Anda di halaman 1dari 20

HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM

Disusun oleh :
Muryoto

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2015
HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM
A. Pengertian
1. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
2. Depot Air Minum adalah Badan Usaha yang mengelola air minum
untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak
dikemas.
3. Sampel Air adalah air yang diamhil sebagai contoh yang digunakan
untuk keperluan pemeriksaan laboratorium yang dapat terdiri dari
air minum dan atau air baku.
4. Bangunan adalah tempat atau ruangan yang digunakan untuk
melakukan kegiatan produksi, penyimpanan dan pembagian air
minum.
5. Hygiene Sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk
mengendalikan faktor-faktor air minum, penjamah, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.

B. Lokasi
1. Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari
pencemaran lingkungan.
2. Tidak pada daerah : tergenang air dan rawa, tempat pembuangan
kotoran dan sampah, penumpukkan barang-barang bekas atau
bahan berbahaya dan beracun (B3) dan daerah lain yang diduga
dapat menimbulkan pencemran terhadap air minum.

C. Bangunan
1. Bangunan harus kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah
pemeliharaannya.
2. Tala ruang usaha Depot Air Minum paling sedikit terdiri dari:
- Ruangan proses pcngolahan
- Ruangan tempat penyimpanan
- Ruangan tcmpat pembagian/penycdiaan
- Ruang tunggu pengunjung
3. Lantai
Lantai depot Air Minum harus memenuhi syarat sehagai berikut:
- Bahan kedap air
- Permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak menyerap debu
dan mudah dibersihkan
- Kemiringannya cukup untuk memudahkan pembersihan
- Selalu dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
4. Dinding
Dinding depot air minum harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Bahan kedap air
- Permukaan rata, halus, tidak menycrap debu dan mudah
dihersihkan
- Warna dinding terang dan cerah
- Selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan bebas dari
pakaian tergantung
5. Alas dan langit-langit
- Atap bangunan harus halus, menutup sempuma dan tahan
terhadap air dan tidak bocor
- Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof)
- Bahan langit-langit, mudah dibersihkan, dan tidak menyerap
debu
- Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna terang
- Tinggi langit-langit minimal 2.4 meter dari lantai
6. Pintu
- Bahan pintu harus kuat, tahan lama
- Permukaan rata, halus, berwarna terang dan mudah
dibersihkan
- Pemasangannya rapih sehingga dapat menutup dengan baik
7. Pencahayaan
Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran
cahaya dengan minimal 10-20 fool candle atau 100-200 lux.
8. Ventilasi
Untuk kenyamanan depot air minum harus diatur ventilasi yang
dapat mcnjaga suhu yang nyaman dengan cara :
- Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik
- Tidak mcncemari proses pengolahan dan atau air minum
- Menjaga suhu tetap nyaman dan sesuai kebutuhan
D. Akses Terhadap Ventilasi Sanitasi
Depot Air Minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas
sanitasi sebagai berikut :
1. Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun pembersih dan
saluran limbah
2. Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan)
3. Tempat sampah yang memenuhi persyaratan
4. Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel
setiap pengisian air baku.

E. Sarana Pengolahan Air Minum


1. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air
minum harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan
persyaratan kesehatan (food grade) seperti:
a. Pipa pengisian air baku
b. Tendon air baku
c. Pompa penghisap dan penyedot
d. Filter
e. Mikro filter
f. Kran pengisian air minum curah
g. Kran pcncucian I pembilasan botol
h. Kran penghubung (hose)
i. Peralatan sterilisasi
2. Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung
unsur yang dapat larut dalam air, seperti Timah hitam (Pb),
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd)
3. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan seperti mikro filter dan
alat sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa).

F. Air Baku
1. Air baku adalah yang memenuhi persyaratan air bersih, sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/
1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitus Air.
2. Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai
dengan kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan
air minum.
3. Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel
secara periodik.
G. Air Minum
1. Air Minum yang dihasilkan adalah harus memenuhi Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK;VII;2002 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
2. Pemerikasaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali
pengisian air baku, pemeriksaan ini dapat menggunakan metode
H2S.
3. Untuk menjamin kualitas air minum dilakukan pengamhilan sampel
secara periodik.

H. Pelayanan Konsumen
1. Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan
bersih
2. Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha
pengelola Depat Air Minum
3. Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah
yang sanill:r
4. Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada
pelanggan, dan tidak boleh disimpan di Depot Air Minum (> 1 x 24
jam).

I. Karyawan
1. Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular
2. Bebas dari luka, bisul, penyakit kulit dan luka lain yang dapat
menjadi sumber pencemaran
3. Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun)
4. Memakai pakaian kerja/seragam yang bersih dan rapih
5. Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen
6. Tidak berkuku panjang, merokok, meludah, menggaruk. mengorek
hidung telinga/gigi pada waktu melayani konsumen
7. Telah memiIiki Surat Keterangan telah mengikuti Kursus Operator
Depot Air Minum.
J. Pekarangan
1. Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi
genangan
2. Selalu dijaga kebersihannya setiap saat
3. Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya

K. Pemeliharaan
1. Pemilik/Penanggungjawab dan operator wajib memelihara sarana
yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Melakukan sistim pencatatan dan pemantauan secara ketat
meliputi:
a. Tugas dan kewajiban karyawan
b. Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern
c. Data alamat pelanggan (untuk tujuan memudahkan investigasi
dan pembuktian)
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK

1. Nama Depot : .......................................................................


2. Nama pemilik/ :........................................................................
Penangung jawab
3. Alamat depot : .......................................................................

Catatan : Penyimpangan dari petunjuk ini dianggap menyimpang dan


diberikan tanda () pada kolom yang tersedia .

Obyek Tanda () Bobot Uraian


Sumber air
1 5 Bahan baku
2 5 Air minum
3 3 Pengankutan air baku memiliki izin
pengangukan air
4 4 Kendaraan tangki air terbuat dari bahan
yang tidak dapat melepaskan zat-zat
beracun kedalam air
5 2 Ada bukti tertulis/sertifikasi air baku berasal
dari sumber air tertentu
6 2 Penganggkutan air baku paling lama 12 jam
sampai ke depot air minum
Pengawasan Proses Pengolahan
7 3 Tendon air bahan baku terlindung dari sinar
matahari
8 4 Bahan tendon air terbuta dari bhan yang
tidak dapat melepaskan zat beracun
kedalam air
Tabung Filter
9 4 Tabung filter terbuat dari bahan food grade
dan mudah pemeliharaannya serta tahan
tekanan tinggi
10 4 Dimungkinkan dilakukan sistem Black
Washing
Mikro filter
11 4 Bahan mikro fiter terbuat dai bahan food
grade
12 4 Terdapat lebih dari satu mikro filter ()
dengan ukuran berjenjang
13 5 Mikro filter masih sesuai masa pakai
Peralatan Pompa dan Pipa Penyalur Air
14 2 Terdapat pompa stainless yang berkekuatan
tinggi
15 1 Terdapat alat penunjuk tekanan air
16 4 Pipa penyalur menggunakan bahan food
grade
Peralatan Sterilisasi / Desinfeksi
17 5 Terdapat peralatan sterilisasi, berupa Ultra
Violet atau Ozonisasi dan atau peralatan
disinfeksi lainnya yang berfungsi dan
digunakan secara benar
18 5 Peralatan sterilisasi / disinfeksi masih dalam
masa efektif membunuh kuman
Pencucian botol (gallon)
19 4 Ada fasilitas pencucian botol (gallon)
20 4 Ada fasilitas pembilasan botol (gallon)
Pengisian botol (gallon)
21 3 Ada fasilitas pengisian botol (gallon) dalam
ruang tertutup
22 3 Tersedia tutup botol baru yang bersih
23 2 Tidak ada stock botol (gallon) yang telah
diisi, lebih dari 1x24 jam di depot air minum.
Operator
24 4 Berperilaku hidup bersih dan sehat
25 3 Operator / penaggung jawab / pemilik
memiliki surat keterangan telah mengikuti
kursus Hygiene sanitasi depot air minum
Pengawasan tikus, lalat dan kecoa
26 2 Terhindar dari tikus, lalat dan kecoa
Lantai, dinding dan langit-langit
27 2 Konstruksi lantai, dinding dan langit-langit
kokok dan kuat
Pencahayaan
28 1 Pencahayaan cukup baik
Lain-lain kegiatan
29 3 Ada akses terhadap fasilitas sanitasi
30 2 Secara umum terlihat bersih, rapi dan
teratur
31 1 Ada contoh produk air minum sebagai
sampel
100

Petunjuk Pengisian
I. CARA PENGISIAN : Obyek yang memenuhi
syarat diberikan tanda () pada kolom tanda
yang tersedia.
Untuk obyek yang tidak memenuhi persyaratan,
kolom tersebut dikosongkan.
II. CARA PENILAIAN : Penilaian adalah
merupakan jumlah bobot objek yang memenuhi
syarat yaitu dengan cara menjumlahkan nilai
bobot yang bertanda ()

1. Jika nilai pemeriksaan (score) mencapai 70 atau lebih, maka


dinyatakan memenuhi persyaratan kelaikan fisik.
2. Jika nilai pemeriksaan (score) di bawah 70 maka dinyatakan belum
memenuhi persyaratan kelaikan fisik, dan kepada pengusaha diminta
segera memperbaiki objek yang bermasalah.
III. URAIAN DETAIL TIAP OBJEK PENGAWASAN
1. Bahan baku yang dipakai sebagai bahan produksi air minum harus
memenuhi persyaratan kualitas air bersih Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 416/MENKES/Per/IX/ 1990 tentang Syarat-
syarat Kesehatan dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
2. Kualitas air minum yang menghasilkan harus sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
3. lzin pengangkutan air mobil tanki dikeluarkan oleh instansi terkait.
Misalnya Dinas Pertambangan atau dinas lainnya.
4. Zat-zat beracun yang dimaksud adalah Zn, Pb, Cu. atau zat lainnya
yang dapat membahayakan kesehatan.
5. Bukti tertulis bisa berupa nota pembelian air baku dari perusahaan
pengangkutan air.
6. Pengangkutan yang melebihi waktu 12 jam memungkinkan
berkembangnya mikroorganisme yang membahayakan kesehatan.
7. Tandon penyimranan air baku tidak terkena sinar matahari secara
langsung.
8. Tandon air sebaiknya terbuat dari bahan Food grade, seperti
staninless steel atau poly-vinyl-carbonate.
9. Tabung filter air sebaiknya terbuat dari bahan food grade, seperti
stainless steel atau poly-vinyl-carbonate. Biasanya terdapat dua
buah tabung yang berisi Pasir aktif dan karbon aktif. Tabung filter ini
harus tahan tekanan tinggi.
10. Sistim back washing adalah cara pembersihan tabung filter dengan
cara mengalirkan air tekanan tinggi secara terbalik sehingga
kotoran atau residu yang selama ini tersaring dapat terbuang
keluar. (lihat gambar skema instalasi depot, Form DAM 18).
11. Bahan wadah tabung mikro fiIter terbuat dari bahan food grode .
12. Mikro filter terdapat lebih dari satu buah dengan ukuran berjenjang
dari besar ke kecil. Contoh 10m, 5m, 0,4m (micron).
13. Masa pakai adalah umur (file time) dari mikro filter, masa pakai ini
biasanya sudah ditentukan oleh produsen (pabrik yang membuat)
mikro filter.
14. Pompa air sebaiknya terbuat dari stainless, dengan kekuatan
tekanan kurang lebih 3-5 kg/cm2, tekanan ini diperlukan untuk
mendorong air melalui berbagai macam filter yang ada.
15. Alat penunjuk tekanan air adalah alat yang berfungsi untuk
memonitor tekanan air hasil pemompaan dalam pipa penyalur.
16. Pipa penyalur atau distribusi menggunakan bahan jood grade.
17. Peralatan sterilisasi/disinfeksi harus ada pada sebuah depot air
minum, dapat berupa Ultra Violet atau Ozonisasi atau peralatan
disinfeksi lainnya atau bisa lebih dari satu alat sterilisasi/desinfeksi
yang berfungsi dan digunakan secara benar, contohnya jika
kemampuan peraIatan tersehut 8 GPM (gallon per minute) berarti
paling tidak, kran pengisian depot digunakan untuk mengisi sekitar
6-7 galon permenitnya.
18. Masa efektif membunuh kuman adalah umur (life time) dari
peralatan sterilisasi/disinfeksi, masa efektif ini biasanya sudah
ditentukan oleh produsen (pabrik yang membuat) mikro filter.
19. Fasilitas pencucian botol (gallon) adalah sarana pencucian botol
untuk membersihkan botol yang tcrdapat pada depot.
20. Fasilitas pembilasan Botol (gallon) adalah sarana pembilasan botol
untuk membilas bagian dalam botol.
21. Fasilitas pengisian adalah sarana pengisian produk air minum ke
dalam botol (gallon) yang terdapat dalam ruang tertutup.
22. Setiap botol gallon yang telah diisi langsung beri tutup yang baru
dan bersih. Tetapi bukan dcngan metodc wrapping.
23. Pihak depot sebaiknya tidak membuat stock botol (gallon) yang
Lelah diisi, lebih dari I x 24 jam, botol yang telah diisi sebaiknya
langsung dibawa konsumen.
24. Perilaku hidup bersih dan sehat dari operator.
25. Surat keterangan telah mengikuti kursus hygiene sanitasi Depot Air
Minum bisa didapat dari penyelenggara atau instansi yang
melaksanakan kursus hygiene sanitasi depot air minum, seperti
Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Kab/Kota atau
asosiasi Depot Air Minurn.
26. Depot air minum harus bebas dari tikus, lalat, dan kecoa, karena
dapat mengotori dan merusak peralatan.
27. Lantai dibuat dengan konstruksi yang kuat, aman dengan bahan-
tegel, porselen atau keramik/kedap air begitu juga dengan dinding
dan langit-langit kuat dan kokoh.
28. Cahaya yang ada tidak bolch menyilaukan karena darat
mengganggu penglihatan atau tidak boleh terlalu redur yang darat
membuat mata Ielah.
29. Akses terhadap fasilitas sanitasi adalah walaupun depot air minurn
tidak miliki sarana sanitasi seperti jamban, tetapi dilingkungan
tersebut ada sarana sanitasi yang dapat digunakan, baik milik
umum ataupun pribadi.
30. Dilingkungan depot air minum secara umum tidak terdapal sampah
yang berserakan dan barang-barang tertata dengan rapih.
31. Setiap pengisian bahan baku sebaiknya diambil contoh air minum
sebagai sampel kurang sebanyak 1 liter disimpan selama 1 x 24
jam setelah itu dapat dibuang.

Sumber bacaan
Depkes RI, 2010, Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene
Sanitasi Depot Air Minum, Jakarta.

Hasil Penelitian

1. Hasil uji petik Depot air minum Bulan Juli sampai dengan Agustus
2012 oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Uji petik pengawasan depot ari minum oleh Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta dapat dilihat pada table 1

Tabel 1 Hasil uji petik Depot air minum

N Kecamatan/ Jumlah Depot Hasil


MS TMS %TMS
o Puskesmas Air Minum
1 Umbul Harjo 1 24 20 4 16,66
2 Umbul Harjo 2 3 3 0 0
3 Tegal Rejo 7 5 2 28,5
4 Kota Gede 2 7 5 2 28,5
5 Kota Gede 1 1 1 0 0
6 Gondomanan 4 2 2 50
7 Ngampilan 2 2 0 0
8 Pakualaman 2 1 1 50
9 Kraton 3 3 0 0
10 Mergangsan 9 9 0 0
11 Danurejan 2 2 0 0
12 Mantrijeron 3 3 0 0
13 Gondo Kusuma 5 4 1 20
1
14 Gondo Kusuma 1 1 0 0
2
Jumlah 73 61 12 16,4

Tabel 1. Menunjukkan Kualitas Air Depot isi ulang di kota


Yogyakarta 16,4% tidak memenuhi syarat air minum. Persentase 16,6
% dari Kota Gede 2 menunjukkan jumlah depot air yang mencukupi.
Untuk dipilih jadi lokasi penelitian yaitu Kota Gede 2 dan Umbul Harjo
1.
Pengolahan depot air minum yang dipilih menggunaka alur
proses di tiga lokasi. Dari air sumur di filtrasi pasir aktif untuk
memisahkan partikel besar (> 3 mikro meter), dilanjutkan kedalam
filtrasi carbon aktif untuk menghilangkan bau. Kemudian masuk ke
filtrasi membrane ukuran 0,5, 0,3, 0,1 mikron lalu masuk desinfeksi
ultra violet dengan intensitas 30.000 MW sec/cm2 (Micro Watt detik per
centimeter persegi) untuk mereadiasi bakteri dalam air. Untuk depiot
air isi ulang setelah dari desinfeksi ultraviolet di filtrasi dengan
membran filter tiga tabung ukuran 0,1 mikron, baru pengisian ke
kemasan konsumen. Depot isi ulang dipilih parameter coliform.
Sedang depot air minum RO, sama seperti depot isi ulang, seelum
pengisian kemasan konsumen difilter dengan Nanofiltrasi dengan
membran reserverses osmosis, untuk memisahkan ion-ion Mg dan Ca
bervalensi 2. Diharapkan penggunaan mikro filter memusnahkankan
bakteri, ulta violet memisahkan bakteri dan virus.
Tiga lokasi memproduksi air isi ulang dani air RO bersumber dari
sumur. Sedang tiga lokasi memproduksi air isi ulang bersumber dari
mata air Klaten. Pada depot air minum bersumber dari sumur diperiksa
Coliform dan E. coli. Pada sumber mata air diperiksa Coliform.
Cleaning in Place diterapakan menggunakan Back Washing selama 30
menit pada filter pasir aktif dan karbon aktif. Desinfeksi fisik suhu air
panas (70-90)C selama 30 menit. Desinfeksi kimia dengan 50 ppm
Naocl 12% selama 2 menit pada 3 membran sebelum filter RO.

2. MPN Coliform Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara Kimia
MPN Coliform Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara Kimia
dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. MPN Coliform Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara
Kimia.
No Depot AMIU MPN coliform MS TMS
1 Rois 12 -
2 Arwan 0 -
3 Sari Tirta 5 -
Jumlah 17 1 2
Tabel 2 menunjukkan rata-rata MPN Coliform air minum antara 0-5, 2
yang tidak memenuhi syarat.

3. MPN Coliform Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara Fisik
MPN Coliform Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara Fisik dapat
dilihat pada tabel 3
Tabel 3. MPN Coliform Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara
Fisik.

No Depot AMIU MPN coliform MS TMS


1 Tirta Alami 5 -
2 TN Water RO 0 -
3 TN Water V 4 -
Jumlah 14 3 2
Tabel 3 menunjukkan rata-rata MPN Coliform air minum antara 0-4, 2
yang tidak memenuhi syarat.

4. MPN E. coli Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara Kimia
MPN E. coli Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara Kimia dapat
dilihat pada tabel 4
Tabel 4. MPN E. coli Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara
Kimia.
No Depot AMIU MPN MS TMS
E.coli
1 Rois 0 -
2 Arwan 0 -
3 Sari Tirta 0 -
Jumlah 0 3 0
Tabel 4 menunjukkan rata-rata MPN E. coli air minum 0, semua
memenuhi syarat.

5. MPN E. coli Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara Fisik
MPN E. coli Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara Fisik dapat
dilihat pada tabel 5
Tabel 5. MPN E. coli Air Depot AMIU Sebelum Perlakuan CIP Cara Fisik.
No Depot AMIU MPN MS TMS
E.coli
1 Tirta Alami 0 -
2 TN Water RO 0 -
3 TN Water V 0 -
Jumlah 0 3 0
Tabel 5 menunjukkan rata-rata MPN E. coli air minum 0, semua
memenuhi syarat.

6. MPN Coliform Air Depot AMIU Sesudah Perlakuan CIP Kimia


MPN Coliform Air Depot AMIU Sesudah Perlakuan CIP Kimia dapat
dilihat pada tabel 6
Tabel 6. MPN Coliform Air Depot AMIU Sesudah Perlakuan CIP Kimia.
No Depot AMIU 0 3 6 9 12 15 18 21 Rentan %MS
24 g
1 Rois 0 0 0 0 0 9 5 9 0 67 55
67
2 Arwan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 88
979 979
3 Sari Tirta 0 17 17 17 17 5 9 9 0 67 11
67
Rata-rata 0 51,3
371 3
Tabel 6. menunjukkan rata-rata rentan MPN Coliform air minum antara
0-371 dengan persentase bebas cemaran 51,33%.

7. MPN Coliform Air Depot AMIU Sesudah Perlakuan CIP Fisik


MPN Coliform Air Depot AMIU Sesudah Perlakuan CIP Fisik dapat
dilihat pada tabel 7
Tabel 7. MPN Coliform Air Depot AMIU Sesudah Perlakuan CIP Fisik.
No Depot AMIU 0 3 6 9 12 15 18 21 Rentan %MS
24 g
1 Tirta Alami 0 0 2 2 2 5 5 10 0 17 22
17
2 TN Water 0 0 0 0 0 2 5 9 0 55
RO 265 265
3 TN Water V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 100
0
Rata-rata 0 94 59
Tabel 7. menunjukkan rata-rata rentan MPN Coliform air minum antara
0-94 dengan persentase bebas cemaran 59%.

8. MPN Coliform Air Depot AMIU Sesudah Perlakuan CIP Fisik dan
Kimia.
MPN Coliform Air Depot AMIU Sesudah Perlakuan CIP Fisik dan Kimia
dapat dilihat pada tabel 8
Tabel 8. MPN Coliform Air Depot AMIU Sesudah Perlakuan CIP Fisik
dan Kimia.
No Depot AMIU % MS MPN Coliform
Cara Fisik Cara Kimia
1 Rois 55
2 Arwan 88
3 Sari Tirta 11
4 Tirta Alami 22
5 TN Water V 55
6 TN Water RO 100
Rata-rata 59 51,33
Tabel 8. Menunjukkan persentase bebas cemaran antara cara CIP fisik
dan kimia secara statistik uji T.test bebas menunjukkan P= 0,250, jadi
tidak ada beda persentase bebas cemaran yaitu 59%.

9. Waktu Bebas MPN Coliform Air Depot AMIU Cara CIPFisik dan Kimia
Waktu Bebas MPN Coliform Air Depot AMIU Cara CIPFisik dan Kimia
dapat dilihat pada tabel 9
Tabel 9. Waktu Bebas MPN Coliform Air Depot AMIU Cara CIPFisik dan
Kimia
No Depot AMIU Waktu Bebas Coliform (Jam)
Cara Fisik Cara Kimia
1 Rois 15
2 Arwan 24
3 Sari Tirta 3
4 Tirta Alami 6
5 TN Water V 24
6 TN Water RO 15
Rata-rata 15 14
Tabel 9. Menunjukkan waktu bebas cemaran antara cara CIP fisik dan
kimia secara statistik uji T.test bebas menunjukkan P= 0,102, jadi tidak
ada beda waktu bebas cemaran yaitu 15 jam.

10. MPN E. coli Setelah Perlakuan Cara CIP Fisik


MPN E. coli Setelah Perlakuan Cara CIP Fisik dapat dilihat pada tabel
10
Tabel 10. MPN E. coli Setelah Perlakuan Cara CIP Fisik
No Depot AMIU 0 3 6 9 12 15 18 21 Rentang %MS
24
1 Jtirta alami 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100
0
2 TN Water 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100
RO 0
3 TN Water V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100
0
Rata-rata 0 100
Tabel 10. Menunjukkan dari sebelum dan sesudah perlakuan CIP fisik
kondisi bebas cemaran E.Coli.

A. Pembahasan
Air minum depot AMIU di Yogyakarta umumnya bebas cemaran E-coli.
Artinya belum kontak dengan tinja manusia. Hanya 16,4% tercemar coliform,
artinya pernah terkontaminasi oleh limbah cair air kotor, sehingga kurang
estetik untuk diminum.
Teknik pengolahan hampir semua depot AMIU tidak mengunakan Ozon,
sehingga sumber kontaminan bisa berasal dari operator, filter memberan dan
botol kemasan. Upaya mengurangi kontaminan dilakukan menggunakan
cara Back Washing pada filter carbon dan pasir aktif secara periodic bila
debit pengisian air minum kurang dari 8 galon per menit.
Pengantian filter membran salah satu dari 3 membran yang ada ukuran
0,5, 0,3, 0,1 mikron dilakukan oleh operator bila hasil uji petik Dinas
Kesehatan menunjukkan positif MPN Coliform, sehingga waktu bebas
cemaran coliform sangat ditentukan oleh adanya uji petik.
Dari 6 depot AMIU sebelum perlakuan CIP fisik dan kimia menunjukkan
MPN E-Coli nol. Rata-rata NPM coliform cara kimia 5, pada cara fisik 4.
Rentan cemaran coliform selama 24 jam setelah CIP kimia antara 0-371
dengan persentase bebas cemaran 51,33%. Rentan cemaran coliform
selama 24 jam setelah CIP cara fisik antara 0-94 dengan persentase bebas
cemaran 59%.
Hasil uji T.Test pada P 0,05 menunjukkan tidak ada beda antara cara
CIP fisik dan kimia. Sehingga cara fisik dapat disarankan sebagai tindakan
koreksi cemaran coliform pada pencucian membran filter ukuran 0,5 - 0,1
micron dengan cara perendaman membran pada suhu air (70-90 0C) waktu
kontak 30 menit.
Waktu bebas coliform cara CIP kimia dan fisik 14 jam dan 15 jam juga
tidak ada beda pada P 0,05 sehingga disarankan setiap 15 jam memberan
filter digunakan harus di CIP fisik. Bila waktu pelayanan 12 jam sehari maka
disarankan setiap malamnya digunakan waktu untyuk CIP fisik.
Rentan MPN Coliform air minum depot AMIU di Kota Yogyakarta (0-94)
dan (0-371) lebih rendah dari pada air minum depot AMIU di Jakarta (0-
1600), tetapi persentase bebas cemaran MPN coli form (51-59)% lebih
rendah dari air minum depot AMIU di jakrta 62,1%. Hal ini disebabkan oleh
sumber air baku di Jakarta sebagian besar menggunakan mata air
pegunungan. Tetapi faktor personal hygiene operator lebih baik di Jogja dari
pada di Jakarta karena jumlah konsumen lebih banyak di Jakarta dari pada
di Jogjakarta (Athena, 2003)
Instalasi depot AMIU di Yogyakarta umumnya belum menggunakan
ozon, ozonisasi merupakan oksigen kuat yang mampu membunuh bakteri
pathogen termasuk virus. Keuntungan menggunakan ozon adalah pipa,
peralatan dan kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan
akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan. Ozon
merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping sangat aman
(Widiyanti, 2004). Oleh karena agar persentase bebas cemaran MPN coli
form di Yogyakarta lebih dapat setara di Jakarta agar menggunakan ozon
pada instalasi depot air minum setelah pada tahap filtrasi membran 0,5

Kesimpulan
1. Air minum isi ulang hasil depot air minum isi ulang di kota Yogyakarta
bebas cemaran NPM E-coli
2. Cemaran NPM coliform pada air minum isi ulang antara 0 5 per
100ml
3. Tidak ada beda CIP cara fisik dan kimia baik dalam beban waktu
tercemar yaitu 15 jam sehari.
4. Tidak ada beda CIP cara fisik dan kimia dalam persentase beban
cemaran NPM coliform yaitu 59%

Saran
1. Agar depot air minum
mempertahankan bebas NPM E-coli dengan melakukan higene
perorangan operator, higene tempat depot air minum, kebersihan filter
dan gallon kemasan.
2. Agar depot air minum
memperhatikan debit pengisian gallon, bila pergalon lebih 1 menit
segera dilakukan sistem back washing.
3. Agar depot air minum mencuci
sehari sekali dengan cara CIP fisik, yaitu perendaman membrane 0,5,
0,3 dan 0,1 pada suhu air panas 70-900C selama 30 menit.

Anda mungkin juga menyukai