Struktur Dna PDF
Struktur Dna PDF
Pengaruh
Perubahannya
Denny AP
G64130017 / Q08.1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari DNA dan RNA ?
2. Bagaimana Struktur DNA dan RNA ?
3. Pengaruh perubahan struktur DNA dan RNA ?
C. Tujuan Penulisan
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian DNA dan RNA,
perbedaannya baik ukuran, lokasi, dan struktur DNA dan RNA tersebut, serta
fungsi dari masing-masing DNA dan RNA.
D. Pembahasan
DNA adalah polimer asam nukleat yang tersusun secara sistematis dan
merupakan pembawa informasi genetik yang diturunkan kepada jasad
kteturunannya. Informasi genetik disusun dalam bentuk kodon yang berupa tiga
pasang basa nukleotida dan menentukan bentuk,struktur, maupun fisiologi
suatu jasad.
Secara struktural, DNA merupakan polimer nukleotida, di mana untuk setiap
nukleotida tersusun atas gula deoksiribosa, pospat, dan basa. Polimer tersebut
membentuk struktur double heliks, di mana kedua heliks disatukan oleh ikatan
hidrogen yang terjadi antara basa-basa yang ada. Ada empat macam basa yang
terdapat di dalam DNA, yaitu Adenin, Sitosin, Guanin, dan Timin. Adenin akan
membentuk dua ikatan hidrogen dengan Timin, sedangkan Guanin akan
membentuk tiga ikatan hidrogen dengan Sitosin. Kombinasi jumlah dan susunan
yang terjadi antara ikatan-ikatan basa ini memungkinkan setiap organisme
memilik cetak biru genetik yang spesifik (khas) yang membedakannya dari cetak
biru milik organisme lainnya.
DNA pada makhluk hidup dapat ditemukan di inti sel (nukleus),
mitokondria, dan klorofil. Namun pada manusia, DNA hanya ditemukan di
nukleus dan mitokondria. Jumlah pasang basa pada DNA nukleus adalah sekitar
tiga milyar. Pengorganisasian DNA di nukleus diawali oleh perikatan DNA
dengan oktamer histon membentuk nukleosom. Sepotong sekuens DNA dengan
panjang sekitar 146-147 pasang basa akan mengelilingi delapan histon sebanyak
1.67 kali. Nukleosom-nukleosom akan berpolimerisasi membentuk
polinukleosom yang kemudian disimpan di dalam kromosom. Kromosom-
kromosom inilah yang berada di dalam DNA, yang akan menggandakan dirinya
pada saat pembelahan sel. Sedangkan DNA yang berada di mitokondria (atau
lebih dikenal dengan nama mtDNA) berbentuk sirkuler (melingkar). Jumlah
pasang basa pada mtDNA lebih sedikit daripada jumlah pasang basa pada DNA
nukleus, yaitu sekitar 160.000. Namun apabila terjadi mutasi pada mtDNA akan
mengakibatkan kerusakan pada sistem yang peka terhadap kebutuhan energi
seperti sistem saraf dan otot.
RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul
yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.RNA sebagai
penyimpan informasi genetik misalnya pada materi genetik virus, terutama
golongan retrovirus.RNA sebagai penyalur informasi genetik misalnya pada
proses translasi untuk sintesis protein.RNA juga dapat berfungsi sebagai enzim
( ribozim ) yang dapat mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul RNA lain.
Ada tiga struktur DNA yang dikenal selama ini. Struktur-struktur DNA
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Struktur Primer
DNA tersusun dari monomer-monomer nukleotida. Setiap nukleotida
terdiri dari satu basa nitrogen berupa senyawa purin atau pirimidin, satu gula
pentosa berupa 2-deoksi-D-ribosa dalam bentuk furanosa, dan satu molekul
fosfat. Penulisan urutan basa dimulai dari kiri yaitu ujung 5 bebas (tidak
terikat nukleotida lain) menuju ujung dengan gugus 3 hidroksil bebas atau
dengan arah 5 3 (Darnell, et al., dalam T. Milanda, 1994).
2. Struktur Sekunder
Salah satu sifat biokimia DNA yang menentukan fungsinya sebagai
pembawa informasi genetik adalah komposisi basa penyusun. Pada tahun
1949-1953, Edwin Chargaff menggunakan metode kromatografi untuk
pemisahan dan analisis kuantitatif keempat basa DNA, yang diisolasi dari
berbagai organisme. Kesimpulan yang diambil dari data yang terkumpul
adalah sebagai berikut :
a. Komposisi basa DNA bervariasi antara spesies yang satu dengan spesies
yang lain.
b. Sampel DNA yang diisolasi dari berbagai jaringan pada spesies yang sama
mempunyai komposisi basa yang sama.
c. Komposisi DNA pada suatu spesies tidak berubah oleh perubahan usia,
keadaan nutrisi maupun perubahan lingkungan.
d. Hampir semua DNA yang diteliti mempunyai jumlah residu adenin yang
sama dengan jumlah residu timin (A=T), dan jumlah residu guanin yang
sama dengan jumlah residu sitosin (G=C) maka A+G = C+T, yang disebut
aturan Charrgaff.
e. DNA yang diekstraksi dari spesies-spesies dengan hubungan
kekerabatan yang dekat mempunyai komposisi basa yang hampir sama.
Pada tahun 1953, James D. Watson dan Francis H.C. Crick berhasil
menguraikan struktur sekunder DNA yang berbentuk heliks ganda melalui
analisis pola difraksi sinar X dan membangun model strukturnya (Darnell, et al.
dalam T. Milanda, 1994). Heliks ganda tersebut tersusun dari dua untai
polinukleotida secara antiparalel (arah 53 saling berlawanan), berputar ke
kanan dan melingkari suatu sumbu. Unit gula fosfat berada di luar molekul
DNA dengan basa-basa komplementer yang berpasangan di dalam molekul.
Ikatan hidrogen di antara pasangan basa memegangi kedua untai heliks ganda
tersebut (Willbraham and Matta dalam T. Milanda, 1994). Kedua untai
melingkar sedemikian rupa sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan kembali
bila putaran masing-masing untai dibuka.
Pengaruh Alkali
Pengaruh alkali terhadap asam nukleat akan mengakibatkan terjadinya
perubahan status tautomerik basa. Contohnya peningkatan pH akan menyebabkan
perubahan struktur guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat karena molekul
tersebut kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini akan menyebabkan
terputusnya sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya rantai ganda DNA
mengalami denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA. Bahkan pada pH netral
sekalipun, RNA sangat rentan terhadap hidrolisis bila dibandingkan dengan DNA hal
ini dikarenakan adanya gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula ribosanya.
Denaturasi Kimia
Telah diketahui ada beberapa bahan kimia yang dapat menyebabkan denaturasi
asam nukleat pada pH netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2)
dan formamid (COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa
tersebut dapat merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas struktur sekunder asam
nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda mengalami denaturasi.
DAFTAR PUSTAKA
Darnell J., Lodish H., and Baltimore D., 1990, Molecular Cell Biology, 2nd edition,
Scientific American Book Inc., New York, p. 99-76
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan, 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jilid 2, Terjemahan
Ratna Sri Hadioetomo, dkk., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, h. 449
Watson, J. D., et al., 1987, Molecular Biology of the Gene, 4th edition, The
Benjamin/Cummings Publishing Company Inc., Menco Park, California
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI Press.Jakarta
Stryer, L. 1988, Biochemistry, thrid edition. Stanford University, W.H. Freeman and
Company, New York
Wolf, L.S., 1993, Molecular and cellular Biology. California: Wardsworth Publishing
Company
D. L. Nelson and M. M. Cox. Lehninger Principles of Biochemistry. Worth Publishers,
3rd edition, 2000.