LP Tumor Otak
LP Tumor Otak
TUMOR OTAK
Disusun Oleh :
PUTRI HANDAYANI
P1337420214051
II A
PURWOKERTO
2016
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR OTAK
A. PENGERTIAN
Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu otak (Rosa Mariono,
MA, Standard Asuhan Keperawatan, St. Carolus, 2000).
Tumor cerebri / tumor otak adalah lesi intracranial setempat yang menempati ruang
didalam tulang tengkorak (Baughman, Piaree, 2000).
Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak
(buku ajar patofisiologi)
B. ETIOLOGI
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah
banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap
sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas.
Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk
memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi
pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini
telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
6. Trauma
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput
otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum
diketahui
C. PATOFISIOLOGI
Menurut Brunner dan Suddarth 1987, gangguan neurologi pada tumor otak
disebabkan oleh 2 faktor yaitu gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan
TIK.
1. Gagguan fokal, terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi
atau invasi langsung pada parekim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu
saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat
(misalnya glioblastama multiforme).
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan perubahan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompresi, invasi dan perubahan suplai darah kejaringan otak. Beberapa
tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga
memperberat gangguan neurologis fokal.
2. Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh bebrapa faktor : bertambahnya massa
dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi
cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa
karena ia mengambil tempat dalam ruang yang relatif tetap dari ruangan
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menyebabkan oedema dalam jaringan otak
sekitarnya. Mekanismenya belum seluruhnya dipahami, tetapi diduga disebabkan
oleh selisih osmotik yang menyebabkan penyeparan cairan tumor. Beberapa tumor
dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan
oleh kerusakan sawar darah-otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume
intrakranial dan kenaikan TIK.
Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan sub
araknoid menimbulkan hidrosepalus.
Peningkatan TIK akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat akibat salah satu
penyebab yang akan telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi
memerlukan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan
oleh karena itu tidak berguna apabila TIK timbul cepat. Mekanisme kompensasi
antara lain : bekerja menurunkan volume darah intrakranial, volume cairan
serebrospinal, kandungan cairan intra sel dan mengurangi sel-sel parenkim.
Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus / serebellum.
Herniasi ulkus menekan mensesefalon menyebabkan hilangnya kesadaran saraf
otak ketiga. Pada herniasi cerebellum tergeser ke bawah melalui foramen magnum
oleh suatu massa posterior. Kompresi medulla oblongata dari henti pernafasan
terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologis lain terjadi dengan cepat. Perubahan
fisiologis lain terjadi akibat peningkatan TIK yang cepat adalah bradikardia
progesif, hipertensi sitemik, (pelebaran tekanan nadi) dan gangguan pernafasan.
D. PATHWAY
E. TANDA DAN GEJALA
Menurut Price, Sylvia Ardeson,2000 :
1. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada penderita
tumor otak. Rasa sakit dapat digambarkan bersifat dalam dan terus menerus,
tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling hebat pada pagi hari dan
lebih menjadi lebih hebat oleh aktivitas yang biasanya meningkatkan TIK seperti
membungkuk, batuk, mengejan pada waktu BAB. Nyeri sedikit berkurang jika
diberi aspirin dan kompres dingin pada tempat yang sakit.
2. Nausea dan muntah
Terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla oblongata. Muntah
paling sering terjadi pada anak-anak berhubungan dengan peningkatan TIK diserta
pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadoi tanpa didahului nausea dan dapat
proyektif.
3. Papiledema
Disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla nervioptist.
Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi akan mengingatkan pada kenaikan TIK.
Seringkali sulit untuk menggunakan tanda ini sebagai diagnosis tumor otak oleh
karena pada beberapa individu fundus tidak memperlihatkan edema meskipun TIK
tidak amat tinggi. Dalam hubungannya dengan papiledema mungkin terjadi
beberapa gangguan penglihatan. Ini termasuk pembesaran bintik buta dan
amaurusis fugun (perasaan berkurangnya penglihatan).
4. Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
F. DATA PENUNJANG
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita
tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Brunner dan Suddarth 1987 :
1. Pembedahan
Merupakan pilihan pertama bagi pasien dengan tumor otak. Tujuan diagnosis
definitive dan memperkecil tumor tersebut. Pengangkatan dari semua tumor
menimbulkan defisit neurologis yang berat.
2. Terapi radiasi
a. Radioterapi, untuk mengatasi daerak eksisi dimana lesi metastatic tumor telah
diangkat.
b. Kemoterapi, untuk mengatasi kalignasi tumor otak.
Obat-obatan yang digunakan : Nitroseurea, BCNU dan CCNU karena obat ini
mampu melewati sawar darah / otak. Selama pemberian obat-obatan ini pasien
harus menghindari makanan yang tinggi tiramin (misalnya anggur, yogurt,
keju, hati ayam, pisang) dan alcohol, karena pokorbazine menghambat dan
melemahkan aktivitas inhibitor monoamine oksidase (MAO). Prokabazine
dikaitkan dengan mual dan muntah yang mungkin hilang atau berkurang saat
pertama kali atau saat pengobatan sedang dilakukan.
c. Imunoterapi
1) Dengan menggunakan antibody monoclonal yang diciptakan secara khusus
untuk menyerang dan menghancurkan sel tumor otal.
2) Interleukin-2 digunakan untuk mengganti lesi-lesi metastatic dari kanker
primer ginjal dan melanoma, akan tetapi kemanjurannya masih perlu
dibuktikan.
d. Pengobatan penyelidikan
1) BCNU digabungkan dalam bentuk tablet tipis yang mematikan secara
biologis untuk ditempatkan pada daerah tumor selama pembedahan
kraniotomi.
2) Penempatan kateter arteri dekat dengan tumor. Beri infus manitol untuk
perusakan dari barier darah atau otak.
3) Transplantasi sumsum tulang juga sedang digunakan dalan uji klinis untuk
penatalaksanaan astrosiloma.
A. Pengkajian
1. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan
a. Riwayat keluarga denga tumor
b. Terpapar radiasi berlebih.
c. Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia
d. Kecanduan Alkohol, perokok berat
e. Terjadi perasaan abnormal
f. Gangguan kepribadian / halusinasi
2. Pola nutrisi metabolic
a. Riwayat epilepsy
b. Nafsu makan hilang
c. Adanya mual, muntah selama fase akut
d. Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan
e. Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)
3. Pola eliminasi
a. Perubahan pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia)
b. Bising usus negative
4. Pola aktifitas dan latihan
a. Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran
b. Resiko trauma karena epilepsy
c. Hamiparase, ataksia
d. Gangguan penglihatan
e. Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)
5. Pola tidur dan istirahat
Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur.
6. Pola persepsi kognitif dan sensori
a. Pusing
b. Sakit kepala
c. Kelemahan
d. Tinitus
e. Afasia motorik
f. Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral
g. Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan
h. Penurunan memori, pemecahan masalah
i. Kehilangan kemampuan masuknya rangsang visual
j. Penurunan kesadaran sampai dengan koma.
k. Tidak mampu merekam gambar
l. Tidak mampu membedakan kanan/kiri
m. Pola persepsi dan konsep diri
n. Perasaan tidak berdaya dan putus asa
o. Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan
7. Pola peran dan hubungan dengan sesame
a. Masalah bicara
b. Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/
bicara pelo)
c. Reproduksi dan seksualitas
d. Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
e. Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
8. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
a. Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
b. Mekanisme koping yang biasa digunakan
c. Perasaan tidak berdaya, putus asa
d. Respon emosional klien terhadap status saat ini
e. Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
f. Mudah tersinggung
g. Sistem kepercayaan
h. Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre Op
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK
b. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahan fungsi neurologis
c. Perubahan persepsi sensori visual berhubungan dengan gangguan persepsi,
transmisi
d. Gangguan komunikais verbal berhubungan dengan tumor otak
e. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang informasi yang
relevan
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi
2. Post OP
a. Nyeri berhubungan dengan prosedur bedah
b. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan trauma intrakranial
c. Keterlambatan tumbang berhubungan dengan efek dari kecatatan fisik
d. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post op
e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
f. Cemas berhubungan dengan ancaman kematian
C. INTERVENSI
1. Pre operasi
a. Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK
NOC : Perilaku Mengendalikan Nyeri
Tujuan : Klien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang
dapat diterima klien
Kriteria hasil :
Tidak menunjukkan adanya nyeri atau minimalnya bukti-bukti
ketidaknyamanan
TIK dalam batas normal
Tidak menunjukkan bukti-bukti peningkatan TIK
Belajar dan mengimplementasikan strategi koping yang efektif.
Skala :
1. Ekstrem
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak Ada
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan medical Bedah Edisi 8 Volume 2.Jakarta :
EGC.