Anda di halaman 1dari 11

CARA PENGENDALIAN KOROSI

Oleh Kelompok:
1. Titian Tarmidzi P. 1414009
2. Rovita Ika Aryanti 1414012
3. Shinta Olivia P. 1414021
4. Dhiya Acfira 1414031
5. Nurul Fitri 1414043
6. Magfirah Rusdi 1414052

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Pada baja karbon rendah dengan kadar pemadu terbatas umumnya dibawah 2% dari total
berat logam dasar Fe, logam tersebut sangat rentan terjadinya korosi karena rendahnya unsur-
unsur pemadu seperti molib denum, kromium dan nikel untuk meningkatkan ketahanan korosi.
Faktor penting dalam korosi industri di antaranya adalah H2SO4, sulfur dan ion klorida. Ada tiga
faktor yang menyebabkan terjadinya sel korosi yaitu anoda, katoda dan elektrolit. Hampir semua
logam mempunyai kemampuan membentuk lapisan pasif yang bersifat protektif pada
permukaannya. Lapisan pasif ini biasanya terbentuk dari oksida logam atau senyawa lain yang
akan memisahkan logam dari media yang biasanya berupa larutan. Namun bila logam pasif itu
berkontak dengan media yang mengandung ion-ion agresif misalnya ion klor (Cl), ion flour (F-),
dan sulfat (SO4) maka korosi dapat terjadi. Konsentrasi klorida menentukan cepat lambat
terjadinya korosi. Semakin besar konsentrasi klorida semakin besar kemungkinan teradsorbsi
pada permukaan material, hal ini bisa memperpendek waktu pertumbuhan korosi. Semakin tinggi
konsentrasi klorida semakin panjang waktu repasifasi. Hal ini disebabkan semakin lama waktu
yang dibutuhkan oksigen untuk menggantikan posisi ion klorida pada permukaan material.
Oksigen diperlukan untuk pembentukan kembali lapisan pasif.
Pengendalian korosi bisa dilakukan dengan serangkaian pekerjaan yang terpadu, antara lain:
1. Perancangan geometris alat atau benda kerja. Alat yang digunangan untuk produksi rutin
dirawat agar tidak mudah terjadi korosi karena bereaksi dengan bahan-bahan obat yang dapat
memicu timbulnya korosi
2. Pemilihan bahan yang sesuai dengan lingkungan.
3. Pelapisan dengan bahan lain lain untuk mengisolasi bahan dari lingkungan, atau coating.
Melapisi alat produksi yaitu dengan menggunakan metode lapis lindung logam, fungsinya
yaitu memberikan lapisan yang mengubah sifat dari logam tersebut yaitu ketahanan terhadap
korosi. Logam komersial yang banyak digunakan di berbagai industri termasuk industri
farmasi umumnya baja lapis lindung seng (galvanized steel).
4. Pemberian bahan kimia pada media mengalir yang dapat menghambat korosi, atau inhibisi.
5. Proteksi katodik yaitu memasok arus negatif ke badan benda kerja agar terhindar dari reaksi
oksidasi oleh lingkungan.
6. Inspeksi rutin terhadap kinerja semua upaya proteksi yang dilakukan.
7. Pemeliharaan kebersihan.
Dasar pengendalian korosi secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
empat, yaitu:
1. Membuat logam tahan korosi.
Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh ketahanan korosi dari logam
dalam lingkungan tertentu. Metode ini akan melibatkan ahli metalurgi. Ketahanan
korosi dari logam dapat diperoleh karena pada permukaan logam dapat dihindarkan
adanya daerah-daerah anodik dan katodik, atau menjadikan permukaan logam
tertutup oleh lapisan yang protektif seperti baja tahan karat dan sebagainya.
Metode ini akan mengakibatkan harga logam menjadi tinggi.
2. Membuat lingkungan menjadi tidak korosif.
Metode ini umumnya dilakukan dengan menggunakan zat kimia yang
ditambahkan ke dalam lingkungan elektrolit. Metode ini cocok untuk lingkungan
yang terbatas dan terkontrol. Zat kimia yang ditambahkan dapat mempengaruhi
reaksi di anoda, katoda ataupun keduanya, sehingga proses korosi diperlambat. Zat
kimia yang ditambahkan disebut sebagai inhibitor.
3. Membalikkan arah korosi.
Tujuan metode ini adalah membalik arus arah korosi sehingga proses korosi
logam dikurangi atau bahkan ditiadakan sama sekali. Metode ini umumnya disebut
sebagai proteksi katodik, di mana proses korosi dicegah dengan jalan
memperlakukan logam yang dilindungi sebagai katoda.
4. Memisahkan logam dari lingkungan.
Metode ini merupakan yang paling populer dan banyak digunakan. Metode ini
meliputi pelapisan dengan lapis lindung organik atau anorganik (logam dan bukan
logam). Teknik perlindungan dapat dilakukan dengan pengecatan, semprot, lapis
listrik, celup dan sebagainya. Untuk proses lapis listrik (elektroplating), logam
yang umum digunakan untuk melapis adalah kadmium, krom, tembaga, emas,
timah putih, timah hitam, nikel, perak dan seng. Sedangkan untuk paduan antara
lain kuningan, perunggu, nikel-besi dan sebagainya. Dilihat dari fungsi
proteksinya, jenis logam pelindung dapat dibagi menjadi dua. Golongan pertama
adalah logam yang bersifat sacrificial, yaitu logam yang bersifat lebih anodis dari
logam yang dilindungi sehingga akan habis terlebih dahulu. Golongan kedua
adalah logam yang betul-betul melindungi sehingga bersifat katodis dan
mengisolasi permukaan bahan agar terpisah dari lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemilihan Bahan
Penggunaan material secara tepat berarti performa produk yang lebih baik, efisiensi yang
lebih besar, dan biaya yang lebih rendah, yang meningkatkan daya saing perusahaan. Subtitusi
komponen logam dengan plastik dapat menurunkan biaya perakitan dengan mengurangi jumlah
suku cadang dan memangkas biaya proses pabrikasi dengan mengurangi jumlah suku cadang dan
memangkas biaya proses pabrikasi.
Jika spesifikasinya detail dan lengkap, pemilihan material dan proses harus dibatasi dengan
jelas. Dari spesifikasi, kriteria utama yang diidentifikasi biasanya berupa rasio seperti biaya,
satuan volume, atau kekuatan. Dan metode-metode pemilihan secara kuantitatif dilaksanakan
sebagai suatu proses eliminasi. Dimulai dengan mengeliminasi material-material dan proses-
proses yang sudah jelas tidak sesuai.
Kriteria utama yang digunakan untuk memilih kombinasi material-material dan proses-
proses adalah :
- Ketersediaan
- Kuantitas yang dibutuhkan
- Densitas atau berat jenis
- Kekerasan permukaan
- Kemudahan pengerjaan mesin
- Kemungkinan-kemungkinan pemodelan
- Koefisien-koefisien gesekan
- Sifat-sifat elektrik
- Biaya
- Toleransi yang dibutuhkan
- Pengaruh terhadap lingkungan
- Ketahanan terhadap aus
- Target waktu penyerahan
- Ketahanan terhadap korosi
- Lingkungan pengoprasian
- Ketahanan terhadap bahan kimia
- Sifat-sifat mekanik
Tinjauan dari segi sifat untuk pemilihan bahan desain konstruksi
- Sifat mekanik : kekuatan, kekakuan, ketangguhan, kekerasan
- Sifat fisik : heat conductivity, electrical conductivity, heat expansion, bentuk dan dimensi
struktur mikro, dll
- Sifat kimia : aktivitas tahan bahan kimia tertentu, tahan korosi, dll.
Kombinasi metal yang secara alamiah dapat mencegah korosi
- S.S-nicric acid
- Nickel-caustic
- Monel-hidrofluoric acid
- Hastelloys-hot hidrolic acid
- Lead-dilute sulfuric acid
- Aluminium- nonstrainiry
- Tin-distieled water
- Titanium-hot strong oxidizing solution
- Tantalum-ultimate silfuric acid
- Steel-concentrated sulfuric acid
Untuk bahan dengan non logam
- Karet
- Plastik
- Keramik
- Karbon dan grafit
- kayu

B. Perbaikan Lingkungan
Korosi dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan. Misalnya, sistem air dapat
menjadi terkontaminasi dan tidak cocok untuk mengangkut air minum akibat korosi. Juga,
struktur seperti tangki penyimpanan, jaringan pipa, kapal, gerbong, truk tangki, dan limbah
nuklir fasilita ssemua yang menyimpan dan/atau transportasi barang yang berpotensi berbahaya.
Ketika integritas struktural fasilitas ini melemah oleh korosi, lingkungan dan keselamatan publik
terancam.
Memodifikasi lingkungan yang mengelilingi struktur, seperti mengurangi kelembaban atau
meningkatkan pembuangan, dapat menjadi cara yang sederhana dan efektif untuk mengurangi
potensi korosi.
Korosi adalah reaksi logam dan lingkungannya, karena itu upaya pengubahan lingkungan
yang menjadikannya kurang agresif akan bermanfaat untuk membatasi serangan terhadap logam.

1) Lingkungan berwujud gas. Biasanya yang dimaksudkan disini adakah udara dengan
rentang temperatur -100 0C hingga +300 0C. Beberapa metode yang digunakan untuk
mengurangi laju korosi di udara bebas adalah menurunkan kelembaban relatif,
menghilangkan komponen-komponen mudah menguap yang dihasilkan oleh bahan-
bahan sekitar, mengubah temperatur, menghilangkan kotoran-kotoran (termasuk
partikel-partikel padat yang abrasif), endapan-endapanyang akan membentuk katoda
(misalnya jelaga), dan ion-ion agresif.

2) Bahan terendam di air bebas yang cukup mengandung ion untuk menjadikannya sebuah
elektrolit. Beberapa metode yang digunakan untuk mengurangi laju korosidi air adalah
menurunkan konduktivitas ion,mengubah pH, mengurangi kandungan oksigen, dan
mengubah temperatur.

3) Logam terkubur dalam tanah dan mineral-mineral yang terlarut membentuk elektrolit.
Pengendalian biasanya melalui proses katodik atau pelapisan permukaan,tetapi
lingkungan tersebut dapat dibuat kurang agesif dengan mengganti tanahurugan yang
tidak menahan air, mengendalikan pH dan mengubah konduktifitasnya

Tujuan dasar dari pengendalian korosi adalah untuk menjaga kesehatan dan integritas
struktur. Jika struktur bebas dari korosi, risiko kebocoran berbahaya atau ledakan secara
signifikan berkurang. penawaran pengendalian korosi terbukti, biaya cara yang efektif untuk
mengurangi dini kerusakan bahan dan melindungi masyarakat dan lingkungan dalam proses.
Sebuah komponen penting dari proses ini menggunakan profesional terlatih dilengkapi dengan
terbaru teknologi. sebuah nother aspek sama pentingnya mengendalikan korosi adalah mengakui
bahwa korosi memang ancaman dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya.
Pelaksanaan ffective program pengendalian korosi akan menghasilkan lebih aman, lingkungan
yang bersih, dan lebih aman, sehat public.
Upaya perlakuan lingkungan ini sangat penting dalam penanggulangan korosi di industri.
Lingkungan yang korosif diupayakan menjadi tidak atau kurang korosif.
Ada dua macam cara perlakuan lingkungan yaitu :
1. Pengubahan media/elektrolit.
Misalnya penurunan suhu, penurunan kecepatan alir, penghilangan oksigenatau oksidator,
pengubahan konsentrasi.
2. Penggunaan inhibitor
Inhibitor adalah suatu bahan kimia yang jika ditambahkan dalam jumlah yang kecil saja
kepada lingkungan media yang korosif, akan menurunkan kecepatan korosi. Inhibitor
bekerja menghambat laju korosi. Untuk memperlambat reaksi korosi digunakan bahan kimia
yang disebut inhibitor corrosion yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada
permukaan metal. Lapisan molekul pertama yang tebentuk mempunyai ikatan yang sangat
kuat yang disebut chemis option. Corrosion inhibitor umumnya berbentuk fluid atau cairan
yang diinjeksikan pada production line. Karena inhibitor tersebut merupakan masalah yang
penting dalam menangani kororsi maka perlu dilakukan pemilihan inhibitor yang sesuai
dengan kondisinya. Material corrosion inhibitor terbagi 2, yaitu :
- Organik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan yang mengandung unsure karbon dalam
senyawanya. Material dasar dari organik inhibitor antara lain:
a. Turunan asam lemak alifatik, yaitu: monoamine, diamine, amida, asetat, oleat, senyawa-
senyawa amfoter.
b. Imdazolines dan derivativnya.
- Inorganik Inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari mineral-mineral yang tidak mengandung unsure karbon
dalam senyawanya. Material dasar dari inorganik inhibitor antara lain kromat, nitrit, silikat,
dan pospat.
C. Perencanaan
Perancangan untuk Pengendalian Korosi meliputi prinsip-prinsip korosi dan korosi kontrol
dan menyediakan metode yang sistematis untuk menerapkan teknologi pencegahan korosi untuk
proses desain. Hal ini juga mencakup pertimbangan ekonomi termasuk pengendalian korosi
dalam desain sistem dan prinsip-prinsip keuangan yang digunakan dalam mengevaluasi bahan
alternatif dan desain.

Dari segi korosi, perancangan dianggap berkaitan dengan perencanaan yang baik dan
pembangunan proyek. Ia meliputi pemilihan material dan pemilihan cara pengendaliannya dalam
batas perancangan keseluruhan. Perencanaan dan perancangan cara pengendalian korosim adalah
merupakan pemecahan masalah yang baik terhadap persoalan-persoalan yang di hadapi.

1. Desain

Usaha penanggulangan korosi sebaiknya sudah dilakukan sejak tahapan desain proses.
Ahli-ahli korosi sebaiknya ikut dilibatkan dalam desain proses dari sejak pemilihan proses,
penentuan kondisi-kondisi prosesnya, penentuan bahan-bahan konstruksi, pemilihan lay-out, saat
konstruksi sampai tahap start-upnya. Di antara cara-cara penanggulangan korosi dari segi desain
yang sering digunakan adalah:

- isolasi alat dari lingkungan korosif

- mencegah hadir/terbentuknya elektrolit

- jaminan lancarnya aliran fluida

- mencegah korosi erosi/abrasi akibat kecepatan aliran

- mencegah terbentuknya sel galvanik

2. Pemilihan Material

Bahan konstruksi harus dipilih yang tahan korosi. Apalagi jika lingkungannya korosif.
Ketahanan korosi masing-masing bahan tidak sama pada berbagai macam lingkungan. Mungkin
sesuatu bahan sangat tahan korosi dibanding bahan-bahan lain pada lingkungan tertentu. Tetapi
bahan yang sama mungkin adalah yang paling rawan korosi pada lingkungan yang berbeda
dibanding dengan bahan-bahan yang lain. Di antara bahan-bahan konstruksi yang sering
digunakan adalah : Besi, Aluminium, Timah hitam, Tembaga, Nikel, Timah putih, Titanium,
Tantalum

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:

Ada 3 cara untuk pengendalian korosi, antara lain:

1. Pemilihan bahan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan,
yaitu tentang syarat-syarat yang diminta oleh suatu desain konstruksi, berbagai factor,
serta komposisi yang terkandung dalam bahan tersebut.

2. Perbaikan lingkungan. Untuk mengendalikan korosi, kita bias melakukan perbaikan atau
perubahan lingkungan dengan cara penurunan suhu, pengurangan kecepatan korosi,
penghilangan oksigen terlarut, menggunakan inhibitor dan perbaikan konsentrasi larutan.

3. Perencanaan. Perencanaan ini berkaitan dengan desain, misalnya merencanakan


konstruksi sejauh mungkin harus menghindar dari korosi dengan cara menggunakan
sambungan las.
DAFTAR PUSTAKA

Ken hurts, 2006. Prinsip-prinsip perancangan pabrik. Erlangga: jakarta


Angga Setiawan. 2014. Pengendalian Korosi Melalui Perancangan dan dan Perubahan
Lingkungan. https://id.scribd.com/doc/194990715/korosi-ll . Didownload pada 22
Desember 2014 jam 10.10WIB
Elva Rizky Auliya. 2013. Inhibitor korosi. https://id.scribd.com/doc/144304434/Inhibitor-
Korosi#download. Didownload pada 22 Desember 2014 jam 09.43 WIB
Ulfatu Rohmah. 2012. korosi pada lgam. https://id.scribd.com/doc/90973992/korosi-pada-lgam.
Didownload pada 22 Desember 2014 jam 09.59 WIB

Anda mungkin juga menyukai