Anda di halaman 1dari 98

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA MULYASARI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATARUMAN 3 KOTA
BANJAR TAHUN 2017

Oleh :

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Stase Kedokteran

Komunitas Pada Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah

Jakarta

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
i

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN


ASI EKSKLUSIF DI DESA MULYASARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PATARUMAN 3 KOTA BANJAR TAHUN 2017

Eliya Nurhasanah, Karel Respati, Rezha Adhitya Lebang*


*Mahasiswa Prodi Kedokteran, Fakultas Kedoktean dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta

ABSTRAK

Latar Belakang:Pemberian ASI eksklusif bagi bayi lahir sampai dengan bayi
berumur 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun dengan
pemberian makanan tambahan yang sesuai. Program Peningkatan Penggunaan Air
Susu Ibu (PP-ASI) khususnya ASI eksklusif merupakan program prioritas, karena
dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Data dari Puskesmas
Pataruman III menunjukkan bahwa di Desa Mulyasari dari 58 bayi hanya 39 bayi
(67,24%) yang lulus ASI eksklusif.
Tujuan: dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Mulyasari
Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar Tahun 2017.
Metologi Penelitian.Menggunakan desain studi cross sectional. Pengambilan
sampel yaitu ibu-ibu yang memiliki anak usia 6-11 bulan, sebanyak 55 orangdengan
menggunakan kuisioner sebagai data primer. Analisis data menggunakan uji Chi
Square.
Hasil :Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang ASI
Eksklusif paling banyak kategori cukup yaitu 25 orang (45.5%). Sikapresponden
paling banyak positif atau mendukung yaitu 32 orang (58,2%). PemberianASI
Eksklusif oleh responden paling banyak eksklusif yaitu 32 orang (58,2%). Ada
hubungan antara pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif dengan pemberian
ASI Eksklusif dengan -value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0.05.Ada
hubungan antara sikap responden tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI
Eksklusif dengan -value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0.05.
Kesimpulan :Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III Kota
Banjar Tahun 2017.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap dan Pemberian ASI Eksklusif.


ii

THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF


MOTHER TO EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN THE VILLAGE
MULYASARI WORK AREA HEALTH CENTER CITY BANJAR
PATARUMAN 3 YEAR 2017

Eliya Nurhasanah, Karel Respati, Rezha Adhitya Lebang*


*Student of Medical Programe, Faculty of Medicine and Health, Universitas
Muhammadiyah Jakarta

ABSTRACT

Background: Exclusive breastfeeding for babies up to 6 month and recommended


continued until 2 year old with appropriate supplements given.
Exclusivebreastfeeding is a priority program, because the broad impact on the
nutritional status and health of infants. Data from Puskesmas Pataruman III shows
that in the village of 58 infants Mulyasari only 39 infants (67.24%) which is passed
exclusively breastfed.
Objective:aiming to find out the relationship of the relationship of knowledge and
attitude of mother to exclusive breast feeding in the village of Mulyasari sub-district
of Banjar 2017.
Methodology: Using a cross-sectional study design. Sampling is the mothers who
have children aged 6-11 months, as many as 55 respondent using questionnaires as
the primary data. Data analysis using Chi Square test.
Results:The results of this study showed that the most category enough that is 25
people ( 45.5 % ). Most respondents positive attitude or support that 32 (58.2%).
Exclusive breastfeeding by most exclusive respondents ie 32 (58.2%). There was
significant associationbetween knowledge about exclusive breastfeeding to exclusive
breastfeeding with p-value of 0.000 is smaller than the value of alpha 0,05. There
was significant association between between the respondent attitudes about exclusive
breastfeeding to exclusive breastfeeding with p-value of 0.000 is smaller than the
value of alpha 0,05.
Conclusion :There was significant association between between knowledge and
attitude with exclusive breastfeeding mothers in the village of Mulyasari sub-district
of Banjar 2017.

Keywords: Knowledge, Attitude and Exclusive Breastfeeding.


iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Disetujui untuk diajukan pada Sidang Penelitian Profesi DokterFakultas


Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Pada hari : Rabu


Tanggal : 16 Februari 2017

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Hj. Yati Srimulyati, S.KM dr.Tresna Prasetya


NIP. 196812301989031007 NIP. 198512022014072002
iv

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN


ASI EKSKLUSIF DI DESA MULYASARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PATARUMAN 3 KOTA BANJAR TAHUN 2017

Telah disusun dan dipersiapkan oleh


Eliya Nurhasanah 2009730017 Rezha Adhitya Lebang
Karel Respati 2013730091
2011730144

TELAH DIUJI DAN DIPERTAHANKAN DIHADAPAN DEWAN PENGUJI


TANGGAL 16 FEBRUARI 2017

Susunan Dewan Penguji


Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Hj. Yati Srimulyati, S.KM dr.Tresna Prasetya


NIP. 198512022014072002 NIP. 197101161995031009
Penguji
Penguji

dr. H. Sudar Budi Setiawan Rusyono, SKM


NIP. 197910282005011004 NIP. 197207231996031001
Mengetahui
Kepala Puskesmas Pataruman 3 Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar

Hj. Yati Srimulyati, S.KM Dr. H. Oman Rokhman, S.Sos, M.Kes


NIP. 196812301989031007 NIP. 195807211980031008
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi Rabbil alamin, segala puji bagi Allah SWT, dengan Rahmat,
Anugerah dan Hidayah-Nya sehingga penelitian ini yang berjudul Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif di Desa
MulyasariWilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar Tahun 2017
dapat terselesaikan. Shalawat dan Salam bagi Nabi Muhammad SAW.
Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Kepaniteraan Kedokteran Komuitas Tahap 1 pada Jurusan Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Keberhasilan tim penulis sampai ke tahap penulisan penelitian ini tak lepas
dari bantuan, baik berupa materi, motivasi dan doa dari orang-orang di lingkungan
penulis. Karena itu, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT yang selalu memerikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
2. Dr. H. Oman Rokhman, S.Sos, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kota Banjar ynag telah memberikan izin untuk dapa melakukan penelitian.
3. dr. Slamet Sudi Santoso, M.Pd Ked, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang selalu mendukung kami.
4. dr. H. Agus Eka Budina Ekaputra, selaku Bakordik Dinas Kesehatan Kota
Banjar yang telah menyetujui judul penelitian kami.
5. Kholilurokhim selaku Kepala Seksi Epidemiologi dan Imunisasi, Bidag
P2PL dan sebagai pembimbing kami dari Dinas Kesehatan Kota Banjar yang
telah berbaik hati membimbing kami, memberikan masukan dan meluangkan
waktunya kepada tim penulis sehingga penelitian ini selesai tepa watkunya.
6. dr. Rahmini Shabariah, Sp.A, selaku dokter penanggungjawab Dokter Mud
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammasiyah Jakarta yang
selalu mengingatkan kami agar menjadi lebih baik dan menyelesaikan tugas-
tugas dengan tepat waktu.
7. Hj. Yati Srimulyati, S.KM selaku kepala Puskesmas Pataruman 3 Kota
Banjar, yang telah memberikan bimbingan, dan gagasan kepada tim penulis
selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.
8. dr. Tresna Prasetya selaku dokter pembimbing di Puskesmas Pataruman 3
Kota Banjar yang telah bersedia membimbing, dan memberikan motivasi
penulis selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.
9. Para bidan, perawat dan staf di Puskesmas Pataruman III Kota Banjar yang
telah memberikan motivasi, saran dan bimbingan selama penelitian ini,
sehingga penelitian berjalan lebih baik.
10. Para ibu kader setiap dusun yang ada di Desa Mulyasari yang telah bersedia
membantu penelitian ini.
11. Seluruh rekan teman sejawat yang telah memberikan dukungan dan bantuan
demi menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, serta banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan penelitian ini.
Penulis juga berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaaat bagi
para pembaca dan bagi semua pihak, khususnya bagi dunia pendidikan kedokteran di
Indonesia dan wilayah kerja Puskesmas Pataruman III Kota Banjar.

Banjar, 8 Februari 2017

Tim Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................. .ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... iii
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI........................................................ iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah................................................................ .3

1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. .4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... .5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Landasan Teori..................................................................... .6
2.2. Kerangka Teori.................................................................... 27

2.3. Kerangka Konsep................................................................ 28

2.4. Hipotesis Penelitian............................................................ 28


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1..................................................Jenis dan Rancangan Penelitian....

............................................................................................... 30

3.2...................................................................Populasi dan Sampel....

................................................................................................30

3.3..............................................Variabel dan Definisi Operasional....

................................................................................................32

3.4..............................................................Cara Pengumpulan Data....

................................................................................................33

3.5.....................................................Pengolahan dan Analisis Data....

................................................................................................38

3.6...........................................................................Etika Penelitian....

...............................................................................................42

3.7........................................................................Jadwal Penelitian....

...............................................................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1...........................................................................Hasil Penelitian....

...............................................................................................43
4.2..............................................................Pembahasan....

...............................................................................................52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.................................................................................Kesimpulan....

................................................................................................63
5.2..........................................................Saran....

................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................xv
LAMPIRAN....................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu sapi untuk setiap 100 ml 24

Tabel 3.1 Definisi Operasional.................................................................... 32

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Pengetahuan.................. 35

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Sikap.............................. 36


Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner.................................................. 37
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian........................................................................ 42

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di Desa


Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman IIIKota Banjar
Tahun 2017...................................................................... 44

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di


Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman IIIKota
Banjar Tahun 2017...................................................................... 45

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan ParitasDi Desa


Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman IIIKota Banjar
Tahun 2017...................................................................... 45

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan PendidikanDi


Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman IIIKota
Banjar Tahun 2017...................................................................... 46

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Usia Bayi Di Desa Mulyasari Wilayah


Kerja Puskesmas Pataruman IIIKota Banjar Tahun 2017.......... 47

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Bayi Di Desa Mulyasari


Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman IIIKota Banjar Tahun
2017............................................................................................ 47

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang ASI


Eksklusif Di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas
Pataruman III Kota Banjar Tahun 2017...................................... 48

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang ASI EksklusifDi


Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman IIIKota
Banjar Tahun 2017............................................................. 49
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Di Desa
Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III Kota
BanjarTahun 2017...................................................................... 49

Tabel 4.10 Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian ASI Eksklusif di


Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III Kota
Banjar Tahun 2017...................................................................... 50

Tabel 4.11 Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif di


Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III Kota
Banjar Tahun 2017...................................................................... 51
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Konsep............................. 28


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kuesioner..........................................................xiii


Lampiran 2. Data Populasi..................................................................xx
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas................................xxiii
Lampiran 4. Hasil Analisis Data........................................................xxvi
Lampiran 5. Foto Dokumentasi Kegiatan..........................................xxx

BAB I
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Menurut WHO modal dasar pembentukan sumber daya manusia yang

berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan, disertai pemberian ASI secara

eksklusif terhadap bayi sejak usia 0 6 bulan. Bahkan WHO menghimbau para

ibu di seluruh dunia agar menyempurnakan pemberian ASI sampai anak usia 2

tahun. Pada Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI

secara eksklusif pada bayi Indonesia ditetapkan bahwa Pemberian ASI eksklusif

bagi bayi lahir sampai dengan bayi berumur 6 bulan dan dianjurkan dilanjutkan

sampai anak berusia 2 tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai

(WHO, 2015).
Pemberian ASI eksklusif di dunia pada tahun 2016 masih rendah yaitu

berkisar 25 42 % ibu yang memberikan ASI eksklusif dan hal ini juga terjadi di

Asia Tenggara, dimana di Asia Tenggara jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif

berkisar 44 % dari seluruh jumlah bayi yang harus diberi ASI eksklusif (WHO,

2015).Harian Media Indonesia (2014) menuliskan bahwa hanya 14% ibu di Tanah

Air yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya sampai enam

bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI eksklusif kurang dari dua

bulan. Hasil yang dikeluarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

periode 2007-2013 cukup memprihatinkan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif

sangat rendah (Kemenkes RI, 2015).

Cakupan ASI eksklusif di Jawa Barat sendiri saat ini dapat dikatakan masih

rendah karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif

kepada bayinya. Menurut data cakupan ASI eksklusif di Jawa Barat saat ini baru

mencapai 45 % dari target sebesar 75 %.4 Berdasarkan data yang diperoleh dari

Dinas Kesehatan Kota Banjar tahun 2016 menunjukan bahwa cakupan pemberian

ASI eksklusif masih dibawah 75 % (Dinkes Jabar, 2015).

Data dari Puskesmas Pataruman III menunjukkan bahwa di Desa Mulyasari

pada tahun 2014 dari 45 bayi hanya 28 orang (62,2%) yang lulus ASI eksklusif,

dan tahun 2016 dari 58 bayi hanya 39 bayi (67,24%) yang lulus ASI eksklusif.

Program Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI) khususnya ASI

eksklusif merupakan program prioritas, karena dampaknya yang luas terhadap

status gizi dan kesehatan balita (Dinkes Banjar, 2015).


ASI merupakan makanan alamiah bagi bayi yang dapat diberikan oleh ibu

kepada anaknya yang baru dilahirkan. ASI eksklusif merupakan pemberian ASI

pada bayi tanpa makanan pendamping sejak umur bayi 0 bulan sampai 6 bulan

karena ASI mengandung komponen zat makanan yang tersedia dalam bentuk ideal

dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. Sehingga ASI

saja sudah cukup untuk pertumbuhan bayi sampai umur 4-6 bulan (Soetjiningsih,

2010).

Pemberian ASI eksklusif masih terkendala oleh rendahnya pengetahuan ibu

tentang manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan

konseling laktasi dari petugas kesehatan, masa cuti yang terlalu singkat bagi ibu

yang bekerja, persepsi sosial budaya dan keagresifan produsen susu formula

mempromosikan produknya kepada masyarakat dan petugas kesehatan.

Rendahnya pengetahuan masyarakat khususnya Ibu tentang pemberian Air Susu

Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi sangat mempengaruhi terhadap status gizi

bayi, apabila pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif pada bayinya baik maka ibu

tetap memberikan ASI eklusif pada bayinya dan jika Ibu kurang mengetahui

tentang pemberian ASI eklusif maka Ibu tidak akan memberikan ASI eklusif pada

bayi sehingga dapat berpengaruh pada status gizi bayinya (Roseli, 2008).

Menurut Green (dalam Notoatmodjo, 2010) bahwa kesehatan seseorang

atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni perilaku (behavior

causes) dan faktor diluar perilaku (nonbehavior causes). Perilaku itu sendiri

ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yaitu faktor predisposisi (predisposing

factors) diantaranya pengetahuan, sikap, perilaku, pendidikan, jenis kelamin,


pekerjaan, faktor pendukung (enabling factors), dan faktor pendorong

(reinforcing factors). Ketiga faktor tersebut dapat mempengaruhi ibu dalam

memberikan ASI Eksklusif.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan PemberianASIEksklusif

Di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar

Tahun2017.

2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan pengetahuan

dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Mulyasari Wilayah Kerja

Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar Tahun 2017?


3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian

ASI Eksklusif di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3

Kota Banjar Tahun 2017

1.3.2 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahuipengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif di Desa

Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar Tahun

2017.

2 Untuk mengetahuisikap ibu tentang ASI Eksklusif di Desa Mulyasari

Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar Tahun 2017

3 Untuk mengetahuipemberian ASI Eksklusif di Desa Mulyasari Wilayah

Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar Tahun 2017

4 Untuk mengetahuihubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3

Kota Banjar Tahun 2017

5 Untuk mengetahuihubungan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif

di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar

Tahun 2017
4 Manfaat Penelitian

1 Bagi Peneliti

Belajar mengembangkan wawasan yang sudah didapat di bangku kuliah ke

dalam praktek nyata di masyarakat dalam pelaksanaan penelitian dan

menambah pengalaman dalam penulisan karya ilmiah.

2 Bagi Ibu Yang mempunyai Bayi Usia 0-6 Bulan

Sebagai tambahan pengetahuan bahwa pemberian ASI eksklusif sangat

baik bagi bayi sehingga bersikap positif dan mampu memberikan ASI

eksklusif

3 Bagi Profesi

Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan dalam upaya memberikan

penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif

4 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kepustakaan guna menunjang penyediaan informasi

khususnya yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif oleh ibu

yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1 Tinjauan Teori
1 Pengetahuan

1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui

atau disadari oleh seseorang dalam pengertian lain pengetahuan adalah


berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui

pengamatan inderawi. Pengetahuan juga dapat dijelaskan sebagai hasil

dari mengetahui obyek-obyek di alam nyata menurut akal dengan jalan

pengamatan. Setiap kali objek yang diamati menjadi milik kesadaran,

maka ia diketahui, dan dalam arti wujudnya yang ada dalam jiwa kita

dinamakan pengertian. Pengetahuan adalah kesimpulan asumsi atau

dugaan yang telah diverifikasi oleh orang atau lembaga yang

berwenang dengan berpedoman pada pendekatan generally applicable

yang disusun berdasarkan latar belakang persoalan makro (Sadulloh,

2007).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).

Meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi,

kebiasaan dan membentuk kepercayaan seseorang. Perilaku seseorang

yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif akan

lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan

dan kesadaran (Notoatmodjo, 2010).

2 Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan (Notoatmodjo, 2010), yaitu:

1 Tahu

Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah


mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan diterima. Tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan

menyatakan.

2 Memahami

Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek

harus dapat menyebutkan objek yang dipelajari.

3 Aplikasi

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi ini

dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan

prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

4 Analisis

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan ini masih dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan dan

mengelompokkan.

5 Sintesis
Menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru, atau bisa juga kemampuan menyusun formulasi baru

dari formulasi yang ada.

6 Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang sudah ada.

3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut

Notoatmodjo (2010) adalah sebagai berikut :

1 Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2 Informasi

Seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak

akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi ini dapat

diperoleh dari beberapa sumber antara lain : TV, radio, koran,

kader, bidan, puskesmas, majalah.

3 Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kebudayaan.

4 Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang

tentang sesuatu.

4 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatannya.

Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis

yaitu:

1 Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay.

2Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple

choise), betul salah, dan pertanyaan menjodohkan.

Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian

untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai,

sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu

dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang

lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut

pertanyaan obyektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai

secara pasti oleh penilai. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut,

pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai

untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan


karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan

diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto, 2009).

Skala pengukuran pengetahuan menurut Arikunto (2009),

dikategorikan sebagai berikut :

1 Kategori baik, apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh

responden sebanyak 76 100 %

2 Kategori cukup, apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh

responden sebanyak 56 75 %

3 Kategori kurang, apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh

responden sebanyak 55 %

2 Sikap

1 Pengertian

Thurstone mendefinisikan sikap sebagai derajat afek positif atau

afek negatif terhadap suatu objek psikologis (dalam Azwar, 2007).

Sikap atau Attitude senantiasa diarahkan pada suatu hal, suatu objek.

Tidak ada sikap tanpa adanya objek (Gerungan, 2004). Sikap sebagai

suatu pola perilaku, tendensi, atau kesiapan antisipatif, predisposisi

untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana,

sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya

sendiri, orang lain, objek atau isu-isu (Azwar, 2007).

Definisi sikap dalam tiga kerangka pemikiran yaitu: pertama,

kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi seperti


Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood. Menurut mereka

sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak

memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Kedua, kerangka

pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chave, Bogardus, LaPierre,

Mead dan Gordon Allport. Menurut kelompok pemikiran ini sikap

merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek

dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan

kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu

apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki

adanya respon. Ketiga, kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang

berorientasi pada skema triadik (triadic schema). Menurut pemikiran

ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan

konatif yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan

berperilaku terhadap suatu objek. Jadi berdasarkan definisi di atas,

dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan individu untuk

memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap suatu objek

yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif, afektif dan

konatif (Azwar, 2007).

Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas tetapi

merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi tingkah laku yang


terbuka. Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan reaksi tertutup

terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek. Sikap seseorang adalah perasaan mendukung atau

memihak (favorable) dan perasaan tidak mendukung (unfavorable)

terhadap suatu objek. Sikap merupakan dasar seseorang untuk

berperilaku. Jika sikap tersebut positif maka akan berperilaku positif

dan sebaliknya jika sikap seseorang tersebut negatif maka cenderung

akan muncul sebuah perilaku negatif pula(Azwar, 2007).

2 Komponen sikap

Sikap memiliki 3 komponen yaitu:

1 Komponen kognitif

Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan

seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi

objek sikap.

2 Komponen afektif

Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut

masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.

Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang

dimiliki terhadap sesuatu.

3 Komponen perilaku

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap

menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku


yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang

dihadapinya.

(Azwar, 2007).

3 Tingkatan sikap

Bloom mengatakan sikap terdiri dari berbagai tingkatan sebagai

berikut : (Notoatmodjo, 2010)

1 Menerima (Reciving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2 Merespon (Responding)

Memberikan respon apabila ditanya, mengerjakan tugas yang

diberikan adalah suatu indikasi sikap. Karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan/mengerjakan tugas yang diberikan

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang tersebut

telah menerima ide yang diberikan.

3 Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan sesuatu atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.

4 Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap


Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah

pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,

media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama,

serta faktor emosi dalam diri individu.

1 Pengalaman pribadi

Middlebrook (dalam Azwar, 2007) mengatakan bahwa tidak

adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu

objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negatif

terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk jika

yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan

faktor emosional. Situasi yang melibatkan emosi akan

menghasilkan pengalaman yang lebih mendalam dan lebih lama

membekas.

2 Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya

penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan

untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut.

3 Pengaruh Kebudayaan

Burrhus Frederic Skinner, seperti yang dikutip Azwar sangat

menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam

membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola


perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah penguat

(reinforcement) yang kita alami (Hergenhan dalam Azwar, 2007).

Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam

suatu masyarakat. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah

sikap individu terhadap berbagai masalah.

4 Media Massa

Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,

majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan individu. Media massa

memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini

seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan

memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga

terbentuklah arah sikap tertentu.


5 Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam

diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah

antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari

pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

Konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem

kepercayaan sehingga tidaklah mengherankan kalau pada

gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam

menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat

sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya orang akan

mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya atau

mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak.

Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga

pendidikan atau lembaga agama sering kali menjadi determinan

tunggal yang menentukan sikap.

6 Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi

sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap

yang sementara dan segera berlalu begitu frustrasi telah hilang akan
tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan

bertahan lama.

5 Pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ditanyakan

bagaimana pendapat atau secara tidak langsung dengan pertanyaan

hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden, meliputi : sangat

setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. (Azwar, 2007).

Dengan pengukuran skala likert untuk pertanyaan bersifat positif

(favorable) jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1, jawaban

tidak setuju (TS) diberi nilai 2, jawaban ragu diberi nilai 3, jawaban

setuju (S) diberi nilai 4 dan jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 5.

Sebaliknya, bagi pertanyaan negatif (unfavorable), jawaban sangat

tidak setuju (STS) diberi nilai 5, respon tidak setuju (TS) diberi nilai 4,

jawaban ragu diberi nilai 3, jawaban setuju (S) diberi nilai 2 dan respon

sangat setuju (SS) diberi nilai 1 (Azwar, 2007).

Untuk memberi interpretasi terhadap skor sikap, adalah dengan

membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor

kelompok, dimana responden itu termasuk (Azwar, 2002), dengan

rumus:



X x
T 50 10
s

Keterangan :

X = Skor responden yang hendak diubah menjadi skor T


X = Mean skor kelompok

s = Deviasi standar skor kelompok

Penilaiannya adalah :

Sikap Tidak Mendukung (+) Jika nilai T Mean (rata-rata) T

Sikap Mendukung (-) Jika nilai T < Mean (rata-rata) T

3 ASI eksklusif

a Pengertian

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan

protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh

kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya

(Puspita, 1995). Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya

memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 6

(enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup

obat (Depkes RI, 2007).

ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik untuk bayi

dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI

merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi

sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain

komposisinya sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang

berubah sesuai dengan kebutuhan bayi setiap saat, ASI juga

mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai

penyakit infeksi. Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional


yang luar biasa sehingga dapat mempengaruhi hubungan batin antara

ibu dan bayinya serta perkembangan jiwa si anak (Depkes RI, 2007).

ASI, disamping mempunyai khasiat preventif secara imunologik

dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya juga turut

memberikan perlindungan terhadap masuknya kuman penyakit. Bayi

yang baru lahir jika diberi ASI secara penuh, mempunyai daya lindung

lebih besar terhadap penyakit dari pada pemberian ASI yang disertai

susu formula. Perlu ditekankan bahwa pemberian ASI eksklusif pada

bayi akan menjadikan kekebalan bagi bayi secara alami karena ASI

mengandung immunoglobin yang memberikan daya tahan tubuh pada

bayi yang berasal dari Air Susu Ibu (Soetjiningsih, 2010).

ASI adalah makanan yang terbaik untuk membantu bayi tumbuh

dengan sehat dan kuat sehingga dapat mempengaruhi kenaikan berat

badan bayi, itu disebabkan karena ASI mempunyai kelebihan dalam

susunan kimia, komposisi biologis dan mempunyai substansi spesifik

baik untuk bayi. Selain itu pemberian ASI akan membantu

menghentikan pendarahan pada ibu post partum karena isapan pada

payudara akan merangsang terbentuknya oksistosin oleh kelenjar

hifopisis (Manuaba, 2010).

Berdasarkan definisi-definisi ASI di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa ASI merupakan makanan utama bayi yang harus

diberikan selama 6 bulan pertama tanpa disertai makanan lain untuk

membantu pertumbuhannya.
b Manfaat ASI Esklusif

Menurut Huliana (2003), ASI bermanfaat bukan hanya bagi bayi

saja, tetapi juga untuk ibu, bangsa, dan negara, yaitu:

1 Untuk bayi

a ASI mempunyai komposisi yang sesuai dan tepat untuk bayi

b ASI mengandung zat-zat anti untuk mencegah infeksi

c ASI juga mengandung protein yang spesifik untuk melindungi

bayi dari alergi

d Secara alamiah, ASI memberikan kebutuhan yang sesuai

dengan usia kelahiran bayi

e ASI juga bebas kuman karena diberikan langsung dari

payudara ibu sehingga kebersihannya terjamin

f Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, tidak terlalu panas

atau dingin

g ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi

h ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi

dari kerusakan

i Menyusui akan melatih daya isap bayi dan membantu

membentuk otot pipi yang baik

j ASI memberikan keuntungan psikologis

2 Untuk ibu

a Membantu mempercepat pengembalian rahim kebentuk semula

dan mengurangi perdarahan setelah kelahiran


b Pemberian ASI mudah karena tersedia dalam keadaan segar

dengan suhu yang sesuai sehingga bisa langsung diberikan dan

selalu siap jika diperlukan pada malam hari

c Mengurangi biaya pengurangan karena ASI tidak perlu dibeli

d Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum

ASI tidak mudah terkena infeksi

e Memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada ibu yang

berhasil menyusui bayinya, karena dapat memperkuat ikatan

bathin antara ibu dan anak.

f Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan secara

bertahap

g Pemberian ASI secara eksklusif dapat berfungsi sebagai

kontrasepsi sampai 4 bulan setelah kelahiran.

h Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian

keganasan kanker atau karsinoma payudara dan ovarium.

3 Untuk keluarga

a Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli juga untuk penghematan

karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga

mengurangi biaya berobat.

b Aspek psikologi, kebahagian keluarga bertambah karena

kelahiran lebih jarang.

c Aspek kemudahan, menyusui sangat praktis karena dapat

diberikan dimana dan kapan saja.


4 Untuk negara

a Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu

formula dan peralatan lain untuk persiapannya

b Menurunkan angka kematian dan kesakitan anak

c Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi

sakit lebih sedikit / mengurangi subsidi untuk rumah sakit

c Kebaikan ASI

Menurut Moehji (2010), ASI sebagai makanan bayi mempunyai

kebaikan/sifat sebagai berikut:

1 ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis,

ekonomis, mudah dicerna, dan memiliki komposisi zat gizi yang

ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

2 ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan

susu buatan. Di dalam usus, laktosa akan dipermentasi menjadi

asam laktat yang bermanfaat untuk:

a Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

b Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat

menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis

vitamin.

c Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.

d Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti

calsium, magnesium.
3 ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi

bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,

Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus,

Lactoferrin.

4 ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat

menyebabkan alergi pada bayi.

5 Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara

ibu dan bayi.

6 Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui bayi juga dapat

memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:

a Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan

kehidupan kepada bayinya.

b Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak

kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara

ibu dan anak.

c Dengan menyusui bayi, rahim ibu akan berkontraksi yang

dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil

d Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.

e Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang

untuk beberapa bulan (menjarangkan kehamilan)

f Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang

akan datang.
d Komposisi ASI

Manfaat ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat

ditentukan oleh jumlah ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan

dan mutu ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan

kebutuhan bayi, berakibat bayi menderita gangguan gizi (Moehji,

2010).Perbandingan komposisi kolostrum, ASI dan susu sapi dapat

dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1
Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu sapi untuk setiap 100 ml
Zat-zat gizi Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi ( k.kal) 58.0 70.0 65.0
Protein (g) 2.3 0.9 3.4
Kasein/ whey 1:15 1:02
Kasein (mg) 140.0 187.0
Laktalbumin (mg) 218.0 161.0
Laktoperin (mg) 330,0 167.0
Lg A (mg) 364.0 142.0
Laktosa (g) 5.3 7.3 4.8
Lemak (g) 2.9 4.2 3.9
Vitamin
Vitamin A ( ug) 151.0 75.0 41.0
Vitamin B1 (ug) 1.9 14.0 43.0
Vitamin B2 (ug) 30.0 40.0 145.0
Asan nikotinik(ug) 75.0 160.0 82.0
Vitamin B6 ( ug) 12.0 64.0
Asam pantotenik 183.0 246.0 340.0
Asam folat (ug) 0.05 0.1 0.13
Vitamin C (mg) 5.9 5.0 1.1
Vitamin D (ug) 0.04 0.02
Vitamin E (ug) 1.5 0.25 0.07
Vitamin K (ug) 1.5 6.0
Mineral
Kalsium 39.0 35.0 130.0
Klorin 85.0 40.0 108.0
Tembaga 40.0 40.0 14.0
Zat besi 70.0 100.0 70.0
Magnesium 4.0 4.0 12.0
Fosfor 14.0 15.0 55.0
Potassium 74.0 57.0 145.0
Sodium 48.0 15.0 58.0
Sulfur 22.0 14.0 30.0
Sumber: Depkes RI, 2002
Berdasarkan tabel 2.1 di atas menyatakan bahwa, kandungan zat

gizi antara ASI dengan susu sapi segar terdapat perbedaan. Apabila

dilihat dari laktosa, lemak, vitamin A dan C, zat besi maka ASI lebih

unggul bila dibandingkan dengan susu sapi. Selain itu ASI

mengandung zat antibody atau zat kekebalan yang tidak dimiliki oleh

susu sapi.

e Teknik Pemberian ASI

Soetjiningsih (2010) menyebutkan bahwa:

1 Susui bayi segera 30 menit setelah lahir.

Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi

ASI. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan

gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.

Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan

terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

2 Berikan Kolostrum

3 Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian,

tiap kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap

sampai kosong merangsang produksi ASI yang cukup.

4 Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.

5 Berikan ASI 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.

f Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI

Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI menurut

(Soetjiningsih, 2010) antara lain adalah:


1 Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa

menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun

jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan

berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu

diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak

mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya

kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan

dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh

terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang

terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan

kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring

nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI

diperlukan makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya

sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur. Apabila

ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tamabahan

makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI.

Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami

kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu

yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun

tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup.

Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan,


telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga

diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.

2 Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuatan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor

kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya

diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional,

mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.

2 Kerangka teori

Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (perilaku) dan perilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada prilaku yang tidak

didasari pengetahuan.Menurut pernyataan Bloom (dalam Notoatmodjo, 2010)

bahwa terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada domain kognitif, dalam

arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau

objek, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan

selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap subjek terhadap

objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan

respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action).

Allport (1954) dalam Notoadmodjo (2010) menyebutkan bahwa sikap

mempunyai tiga komponen pokok, yaitu kepercayaan (keyakinan), ide, dan

konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap

objek, dan kecenderungan untuk bertindak. Jadi, sikap yang positif dari ibu
akan cenderung untuk memberikan ASI eksklusif, sedangkan sikap yang

negatif terhadap ASI eksklusif akan cenderung untuk tidak memberikan ASI

eksklusif

3 Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian yang tertuang dalam tinjauan teori, maka

yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

1
Pengetahuan Ibu
Pemberian ASI
Eksklusif
Sikap Ibu

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

4 Hipotesis

Hipotesa adalah kunci jawaban sementara dari penelitian dengan atau dalil

sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2013).Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah :

1 Ha 0 = Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar Tahun

2017.

Ho = 0 Tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota

Banjar Tahun 2017.


2 Ha 0 = Ada hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa

Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar Tahun 2017.

Ho = 0 Tidak ada hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar Tahun

2017.

BAB III

METODE PENELITIAN

1 Design Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-

sectional (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini mengkaji hubungan antara

variabel (korelasional) sehingga peneliti dapat menjelaskan suatu hubungan,

memperkirakan, dan mengujinya berdasarkan teori yang ada (Hasan, 2004).

Pada penelitian ini peneliti menganalisishubungan pengetahuan dan sikap ibu

dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas

Pataruman 3 Kota Banjar Tahun 2017

2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil

penelitian. Kelompok subyek harus memiliki ciri-ciri bersama yang

membedakannya dari kelompok subyek yang lain. Ciri tersebut dapat

meliputi: ciri lokasi, ciri individu atau juga ciri karakter tertentu (Badriah,
2006). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak usia

6-11 bulan yaitu 120 orang.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diwakilkan sebagai objek

penelitian dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2013).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik random

sampling yaitu pengambilan sampel dengan mengambil sebagian anggota

populasi dengan rumus sebagai berikut:

N
n
1 N (d 2 )
120
n
1 120 (0,12 )

120
n
1 1,2
120
n
2,2

= 54,5 (55 orang)

Adapun kriteria penentuan sampel sebagai berikut:

a Kriteria inklusi
1 Ibu yang mempunyai bayi 6-11 bulan
2 Ibu yang sedang menyusui
3 Bersedia menjadi responden
4 Ibu Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota

Banjar
b Kriteria eksklusi
1 Tidak bersedia di wawancarai
2 Ibu yang tidak tidak berada ditempat
3 Variabel Penelitian Definisi Operasional
1 Variabel Penelitian

Variabel menunjukan suatu arti yang dapat membedakan antara

Sesutu dengan yang lainnya. Ada dua ciri khas utama suatu variavel yaitu

variable dapat membedakan suatu benda dan bahwa variabel dapat diukur

(Alimul, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah hubungan

pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif

2 Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Kriteria Skala
operasional
Variabel Kemampuan ibu Jawaban Kuesioner Baik = 76%- Ordinal
Bebas untuk menjawab yang benar 100%
Pengetahua pertanyaan dengan diberi skor Cukup = 56-75%
n tentang benar tentang ASI Satu dan Kurang = 0-55%
ASI Eksklusif jawaban
Eksklusif salah skor
Nol

Sikap Respon ibu Respon Kuesioner Positif = Nominal


terhadap terhadap positif skor Skor T mean T
ASI pemberian ASI bergerak
Eksklusif Eksklusif ke arah Negatif =
minimal Skor T < mean T
dan respon
negatif skor
bergerak
kearah
maksimal
Variabel Pemberian ASI Eksklusif Kuesioner Ekslusif Nominal
Terikat Eksklusif saja tanpa jika sampai Tidak Eksklusif
Pemberian tambahan makanan usia 6 bulan
ASI dan minuman lain hanya
Eksklusif dari usia 0-6 bulan. diberi ASI
saja
4 Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan penulis dalam penelitian dapat diperoleh dari

sumber data primer dan sekunder. Data primer atau data tangan pertama

adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan

mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada

subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Sedangkan data sekunder atau

data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung

diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya (Badriah, 2006).

1 Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan

membagikan kuesioner yang disusun sesuai dengan indikator dari variabel

penelitian dan jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal

memilih yaitu pengetahuan, sikap dan pemberian ASI eksklusif. Kuesioner

yang telah dijawab kemudian dikumpulkan kembali untuk dianalisa

2 Data Sekunder dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui studi

kepustakaan dengan melakukan pencarian data dalam literatur dan

dokumen.

5 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pengumpulan data yang telah baku atau alat

pengumpulan data yang memiliki standar validitas dan reliabilitas. Instrumen

yang valid dan reliabel sangat menentukan kualitas data yang dikumpulkan.

Suatu instrumen selain memiliki norma validitas dan reliabilitas, juga harus

memiliki nilai objektivitas dan prosedur baku untuk penggunaannya. (Badriah,

2006).
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner terhadap responden mengenai pengetahuan dan sikap

ibu. Kuesioner pengetahuan dinilai jika responden menjawab benar diberi

skor 1 dan jika menjawab salah diberi skor 0. Kuesioner tentang sikap dinilai

dengan menggunakan skala Likert yaitu jika pertanyaan positif skor

penilaiannya adalah Sangat Setuju bernilai 5, setuju bernilai 4, ragu-ragu

bernilai 3, tidak setuju bernilai 2, dan sangat tidak setuju bernilai 1, dan jika

pertanyaan negatif skor penilaiannya adalah Sangat Setuju bernilai 1, setuju

bernilai 2, ragu-ragu bernilai 3, tidak setuju bernilai 4, dan sangat tidak setuju

bernilai 5.

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu

validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas akan di uji cobakan pada

20 ibu yang mempunyai bayi usia 6-11 bulan.

1 Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Badriah, 2006). Sebelum

instrumen digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, instrumen di

uji validitasnya dengan menggunakan alat uji korelasi product moment

yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2002) dan dibantu dengan program

software analisa statistik, dengan rumus :

N (XY ) (XY )
rxy
{NX (X ) 2 }( NY 2 (Y ) 2 )
2

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden

X = Nomor pertanyaan

Y = Skor total

XY = Skor nomor pertanyaan dikali skor total

Suatu instrumen dikatakan valid jika r hitung lebih besar daripada

r tabel yaitu 0, 444 dan sebaliknya tidak valid jika r hitung lebih kecil dari

0.444. Apabila ada pertanyaan atau pernyataan yang tidak valid maka

pertanyaan atau pernyataan tersebut akan diganti. Hasil pengujian validitas

sebagai berikut:

Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Pengetahuan

No. r hitung r tabel Keterangan


1. 0,824 0,444 Valid
2. 0,732 0,444 Valid
3. 0,859 0,444 Valid
4. 0,732 0,444 Valid
5. 0,824 0,444 Valid
6. 0,613 0,444 Valid
7. 0,824 0,444 Valid
8. 0,732 0,444 Valid
9. 0,859 0,444 Valid
10. 0,732 0,444 Valid
11. 0,824 0,444 Valid
12. 0,613 0,444 Valid
13. 0,732 0,444 Valid
14. 0,732 0,444 Valid
15. 0,732 0,444 Valid
16 0,824 0,444 Valid
17 0,732 0,444 Valid
18 0,859 0,444 Valid
19 0,732 0,444 Valid
20 0,824 0,444 Valid
21 0,613 0,444 Valid
22 0,732 0,444 Valid
23 0,824 0,444 Valid
24 0,859 0,444 Valid
25 0,732 0,444 Valid
26 0,732 0,444 Valid
27 0,824 0,444 Valid
28 0,732 0,444 Valid
29 0,613 0,444 Valid
30 0,618 0,444 Valid
31 0,732 0,444 Valid
32 0,859 0,444 Valid
33 0,732 0,444 Valid
34 0,824 0,444 Valid
35 0,613 0,444 Valid

Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Sikap

No. r hitung r tabel Keterangan


1. 0,691 0,444 Valid
2. 0,636 0,444 Valid
3. 0,659 0,444 Valid
4. 0,726 0,444 Valid
5. 0,710 0,444 Valid
6. 0,763 0,444 Valid
7. 0,636 0,444 Valid
8. 0,716 0,444 Valid
9. 0,726 0,444 Valid
10. 0,710 0,444 Valid
11. 0,631 0,444 Valid
12. 0,492 0,444 Valid
13. 0,659 0,444 Valid
14. 0,726 0,444 Valid
15. 0,710 0,444 Valid

2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu

alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang
diukur. Reliabilitas berkaitan dengan tingkat kepercayaan dari suatu

macam instrumen sebagai alat pengumpulan data (Badriah, 2006).

Tata cara pendekatan statistik yang digunakan adalah teknik

spearman brown yang lebih dikenal dengan sebutan tes belah dua (tes

ganjil genap) (Arikunto, 2009).

Rumusnya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

r1/21/2 = rxy disebut sebagai Indeks Korelasi antar dua belahan butir tes

Uji reliabilitas yang reliabel untuk variabel yang diteliti harus lebih

besar daripada 0,444 sedangkan jika hitung < 0.444, maka instrumen

dinyatakan tidak reliabel. Apabila ada pertanyaan atau pernyataan yang

tidak reliabel maka pertanyaan atau pernyataan tersebut akan diganti.

Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

No. Variabel Cronchbach r tabel Keterangan


Alpha
1. Pengetahuan 0,977 0,444 Reliabel
2. Sikap 0,916 0,444 Reliabel
6 Pengolahan dan Analisis Data

1 Teknik Pengolahan Data

a Editing

Kegiatan ini meliputi pemeriksaan atas kelengkapan pengisian

kuesioner, jumlah kuesioner yang dikumpulkan sesuai tidaknya dengan

jumlah responden, kejelasan makna jawaban, konsistensi antar

jawaban, relevansi jawaban dan keseragaman satuan pengukuran. Hasil

editing menunjukkan semua pertanyaan telah diisi oleh 55 responden

dalam penelitian ini.

b Scoring

Memberikan skor terhadap item-item yang ada dalam kuesioner/

angket. Untuk variabel pengetahuan jika responden menjawab benar

diberi skor 1 dan jika menjawab salah diberi skor 0. Untuk variabel

sikap dinilai dengan menggunakan skala Likert yaitu jika pertanyaan

positif skor penilaiannya adalah Sangat Setuju bernilai 5, setuju

bernilai 4, ragu-ragu bernilai 3, tidak setuju bernilai 2, dan sangat tidak

setuju bernilai 1, dan jika pertanyaan negatif skor penilaiannya adalah

Sangat Setuju bernilai 1, setuju bernilai 2, ragu-ragu bernilai 3, tidak

setuju bernilai 4, dan sangat tidak setuju bernilai 5.

c Coding

Coding adalah kegiatan untuk mengklasifikasikan data/jawaban

menurut kategorinya masing-masing. Setiap kategori jawaban yang

berbeda diberi kode yang berbeda pula. Untuk pengetahuan baik diberi
kode B, pengetahuan cukup diberi kode C, dan kurang diberi kode K.

Untuk variabel sikap jika sikap positif diberi kode P, dan sikap negatif

diberi kode N. Untuk variabel pemberian ASI eksklusif jika diberi

eksklusif diberi kode E dan tidak eksklusif diberi kode TE.

c Entry

Entry adalah kegiatan untuk memasukan data yang telah dibersihkan

ke dalam alat elektronik yaitu computer dengan tujuan untuk

mempercepat proses analisa data dan meminimalisir kesalahan.

d Tabulasi

Tabulasi adalah kegiatan untuk meningkatkan data yang masuk (data

mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan.

2 Analisis Data

a Analisis Univariat

Setelah semua proses pengolahan data selesai, langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis data yaitu analisis univariat. Analisis univariat

dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya hasil

analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan prosentase dari setiap

variabel (Badriah, 2006).

Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan tiap variabel

(pengetahuan dan sikap) yang diukur dalam penelitian ini dengan melihat

distribusi frekuensi. Setelah data tersebut dikatagorikan dan diberi kode,

kemudian pengolahan data dilakukan dengan menggunakan statistik

deskriptif dalam bentuk sebaran frekuensi.


Untuk menghitung distribusi frekuensi pengetahuan maka rumus

yang digunakan adalah :

X
P x 100%
N Keterangan

P : Prosentase

X :Soal yang dijawab benar

N : Jumlah seluruh soal

Adapun pengukuran dan interpretasi data dari variabel pengetahuan

dikelompokkan sebagai berikut:

a Baik = 76-100%
b Cukup = 56-75%
c Kurang = 0-55%

Untuk memberi interpretasi terhadap skor sikap, adalah dengan

membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor

kelompok, dimana responden itu termasuk (Azwar, 2007), dengan rumus :



X x
T 50 10
s

Keterangan :

X = Skor responden yang hendak diubah menjadi skor T

X = Mean skor kelompok

s = Deviasi standar skor kelompok

Penilaiannya adalah :

Sikap Tidak mendukung Jika nilai T Mean (rata-rata) T

Sikap mendukung (-) Jika nilai T < Mean (rata-rata) T


b Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan satu sama lain, dapat dalam kedudukan yang sejajar

(pada pendekatan komparasi) dan kedudukan yang merupakan sebab

akibat (eksperimentasi). Jenis analisis yang dilakukan harus

disesuaikan dengan sifat skala data dari setiap variabel (Badriah,

2006).

Analisis bivariat bertujuan untuk menentukan hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menentukan

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

dilakukan dengan uji statistik chi square dengan tingkat kesalahan

yang digunakan adalah = 0,05 sedangkan prevalen ratio yang

digunakan Conviden Interval (CI) adalah 95 %.

Uji statistik Chi Square menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2005) sebagai berikut :

(fo fh)2
2 = k
fh

Keterangan :

2 = Chi Square

fo = Frekuensi yang diobservasi

fh = Frekuensi yang diharapkan

Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kedua variabel,

hasil 2 dibandingkan dengan 2 tabel pada taraf signifikan 5 %.


Apabila hasil 2 hitung >2 tabel berarti didapatkan hubungan yang

signifikan, jadi dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima,

pengujian hipotesis dapat juga dilihat pada nilai profabilitasnya () jika

nilai value < 0,05 maka hasil hitungan statistik Ha diterima.

7 Etika Penelitian

1 Penyampaian lembar persetujuan menjadi responden


2 Anonimity (tanpa nama).
Responden mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dirahasiakan. Untuk keperluan tersebut penulis hanya
mencantumkan nomor responden saja
3 Confidentiality (rahasia).
Data dari responden dirahasiakan dari umum dan data hanya dipergunakan
untuk kepentingan penelitian.

8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di Desa

Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman 3 Kota Banjar. Sedangkan

waktu penelitian terhitung dari Desember 2016 sampai dengan Februari 2017.

Lebih jelasnya jadwal diatas, nampak pada tabel berikut.


Tabel 3.5

No Kegiatan Bulan Penelitian


Des Jan Feb
1 Penentuan Tema Penelitian
2. Pencarian data
3 Penyusunan draft KTI
4 Penyusunan kuesioner
5 Uji coba kuesioner
5 Penyebaran kuesioner
6 Analisis Data
7 Penyusunan lengkap KTI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian

1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pataruman 3,

yaitu di Desa Mulyasari, yang mencakupi 3 wilayah Desa, yaitu Desa

Margaluyu, Desa Rancakole, dan Desa Suka Maju. Jumlah populasi ibu

yang dapat yang diteliti sebanyak 120 responden.

Alasan peneliti memilih tempat ini dikarenakan menurut laporan

tahunan Puskesmas Pataruman III, ketiga wilayah tersebut merupakan

wilayah dengan cakupan ASI eksklusif terendah di antara Wilayah Kerja

Puskesmas Pataruman III yang lain,dari tahun 2014 hingga tahun 2016.
2 Karakteristik Responden

a Usia Responden

Usia responden pada penelitian ini dikelompokkan ke dalam 3

kelompok usia, yaitu kelompok <20 tahun, usia antara 20 35 tahun,

dan usia >35 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut ini :

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di Desa
Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III
Kota Banjar Tahun 2017

No Usia f %
1 < 20 Tahun 2 3,6
2 20-35 Tahun 51 92,7
3 > 35 Tahun 2 3,6
Total 55 100
Sumber : Hasil penelitian Tahun 2017

Hasil analisis data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden

paling banyak adalah berumur antara 20-35 tahun sebanyak 51 orang

(92,7%), responden berumur < 20 tahun sebanyak 2 orang (3,6%), dan

responden berumur > 35 tahun sebanyak 2 orang (3.6%).

b Pekerjaan Responden

Pekerjaan responden pada penelitian ini dikelompokkan ke

dalam 2 kelompok yaitu bekerja, dan tidak bekerja. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :


Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Desa
Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III
Kota Banjar Tahun 2017

No Pekerjaan f %
1 Bekerja 15 27,3
2 Tidak Bekerja 40 72,7
Total 55 100
Sumber : Hasil penelitian Tahun 2017

Hasil analisis data pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa

responden paling banyak adalah tidak bekerja yaitu 40 orang (72,7%),

dan yang bekerja sebanyak 15 orang (27,3%).

c Paritas

Paritas responden pada penelitian ini dikelompokkan ke dalam 3

kelompok yang dapat dilihat tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas
Di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III
Kota Banjar Tahun 2017

No Paritas Responden Jumlah %


1 Primipara 38 69,1
2 Multipara 17 30,9
3 Grandemultipara 0 0
Total 55 100
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2017

Hasil analisis data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa paritas

responden paling banyak primipara yaitu sebanyak 38 orang (69,1%),

dan multipara sebanyak 17 orang (30,9%) dan grandemultipara tidak

ada.
d Pendidikan Responden

Pendidikan responden pada penelitian ini dikelompokkan ke

dalam 3 kelompok, yaitu SD sebagai pendidikan dasar, SMP, SMA

sebagai pendidikan menengah dan Perguruan Tinggi dan dapat dilihat

pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III
Kota Banjar Tahun 2017

No Pendidikan Jumlah %
1 Dasar 16 29,1
2 Menengah 39 70,9
3 Tinggi 0 0
Total 55 100
Sumber : hasil penelitian tahun 2017

Hasil analisis data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden

sebagian besar berpendidikan menengah yaitu sebanyak 39 orang

(70,9%), pendidikan dasar sebanyak 16 orang (29,17%) dan perguruan

tinggi tidak ada.

3 Karakteristik Bayi

a Usia Bayi

Usia responden pada penelitian ini dikelompokkan ke dalam 6

kelompok usia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut

ini :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Usia Bayi Di Desa Mulyasari
Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III
Kota Banjar Tahun 2017

No Usia f %
1 6 Bulan 28 50,9
2 7 Bulan 9 16,4
3 8 Bulan 5 9,1
4 9 Bulan 4 7,3
5 10 Bulan 5 9,1
6 11 Bulan 4 7,3
Total 55 100
Sumber : Hasil penelitian Tahun 2017

Hasil analisis data pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa bayi

responden paling banyak berumur 6 bulan sebanyak 28 orang (50,9%),

dan paling sedikit berusia 9 bulan dan 11 bulan sebanyak 4 orang

(7,3%).

b Jenis Kelamin Bayi

Jenis kelamin bayi pada penelitian ini dikelompokkan ke dalam

2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Bayi Di Desa Mulyasari
Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III
Kota Banjar Tahun 2017

No Jenis Kelamin f %
1 Laki-Laki 27 49,1
2 Perempuan 28 50,9
Total 55 100
Sumber : Hasil penelitian Tahun 2017
Hasil analisis data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa jenis

kelamin bayi paling banyak adalah perempuan yaitu 28 orang (50,9%),

dan laki-laki sebanyak 27 orang (49,1%).

4 Analisis Univariat

a Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif

Pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif pada penelitian ini

dikelompokkan ke dalam 3 kelompok yang dapat dilihat tabel 4.7

berikut ini:

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang ASI
Eksklusif Di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas
Pataruman III Kota Banjar Tahun 2017

No Pengetahuan Jumlah %
1 Kurang 23 41,8
2 Cukup 25 45,5
3 Baik 7 12,7
Total 55 100%
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2017

Hasil analisis data pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa

pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif paling banyak kategori

cukup yaitu 25 orang (45.5%), kategori kurang sebanyak 23 orang

(41.8%), dan kategori baik sebanyak 7 orang (12,7%).

b Sikap Responden tentang ASI eksklusif

Sikap responden pada penelitian ini dikelompokkan ke dalam 2

kelompok yang dapat dilihat tabel 4.8 berikut ini:


Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang ASI Eksklusif
Di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III
Kota Banjar Tahun 2017

No Sikap Jumlah %
1 Negatif 23 41,8
2 Positif 32 58,2
Total 55 100%
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2017

Hasil analisis data pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa sikap

responden paling banyak positif atau mendukung yaitu 32 orang

(58,2%), dan negatif sebanyak 23 orang (41,8%).

c Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Eksklusif pada penelitian ini dikelompokkan ke

dalam 2 kelompok yang dapat dilihat tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Mulyasari
Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III Kota Banjar
Tahun 2017

No Pemberian ASI Eksklusif Jumlah %


1 Tidak Eksklusif 23 41,8
2 Eksklusif 32 58,2
Total 55 100%
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2017

Hasil analisis data pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa pemberian

ASI Eksklusif oleh responden paling banyak eksklusif yaitu 32 orang

(58,2%), dan tidak eksklusif sebanyak 23 orang (41,8%).


5 Analisis Bivariat

a Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di

Desa Mulyasari Wilayah kerja Puskesmas Pataruman III Kota Banjar

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10
Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III Kota Banjar
Tahun 2017

Pemberian ASI Eksklusif


Tidak Total p-value
Pengetahuan Eksklusif
eksklusif
f % f % f %
Kurang 15 65,2 8 34,8 23 100
Cukup 8 32 17 68 25 100 0.000
Baik 0 0 7 100 7 100
Jumlah 23 41,8 32 58,2 55 100
Sumber : Hasil Penelitian tahun 2017

Data pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai pengetahuan baik yaitu 7 orang semuanya memberikan ASI

eksklusif. Responden yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu 25

orang sebagian besar memberikan ASI eksklusif yaitu 17 orang (68%)

dan sisanya 8 orang (32%) tidak memberikan ASI eksklusif.

Selanjutnya responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 23

orang sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 15 orang

(65,2%) dan sisanya 8 orang (34,8%) memberikan ASI eksklusif.

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi square

didapatkan nilai -value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0.05.
Maka kesimpulannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan responden

tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa

Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III Kota Banjar Tahun

2017.

b Hubungan Sikap ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hubungan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11
Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III Kota Banjar
Tahun 2017
Pemberian ASI Eksklusif
Total p-value
Sikap Tidak eksklusif Eksklusif
f % f % f %
Negatif 21 91,3 2 8,7 23 100
0.000
Positif 2 6,2 30 93,8 32 100
Jumlah 23 41,8 32 58,2 55 100
Sumber : Hasil Penelitian tahun 2017

Data pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai sikap positif yaitu 32 orang lebih banyak yang memberikan

ASI eksklusif yaitu 30 orang (93,8%) dan tidak eksklusif sebnyak 2 orang

(6,2%). Sedangkan responden yang mempunyai sikap negatif yaitu 23

orang lebih banyak yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 21 orang

(91,3%) dan sisanya sebanyak 2 orang (8,7%) memberikan ASI eksklusif

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik chi square

didapatkan nilai -value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0.05.

Maka kesimpulannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat


disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu tentang ASI Eksklusif

dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Mulyasari Wilayah Kerja

Puskesmas Pataruman III Kota Banjar Tahun 2017

2 Pembahasan

1 Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif

Hasil penelitian di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas

Pataruman III Kota Banjar menunjukkan bahwa pengetahuan responden

tentang ASI Eksklusif paling banyak kategori cukup yaitu 25 orang

(45.5%). Pengetahuan yang baik ini berkaitan dengan pendidikan ibu yang

sebagian besar yaitu 39 orang (70,9%) adalah SMA dan sumber informasi

ASI yang didapat oleh responden. Hal ini sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan dan sumber informasi.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan mencakup akan hal yang akan pernah

dipelajari dan disimpan di dalam ingatan. Hal tersebut meliputi fakta,

kaidah, prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan

dalam ingatan, akan diganti pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan

mengingat (recall) atau mengenal kembali. Pengetahuan responden dalam


penelitian ini adalah responden mampu mengetahui hal-hal yang berkaitan

dengan ASI Eksklusif.

Melihat bahwa tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar adalah

lulusan SMA maka sesuai dengan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif

yang baik. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang

rendah. Hasil ini sama dengan penelitian sebelumnya dari La Ode Amal

Shaleh (2011) bahwa Semakin tinggi pendidikan formal seseorang maka

akan semakin luas wawasan berfikirnya, sehingga akan lebih banyak

informasi yang diserap.

Berdasarkan penelitian juga masih ada ibu yang mempunyai

pengetahuan kurang. Kurangnya pengetahuan responden dapat disebabkan

oleh ada responden berpendidikan SD yaitu 16 orang (29,1%). Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) bahwa

ketidaktahuan seseorang tentang kesehatan dapat disebabkan karena

pendidikan yang rendah. Adanya tingkat pendidikan yang terlalu rendah

akan sulit mencerna pesan atau informasi yang disampaikan.

Hal serupa disampaikan oleh Mantra (2007) makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya tingkat

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan pada


hakekatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan luar sekolah seumur hidup sehingga makin

matang dalam menghadapi dan memecahkan berbagai problem termasuk

problem kesehatan. Pendidikan Responden sangat erat kaitannya dengan

reaksi serta pembuatan keputusan rumah tangga terhadap pemberian ASI

Eksklusif.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behavior) (Notoatmodjo,

2010). Pengetahuan responden akan didapat bila responden mendapat

informasi secara langsung serta berdasarkan pengalaman, baik pengalaman

pribadi maupun pengalaman orang lain terhadap ASI eksklusif. Informasi

dan pengalaman tersebut akan merangsang sikap dan tindakan dalam

memberikan ASI eksklusif.

Tingkat pengetahuan seseorang akan sesuatu sangat penting serta

merupakan dasar dari sikap dan tindakan dalam menerima atau

memecahkan sesuatu hal yang baru. Apabila penerimaan perilaku/tindakan

didasarkan oleh pengetahuan, maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng. Oleh karena itu puskesmas Pataruman III diharapkan

mengintensifkan kegiatan promosi kesehatan, terutama penyuluhan

tentang ASI eksklusif.


2 Sikap Ibu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden paling banyak

positif atau mendukung yaitu 32 orang (58,2%). Hal ini menunjukkan

bahwa respon ibu sudah mendukung untuk memberikan ASI eksklusif.

Sikap adalah respon individu yang masih bersifat tertutup terhadap suatu

rangsangan yaitu mendukung dan tidak mendukung ( Notoatmodjo. 2010)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap ada dua factor

yakni, pengalaman pribadi yang merupakan dasar pembentukan sikap

seseorang dan pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat,

serta sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional, dan

kebudayaan dimana pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan

tempat individu tersebut dibesarkan (Azwar, 2007).

Namun demikian dari hasil penelitian terdapat ibu yang mempunyai

sikap negatif yaitu 23 orang (41,8%). Menurut asumsi peneliti, yang

menimbulkan sikap negatif pada ibu tentang pemberian ASI eksklusif

tersebut karena kurangnya pemahaman ibu dalam merespon ASI eksklusif

yang disebabkan oleh latar belakang pendidikan yang masih ada

pendidikan dasar. Tingkat pendidikan merupakan suatu alat yang dapat

mengukur suatu gagasan dapat diterima dengan baik oleh suatu masyarakat

atau sebaliknya. Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan seseorang sangat

berpengaruh terhadap kemampuan merespon sesuatu yang datang dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan merespon yang lebih rasional dan

akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh
dari pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut dibanding dengan

masyarakat yang berpendidikan rendah atau yang tidak berpendidikan sama

sekali (Nursalam, 2009).

Berdasarkan pendapat tersebut pendidikan merupakan sarana yang

dapat mengubah pola pikir, sikap dan tindakan ibu kearah kualitas pribadi

yang lebih baik, dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan

membantu ibu untuk bersikap positif dalam memberikan ASI eksklusif.

Dalam penelitian ini sikap ibu adalah bagaimana ibu bersikap

terhadap memberikan ASI eksklusif. Sikap yang negatif dari ibu untuk

Memberikan ASI eksklusif perlu ditingkatkan dengan pemberian informasi

dan motivasi secara terus menerus dengan cara menjelaskan kepada ibu

berbagai macam manfaat Memberikan ASI eksklusif dengan demikian

diharapkan ibu dapat lebih termotivasi dengan Memberikan ASI

eksklusif.

Sebagaimana dikemukakan oleh Azwar (2007) bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah orang lain yang

dianggap penting dalam hal ini adalah petugas kesehatan. Pada umumnya,

individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah

dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara

lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

Oleh karena itu diharapkan Puskesmas Pataruman III dapat

melakukan promosi kesehatan mengenai ASI eksklusif pada ibu sehingga


dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan memperbaiki sikap ibu menjadi

positif.

3 Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif oleh

responden paling banyak eksklusif yaitu 32 orang (58,2%). Jika dikaitkan

dengan pengetahuan ibu tentang ASI adalah baik 7 orang dan semuanya

memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan pengetahuan cukup yang

sebagian besar memberikan ASI eskklusif. kenyataan ini sesuai dengan

teori yang pernah dikemukakan oleh Sarwono S (2004) dalam Elinofia

2011 bahwa pengetahuan ibu tentang ASI akan berpengaruh terhadap

kemauan ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada anaknya karena

hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif tergolong baik dan pemberian ASI Eksklusif pada bayinya juga

dilakukan. Dari hasil penelitian juga didapatkan ada 37 orang (30,8%)

yang tidak eksklusif hal ini dikarenakan ada ibu yang masih mempunyai

pengetahuan kurang dan bersikap negatif.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan berpendapat, faktor sosial

budaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif pada bayi dan balita di Indonesia, seperti ketidaktahuan ibu,

gencarnya promosi susu formula, minimnya dukungan keluarga. Faktor

lain yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif adalah

karena faktor umur, Pendidikan dan Pekerjaaan. Sarwono S (1993)


menyatakan bahwa pekerjaan merupakan faktor yang memungkinkan

(enabling factor) bagi perubahan perilaku seseorang. Seorang ibu yang

tidak bekerja akan lebih mempunyai kesempatan untuk memberikan ASI

kepada anaknya di banding dengan ibu yang bekerja.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Leila Kusuma Astuti

(2004) bahwa tidak selalu orang yang memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang baik atas sesuatu hal akan menunjukkan perilaku yang

serupa dengan apa yang diketahuinya.

4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden Dengan Pemberian ASI

eksklusif.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI

Eksklusif dengan -value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0.05.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Notoatmodjo (2010)

bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (perilaku) dan perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada prilaku yang tidak didasari

pengetahuan.Menurut pernyataan Bloom (dalam Notoatmodjo, 2010)

bahwa terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada domain kognitif,

dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa

materi atau objek, sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek

tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap


subjek terhadap objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut

akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action)

sehubungan dengan stimulus yang telah diketahui.

Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. fenomena kurangnya

pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya

pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya

mitos yang kurang baik, serta kesibukkan ibu bekerja dan singkatnya cuti

melahirkan, merupakan alasan yang diungkapkan oleh ibu yang tidak

menyusui secara eksklusif. (Elinofia dkk, 2011).

Salah satu kondisi yang menyebabkan belum tercapainya target

pemberian ASI eksklusif adalah masih kurangnya pengetahuan masyarakat

dibidang kesehatan. Khususnya ibu-ibu yang mempunyai bayi dan tidak

menyusui secara eksklusif. Melihat dari hasil penelitian, maka perlu

dilakukan usaha untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif, dukungan

Dokter, Bidan, Petugas kesehatan lainnya atau kerabat dekat sangat

dibutuhkan terutama untuk ibu yang baru pertama menyusui dalam

pemberian ASI eksklusif. Ibu yang pertama kali menyusui pengetahuan

terhadap pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibanding

dengan ibu yang sudah menyusui anak sebelumnya.

Menurut asumsi peneliti, seharusnya tenaga kesehatan harus lebih

aktif dalam upaya meningkatkan pemberian ASI Eksklusif melalui

penyuluhan-penyuluhan dan konseling serta memberikan arahan yang


benar bagi ibu menyusui. Dan tentunya peran serta dari ibu-ibu menyusui

itu sendiri sangat besar yaitu dengan memahami arti penting dari manfaat

yang dapat diperoleh dari pemberian ASI secara eksklusif.

5 Hubungan Sikap Responden Dengan Pemberian ASI eksklusif.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap

ibu tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusifdengan -value

sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0.05. Hal itu menunjukkan bahwa

ibu yang memiliki sikap negatif cenderung tidak memberikan ASI

eksklusif dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap positif. Keadaan

tersebut dikarenakan sikap merupakan dasar seseorang untuk berperilaku.

Jika sikap tersebut positif maka akan berperilaku positif dan sebaliknya

jika sikap seseorang tersebut negatif maka cenderung akan muncul sebuah

perilaku negatif pula.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Azwar,

(2007) bahwa sikap merupakan penentuan yang dilakukan individu atau

merupakan pernyataan (ekspresi) tentang seseorang yang menyukai atau

tidak menyukai terhadap objek (stimulus). Menurut asumsi peneliti, sikap

yang muncul disini bisa diartikan apabila semakin baik (positif) sikap ibu

terhadap pemberian ASI eksklusif, biasanya ada kecenderungan untuk

memberikan ASI eksklusif.

Pendapat tersebut sejalan dengan Allport (1954, dalam

Notoadmodjo, 2010) bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu

kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan


emosional atau evaluasi terhadap objek, dan kecenderungan untuk

bertindak. Jadi, sikap yang positif dari ibu akan cenderung untuk

memberikan ASI eksklusif, sedangkan sikap yang negatif terhadap ASI

eksklusif akan cenderung untuk tidak memberikan ASI eksklusif.

Salah satu faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI

eksklusif, yaitu karena dari hasil penelitian ada beberapa ibu yang masih

memiliki sikap yang negatif terhadap ASI eksklusif. Oleh karena itu tenaga

kesehatan diharapkan melakukan konseling pada ibu tentang pentingnya

ASI eksklusif, sehingga ibu tahu tentang pentingnya Pemeriksaan ANC

manfaat memberikan ASI eksklusif dan mempunyai sikap positif terhadap

pemberian ASI eksklusif.

Seorang ibu yang tidak pernah mendapat nasehat atau pengalaman,

penyuluhan tentang ASI dan seluk beluknya dari orang lain, maupun dari

buku-buku bacaan dapat mempengaruhi sikapnya pada saat ibu tersebut

harus menyusui. Sikap seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang

dipunyainya dan ia akan memberikan sikap negatif terhadap ASI, jika

pengetahuan tentang hal itu kurang (Sri Haryati, 2006).

Ibu yang berhasil menyusui anak sebelumnya dengan pengetahuan

dan pengalaman cara pemberian ASI secara baik dan benar akan

menunjang laktasi berikutnya. Sebaliknya, kegagalan menyusui pada masa

lalu akan mempengaruhi sikap seorang ibu terhadap penyusuan sekarang.

Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam diri ibu dalam menyusui

anaknya. Pengalaman masa kanak-kanak, pengetahuan tentang ASI,


nasehat, penyuluhan, bacaan, pandangan dan nilai-nilai yang berlaku di

masyarakat akan membentuk sikap ibu yang positif terhadap menyusui

(Depkes RI, 2010).

.
63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan

pemberian ASI Eksklusif di Desa Mulyasari Wilayah Kerja Puskesmas Pataruman III Kota

Banjar Tahun 2017, maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut:

1 Pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif paling banyak kategori cukup yaitu 25 orang

(45.5%)

2 Sikapresponden paling banyak positif atau mendukung yaitu 32 orang (58,2%)

3 PemberianASI Eksklusif oleh responden paling banyak eksklusif yaitu 32 orang (58,2%).

4 Ada hubungan antara pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI

Eksklusif dengan -value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0.05.

5 Ada hubungan antara sikap responden tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI

Eksklusif dengan -value sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0.05.
64

2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis memberikan

saran sebagai berikut:

1 Bagi Puskesmas Pataruman III

Lebih meningkatkan lagi upaya-upaya untuk memberikan

pemahaman melalui penyuluhan-penyuluhan yang langsung

kepada sasaran serta keluarga terdekat melalui pengaktifan

kembali Kader Peduli ASI.


Perlunya memberikan informasi akan kandungan yang terdapat

pada ASI kepada kader atau ibu-ibu yang sedang menyusui atau

akan menyusui sehingga ibu tidak mengabaikan akan pentingnya

ASI eksklusif.
Mengadakan pelatihan kepada Kader sebagai Pengawas ASI di

setiap posyandu, perlunya membentuk pojok laktasi.


Perlu adanya kebijakan Puskesmas mengenai komitmen program

peningkatan penggunaan ASI dengan melibatkan keluarga

sebagai kelompok sasaran pendidikan kesehatan dan regulasi

pemasaran susu formula di kalangan tenaga kesehatan dan

sarana pelayanan kesehatan.


Membuat program bulanan dengan topic ASI eksklusif yang

bertujuan meningkatkan pengetahuan dan mengingatkan

masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif terlbih lagi untuk ibu

muda yang baru memiliki anak.


Mendata ibu yang sedang menyusui dan bekerja jauh dari rumah

sehingga tidak dapat memberikan ASI untuk anaknya sehingga

tidak dapat menyusui anaknya.


Memberikan informasikan tentang tata cara penyimpanan ASI

apabila ibu memiliki lemari pendingin dirumah dan dapat

disimpan untuk berapa lama. Sehingga ibu yang bekerja dapat

mempersiapkan ASI untuk bayi ketika dia bekerja diluar rumah.


65

2 Bagi Ibu, Keluarga dan Masyarakat Sekitar Ibu Menyusui

Hendaknya meningkatkan pengetahuan dan sikap mereka

tentang ASI Ekslusif bagi anak mereka serta anak-anak di

sekeliling mereka, sehingga dengan pengetahuan yang mereka

miliki, mereka mampu memberikan ASI Ekslusif yang baik dan

benar.
Memberikan dukungan penuh keluarga terhadap Ibu menyusui

agar dalam pemberian ASI ibu tidak mengalami gangguan psikis

terutama untuk suami yang senantiasa mendampingi dan

memantau istrinya dalam pemberian ASI.


Untuk Kader posyandu lebih baik memberikan tanda baik berupa

stiker atau tanda tertentu yang menunjukan bahwa di rumah

tersebut terdapat ibu yang sedang memberikan ASI eksklusif

sehingga mendapat pemantauan lebih.

3 Bagi Peneliti

Penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dan sikap tentang ASI Ekslusif dengan pemberian

ASI eksklusif. Meskipun demikian masih banyak faktor lain yang

memiliki hubungan dengan pengetahuan dan sikap pemberian ASI

pada Ibu menyusui. Hasil penelitian ini tentunya dapat menjadi

acuan untuk dikembangkan pada penelitian yang lebih luas.


Ibu dengan tingkat pendidikan rendah di bawah sekolah

menengah diberikan informasi atau penyuluhan akan pentingnya

ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan


Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan bekerja lebih baik cuti

dan mengurus bayinya sampai masa asi eksklusif selesai dan

tidak menyepelaan hal tersebut karena faktor ekonomi meskipun

pekerjaanya di sawah ( bekerja dekat dari rumah).


66
lxvii

LAMPIRAN
Lampiran 1

Desa No. Urut

LEMBAR INFORM CONSENT

Oleh:

Eliya Nurhasanah 2009730017


Karel Respati 2011730144
Rezha Adhitya Lebang 2013730091
Kami adalah dokter muda Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah
Jakarta, meminta persetujuan kepada ibu untuk mengisi kuisioner penelitian kami yang berjudul
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSLUSIF DI DESA MULYASARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATARUMAN 3.
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Kepaniteraan
Kedokteran Komunitas Tahap 1 Wilayah Dinas Kesehatan Kota Banjar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dan
sikap ibu dengan pemberian ASI ekslusif. Saya mengharapkan ibu memberikan jawaban sesuai
kenyataan yang terjadi. Kami akan menjamin kerahasiaan dari jawaban kuisioner ini.
Jika ibu bersedia menjadi responden penelitian ini, ibu dapat mengisi dan menandatangani
kolom di bawah ini. Terima kasih.

Nama :
No. Telp :
Alamat :
Responden

(.........................................)

KUESIONER
lxviii

I. IDENTITAS

A. Identitas Ibu

Nomor :

Usia ibu saat ini : <20 Tahun

20-35 Tahun

>35 Tahun

Pekerjaan ibu saat ini : Bekerja

Tidak Bekerja(Jika sebagai ibu rumah tangga)

Jumlah anak : 0-1 Anak(Primipara)

2-4 Anak (multipara)

5 anak (grandemultipara)

Pendidikan :Tidak lulus SD

Lulus SD

Lulus SMP

Lulus SMA

Lulus PT

B. Identitas Bayi

Nama :

Tempat, Tanggal lahir :

Umur :

Jenis kelamin :
lxix

II. KUESIONER
Petunjuk Pengisian
1. Sebelum pengisian angket ini mohon agar dibaca terlebih dahulu pertanyaannya
dengan teliti
2. Beri tanda Lingkaran (O) pada jawaban yang menurut ibu anggap benar

A. PENGETAHUAN

1. Apa yang ibu ketahui tentang ASI ?


a. Merupakan makanan yang diperlukan apabila bayi lapar
b. Merupakan makanan yang utama bagi bayi
c. Merupakan makanan yang tidak perlu dimasak dahulu

2. Apa sajakah yang ibu ketahui tentang ASI Eksklusif (ASI saja) ?
a. ASI yang diberikan pada bayi sampai umur 6 bulan
b. ASI yang diberikan pada bayi sampai umur 4 bulan
c. ASI yang diberikan pada bayi dengan tambahan susu botol

3. ASI mempunyai manfaat bagi bayi sebagai zat pelindung. Yang dimaksud zat pelindung
yaitu......
a. Melindungi bayi dari penyakit infeksi
b. Melindungi bayi dari kejadian tersedak ASI
c. Melindungi bayi dari panas

4. ASI adalah ?
a. Air Susu Ibu yang diberikan sejak bayi lahir sampai usia 40 hari
b. Air Susu Ibu yang diberikan sejak bayi lahir sampai usia 6 Minggu
c. Air Susu Ibu yang diberikan sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan

5. Pemberian ASI sejak bayi dilahirkan tanpa disertai makanan pendamping ASI sampai bayi
berusia 6 bulan disebut?
a. ASI Eksklusif
b. ASI Inklusif
c. MP-ASI

6. Bayi diberi ASI tanpa makanan lain sampai usia ?


a. Usia 1 bulan
b. Usia 2 bulan
c. Usia 6 bulan

7. Makanan utama bayi yang baru lahir adalah ?


a. Pisang
b. Bubur tim
c. Air susu ibu (ASI)
8. Apa yang dimaksud ASI transisi/peralihan ?
a. ASI masa peralihan pada hari kedua sampai ketiga
b. ASI masa peralihan pada hari keempat sampai kesepuluh
c. ASI masa peralihan pada hari kesepuluh sampai seterusnya
lxx

9. ASI selain bermanfaat bagi bayi, juga bermanfaat bagi ibu sebagai, kecuali......
a. Pencegah kehamilan
b. Suatu pemulihan yang lebih cepat bagi ibu
c. Membuat ibu kelelahan

10. Manfaat bagi ibu dalam memberikan ASI kepada bayi segera setelah melahirkan adalah
sebagai berikut......
a. Hubungan ibu dan bayi lebih terjalin
b. Dapat membuat ibu kelelahan
c. Membuat ibu tidak nyaman
11. Dibawah ini beberapa keuntungan Asi yaitu
a. ASI bisa basi
b. ASI mengandung zat alergi
c. Steril dan aman dari pencemaran kuman

12. Makanan yang terbaik untuk membantu bayi tumbuh dengan sehat dan kuat adalah
a Air putih
b Air Susu Ibu ( ASI )
c Susu Formula ( susu sapi )

13. ASI sangat bermanfaat untuk bayi, sehingga pemberian ASI sangat dianjurkan terlebih
saat
a 4 - 6 bulan pertama
b 4 - 8 bulan pertama
c 4 - 6 bulan pertama dilanjutkan sampai usia 2 tahun

14. Apa manfaat menyusui sedini mungkin bagi ibu dan bayi ?
a. Meningkatkan peningkatan produksi ASI dan menjalin hubungan kasih sayang sedini
mungkin bagi ibu dan bayi
b. Perasaan nyaman bagi ibu dan bayi berkurang
c. Dapat menyebabkan bayi sakit
15. Manfaat lain ASI adalah ?
a. Mudah masuknya penyakit
b. Memperlambat pertumbuhan
c. Membantu perkembangan otak

16. Mengapa setelah bayi lahir harus segera disusui ibunya?


a. Untuk merangsang payudara memproduksi ASI
b. Untuk mencegah bayi tidak sakit
c. Supaya bayi tidak nangis

17. Jika ibu menyusuinya dengan teknik yang benar dapat dilihat dari
a. Bayi tampak rewel
b. Bayi tampak tenang
c. Putting susu ibu lecet

18. Sebelum ibu menyusui bayi langkah pertama yang harus dilakukan adalah
a. Langsung menyusui bayi
b. Mengeluarkan sedikit air susu dan dioleskan pada payudara ibu
c. Meletakkan bayi pada perut ibu
lxxi

19. Disamping zat-zat yang terkandung dalam ASI pemberian ASI juga mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya sebagai berikut.
a Mengurangi kesuburan ibu untuk beberapa bulan
b Membantu proses pengecilan rahim
c Semua jawaban benar

20. Air Susu Ibu ( ASI ) mempunyai peranan penting sebagai


a Minuman bayi
b Penghilang rasa lapar
c Makanan yang terbaik untuk membantu bayi tumbuh dengan sehat dan kuat

21. Mulai dari usia keberapakah ibu memberikan makanan selain ASI pada balita?
a. Lebih dari 1 tahun
b. Lebih dari 6 bulan
c. Lebih dari 8 bulan

22. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan dulu sedikit lalu di oleskan pada puting susu bagian
yang berwarna kehitaman sampai puting hal ini bertujuan untuk :
a. membunuh kuman dan menjaga kelembaban puting
b. agar puting menjadi basah
c. agar puting keluar atau menonjol

23. Pada payudara yang penuh ASI dikeluarkan dahulu sedikit hal ini bertujuan agar.........
a. Bayi tidak tersedak
b. ASI yang banyak membuat bayi tidak nyaman
c. ASI yang pertama keluar membuat bayi mencret

24. Dibawah ini salah satu langkah menyusui yang benar, kecuali.......
a. Perut bayi menempel pada badan ibu
b. Mulut bayi berada di depan puting ibu
c. Menyusui bayi dengan tergesa-gesa

25. Pada bayi yang sehat ketika mulut bayi ditempeli puting susu maka mulut bayi akan.......
a. Membuka
b. Menutup
c. Diam Saja

26. Bagaimana seharusnya posisi puting susu dan warna kecoklatan pada payudara saat ibu
menyusui bayinya......
a. Cukup puting saja yang masuk
b. Hanya sebagian dari bagian susu yang berwarna kehitaman yang masuk kedalam mulut
bayi
c. Seluruh puting dan bagian susu yang berwarna kehitaman yang masuk kedalam mulut
bayi

27. Ketika bayi sedang menetek dan tertidur maka cara melepaskan puting dari mulut bayi
adalah...
a. Dengan cara memencet hidung bayi
b. Dengan cara memasukan jari tangan ke dalam mulut bayi dan melepaskan puting secara
perlahan
c. Puting langsung di cabut dari mulut bayi
lxxii

28. Makin sering bayi menyusu maka produksi ASI akan semakin......
a. Semakin sedikit
b. Semakin banyak dan lancar
c. Semakin berkurang

29. Pemberian ASI pada bayi segera dalam waktu 30 menit bayi lahir sangat penting karena
a Membantu mengurangi pendarahan
b Membantu mengeratkan hubungan antara bayi dan ibu
c A, B, C benar

30. Setiap ibu menyusui dianjurkan untuk memberikan hanya ASI saja segera setelah bayi lahir
sampai usia
a. 4 bulan
b. 6 bulan
c. 8 bulan

31. Mengapa setelah bayi lahir harus segera disusui ibunya?


a. Untuk merangsang payudara memproduksi ASI
b. Untuk mencegah bayi tidak sakit
c. Supaya bayi tidak nangis

32. Jika ibu menyusuinya dengan teknik yang benar dapat dilihat dari
a. Bayi tampak rewel
b. Bayi tampak tenang
c. Putting susu ibu lecet

33. Sebelum ibu menyusui bayi langkah pertama yang harus dilakukan adalah
a. Langsung menyusui bayi
b. Mengeluarkan sedikit air susu dan dioleskan pada payudara ibu
c. Meletakkan bayi pada perut ibu

34. Disamping zat-zat yang terkandung dalam ASI pemberian ASI juga mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya sebagai berikut.
a. Mengurangi kesuburan ibu untuk beberapa bulan
b. Membantu proses pengecilan rahim
c. Semua jawaban benar

35. Air Susu Ibu ( ASI ) mempunyai peranan penting sebagai


a. Minuman bayi
b. Penghilang rasa lapar
c. Makanan yang terbaik untuk membantu bayi tumbuh dengan sehat dan kuat
lxxiii

B. Sikap

Alternatif Jawaban
No Item Pernyataan
SS S RR TS STS
01 Setiap ibu seharusnya memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya sejak lahir
02 ASI eksklusif lebih baik dari susu formula
karena mengandung kolostrum
03 Ibu tidak memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya karena sakit
04 Ibu dapat mengganti ASI eksklusif dengan
susu formula
05 Ibu memberikan ASI eksklusif setelah bayi
berusia 1 tahun
06 Meski sakit, bayi ibu tetap diberikan ASI
eksklusif sampai berusia 6 bulan
07 Ibu tidak memberikan ASI eksklusif
karena produksi ASI ibu banyak
08 Tanpa diberi ASI eksklusif, bayi ibu tetap
sehat
09 Kalau hanya melindungi bayi dari
penyakit, memberikan ASI eksklusif saja
sudah cukup
10 Kandungan gizi ASI eksklusif lebih tinggi
dari ASI
11 Ibu memberian ASI eksklusif secara
bersamaan dengan MP-ASI
12 Manfaat memberikan MP-ASI adalah
untuk menumbuhkan rasa kasih sayang
kepada bayi
13 Bayi yang baru lahir secara alamiah
mendapat kekebalan dari ibunya melalui
ASI
14 Jika produksi ASI ibu rendah, sebaiknya
langsung diberikan MP-ASI
15 Kandungan gizi MP-ASI sama dengan
susu yang dijual dipasaran

C. PEMBERIAN ASI
Pada usia berapa bulan bayi anda sudah diberikan makanan tambahan selain ASI?
a. < 6 bulan
b. Setelah 6 Bulan

Lampiran 2

DATA POPULASI

Usia
NO Nama Ibu Alamat Nama Bayi L/P
(Bulan)
1 Fitria Nuraeni Sukamaju, Mulyasari 03/04 Azkia Mikayla P 6
lxxiv

2 Nurleli Rancasenggang 04/04 Febi Febrianto L 11


3 Intan Setiawati Sukamaju 06/05 Vino A L 10
4 Widiarti Utami Sukamaju 11/06 Syafana P 6
5 Karmini Sukamaju 11/06 Mala P 6
6 Eli Sukamaju 03/04 Nesa meli Anjani P 8
7 Erni Kurniasari Sukamaju 03/04 Arya Juliawan L 7
8 Wiwin Herlina Sukamaju 06/05 Fardan L 6
9 Fitri Sukamaju 04/04 Zahra Febrianti P 11
10 Suryati Sukamaju 04/04 Jepri Kheila L 7
11 Rosita Sukamaju 02/04 Gita Nur anisa P 8
12 Ermine Sukamaju 02/04 Rama Handika P L 7
13 Nurhayati Sukamaju 07/05 Rifa Safira P 6
14 Santi Sukamaju 02/04 Aldi Alfiansyah L 6
15 Mumun M Sukamaju 02/04 Ayu larasati P 11
16 Wulandari Sukamaju 02/04 Muhammad Rafli L 6
17 Juju Puji A Sukamaju 02/04 Albi Abqari L 10
18 Sunia Heryani Sukamaju 02/04 Naira Khairunnisa P 6
19 Risa Risdiasari Sukamaju 06/05 Muhammad P L 6
20 Ida Susi S Sukamaju 09/05 Maryam P 10
21 Wiwi Winarsih Sukamaju 09/05 Widiawati P 9
22 Rismandari Sukamaju 09/05 Rifa Ahmad L 6
23 Nia Herlina Sukamaju 02/04 Nisa Aniq H P 6
24 Mirawati Margaluyu 08/09 Noufal Gibran L 9
25 Eti Kusmiati Sukamaju 11/06 Yusuf Maulan L 7
26 Sri Purwati Sukamaju 01/04 Aina Nirwasita P 7
27 Pebi Sukamaju 10/06 Cherika P 6
28 Siti Patimah Sukamaju 10/06 Syifa S P 10
29 Mila Amaliah Sukamaju 12/06 Nazwa P 6
30 Noneng Ida R Sukamaju Zahra P 6
31 Mamay H Sukamaju 12/06 M. Alazkia L 11
32 Atik Yuliani Sukamaju 08/09 Shapana N.A P 6
33 Popon P Margaluyu Deviro L 6
34 Nuryani Margaluyu Ilyas Saputra L 6
35 Dede Riyani Margaluyu 07/08 Apdal M.I L 6
36 Sunarti Margaluyu 02/08 Elisa P 8
37 Eni Margaluyu Mesha L 9
38 Elis Margaluyu 02/07 Dimas L 7
39 Nenah Margaluyu 10/09 Ilham L 6
40 Sarining Wahyu Margaluyu 10/09 Suci R P 8
41 Siti Masitoh Margaluyu 07/08 Septian Adi S L 6
Sumyati
42 Pertiwi Margaluyu 06/08 Aura Rahmah P 6
43 Nendah Margaluyu 06/08 M.Nurhalif P 7
44 Yuyun Margaluyu 02/07 Rahmah D P 7
45 Julaeha Margaluyu 05/08 Deva P 6
46 Afyfaty Z Margaluyu 04/08 Zaim L 10
47 Ena Marlina Margaluyu 05/08 Adib M L 6
48 Tri Dewi Margaluyu 03/07 Virli P 9
lxxv

49 Ira Herawati Margaluyu 01/07 M.Farid L 6


50 Sri Mulimatil Margaluyu 02/07 M.Zapier L 8
51 Teti Margaluyu 05/08 Akifa Naila P 7
52 Risma Margaluyu 09/09 Afifah Nanda P 6
53 Sriawati Margaluyu 11/09 Ibranika L 6
54 Reni Margaluyu 09/09 Ainun P 6
55 Atik Margaluyu 10/09 Dafit F L 6
56 Fitri Margaluyu 08/09 Maryam A P 6
57 Nendah Margaluyu 03/07 Jidan L 9
58 Reni Astuti Margaluyu 05/08 Adam M.Firdaus L 9
59 Desi Lestari Margaluyu 04/08 Ardan L 6
60 Deri Triana Margaluyu 04/08 Nabila N P 9
61 Herlina Margaluyu 04/08 Rafka L 9
62 Dida susiani Margaluyu 04/08 M. Arif L 6
63 Elin Herlina Margaluyu 08/09 Elvira K P 6
64 Aini M Margaluyu 07/08 M.Raffa L 6
65 Elis Margaluyu 06/08 Resya P 6
66 Sunari Margaluyu 06/08 Lista Agustin P 6
67 Detri Margaluyu 06/08 Azkayira P 10
68 Rina Margaluyu 01/07 Sherien P 6
69 Nurhayati Margaluyu 01/07 Fathan L 6
70 Ida Margaluyu 01/07 Fitriani P 6
71 Dede Masriah Margaluyu 10/09 Nauval A L 9
72 Sri Rohaeti Margaluyu 10/09 Abdul Ghani L 6
73 Dede Juju Margaluyu 10/09 Amira zamzam P 6
74 Etin Margaluyu 08/09 M.Rega L 9
75 Ela Lailatul Margaluyu 08/09 Naura Arsila P 8
76 Ratih Margaluyu 08/09 Adelia P 6
77 Dede Nuryanti Margaluyu 08/09 Nabhika A.K P 6
78 Samti Safitri Margaluyu 10/09 M.Reja L 7
79 Yeyet Margaluyu 01/07 Shipa P 9
80 Mami Diana Rancakole 10/02 Faiz Zaki m L 6
81 Dian Rianti Rancakole 11/03 Nendi Susanto L 10
82 Aan Amanah Rancakole 12/03 M.Fatihul L 6
83 Lia Rancakole 12/03 Isyan Febrian L 11
84 Putry A.S Rancakole 11/03 Maura Rizkiana P 10
85 Tita Nur Rita Rancakole 09/02 Ilya Aira P 7
86 Nia Rancakole 07/02 Adam Paqih L 7
87 Erna K Rancakole 08/02 Daffa Aji L 6
88 Iin Indasah Rancakole 09/02 Rifda Rahma P 11
89 Iem Rancakole Eni Sundari P 7
90 Dewi Rustiawati Rancakole 06/02 Attar Aqila L 11
91 Rowiah Rancakole Revan Febriana L 11
92 Rika Sundari Rancakole 07/02 Raisya zaida P 11
93 Lina Hernawati Rancakole 08/02 Citra P 11
94 Runi Kurniasih Rancakole Reyhan L 6
95 Ofin Patimah Rancakole 06/02 Cahay Hilal P 6
96 Atik Siti Rancakole Syafira Putri P 6
lxxvi

97 Rika Febriani Rancakole 06/02 Aditya Rifki L 7


98 Dini Kurniasih Rancakole 07/02 Nevan L 10
99 Eka Rancakole 02/01 Nana L 10
100 Euis Yuliawati Rancakole 14/03 Rahma P 11
101 Desi Yuliani Rancakole 13/03 Kayla P 11
102 Susanti Rancakole 02/01 Rijwan L 11
103 Atik Atikah Rancakole 08/02 Lutfi Nurhakim L 6
104 Kokom K Rancakole 11/03 Richie m L 11
105 Herna Rancakole 01/01 Azka Abdillah L 11
106 Risye V Rancakole 14/03 Revan Ramadhan L 11
107 Elah Rancakole 02/01 Ridwan Munawar L 11
108 Ristiana Pitaloka Rancakole 01/01 M. Ghazi A L 11
109 Reni Isbawanti Rancakole 02/01 Reno L 11
110 Nunung Nurlina Rancakole 02/01 Zidan Destian L 11
111 Isah Juliana Rancakole 01/01 Ramadani L 7
112 Yani Mulyani Rancakole 01/01 Adrian L 6
113 Ade Ayu y Rancakole 02/01 Linda P 11
114 Tuti Heryanti Rancakole 03/01 Adelia P 8
115 Aryati Rancakole Frishkah P 11
116 Tini Rancakole 11/03 Arvit Ranka L 11
117 Titin Rancakole 11/03 Ilham Nursandi L 11
118 Aan H Rancakole 11/03 Keysha Putri P 11
119 Siti m Mulyasari Anisa Nurcahya P 11
120 Elis R Rancakole 09/02 M.Faisal L 11

Lampiran 3

Frequency Table

Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 20 Tahun 2 3,6 3,6 3,6
20-35 Tahun 51 92,7 92,7 96,4
Valid
> 35 Tahun 2 3,6 3,6 100,0
Total 55 100,0 100,0

Pekerjaan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Bekerja 15 27,3 27,3 27,3
Valid Tidak Bekerja 40 72,7 72,7 100,0
Total 55 100,0 100,0

Paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
lxxvii

Primipara 38 69,1 69,1 69,1


Valid Multipara 17 30,9 30,9 100,0
Total 55 100,0 100,0

Pendidikan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Dasar 16 29,1 29,1 29,1
Valid Menengah 39 70,9 70,9 100,0
Total 55 100,0 100,0

Usia Bayi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
6 Bulan 28 50,9 50,9 50,9
7 Bulan 9 16,4 16,4 67,3
8 Bulan 5 9,1 9,1 76,4
Valid 9 Bulan 4 7,3 7,3 83,6
10 Bulan 5 9,1 9,1 92,7
11 Bulan 4 7,3 7,3 100,0
Total 55 100,0 100,0

Jenis Kelamin Bayi


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-Laki 27 49,1 49,1 49,1
Valid Perempuan 28 50,9 50,9 100,0
Total 55 100,0 100,0

Pengetahuan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kurang 23 41,8 41,8 41,8
Cukup 25 45,5 45,5 87,3
Valid
Baik 7 12,7 12,7 100,0
Total 55 100,0 100,0

Sikap Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Negatif 23 41,8 41,8 41,8
Valid Positif 32 58,2 58,2 100,0
Total 55 100,0 100,0

ASI Eksklusif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
lxxviii

Tidak Eksklusif 23 41,8 41,8 41,8


Valid Eksklusif 32 58,2 58,2 100,0
Total 55 100,0 100,0

Crosstabs

Pengetahuan Responden * ASI Eksklusif

Crosstab
ASI Eksklusif Total
Tidak Eksklusif
Eksklusif
Count 15 8 23
Kurang % within Pengetahuan
65,2% 34,8% 100,0%
Responden
Count 8 17 25
Pengetahuan
Cukup % within Pengetahuan
Responden 32,0% 68,0% 100,0%
Responden
Count 0 7 7
Baik % within Pengetahuan
0,0% 100,0% 100,0%
Responden
Count 23 32 55
Total % within Pengetahuan
41,8% 58,2% 100,0%
Responden

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 11,198a 2 ,004
Likelihood Ratio 13,703 2 ,001
Linear-by-Linear
10,992 1 ,001
Association
N of Valid Cases 55
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2,93.

Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Pengetahuan a
Responden (Kurang /
Cukup)
a. Risk Estimate statistics cannot
be computed. They are only
computed for a 2*2 table without
empty cells.
lxxix

Sikap Responden * ASI Eksklusif

Crosstab
ASI Eksklusif Total
Tidak Eksklusif
Eksklusif
Count 21 2 23
Negatif % within Sikap
91,3% 8,7% 100,0%
Sikap Responden
Responden Count 2 30 32
Positif % within Sikap
6,2% 93,8% 100,0%
Responden
Count 23 32 55
Total % within Sikap
41,8% 58,2% 100,0%
Responden

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 39,788 1 ,000
Continuity Correctionb 36,369 1 ,000
Likelihood Ratio 46,214 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
39,065 1 ,000
Association
N of Valid Cases 55
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,62.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Sikap
Responden (Negatif / 157,500 20,526 1208,551
Positif)
For cohort ASI Eksklusif
14,609 3,795 56,229
= Tidak Eksklusif
For cohort ASI Eksklusif
,093 ,025 ,350
= Eksklusif
N of Valid Cases 55

Lampiran 4

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENGETAHUAN

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


lxxx

N %
Valid 20 100,0
a
Cases Excluded 0 Reliability
,0 Statistics
Total 20 Cronbach's
100,0 N of Items
a. Listwise deletion based on all Alpha
variables in the procedure. ,977 35
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
Pengetahuan1 ,3000 ,47016 20
Pengetahuan2 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan3 ,3500 ,48936 20
Pengetahuan4 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan5 ,3000 ,47016 20
Pengetahuan6 ,2000 ,41039 20
Pengetahuan7 ,3000 ,47016 20
Pengetahuan8 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan9 ,3500 ,48936 20
Pengetahuan10 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan11 ,3000 ,47016 20
Pengetahuan12 ,2000 ,41039 20
Pengetahuan13 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan14 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan15 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan16 ,3000 ,47016 20
Pengetahuan17 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan18 ,3500 ,48936 20
Pengetahuan19 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan20 ,3000 ,47016 20
Pengetahuan21 ,2000 ,41039 20
Pengetahuan22 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan23 ,3000 ,47016 20
Pengetahuan24 ,3500 ,48936 20
Pengetahuan25 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan26 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan27 ,3000 ,47016 20
Pengetahuan28 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan29 ,2000 ,41039 20
Pengetahuan30 ,4500 ,51042 20
Pengetahuan31 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan32 ,3500 ,48936 20
Pengetahuan33 ,8000 ,41039 20
Pengetahuan34 ,3000 ,47016 20
Pengetahuan35 ,2000 ,41039 20

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Correlation Deleted
Pengetahuan1 17,6000 125,411 ,824 ,976
Pengetahuan2 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan3 17,5500 124,682 ,859 ,976
Pengetahuan4 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan5 17,6000 125,411 ,824 ,976
Pengetahuan6 17,7000 128,432 ,613 ,977
Pengetahuan7 17,6000 125,411 ,824 ,976
lxxxi

Pengetahuan8 17,1000 127,358 ,732 ,977


Pengetahuan9 17,5500 124,682 ,859 ,976
Pengetahuan10 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan11 17,6000 125,411 ,824 ,976
Pengetahuan12 17,7000 128,432 ,613 ,977
Pengetahuan13 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan14 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan15 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan16 17,6000 125,411 ,824 ,976
Pengetahuan17 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan18 17,5500 124,682 ,859 ,976
Pengetahuan19 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan20 17,6000 125,411 ,824 ,976
Pengetahuan21 17,7000 128,432 ,613 ,977
Pengetahuan22 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan23 17,6000 125,411 ,824 ,976
Pengetahuan24 17,5500 124,682 ,859 ,976
Pengetahuan25 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan26 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan27 17,6000 125,411 ,824 ,976
Pengetahuan28 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan29 17,7000 128,432 ,613 ,977
Pengetahuan30 17,4500 134,261 ,618 ,968
Pengetahuan31 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan32 17,5500 124,682 ,859 ,976
Pengetahuan33 17,1000 127,358 ,732 ,977
Pengetahuan34 17,6000 125,411 ,824 ,976
Pengetahuan35 17,7000 128,432 ,613 ,977

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS SIKAP

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 20 100,0
Cases Excludeda 0 ,0 Reliability Statistics
Total 20 100,0 Cronbach's Alpha N of Items
a. Listwise deletion based on all variables in the ,916 15
procedure.

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
sIKAP1 3,8000 ,69585 20
sIKAP2 3,9000 ,30779 20
sIKAP3 3,4000 ,68056 20
sIKAP4 3,9500 ,22361 20
sIKAP5 3,3000 ,80131 20
sIKAP6 3,8500 ,67082 20
lxxxii

sIKAP7 3,9000 ,30779 20


sIKAP8 3,4500 ,68633 20
sIKAP9 3,9500 ,22361 20
sIKAP10 3,4000 ,82078 20
sIKAP11 3,6000 ,59824 20
sIKAP12 3,4000 ,75394 20
sIKAP13 3,4000 ,68056 20
sIKAP14 3,9500 ,22361 20
sIKAP15 3,3000 ,80131 20

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted
sIKAP1 50,7500 32,408 ,691 ,908
sIKAP2 50,6500 35,924 ,636 ,913
sIKAP3 51,1500 32,766 ,659 ,910
sIKAP4 50,6000 36,358 ,726 ,914
sIKAP5 51,2500 31,355 ,710 ,908
sIKAP6 50,7000 32,116 ,763 ,906
sIKAP7 50,6500 35,924 ,636 ,913
sIKAP8 51,1000 32,305 ,716 ,907
sIKAP9 50,6000 36,358 ,726 ,914
sIKAP10 51,1500 31,187 ,710 ,908
sIKAP11 50,9500 33,629 ,631 ,910
sIKAP12 51,1500 33,503 ,492 ,917
sIKAP13 51,1500 32,766 ,659 ,910
sIKAP14 50,6000 36,358 ,726 ,914
sIKAP15 51,2500 31,355 ,710 ,908
lxxxiii

Lampiran 5

FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, 2010, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto. S (2009), Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S, 2007 Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan. Pengukurannya. 2 nd ed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
lxxxiv

Kemenkes RI, 2015 . Cakupan ASI Ekslusif Bagi Bayi, Jakarta

Depkes RI, 2002. Asuhan Pemberian Makanan Tambahan Umur 0 5 Tahun. Jakarta Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan

Departemen Kesehatan., 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Available at :


http://www.dpkes.go.id/downloads/publikasi/profil%20kesehatan%20indo nesia
%202008.pdf (Akses 25 Maret 2011)

Dinas Kesehatan Jabar., 2015. Profil Kesehatan Jawa Barat. Available at :


http://dinkes.jabar.go.id/download/profil.pdf (Akses 25 Maret 2011)

Depkes RI, 2007, Rencana Strategis Departemen Kesehatan Jakarta : Depkes

Dinkes Banjar, 2015, Profil Kesehatan Jawa Barat.

Elinofia dkk, 2011, Hubungan Pendidikan, Pengetahuan, Pekerjaan dan Dukungan


Keluargadengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu
Tahun 2011, Skripsi, Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu

Gerungan, 2004, Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.

Huliana (2003), Utamakan ASI Ekslusif, Tersedia Dalam http:// www. Pangan Plus.com / news.
Php? Diakses 01 September 2007

La Ode Amal Shaleh (2011, Faktor-faktor yang Menghambat Praktik ASI ekskusif pada Bayi Usia
0-6 bulan. Diunduh di
eprints.undip.ac.id/35946/1/424_La_Ode_Amal_Saleh_G2C309009.pdf

Leila Kusuma Astuti (2004. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan
Pekerjaan Ibu denganPemberian ASI Eksklusif. Medical Journal of Lampung
University. 2:10.

Mantra (2007, Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Manuaba. IBG (2010). Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana, EGC :
Jakarta

Moehji (2010 Ilmu Gizi, Papas Sinar Sinanti. Jakarta

Notoatmodjo S (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta.

Notoatmodjo S (2003). Pengantar Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Notoatmodjo, 2010Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta.

Nursalam, 2009Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta :


Salemba Medika

Puspita, 1995, Pola Pemberian Pisang Awak (Musa paradisiaca var. Awak), Status Gizi dan
Gangguan Saluran pencernaan pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Paloh Gadeng
lxxxv

Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011. [Skripsi]. Program S1


Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Sumatera Utara. Medan

Roesli, Utami 2008 Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Argriwidya

Sarwono S (1993, Psikologi Sosial, Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial, Refika Aditama,
Jakarta

Soetjiningsih. (2010). ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. EGC.Jakarta

Sri Haryati, 2006, Pengaruh Karakteristik ( Pendidikan,Pekerjaan), Pengetahuan dan Sikap Ibu
Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kabupaten Tuban, Sumber :
www.journal.unair.ac.id.

WHO, 2015, Protein And Amino Acid Requirements In Human Nutrition : Report of a Joint
WHO/FAO/UNU Expert Consultation. WHO Technical Report Series no: 935. Geneva.
Switzerland

Anda mungkin juga menyukai