Penyebab
Hipertiroidisme yang tidak ditangani atau tidak terkontrol dapat menyebabkan pemburukan
kondisi hipermetabolik yang berat dan cepat, kondisi tiroid yang terlalu aktif. Kondisi ini
merupakan komplikasi yang membahayakan hidup dan kritis dengan onset yang akut dan tiba-
tiba. Penyebabnya bias karena infeksi, trauma, atau pembedahan pada pasien yang sudah
memiliki kondisi hipertiroidisme sebelumnya. Tata laksana gawat darurat harus diberikan dengan
cepat dan agresif.
Termasuk gagal jantung; takikardi dan takipnea berat; intoleransi terhadap panas; berkeringat
yang berlebihan; kulit yang panas dan kemerahan; demam yang ekstrem dengan suhu tubuh
105,3oF; nyeri perut; mual; muntah; diare; agitasi; gelisah; kejang; delirium; dan koma. Terapi
dengan segera termasuk penurunan demam dengan selimut dingin dan asetaminofen. Kaji suhu
tubuh setiap 15 menit sampai suhu tubuh mencapai level aman; lakukan penggatian cairan untuk
mengatasi efek hipertermia dan kehilangan cairan akibat muntah dan diare. Kurangi level
hormone tiroid yang bersirkulasi dengan terapi obat yang sesuai. Verapamil, sebuah penghambat
kanal kalsium, efektif untuk mengontrol takikardia dan esmolol, penghambat beta dengan aksi
cepat yang digunakan dalam jangka pendek, control cepat fibrilasi atrium, merupakan
pengobatan yang mungkin diberikan.
Prognosis
Metode baru untuk mendiagnosis dan mengatasi hipertiroidisme telah secara signifikan
menurunkan insidensi badai tiroid, dan membuat kondisi ini menjadi semakin jarang.
Tes lab spesifik dilakukan untuk mendiagnosis dan memonitor perkembangan penyakit tiroid.
Sebagai perawat, penting untuk mengingat bahwa pengobatan tertentu dapat mengganggu hasil
tes tiroid, seperti heparin, dopamine, dan kortikosteroid.
Tes tiroksin bebas (free T4) dan TSH (yang dilepaskan oleh kelenjar pituitary anterior)
adalah dua tes lab utama yang direkomendasikan oleh American Thyroid Association.
ALARM KEPERAWATAN
Tiga poin berikut ini harus ditekankan: (1) Dosis tinggi kortikosteroid dan infuse dopamine
dapat menekan level TSH. (2) Hormon tiroid meningkatkan metabolism kolesterol. Dengan
demikian, orang dengan hipertiroidisme cenderung memiliki level serum kolesterol yang
rendah, sementara orang dengan hipotiroidisme cenderung memiliki level serum kolesterol
yang tinggi. (3) Hasil tes tidak bias dijadikan kesimpulan pada pasien yang kritis karena stress
akibat penyakit mengganggu produksi dan regulasi hormone normal.
TSH (hormone perangsang tiroid) Menentukan apakah sebuah masalah disebabkan oleh
kelenjar tiroid itu sendiri atau karena masalah sekunder kelenjar pituitari anterior. Puas tidak
diperlukan untuk tes ini. Nilai normal adalah 2 sampai 5,4 mU/mL. level TSH akan menjadi
sangat tinggi pada kasus hipotiroidisme, dalam upaya untuk menstimulasi kegagalan kelenjar
tiroid, dan sangat rendah pada kasus hipertiroidisme, dalam upaya untuk mengurangi keluaran
hormone tiroid.
Pemindaian tiroid dan RAIU (radioactive iodine uptake/serapan iodine radioaktif) Pemindaian
tiroid yang seiring dengan RAIU dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis hipo- dan
hipertiroidisme, nodul, kanker tiroid, dan jaringan ektopik tiroid. Tes RAIU mengukur tingkat
penyerapan iodine oleh kelenjar tiroid setelah diberikan iodine 123 secara intravena, dengan
kapsul, atau dengan larutan. Sinar gamma akan diukur karena mereka dilepaskan dari jejak
pemecahan dalam kelenjar tiroid. Radioaktivitas kelenjar tiroid, leher, dan mediastinum
divisualisasikan. Hasil yang normal akan menampilkan distribusi normal iodine radioaktif dalam
kelenjar tiroid. Citraan yang divisualisasikan sebagai nodul dingin akan membantu dalam
mengonfirmasi kanker kelenjar tiroid.
Biopsy jarum halus (free-needle-biopsy) Alat diagnostic yang dipilih untuk mengevaluasi
massa tiroid atau mendeteksi keganasan nodul tiroid. Sitologi materi yang dibiopsi akan
menunjukkan hasil positif kanker bahkan jika tes tiroid sebelumnya menunjukkan hasil normal.