Hal ini sesuai dengan arti dan hakekat PAK. Istilah Pendidikan Agama Kristen
(PAK) berasal dari Bahasa Inggris Christian Education yang berporos pada pribadi
Tuhan Yesus Kristus dan Alkitab sebagai dasar atau acuannya. Pendidikan Agama Kristen
harus mendasarkan diri pada Alkitab yang adalah Firman Allah dan menjadikan Kristus
sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya yaitu murid dewasa.
Alkitab sebagai sumber pengajaran Pendidikan Agama Kristen harus diyakini
yang adalah Firman Allah tanpa salah karena diwahyukan oleh Roh Kudus. Itulah
sebabnya Pendidikan Agama Kristen memerlukan penerangan oleh Roh Kudus.
Pendidikan Agama Kristen harus dipahami sebagai usaha untuk membimbing dan
memperlengkapi individu dan kelompok menuju ke arah kedewasaan, khususnya dalam
cara berpikir, sikap, iman dan perilaku.
Pendidikan Agama Kristen harus selalu mengupayakan pelayanan yang terbaik,
karena ia hadir bukan sebagai pilihan, program tambahan atau sampingan (ekstra
kurikuler), melainkan hadir secara imperative atau perintah. Selain itu Pendidikan Agama
Kristen menekankan pengajaran khusus tentang nilai-nilai agama, dogma dan juga
kepercayaan orang Kristen atau kepada iman kekristenan.
Dalam buku Pendidikan Agama Kristen, Homrighausen, menyebutkan:
Bahwa merupakan salah satu pendidikan mendasar yang harus diterapkan bagi
setiap individu mulai sejak dini hingga dewasa. Dengan menerima pendidikan
tersebut berarti memasuki sebuah persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri
yang mana mengakui dan mempermuliakan nama-Nya. Selanjutnya, Pendidikan
Agama Kristen berpangkal pada persekutuan umat Tuhan. Pendidikan Agama Kristen
juga merupakan salah satu usaha yang membawa seseorang dari suatu keadaan atau
situasi kepada keadaan yang baru, untuk mengembangkan serta mendewasakan diri
dalam sikap yang lebih bertanggung jawab dalam panggilannya di tengah keluarga,
lingkungan, masyarakat. Atau dengan kata lain Pendidikan Agama Kristen merupakan
usaha seseorang kepada kedewasaan iman dalam Yesus Kristus dengan pembinaan
Roh Kudus.
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk
belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita dalam
Firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu, Pendidikan Agama
Kristen memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan
dengan pengalaman berdoa, firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan
sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara serta
mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen.
Selanjutnya Werner C. Graendorf juga menyatakan:
Jadi, Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang berdasar pada Alkitab,
berpusat kepada Kristus dan dikuasai oleh Roh Kudus yang berusaha membimbing anak
didik dalam semua tingkat pertumbuham mengenal kehendak Allah, melalui Kristus
dalam segenap aspek kehidupan mereka.
Selain itu, Dr. Saur Hasugian juga mengatakan bahwa:
Pendidikan Agama Kristen adalah salah satu usaha yang membawa seseorang dari
suatu keadaan atau situasi kepada keadaan yang baru, untuk mengembangkan serta
mendewasakan diri dalam sikap yang lebih bertanggung jawab dalam panggilannya,
di tengah keluarga, lingkungan, masyarakat, dengan kata lain Pendidikan Agama
Kristen adalah usaha seseorang kepada kedewasaan iman kepada Yesus Kristus
dengan pimpinan Roh Kudus.
Dari beberapa pendapat para tokoh serta definisi-definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
mendewasakan diri dan iman, menuntun orang bertumbuh dewasa dalam iman dan ke
arah yang lebih baik dengan pertolongan dan bimbingan Roh Kudus. Di samping itu,
Pendidikan Agama Kristen dapat menolong manusia baik tua maupun muda untuk
mengenal Allah melalui Yesus Kristus, sehingga mampu menjadi garam dan terang bagi
dunia.
Pengertian lain menyebutkan bahwa Pendidikan Agama Kristen meliputi
pengetahuan tentang nilai-nilai kristiani yang bersumber dari pemahamannya akan Allah
dan hakekatnya sebagai manusia, serta mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara yang kritis, rasional, etis dan dinamis.
Dengan demikian, Pendidikan Agama Kristen adalah usaha sadar yang dilakukan
secara berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan pada murid atau
jemaat agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan mengahayati kasih
Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengajaran iman Kristen dalam hal ini adalah adanya usaha membangun dan
menumbuhkan kepercayaan Kristen dalam diri setiap orang dengan jalan menyampaikan
sejumlah pengalaman yang dimiliki, diwarisi dan diterimanya dari generasi terlebih
dahulu yaitu guru, pemimpin rohani dan orang tua. Karena itu, penting memahami
bagaimana supaya seseorang dapat hidup baik, jujur di tengah-tengah gereja, dan
masyarakat.
Oleh sebab itu, Pendidikan Agama Kristen bukan hanya sebagai penyampaian
sejumlah pengetahuan keagamaan Kristen, akan tetapi sekaligus untuk mendidik orang
Kristen agar menghayati dan memperoleh pengalaman rohani. Pendidikan ini juga
menekankan perlunya meneruskan warisan kristiani yang bersifat menentukan dalam
pendidikan.
Samuel Sidjabat mengatakan bahwa:
Pendidikan Agama Kristen juga harus dipahami secara seksama kedudukannya
sebagai pendidikan dan pengajaran agama atau tepatnya iman Kristen. Landasannya,
cara kerjanya, serta misinya harus berakar dari nilai-nilai iman Kristiani,
sebagaimana diajarkan oleh Alkitab dan tradisi gereja. Sebab itu, dalam
mengembangkan tugas Pendidikan Agama Kristen para pengelolanya tetap berakar
dan berdasar dalam kehidupan, yang berpusat pada Pribadi Yesus Kristus dan
digerakkan oleh dinamika dari Pribadi Roh yang Maha Kudus.
Yesus sendiri, dalam Kitab Injil dikenal sebagai Guru Agung, yang selain
memperkenalkan siapa Allah kepada manusia, serta mengerjakan oleh diri-Nya apa yang
sangat penting bagi dunia, juga memberikan teladan keguruan dan kependidikan bagi
murid-murid-Nya. Kepada Dialah Pendidikan Agama Kristen mengarahkan dan
menyadarkan diri dalam mengemban tugasnya.