah rumah dan kembali ke rumah
orangtuanya bersama ketiga anak. Pasien sudah 3 x mondok di RSJS
Magelang awalnya tahun 2015 lalu 2 x pada tahun 2016. Adik pasien
mengatakan bahwa kakaknya sudah putus obat sejak 5 bulan yang lalu. Adik
pasien menceritakan penyebab putus obat tersebut karena ada 2 alasan. Alasan
pertama pasien tidak bisa kontrol rutin ke RSJS karena dokumen pasien di
RSJS hilang sehingga harus diurus dari awal dan alasan ke 2 pasien tidak mau
minum obat karena menganggap obat merupakan bahan kimia dan tidak baik
untuk kesehatan. Adik pasien mengatakan akhir akhir ini pasien malas mandi,
makan harus diingatkan tetapi masih dapat dilakukan sendiri, beberapa hari ini
kalau malam tidak pernah tidur.
Autonamanesis
Pasien diantar oleh adik pasien dan warga desa ke IGD RSJS Magelang karena
marah marah dan mengamuk hingga merusak barang barang dirumah. Pasien merasa
bingung dibawa ke RS karena merasa sehat sehat saja. Pasien mengatakan
kemungkinan dibawa ke RS karena sempat merusak barang barang dirumah. OS
menceritakan ia merusak barang dirumah karena merasa kecewa anggota keluarga
yang ada dirumah sama sekali tidak menghargainya. Mereka sering melarang pasien
untuk melakukan sesuatu, salah satunya seperti tidak memperbolehkan meminjam
sepeda. OS mengatakan jika dia merusak barang seketika pula dia bisa
mengembalikan barang barang yang dirusak tersebut bahkan kualitas barangnya lebih
bagus. OS dapat melakukan tersebut karena memiliki kekuatan dari Sang Pencipta
sehingga bisa mengembalikan barang yang dirusak dan menganggap orang lain tidak
bisa melakukan hal tersebut. Ketika merusak barang barang Bp S merasa seperti ada
yang mengendalikan dan tidak bisa menghentikan tindakan tersebut. Pasien sering
keluyuran keluar rumah karena ingin mencari rejeki untuk mencukupi kebutuhan
hidup keluarga. OS menyangkal jika ketika ia keluyuran membawa senjata tajam dan
menyangkal jika ia ingin mencederai orang lain.
Bp S mengatakan dia ingin pulang kerumah untuk bertemu keluarga, istri dan
ketiga anaknya. Ia ingin membantu istri berjualan dipasar dan memiliki keinginan
membangun Madrasah Kurowiah dimana sumber dananya berasal dari SKPC
(Sumbangan koperasi pondok cilik). Bp S juga menceritakan jika ia adalah keturunan
dari Mbah Rongowarsito dari Demak dan Istrinya adalah keturunan Raja Brawijaya.
Bp S menganggap bahwa ia adalah keturunan orang hebat. OS tidak pernah
mendengar adanya suara suara yang membisiki telinga dan tidak dapat melihat
sesuatu yang orang lain tidak dapat lihat. Saat pembicaraan dengan pemeriksa
terkadang pasien mengatakan kata kata yang asing didengar seperti PHP (Perawan
hampir punah), PBK (Persatuan batok kinclong).

Anda mungkin juga menyukai