Anda di halaman 1dari 2

Teori Negara Karl Marx

Negara terbentuk dan melahirkan berbagai aturan yang dibuat untuk masyarakatnya.
Sebelum Negara terbentuk, masyarakat dalam keadaan bebas tidak terikat oleh aturan apapun.
Ada beberapa tokoh sosiologi yang menjelaskan tentang teori Negara, salah satunya adalah Karl
Marx. Marx memiliki nama asli Karl Heinrich Marx. Beliau lahir di Trier, Jerman pada 5 mei
1818 dan mengakhiri hidupnya pada tahun 1883 di London. Marx berasal dari keluarga rabi,
tetapi pada tahun 1824 keluarganya berpindah agama dari yahudi ke agama Kristen protestan.
Pada tahun 1848 Karl Marx bersama dengan Frederich Engels menerbitkan tulisan mereka yaitu
manifesto komunis (Communist Manifesto) yang berisi tentang protes terhadap aliansi dalam
dunia kerja, dan agama sebagai candu bagi masyarakat kelas proletar. Karya Marx selanjutnya
berjudul Das Kapitalis, lewat tulisan inilah Marx memberikan dorongan kepada kaum buruh
untuk berjuang agar tidak ditindas lagi oleh kaum penguasa.
Tokoh yang mempengaruhi pemikiran Marx adalah Hegel. Dalam merumuskan
gagasannya Marx memperoleh inspirasi dari gurunya, Hegel. Melalui karyanya tersebut Marx
memberikan penjelasan tentang Negara. Menurut Marx Negara merupakan alat penindasan bagi
kelas penguasa terhadap kelas buruh. Di dalam proses produksi ada dua kelas yang saling
bertentangan, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar (Martono, 2011). Kelas borjuis merupakan
kelas yang berkuasa dan mereka memiliki modal, sedangkan kelas proletar merupakan kaum
pekerja atau buruh. Kelas borjuis melakukan penindasan terhadap kelas proletar, dan kelas
proletar terus menikmati penderitaannya tersebut sehingga muncul situasi keterasingan (alienasi).
Kaum borjuis merupakan kelompok pemilik modal dan kaum proletar menjadi buruh dan
bergantung pada kaum borjuis. Kelas borjuis-kapitalis dicirikan oleh kekuasaannya yang
dominan terhadap Negara, alat dan cara produksi serta kapital sedangkan kelas proletariat tidak
memiliki apa-apa kecuali tenaga kerja (Suhelmi, 2001).
Menurut Marx, Negara menjadi milik kaum borjuis kapitalis, dan kaum proletar atau
kaum buruh tidak memiliki Negara karena mereka terus ditindas oleh kaum borjuis-kapitalis.
Dan dari situlah muncul anggapan bahwa Negara merupakan alat penindasan yang digunakan
oleh kaum borjuis. Marx mengemukakan bahwa kelas borjuis menggunakan Negara untuk
mempertahankan kekuasaan ekonomi dan politik mereka. Kaum proletar sebagai kelompok yang
tidak memiliki modal dan alat-alat produksi tidak memiliki akses terhadap Negara. Dan akhirnya
kelas proletar teraleniasi (terasing) dari lingkungan sosialnya sendiri. Menurut Marx bahwa sifat
dasar dari manusia adalah kerja. Kerja merupakan pengembangan kekuatan-kekuatan dan
potensi-potensi yang sebenarnya. Di dalam aktivitas kerja, tentu melibatkan beberapa orang dan
alat-alat produksi yang menunjang. Di dalam kapitalisme kerja tidak lagi menjadi tujuan untuk
individu itu sendiri, tetapi lebih berorientasi untuk mendapatkan upah atau gaji. Dengan
demikian kerja menjadikan manusia teralienasi dari diri dan lingkungannya. Menurut Marx
(dalam Ritzer dan Douglas) alienasi terdiri dari empat unsur dasar. Pertama, para pekerja di
dalam masyarakat kapitalis teraleniasi dari aktivitas produktif mereka. Kedua, kaum buruh
tersebut teralienasi dari produk yang dihasilkannya. Ketiga, para pekerja di dalam kapitalisme
teralienasi dari sesama pekerja. Dan terakhir, para pekerja di dalam kapitalisme teralienasi
potensi kemanusiaan mereka sendiri. Karena mereka bekerja menjadi mesin-mesin bagi kaum
pemilik modal. Kapitalisme menjadi sistem ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan bagi para
kaum penguasa (borjuis), sistem politik untuk menjalankan dan mempertahankan kekuasaan, dan
menjadi sistem eksploitasi untuk menindas kaum buruh.
Negara menjadi alat bagi kaum borjuis untuk mempertahankan kekuasaan dan menjamin
kelangsungan penindasan terhadap kaum proletar dengan tujuan agar para kaum buruh tersebut
tidak berusaha membebaskan diri dari penindasan kaum borjuis.

KESIMPULAN
Menurut Marx Negara terbentuk sebagai alat penindasan bagi kaum borjuis terhadap
kaum proletar. Dengan adanya sistem kapitalis menjadikan kaum proletar terus dieksploitasi oleh
kaum borjuis. Kaum borjuis merasa bahwa mereka yang memiliki modal dan alat-alat produksi
sehingga mereka berkuasa atas kaum proletar (buruh). Kaum proletar tidak memiliki modal
sehingga terus bergantung pada kaum borjuis, dan menjadikan mereka tidak memiliki akses
terhadap Negara. Kapitalisme membuat para kaum proletar teralienasi dari diri sendiri dan
lingkungan sosialnya.

Ajaran Marx tentang Negara tidak relevansi dengan situasi dewasa ini. karena apabila
kaum borjuis sebagai penguasa terus menindas dan mengeksploitasi kaum buruh maka mereka
sebagai kaum buruh tidak akan berkembang. Dan Negara tersebut tidak akan berkembang karena
hanya dikuasai oleh para kaum pemilik modal. Kaum buruh merasa tidak memiliki Negara,
karena bagi mereka Negara merupakan sebuah monster yang sangat menakutkan. Negara harus
bisa menjadi sebuah pengayoman untuk semua kalangan, kelas pemilik modal maupun kelas
buruh. Menghapuskan pemahaman Negara merupakan alat penindasan. Negara milik masyarakat
bersama, tidak mengkotak-kotakan antara kaum penguasa dan kaum buruh. Kekuasaan sebuah
Negara bersumber dari masyarakat Negara tersebut. Negara menjadi tujuan bersama bagi
masyarakat, oleh sebab itu sebuah Negara harus bisa menyusun sistem pemerintahan yang baik
yang tidak memisahkan antara Negara dan masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai