Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan


Pengujian dilakukan oleh 3 operator berbeda pada sampel Biosolar dengan
pengamatan (Reproducibility) dan dilakukan 2 kali pengujian (Repeatability).
Pengambilan data percobaan pada sampel Biosolar dilakukan setiap penurunan suhu 3
o
C. Hasil pengamatan sampel Biosolar dapat dilihat Tabel IV.1 - Tabel IV.6
Tabel IV.1 Hasil Percobaan Biosolar dengan T0= 46 oC
Repeatability 1
Reproducibility 1
Operator : Madinah Suyadi
No Waktu (s) T( ) Keterangan
1 0 46
2 51 43
3 58 40
4 71 37
Encer
5 98 34
6 111 31
7 178 28
8 243 25
9 275 22
10 347 19
Mengembun, keruh dan mulai mengental
11 426 16
12 587 13
13 651 10
Mulai sedikit membeku, keluar warna
14 749 7
putih (lilin)
15 894 4
Mengental dan membeku sekitar 40%,
suhu tidak bisa diturunkan lagi,
16 1260 1
kandungan lilin atau cairan warna putih
banyak
*pour point yang didapat dari percobaan adalah 1 oC tidak sesuai dengan literatur dari
Pelumas Biosolar

Tabel IV.2 Hasil Percobaan Biosolar dengan T0= 46 oC


Repeatability 1
Reproducibility 2
Operator : Fikha Ardiani
No Waktu (s) T( ) Keterangan
1 0 46
2 59 43
3 64 40
4 72 37
Encer
5 79 34
6 87 31
7 117 28
8 232 25

IV-1
BAB IV hasil pERCOBAAN dan pembahasan
9 294 22
10 375 19
Mengembun, keruh dan mulai mengental
11 432 16
12 496 13
13 537 10
Mulai sedikit membeku, keluar warna
14 662 7
putih (lilin)
15 833 4
Mengental dan membeku sekitar 40%,
suhu tidak bisa diturunkan lagi,
16 1257 1
kandungan lilin atau cairan warna putih
banyak
*pour point yang didapat dari percobaan adalah 1 oC tidak sesuai dengan literatur dari
Pelumas Biosolar

Tabel IV.3 Hasil Percobaan Biosolar dengan T0= 46 oC


Repeatability 1
Reproducibility 3
Operator : Teguh Satrya W.
No Waktu (s) T( ) Keterangan
1 0 46
2 53 43
3 58 40
4 78 37
Encer
5 94 34
6 119 31
7 173 28
8 238 25
9 273 22
10 395 19
Mengembun, keruh dan mulai mengental
11 414 16
12 561 13
13 676 10
Mulai sedikit membeku, keluar warna
14 745 7
putih (lilin)
15 913 4
Mengental dan membeku sekitar 40%,
suhu tidak bisa diturunkan lagi,
16 1254 1
kandungan lilin atau cairan warna putih
banyak
*pour point yang didapat dari percobaan adalah 1 oC tidak sesuai dengan literatur dari
Pelumas Biosolar

Tabel IV.4 Hasil Percobaan Biosolar dengan T0= 46 oC


Repeatability 2
Reproducibility 1
Operator : Madinah Suyadi
No Waktu (s) T( ) Keterangan
1 0 46 Encer
2 46 43
3 58 40
4 72 37

Laboratorium Teknik IV - 2
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
BAB IV hasil pERCOBAAN dan pembahasan
5 88 34
6 104 31
7 194 28
8 248 25
9 292 22
10 378 19
Mengembun, keruh dan mulai mengental
11 446 16
12 583 13
13 673 10
Mulai sedikit membeku, keluar warna
14 742 7
putih (lilin)
15 966 4
Mengental dan membeku sekitar 40%,
suhu tidak bisa diturunkan lagi,
16 1265 1
kandungan lilin atau cairan warna putih
banyak
*pour point yang didapat dari percobaan adalah 1 oC tidak sesuai dengan literatur dari
Pelumas Biosolar

Tabel IV.5 Hasil Percobaan Biosolar dengan T0= 46 oC


Repeatability 2
Reproducibility 2
Operator : Fikha Ardiani
No Waktu (s) T( ) Keterangan
1 0 46
2 47 43
3 56 40
4 74 37
Encer
5 92 34
6 116 31
7 197 28
8 238 25
9 286 22
10 393 19
Mengembun, keruh dan mulai mengental
11 446 16
12 587 13
13 676 10
Mulai sedikit membeku, keluar warna
14 742 7
putih (lilin)
15 973 4
Mengental dan membeku sekitar 40%,
suhu tidak bisa diturunkan lagi,
16 1264 1
kandungan lilin atau cairan warna putih
banyak
o
*pour point yang didapat dari percobaan adalah 1 C tidak sesuai dengan literatur dari
Pelumas Biosolar

Tabel IV.6 Hasil Percobaan Biosolar dengan T0 = 46 oC


Repeatability 2
Reproducibility 3
Operator : Teguh Satrya W.
No Waktu (s) T( ) Keterangan
1 0 46 Encer

Laboratorium Teknik IV - 3
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
BAB IV hasil pERCOBAAN dan pembahasan
2 50 43
3 57 40
4 78 37
5 99 34
6 118 31
7 208 28
8 242 25
9 286 22
10 398 19
Mengembun, keruh dan mulai mengental
11 457 16
12 587 13
13 691 10
Mulai sedikit membeku, keluar warna
14 748 7
putih (lilin)
15 957 4
Mengental dan membeku sekitar 40%,
suhu tidak bisa diturunkan lagi,
16 1258 1
kandungan lilin atau cairan warna putih
banyak
*pour point yang didapat dari percobaan adalah 1 oC tidak sesuai dengan literatur dari
Pelumas Biosolar

IV.2 Pembahasan
Dari hasil percobaan pour point pada Tabel IV.1 dengan menggunakan sampel Biosolar,
dapat dilihat pada percobaan reproducibility bahwa sampel mulai berhenti mengalir yaitu pada
temperatur 1 oC. Pengamatan reproduciblity sesuai dengan ASTM D97-04 untuk pour point pada
pengamatan reproducibility tidak melebihi batas range suhu antara -33 oC sampai 55 oC dan
tidak sesuai dengan karakteristik pada pelumas Biosolar nilai pour point yaitu 6 oC.
50
45
40
35
30
25
Temperatur (oC)
20 Repeatabiity 1
15 Reproducibility 1

10
5
0
0 500 1000 1500

Waktu (detik)

Grafik IV.1 Repeatability 1, Reproducibility 1

Dari Grafik IV.1 dapat ditentukan kecepatan pendinginan pelumas Biosolar pada
Repeatability 1, Reproducibility 1 antara slope 1, slope 2, slope 3, slope 4 dan slope 5. Untuk
menentukan rata-rata kecepatan pendinginan dapat dilihat pada Tabel IV. 7 berikut.

Laboratorium Teknik IV - 4
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
BAB IV hasil pERCOBAAN dan pembahasan

Tabel IV. 7 Kecepatan Pendinginan pada Sampel Biosolar


T t Kecepatan Pendinginan
Slope
(oC) (detik) ( T/ t)
Slope 1 15 111 0,135 oC/detik
Slope 2 3 65 0,046 oC/detik
Slope 3 3 72 0,041 oC/detik
Slope 4 6 225 0,027 oC/detik
Slope 5 6 511 0,012 oC/detik
Rata-rata Kecepatan Pendinginan 0,052 oC/detik

Dari hasil perhitungan pada Tabel IV. 7 dapat ditentukan kecepatan pendinginan sampel
pelumas Biosolar, pada slope 1 sebesar 0,135 oC/detik, slope 2 sebesar 0.046 oC/detik, slope 3
sebesar 0.041 oC/detik, slope 4 sebesar 0.027 C/detik dan slope 5 sebesar 0.012 C/detik. Sehingga
rata-rata kecepatan pendinginan slope 1, 2, 3, 4 dan 5 sebesar 0.052 oC/detik. Hal ini membuktikan
bahwa semakin lama waktu pendinginan maka penurunan suhu semakin kecil.
50
45
40
35
30
25
Temperatur (oC)
20 Repeatability 1
15 Reproducibility 2

10
5
0
0 500 1000 1500

Waktu (detik)

Grafik IV.2 Repeatability 1, Reproducibility 2

Dari Grafik IV.2 dapat ditentukan kecepatan pendinginan pelumas Biosolar pada
Repeatability 1, Reproducibility 1 antara slope 1, slope 2, slope 3, slope 4 dan slope 5. Untuk
menentukan rata-rata kecepatan pendinginan dapat dilihat pada Tabel IV. 8 berikut.

Tabel IV. 8 Kecepatan Pendinginan pada Sampel Biosolar


T t Kecepatan Pendinginan
Slope o
( C) (detik) ( T/ t)
Slope 1 15 87 0,172 oC/detik
Slope 2 6 177 0,034 oC/detik
Slope 3 6 121 0,049 oC/detik
Slope 4 3 125 0,024 oC/detik
Slope 5 3 424 0,007 oC/detik

Laboratorium Teknik IV - 5
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
BAB IV hasil pERCOBAAN dan pembahasan

Rata-rata Kecepatan Pendinginan 0,069 oC/detik

Dari hasil perhitungan pada Tabel IV. 8 dapat ditentukan kecepatan pendinginan sampel
pelumas Biosolar, pada slope 1 sebesar 0,172 oC/detik, slope 2 sebesar 0.034 oC/detik, slope 3
sebesar 0.049 oC/detik, slope 4 sebesar 0.024 C/detik dan slope 5 sebesar 0.007 C/detik. Sehingga
rata-rata kecepatan pendinginan slope 1, 2, 3, 4 dan 5 sebesar 0.069 oC/detik. Hal ini membuktikan
bahwa semakin lama waktu pendinginan maka penurunan suhu semakin kecil.
50
45
40
35
30
25
Temperatur (oC)
20 Repeatability 1
15 Reproducibility 3
10
5
0
0 500 1000 1500

Waktu (detik)

Grafik IV.3 Repeatability 1, Reproducibility 3

Dari Grafik IV.3 dapat ditentukan kecepatan pendinginan pelumas Biosolar pada
Repeatability 1, Reproducibility 1 antara slope 1, slope 2, slope 3, slope 4 dan slope 5. Untuk
menentukan rata-rata kecepatan pendinginan dapat dilihat pada Tabel IV. 9 berikut.

Tabel IV. 9 Kecepatan Pendinginan pada Sampel Biosolar


T t Kecepatan Pendinginan
Slope o
( C) (detik) ( T/ t)
Slope 1 12 94 0,128 oC/detik
Slope 2 6 119 0,050 oC/detik
Slope 3 3 122 0,025 oC/detik
Slope 4 6 262 0,023 oC/detik
Slope 5 6 509 0,012 oC/detik
Rata-rata Kecepatan Pendinginan 0,047 oC/detik

Dari hasil perhitungan pada Tabel IV. 9 dapat ditentukan kecepatan pendinginan sampel
pelumas Biosolar, pada slope 1 sebesar 0,128 oC/detik, slope 2 sebesar 0.050 oC/detik, slope 3
sebesar 0.025 oC/detik, slope 4 sebesar 0.023 C/detik dan slope 5 sebesar 0.012 C/detik. Sehingga
rata-rata kecepatan pendinginan slope 1, 2, 3, 4 dan 5 sebesar 0.047 oC/detik. Hal ini membuktikan
bahwa semakin lama waktu pendinginan maka penurunan suhu semakin kecil.

Laboratorium Teknik IV - 6
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
BAB IV hasil pERCOBAAN dan pembahasan

50
45
40
35
30
Temperatur (oC) 25
20
Repeatability 2 Reproducibility 1
15
10
5
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Waktu (detik)

Grafik IV.4 Repeatability 2, Reproducibility 1

Dari Grafik IV.4 dapat ditentukan kecepatan pendinginan pelumas Biosolar pada
Repeatability 1, Reproducibility 1 antara slope 1, slope 2, slope 3, slope 4 dan slope 5. Untuk
menentukan rata-rata kecepatan pendinginan dapat dilihat pada Tabel IV. 10 berikut.

Tabel IV. 10 Kecepatan Pendinginan pada Sampel Biosolar


T t Kecepatan Pendinginan
Slope
(oC) (detik) ( T/ t)
Slope 1 15 104 0,144 oC/detik
Slope 2 6 98 0,061 oC/detik
Slope 3 6 205 0,029 oC/detik
Slope 4 3 130 0,023 oC/detik
Slope 5 3 299 0,010 oC/detik
Rata-rata Kecepatan Pendinginan 0,057 oC/detik

Dari hasil perhitungan pada Tabel IV. 10 dapat ditentukan kecepatan pendinginan sampel
pelumas Biosolar, pada slope 1 sebesar 0,144 oC/detik, slope 2 sebesar 0.061 oC/detik, slope 3
sebesar 0.029 oC/detik, slope 4 sebesar 0.023 C/detik dan slope 5 sebesar 0.010 C/detik. Sehingga
rata-rata kecepatan pendinginan slope 1, 2, 3, 4 dan 5 sebesar 0.057 oC/detik. Hal ini membuktikan
bahwa semakin lama waktu pendinginan maka penurunan suhu semakin kecil.

Laboratorium Teknik IV - 7
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
BAB IV hasil pERCOBAAN dan pembahasan
50
45
40
35
30
25
Temperatur (oC)
20 Repeatability 2
15 Reproducibility 2
10
5
0
0 500 1000 1500

Waktu (detik)

Grafik IV.5 Repeatability 2, Reproducibility 2

Dari Grafik IV.5 dapat ditentukan kecepatan pendinginan pelumas Biosolar pada
Repeatability 1, Reproducibility 1 antara slope 1, slope 2, slope 3, slope 4 dan slope 5. Untuk
menentukan rata-rata kecepatan pendinginan dapat dilihat pada Tabel IV. 11 berikut.

Tabel IV. 11 Kecepatan Pendinginan pada Sampel Biosolar


T t Kecepatan Pendinginan
Slope
(oC) (detik) ( T/ t)
Slope 1 12 92 0,130 oC/detik
Slope 2 6 122 0,049 oC/detik
Slope 3 6 160 0,038 oC/detik
Slope 4 3 89 0,034 oC/detik
Slope 5 6 522 0,011 oC/detik
Rata-rata Kecepatan Pendinginan 0,052 oC/detik

Dari hasil perhitungan pada Tabel IV. 11 dapat ditentukan kecepatan pendinginan sampel
pelumas Biosolar, pada slope 1 sebesar 0,130 oC/detik, slope 2 sebesar 0.049 oC/detik, slope 3
sebesar 0.038 oC/detik, slope 4 sebesar 0.034 C/detik dan slope 5 sebesar 0.011 C/detik. Sehingga
rata-rata kecepatan pendinginan slope 1, 2, 3, 4 dan 5 sebesar 0.052 oC/detik. Hal ini membuktikan
bahwa semakin lama waktu pendinginan maka penurunan suhu semakin kecil.

Laboratorium Teknik IV - 8
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
BAB IV hasil pERCOBAAN dan pembahasan

50
45
40
35
30
Temperatur (oC) 25
20
Repeatability 2 Reproducibility 3
15
10
5
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Waktu (detik)

Grafik IV.6 Repeatability 2, Reproducibility 3

Dari Grafik IV.6 dapat ditentukan kecepatan pendinginan pelumas Biosolar pada
Repeatability 1, Reproducibility 1 antara slope 1, slope 2, slope 3 dan slope 4. Untuk
menentukan rata-rata kecepatan pendinginan dapat dilihat pada Tabel IV. 12 berikut.

Tabel IV. 12 Kecepatan Pendinginan pada Sampel Biosolar


T t Kecepatan Pendinginan
Slope o
( C) (detik) ( T/ t)
Slope 1 15 118 0,127 oC/detik
Slope 2 6 78 0,077 oC/detik
Slope 3 6 189 0,032 oC/detik
Slope 4 9 567 0,016 oC/detik
Rata-rata Kecepatan Pendinginan 0,063 oC/detik

Dari hasil perhitungan pada Tabel IV. 12 dapat ditentukan kecepatan pendinginan sampel
pelumas Biosolar, pada slope 1 sebesar 0,127 oC/detik, slope 2 sebesar 0.077 oC/detik, slope 3
sebesar 0.032 oC/detik dan slope 4 sebesar 0.016 C/detik. Sehingga rata-rata kecepatan
pendinginan slope 1, 2, 3 dan 4 sebesar 0.063 oC/detik. Hal ini membuktikan bahwa semakin
lama waktu pendinginan maka penurunan suhu semakin kecil.

Tabel IV.13 Perbandingan Percobaan Pour Point pada Sampel Biosolar Hasil Praktikum dengan
Literatur
Repeatibility Reproducibility Pour Point Literatur
Keterangan
No Ke- Ke- (Praktikum) (Disebutkan)
1 4 oC 6 oC Tidak Sesuai
1 1 2 4 oC 6 oC Tidak Sesuai
3 o
4 C o
6 C Tidak Sesuai

Laboratorium Teknik IV - 9
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh
BAB IV hasil pERCOBAAN dan pembahasan
2 2 1 4 oC 6 oC Tidak Sesuai
2 2 4 oC 6 oC Tidak Sesuai
3 4 oC 6 oC Tidak Sesuai

Dari Tabel IV. 13 menunjukkan perbandingan percobaan pour point pada sampel
biosolar hasil praktikum dengan literatur. Hasil praktikum yang diperoleh yaitu sampel
biosolar memiliki nilai pour point pada temperatur 4 oC.
Menurut Gunawan (2016), pour point pada sampel biosolar adalah 6 oC. Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan diperoleh pour point pada sampel biosolar adalah 4 oC.
Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa nilai pour point pada
sampel biosolar adalah 6 oC. Ketidaksesuaian ini disebabkan karena nilai pour point pada
sampel biosolar tinggi sehingga alirannya tidak isothermal. Temperatur biosolar akan turun
karena adanya transfer panas dari biosolar ke lingkungan. Temperatur akan turun sampai
dibawah pour point sehingga menyebabkan aliran biosolar terhenti akibat biosolar berubah
menjadi parafin (Darmadi dkk, 2009).

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui faktor-faktor yang


mempengaruhi cepat lambatnya ditemukannya pour point dari suatu bahan bakar adalah :
1. Pengaruh campuran es dan garam dapur (NaCl)
Campuran es pada percobaan ini berfungsi sebagai pemercepat pendinginan bahan
bakar sehingga pour point dapat dengan cepat dicapai. Pada percobaan ini digunakan
NaCl sebagai campuran pada pendingin karena NaCl merupakan larutan elektrolit
yang dapat memperbesar nilai penurunan titik beku (Tf), selain itu NaCl juga mudah
didapatkan dan harganya terjangkau sehingga cocok untuk dipakai dalam percobaan.
2. Pengaruh gasket dan penutupnya
Penggunaan gasket pada percobaan ini dimaksudkan agar melindungi tabung
reaksi agar tabung reaksi tidak pecah saat proses penentuan pour point bahan bakar.
Fungsi penutup pada gasket adalah untuk menghindari terjadinya kontak dengan suhu
udara luar yang dapat mempengaruhi pendinginan dalam penangas pendingin.
3. Pengaruh lingkungan
Semakin rendah suhu lingkungan maka pencapaian pour point pada bahan bakar
akan semakin cepat, dan demikian juga sebaliknya. Pengaruh dari suhu lingkungan ini
dapat dihindari dengan penutup gasket.
4. Kandungan lilin (wax)
Kandungan lilin yang dimiliki bahan bakar dapat mempengaruhi cepat lambatnya
pour point tercapai. Semakin besar kandungan lilin dari suatu bahan bakar maka
semakin cepat pula pour point bahan bakar tersebut tercapai.

Laboratorium Teknik IV - 10
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh

Anda mungkin juga menyukai