Anda di halaman 1dari 10

KEGIATAN PERTAMBANGAN DI INDONESIA DAN PERSEBARANNYA

MODUL

Oleh:
ISYNA FIRRIDLA AUNILLAH, S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
Agustus 2016
Pengertian dan Konsep Pertambangan di Indonesia
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas
bumi, migas) .
Sektor pertambangan, khususnya pertambangan umum, menjadi isu yang menarik
khususnya setelah Orde Baru mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awal Orde
Baru, pemerintahan saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu
sisi tabungan pemerintah relatif kecil, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut
pemerintah mengundang investor-investor asing untuk membuka kesempatan berusaha seluas-
luasnya di Indonesia.
Barang barang tambang yang ada di Indonesia memiliki keberagaman jenis seperti
minyak, gas alam, aspal, batubara, emas, nikel, bermacam-macam mineral lainnya, dan barang
tambang lainnya. Mengingat potensi Indonesia dari segi kekayaan barang-barang tambangnya
yang lebih daripada beberapa negara lainnya maka dibutuhkan pengaturan atau regulasi yang
ketat demi perlindungan atas pemanfaaatan barang-barang tambang yang ada di Indonesia ini.
Pengaturan atau regulasi di dunia pertambangan ini dibutuhkan untuk menjaga
kekayaan sumber daya alam Indonesia agar tidak cepat habis, karena barang tambang adalah
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui itu maksudnya adalah sumber daya alam yang apabila digunakan secara terus-
menerus akan habis. Biasanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui berasal dari barang
tambang (minyak bumi dan batu bara) dan bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan
lain-lain).

Berikut ini merupakan beberapa istilah dalam pertambangan:


1) Penyelidikan Umum adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi
geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.
2) Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber
daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan
lingkungan hidup.
3) Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan
ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak
lingkungan serta perencanaan pasca tambang.
4) Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan
mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral
ikutan.
5) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut amdal, adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
6) Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan
untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar
dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
7) Kegiatan pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang, adalah kegiatan
terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha
pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut
kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan.

Sejarah Pertambangan di Dunia


Sejak awal peradaban, orang telah menggunakan batu, keramik dan, kemudian, logam
yang ditemukan pada atau di dekat permukaan bumi. Material material ini digunakan sebagai
bahan untuk membuat peralatan peralatan senjata.
Pada jaman mesir kuno telah dilakukan penambangan perunggu (malachite) di madii,
pada awalnya orang mesir menggunakan perunggu sebagai hiasan dan tembikar, kemudian
antara 2613 dan 2494 SM ekspedisi keluar mesir dilakukan untuk mencari dan mengamankan
mineral dan sumberdaya lainnya yang tidak tedapat di mesir
Pertambangan di Mesir bermula pada awal dinasti, dan salah satu yang terbesar dan
terluas adalah tambang emas Nubia. Seorang penulis Yunani Diodorus Siculus menjelaskan
bahwa fire-setting adalah salah satu metode yang digunakan untuk memecah batu keras yang
mengandung emas di Nubia.
Pertambangan di Eropa memiliki sejarah yang sangat panjang, salah satu contohnya
yaitu tambang perak di Laurium, tambang ini membantu pengembangan kota Athena, namun
penambangan skala besar dilakukan pada jaman romawi, bangsa romawi menggunakan air
dengan volume yang besar ke area penambangan dengan menggunakan saluran saluran air.
Air digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya yaitu digunakan untuk menghilangkan
kotoran dan batuan overburden yang disebut dengan hidrolik mining, air juga digunakan untuk
mencuci dan menjalankan mesin sederhana yang memisahkan dan menghacurkan bijih.
Pertambangan sebagai sebuah industri mengalami perubahan dramatis di Eropa abad
pertengahan. Industri pertambangan di awal Abad Pertengahan difokuskan pada ekstraksi
tembaga dan besi. Logam mulia lainnya juga digunakan untuk penyepuhan atau pembuatan
koin. Awalnya, logam banyak diperoleh melalui pertambangan terbuka, dan bijih yang
diekstraksi diperoleh dari kedalaman dangkal, daripada melakukan penggalian lubang untuk
tambang dalam. Sekitar abad ke-14, permintaan untuk senjata, baju besi, sanggurdi, dan sepatu
kuda sangat meningkatkan permintaan untuk besi. Ksatria Abad Pertengahan misalnya
menggunakan 100 pounds baju besi atau rantai besi di samping pedang, tombak dan senjata
lainnya. ketergantungan besar pada besi untuk tujuan militer. Membantu untuk memacu
produksi dan ekstraksi besi meningkat.
Tambang prasejarah di amerika utara terdapat di sepanjang danau superior, suku Indian
mulai menggunakan tembaga setidaknya dimulai sekitar 5000 tahun yang lalu, peralatan
tembaga, mata panah, dan artefak lainnya sebagai barang asli suatu jaringan perdagangan telah
ditemukan.
Hingga saat ini pertambangan masih terus berlanjut dan berkembang di seluruh dunia,
mulai dari timur hingga barat dan dari utara ke selatan semua manusia membutuhkan material
material hasil penambangan untuk kehidupan mereka inilah yang mendorong industri
pertambangan semakin maju dan berkembang.

Sejarah Pertambangan di Indonesia


Sejarah pertambangan dan energi di Indonesia dimulai dengan kegiatan pertambangan
yang dilakukan secara tradisional oleh penduduk dengan seizin penguasa setempat. seperti,
Raja, ataupun Sultan. Pada tahun 1602 Pemerintah Belanda membentuk VOC , mereka selain
menjual rempah-rempah juga mulai melakukan perdagangan hasil pertambangan, pada tahun
1652 mulailah dilakukan penyelidikan berbagai aspek ilmu kealaman oleh para ilmuwan dari
Eropa. Pada tahun 1850 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Dienst van het Mijnwezen
(Mijnwezenn-Dinas Pertambangan) yang berkedudukan di Batavia untuk lebih mengoptimalkan
penyelidikan geologi dan pertambangan menjadi lebih terarah.
Proklamasi Kernerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agurus 1945 mengantarkan
perubahan yang sangat besar di segala bidang, termasuk bidang pertambangan. Setelah
disiarkan melalui radio. berita tentang proklamasi dapat diterima secara luas oleh masyarakat di
seluruh Indonesia
Pada tanggal 25 September 1945 keluarlah pengumuman dan Pemerintah Pusat yang
menyatakan bahwa semua pegawai negeri adalah pegawai Republik. Indonesia dan wajib
menjalankan perintah dari Pemerlntah Republik Indonesia. Dengan mengacu kepada perintah
Pemerintah Pusat itu Komite Nasional Indonesia Kota Bandung yang baru terbentuk, pada
tanggal 27 September 1945 malam mengumumkan lewat radio agar keesokan harinya semua
kantor dan perusahaan yang ada di Bandung diambil alih dari kekuasaan Jepang.
Akibat serangan pasukan Belanda yang semakin gencar, pada tanggal 23 Maret 1946
kegiatan Poesat Djawatan Tarnbang dan Geologi pindah dari Bandung ke Tasikmalaya,
kemudian ke Mage1ang, dan Tirtomoyo. Sedangkan yang masih tinggal di Tasikmalaya, pada
tanggal 6 Desember 1946 menyusul mereka yang lebih dahulu mengungsi ke Jawa Tengah.
Keterbatasan dalam sarana kerja, memaksa Pimpinan Djawatan untuk memencarkan para
pegawai ke berbagai tempat. Sebagian ditempatkan di Borobudur, Muntilan, Dukun, dan
Srumbung di kaki Gunung Merapi. Untuk memudahkan hubungan dan menghimpun kembali
para pegawai itu. maka terbitlah Surat Kepumsan Menteri Muda Kemakmuran NO.902/T.O/J.O
tanggal 20 Nopember 1947, yang memerintahkan agar Kantor Poesat Djawatan Tambang dan
Geologi dan bagian-bagiannya pindah ke beberapa tempat di Yogyakarta.

Persebaran Sumber Daya Tambang di Indonesia


Hasil bahan tambang negara Indonesia antara lain minyak bumi, bauksit (bijih
alumunium), batu bara, besi, timah, emas, tembaga, nikel, marmer, mangan, aspal, belerang, dan
yodium. Berikut ini daerah persebarannya.
Minyak bumi, ada banyak tambang minyak bumi di Indonesia. Daerah-daerah penghasil
tambang minyak sebagai berikut: Tambang minyak di pulau Sumatera terdapat di Aceh
(Lhoksumawe dan Peureula); Sumatera Utara (Tanjung Pura); Riau (Sunpakning,
Dumai); dan Sumatera Selatan (Plaju, Sungai Gerong, Muara Enim).Tambang minyak
di pulau Jawa terdapat di Wonokromo, Delta (Jawa Timur); Cepu, Cilacap di (Jawa
Tengah); dan Majalengka, Jatibarang (Jawa Barat).Tambang minyak di pulau
Kalimantan terdapat di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam
(Kalimantan Timur) serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (Kalimantan Selatan)Maluku
(Pulau Seram dan Tenggara), sertaIrian Jaya (Klamono, Sorong, dan Babo).
Bauksit (bijih aluminium), Penambangan bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan)
dan Kalimantan Barat (Singkawang).
Batu bara, Penambangan batu bara terdapat di Sumatera Barat (Ombilin, Sawahlunto),
Sumatera Selatan (Bukit Asam, Tanjungenim), Kalimantan Timur (Lembah Sungai
Berau, Samarinda), Kalimantan Selatan (Kotabaru/Pulau Laut), Kalimantan tengah
(Purukcahu), Sulawesi Selatan (Makassar), dan Papua (Klamono).
Besi, Penambangan besi terdapat di daerah Lampung (Gunung Tegak), Kalimantan
Selatan (Pulau Sebuku), Sulawesi Selatan (Pegunungan Verbeek), dan Jawa Tengah
(Cilacap).
Timah, Penambangan timah terdapat di daerah Pulau Bangka (Sungai Liat), Pulau
Belitung (Manggara), dan Pulau Singkep (Dabo).
Emas, Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam (Meulaboh),
Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow,
Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas), Jawa Barat (Cikotok, Pongkor), dan Freeport
(Timika, Papua).
Tembaga, Penambangan tembaga terdapat di daerah Irian Jaya (Tembagapura).
Nikel, Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Soroako).
Marmer, Ditambang dari daerah Jawa Timur (Tulungagung), Lampung, Makassar,
Timor.
Mangan, Ditambang dari daerah Yogyakarta (Kliripan), Jawa Barat (Tasikmalaya), dan
Kalimantan Selatan (Martapura).
Aspal, Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Pulau Buton).
Belerang, Ditambang dari daerah Jawa Barat (Gunung Patuha), Jawa Timur (Gunung
Welirang).
Yodium, Ditambang dari daerah Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur (Mojokerto).
Peta Persebaran Hasil Tambang di Indonesia

Masalah-masalah Terkait Pertambangan di Indonesia


1. Masalah Lingkungan
Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi
sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang
menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak
langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar
yang berbahaya.
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya
kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut
terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak
efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar,
disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan.
Selain itu, penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari
pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama
dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan
yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur,
sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan
tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
2. Ketidakpastian mengenai penemuan cadangan (produksi) untuk dieksplorasi, mengingat
sumber daya tambang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
3. Resiko teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya.
4. Harga yang berubah-ubah menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah yang meliputi
perubahan pajak dan harga domestik, serta keadaan pasar.

Prospek dalam Bidang Pertambangan di Indonesia


Indonesia dari segi sumberdaya alam merupakan Negara yang berpengaruh dan
memiliki peran penting demi ketersediaan sumberdaya dunia. Khususnya sumberdaya yang
menyangkut ke dunia tambang yang meliputi logam mulia, logam berharga, energi, dan energi
alternatif. Indonesia dikenal dengan Negara yang kaya akan sumberdaya tambangnya dan saat
ini Indonesia memproduksi berbagai macam bahan tambang yang berguna bagi kebutuhan
dalam negeri dan luar negeri. Dunia pertambangan Indonesia telah menyumbang banyak
kemajuan perekonomian Indonesia. Karena dunia pertambangan mampu menambah devisa
Negara dengan investor-investor yang menanamkan modalnya untuk mengolah sumberdaya
Indonesia.
Seharusnya Indonesia bangga dengan segala kekayaan yang dimiliknya ini. Salah satu
cara adalah dengan mengeksploitasi sumberdaya tersebut dengan kegiatan eksploitasi yang
memiliki sedikit atau tidak semasekali dampak buruk bagi lingkungan hidup. Sudah saatnya
saat ini Indonesia meprioritaskan pertambangan sebagai tujuan utama untuk mendongkrak
kemajuan bangsa.
Berbagai macam bahan tambang tersebar di Indonesia dari sabang sampai merauke
banyak kita temukan tambang-tambang yang mengeksploitasi sumberdaya alam Indonesia
mulai dari emas, timah, tembaga, perak, intan, batubara, minyak, bauksit, dll. Semuanya
terdapat di Indonesia. Kerterdapatan semuberdaya alam penting untuk diketahui karena bisa
sebagai tolak ukur bagi kita sebagai modal perkebangan bangsa khusus dari segi ekonomi.
Maka dari pada itu melalui paper ini penulis akan mencoba mengulas potensi sumberdaya
tambang di Indonesia. Penulis akan menjelaskan satu-persatu bahan tambang yang ada di
Indonesia berserta potensi yang dimilikinya dan potensi barang tambang tersebut dimata dunia.

Potensi sumberdaya alam Indonesia


Secara umum potensi sumberdaya alam yang dimiliki oleh Indonesia berdasarkan data
Indonesia mining asosiation menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk Negara yang kaya akan
sumber daya tambang. Namun dalam soal sinkronisasi peraturan Indonesia menduduki
peringkat ke-42. Hal ini disebabkan banyaknya peraturan-peraturan yang ada di Indonesia tidak
sinkron dengan dunia pertambangan atau malah tidak membolehkan dilakukannya kegiatan
penambangan. Contoh Masalah pemakaian hutan untuk kegiatan pertambangan masih menjadi
isu utama, tidak terjadinya sinkronisasi dengan Kementerian Kehutanan soal hutan. Peraturan
perundang undangan yang belum mendukung eksplorasi tambang, ditambah tidak adanya
kepastian soal permintaan daerah yang menginginkan bagian dari kegiatan eksplorasi
tambang, tentu ini mempengaruhi nilai investasi dunia pertambangan Indonesia sehingga
pantas 10 tahun terakhir ini tidak ada peningkatan investasi di bindang pertambangan yang ada
hanya pengembangan dari perusahaan yang telah menanamkan modalnya.
Kita semua berharap pemerintah Indonesia dapat memperbaiki semua ini karena
potensi yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar. Indonesia menduduki peringkat ke-6 yang
memiliki potensi sumberdaya jika ini dimanfaatkan maka akan menjadi sumber devisa Negara
serta menyerap tenaga kerja Indonesia.
1. Potensi Batubara Indonesia
Estimasi 2008 World Coal Institute, cadangan batubara Indonesia hanya 0,5 % dari
cadangan dunia namaun dari segi produksi Indonesia menempati posisi ke enam dengan jumlah
produksi mencapai 246 juta ton, peringkat pertama ditempati China dengan jumlah produksi
2.761 juta ton, disusul USA 1007 juta ton, dan India 490 juta ton, Australia 325 juta ton, Rusia
247 juta ton.
Untuk nilai Ekspotir batubara Indonesia menduduiki peringkat ke-2 terbesar di dunia
dengan jumlah ekspor sebesar 203 juta ton. Posisi pertama ditempati Australia dengan jumlah
ekspor sebesar 252 juta ton, Sedangkan China sebagai produsen batubara terbesar dunia, hanya
menempati peringkat ke tujuh sebagai eksportir dengan jumlah 47 juta ton.
Jika melihat data diatas Indonesia lebih mementingka untuk memasarkan batubara
keluar negeri dibandingkan untuk memanfaatkannya untuk kebutuhan dalam negeri. Terbukti
saat ini batubara Indonesia 85,5 % di pasarkan di india, cina, dll. Sedangkan sisanya untuk
kebutuhan dalam negeri. Hal ini sungguh ironis padahal Indonesia dengan daerah yang bergitu
luas dan pada penduduk membutuhkan energy untuk hidup yaitu energy listrik namun dengan
kebijakan pengelolaan batubara seperti ini sepantasnya Indonesia dikatakan krisis energi.
Keterdapatan batubara di Indonesia tersebar di seluruh wilayah Indonesia berikut ini
daera-daerah penghasil batubara Indonesia:
a) Bukitasam : Pusatnya di Tanjungenim, Sumatra Selatan.
b) Kotabaru : Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
c) Sungai Berau : Pusatnya di Samarinda, Kalimantan Timur.
d) Umbilin : Pusatnya di Sawahlunto, Sumatra Barat.
Selain itu, tambang batubara terdapat juga di Bengkulu, Jawa Barat, Papua dan
Sulawesi Selatan. Tambang batubara dusahakan oleh PN Batubura.
2. Potensi Minyak dan Gas Indonesia
Potensi minyak Indonesia juga cukup besar dibandingkan dengan Negara-negara
tentangga. Indonesia menduduki peringkat 25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar
yaitu sebesar 4.3 milyar barrel, selain itu Indonesia juga menduduki peringkat 21 penghasil
minyak mentah terbesar dunia sebesar 1 juta barrel/hari, Indonesia juga menduduki peringkat 24
negara pengimpor minyak terbesar sebesar 370.000/hari, dan peringkat 22 negara pengonsumsi
minyak terbesar sebesar 1 juta barrel/hari, peringkat 13 negara dengan cadangan gas alam
terbesar sebesar 92.9 trillion cubic feet, peringkat ke-8 penghasil gas alam terbesar dunia
sebesar 7.2 tcf, peringkat ke-18 negara pengonsumsi gas alam terbesar sebesar 3.8 bcf/hari,
peringkat ke-2 negara pengekspor LNG terbesar sebesar 29.6 bcf,
Potensi ini terdapat di daerah-daerah sebagai berikut:
a. Tambang minyak bumi terdapat di :
* Babo : Papua
* Cepu : Jawa Tengah
* Delta Sungai Berantas : Jawa Timur
* Dumai : Riau
* Kembatin : Kalimantan Tengah
* Kepulauan Natuna : Riau
* Klamano : Papua
* Lhokseumawe : DI Aceh
* Majalengka : JawaBarat
* Peureuk : Jawa Barat
* Plaju : Sumatra Selatan
* Pulau Bunyu : KalimantanTimur
* Pulau Seram : Maluku
* Pulau Tarakan : Kalimantan Timur
* Pulau Tenggara : Maluku
* Surolangun : Jambi
* Sorong : Papua
* Sungai Gerong : Sumatra Selatan
* Sungai Mahakam : Kalimantan Timur
* Sungai Paking : Riau
* Tanjungpura : SumatraUtara
Pabrik Pengolahan Minyak Bumi
b. Pabrik pengolahan minyak bumi terdapat di :
* Balikpapan : Kalimantan Timur
* Cepu : Jawa Tengah
* Cilacap : Jawa Tengah
* Pangkalan Brandan : SumatraUtara
* Plaju : Sumatra Selatan
* Sungai Gerong : Sumatra Selatan
* Wonokromo : Jawa Timur
4. Potensi Emas Indonesia
Berdasarkan data USGS cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan
emas dunia. Dengan cadangan sebesar ini Indonesia menduduki peringkat ke-7 yang
memiliki potensi emas terbesar didunia. Sedangkan peroduksi emas Indonesia sekitar
6,7% produksi emas dunia dan menduduki peringkat ke-6 di dunia.
Daerah-daerah penghasil emas Indonesia diantaranya:
* Bengkalis : Sumatra
* Bolaang Mangondow : Sulawesi Utara.
* Cikotok : Jawa Barat.
* Logas : Riau
* Meuleboh : DI Aceh
* Rejang Lebong : Bengkulu
Selain itu terdapat juga di Lampung, Jambi, Kalimantan Barat. Papua,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Pabrik pengolahan emas terdapat di
Cikotok, Jawa Barat.
5. Potensi Timah Indonesia
Potensi timah Indonesia tidak kalah seru dibandingkan dengan potensi emas.
Indonesia menduduki peringkat ke-5 untuk cadangan timah terbesar di dunia dimana
candangan timah Indonesia sebesar 8,1% dari cadangan timah dunia. Sedangkan dari
segi produksi timah Indonesia menduduki peringkat ke-2 dengan besar produksi 26%
dari julah produksi dunia.
Daerah-daerah yang timah di Indonesia diantaranya :
* Bangkinang : Riau
* Dabo : Pulau Singkep
* Manggar : Pulau Belitung
* Sungai Liat : Pulau Bangka
Pabrik pelabuhan bijih timah terdapat di Muntok (Pulau Belitung)
6. Potensi Tembaga Indonesia
Cadangan tembaga Indonesia sekitar 4,1% dari cadangan tembaga dunia, dan
merupakan peringkat ke-7 sedangkan dari sisi produksi adalah 10,4% dari produksi dunia dan
merupakan peringkat ke-2.
Daerah-daerah penghasil tembaga di Indonesia diantaranya:
* Cikotok : JawaBarat
* Kompara : Papua
* Sangkarapi : Sulawesi Selatan
* Tirtamaya : Jawa Tengah
Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.
7. Potensi Nikel Indonesia
Cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia, dan merupakan
peringkat ke-8 sedangkan dari sisi produksi adalah 8,6% dan merupakan peringkat ke-4 dunia.
Daerah-daerah penghasil nikel Indonesia diantaranya:
* Bengkalis : Sumatra
* Bolaang Mangondow : Sulawesi Utara.
* Cikotok : Jawa Barat.
* Logas : Riau
* Meuleboh : DI Aceh
* Rejang Lebong : Bengkulu
Selain dari potensi-potensi sumberdaya yang disebutkan diatas banyak lagi sumberdaya
alam lain yang menjadi kebangga Indonesia dimata internasional.
Indonesia kaya dengan sumberdaya alam khususnya bahan tambang. Saat ini Indonesia
ditetapkan oleh USGS menduduki peringkat ke-6 sebagai Negara yang kaya akan sumberdaya
tambang. Selain itu dari potensi bahan galiannya untuk batu bara Indonesia menduduki
peringkat ke-3 untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2
untuk produksi tembaga, peringkat ke-6 untuk produksi emas. Dengan keadaan ini sudah
seharusnya pemerintah meintik beratkan bagi dunia pertambangan dan menarik para investor
untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Proses Pembentukan Minyak Bumi
Proses pembentukan minyak bumi ini terbagi menjadi kepada tiga teori. Berikut
penjelasan mengenai ketiga teori pembentukan minyak bumi :
Teori Organik
Dalam teori organik ini disebutkan bahwa minyak bumi terbentuk dari jasad tumbuhan,
hewan atau jasad mahluk organik lainnya. Lalu jasad-jasad dari mahluk organik tersebut
tertimbun oleh lumpur yang kemudian terbawa hanyut oleh sungai hingga ke laut. Di laut ini lah
jasad hewan maupun tumbuhan tadi mengendap, akibat dari lamanya proses mengendap ini
maka terjadilah proses kimia yang menyebabkan jasad organisme tadi menjadi minyak dan gas.
Teori Anorganik
Menurut teori anorganik ini, minyak bumi terbentuk bukan dari jasad hewan atau
tumbuhan melainkan dari bakteri. Di dalam perut bumi banyak sekali belerang, nitrogen
maupun oksigen yang kemudian karena bersinggungan maka terjadilah aktifitas dengan bakteri,
menyebabkan terjadi reaksi kimia yang menghasilkan minyak bumi.
Teori Duplex
Teori duplex adalah teori yang paling populer daripada 2 teori diatas. Teori ini diakui
oleh khalayak banyak. Menurut teori ini, minyak bumi terbentuk dari berbagai macam jasad
organisme laut baik itu tumbuhan maupun hewan. Kemudian organisme tersebut tertutup oleh
lumpur yang karena lamanya waktu, lumpur tersebut lalu berubah jadi batuan sedimen. Batuan
sedimen yang memiliki bintik minyak atau gas kemudian disebut sebagai batu induk.
Lalu minyak dan gas secara alami akan mencari tempat yang memiliki tekanan lebih
rendah, kemudian berkumpul disitu. Dan tempat yang memiliki tekanan rendah ini disebut
sebagai trap. Dalam sebuah trap akan ada 3 jenis senyawa, yaitu minyak, gas dan air. Gas
berada di lapisan paling atas, kemudian minyak di lapisan kedua dan air berada di lapisan paling
bawah. Setelah mengetahui mengenai teori-teori pembentukan atau terjadinya minyak bumi,
kini akan dijelaskan mengenai proses pembentukan minyak bumi :
1. Minyak bumi sebenarnya akan terbentuk secara alami, namun umumnya terbentuk karena
hasil fotosintesa dari ganggang. Semua jenis tumbuhan lain yang memiliki tingkat lebih
tinggi dari ganggang bisa menghasilkan minyak bumi, namun kebanyakan justru lebih
sering menghasilkan gas.
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen
dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung
karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau,
di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan
induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan
mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan
bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama
jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang
menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah
batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-
pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan
lain di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin
kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk
pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus
akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah
karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun,
maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak
yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun
berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang
terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi
dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang
memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak
tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini
akan tertangkap dan siap ditambang.

Anda mungkin juga menyukai