Anda di halaman 1dari 7

Tromboemboli

Definisi

1. Thrombosis adalah pembentukan massa bekuan darah dalam system


kardiovaskular yang tidak terkendali
2. Emboli adalah oklusi beberapa bagian system kardiovaskular oleh suatu
massa (embolus) yang tersangkut dalam perjalanannya ke suatu tem[at
melalui arus darah
3. Tromboembolisme adalah gebungan thrombosis dan embolisme
4. Trombofleblietis adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena
sekunder akibat inflamasi atau trauma dinding vena atau karena obstruksi
vena sebagian

Etiologi

Insiden tromboemboli pada kehamilan dan puerperium adalah lima kali lebih
tinggi dibandingkan wanita yang tidak hamil pada usia yang sama.
Tromboemboli adalah penyebab utama kematian maternal di amerika
serikat. Thrombosis vena terjadi pada satu dari 2000 wanita selama
kehamilan dan satu dari 700 wanita setelah melahirkan.

Umumnya etiologi thrombus disebabkan oleh tiga hal yang dikenal dengan
trias vischow

1. Perubahan susunan darah (hiperkoagulansi)

Kehamilan dikarateristikan oleh perubahan dalam pembekuan oleh system


fibrinosis yang berlangsung selama periode postpartum. Meningkatnya
system fibrinosis (aktivasi plasminogen dan antirombin yang menyebabkan
penghancuran ditekan. Keuntungannya yaitu mencegah perdarahan
maternal melalui penngkatan pembetukan bekuan. Di samping itu,
menyebabkan resiko tinggi pembentukan thrombus selama kehamilan
dan periode postpartum.

2. Perubahan laju peredaran darah (statis vena)

Kehamilan menyebabkan peningkatan statis vena pada ekstremitas bawah


dan pelvis sebagai hasil dari tekanan pembuluh darah besar karena
pembesaran uterus. Statis paling nyata ketika wanita hamil berdiri untuk
periode waktu yang lama. Statis menyebabkan dilatasi pembuluh darah
potensial berlanjut hingga postpartum. Inaktifitas relative selama kehamilan
juga berperan penting dalam bendungan vena dan darah yang statis di
ekstremitas bawah. Waktu yang lama dalam memijakkan kaki selama
kehamilan dan perbaikan episiotomy juga meningkatkan vena statis dan
pembentukan thrombus.

3. Perlakuan interna pembuluh darah

Dapat terjadi pada tindakan operasi. Dapat didahului oleh proses operasi
atau inflamasi. Perlakuan pada interna yang menyebabkan pembuluh darah
kehilangan muatan listrik, sehingga thrombus mudah menempel pada
dinding pembuluh tersebut.

Factor Predisposisi

Factor predisposisi pada tromboembolisme adalah sebagai berikut:

1. Bedah kebidanan
2. Multiparitas
3. Varises
4. Infeksi nifas
5. Kebidanan merokok yang berat
6. Kontrasepsi oral
7. Inaktifitas
8. Riwayat tromboflebitis

Manifestasi Klinis

1. Thrombosis vena superficial (TVS)


Thrombosis vena superficial biasanya disertai oleh tanda dan gejala
inflamasi. Trombofleblitis biasanyaa dihubungkan dengan varises vena dan
terbatas pada daerah betis. Tanda dan gejalanya meliputiekstremitas
kemerahan, lunak dan hangat. Palpasi luas dan penyempitan vena. Wanita
juga mengalaminya ketika berjalan.

2. Thrombosis vena dalam (TVD)


Thrombosis vena dalam lebih sulit di diagnosis berdasarkanmanifestasi klinis
karena tanda atau gejala seringkali tidak ada atau difus. Jika ada, gejalanya
disebabkan oleh inflamasi dan obstruksi vena balik, pembengkakan betis,
serta edema eritema hangat dan lunak. Tan hodmann(nyeri belakang lutut
ketika dorsofleksi) dianggaap sebagaiindikator thrombus vena dalam pada
wanita postpartum. Tanda hotmann mempunyai nilai kecil pada diagnosis,
karena nyeri kemungkinan juga disebabkan oleh ketegangan otot atau luka
memar. Dan ini tidak selalu ada pada wanita yang mengalami thrombosis
vena. Reflex spasme arteri menyebabkan kaki pucat dan dingin. Pada
perabaandapat penurunan denyut nadi perifer. Gejala lain meliputi nyeri
ketika digerakkan, malaise, dan kekakuan pada kaki yang terserang.

Pemeriksaan Penunjang

1. USG Doppler untuk menunjukkan peningkatan lingkaran ekstremitas yang


dipengaruhi
2. Venografi kontras untuk memastikan thrombosis vena dalam
3. Hb atau Ht untuk mengidentifikasi homokonsentrasi
4. Pemeriksaan koagulasi untuk mengidentifikasi hiperkoagulabilitas

Penatalaksanaan

1. Tromboembolisme ringan
Ditangani dengan istirahat, dapat juga dengan pemberian antibiotic dan ibu
dianjurkan untuk mobilisasi atau aktivitas ringan
2. Tromboembolisme berat
Antikoagulan untuk mencegah bertambah luasnya thrombus dan
mengurangi bahayaemboli. Tetapi dapat dimulai dengan heparin melalui
infuse IV sebanyak 10.000 iusatuan setiap 6 jam dan diteruskan dengan
kaumarin 10gram perhari kemudian 3 mgperhari selama 6 minggu kemudian
dikurangi dan dihentikan dalam 2 minggu.

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Aktifitas
Riwayat duduk lama, imobilitas dengan tirah baring, anestesi akibat
pembatasan aktifitas, juga mencakup pekerjaan ibu
2. Sirkulasi
a. Farises vena
b. Peningkatan frekuensi nadi
c. Riwayat thrombosis vena sebelumnya, masalah jantung, hemografi,
hipertensi karena kehamilan dan hiperkoagulabilitas pada puerperium dini
d. Nadi perifer berkurang, tanda hotman positif, esktremitas bawah (paha dan
betis) mungkin hangat dan berwarna kemerahan, tungkai yang sakit, dingin,
pucat serta edema
3. Cairan
a. Peningkatan berat badan
b. ASI kadang-kadang berkurang pada ibu menyusui
4. Nyeri atau ketidaknyamanan
a. Nyeri tekan pada area sakit
b. Thrombosis dapat teraba/menonjol dan berlekuk
5. Keamanan
a. Adanya endometritis postpartum atau selulitis pelvis
b. Suhu mungkin agak tinggi dan menggigil

Diagnosis keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan interupsi jaringan


vena.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi spasme vascular
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi atau kesalahan
interprestasi
5.

Intervensi keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan interupsi jaringan


vena.
Criteria hasil :
a. Nada perifer dapat diraba
b. Pengisian kapiler adekuat
c. Penurunan edema dan eritema

Intervensi

a. Anjurkan tirah baring


Rasional : meminimalkan kemungkinan perubahan posisi thrombus dan
menciptakan emboli
b. Observasi ekstremitas terhadap warna. Inspeksi adnya edema dari lipat
paha sampai telapak kaki, ukur, dan catat lingkar betis pada kedua kaki.
Rasional : gejala yang membantu membedakan antara trombofleblitis
superficial dengan thrombosis vena dalam ialah kemerahan, panas, nyeri
tekan, dan edema local merupakan karateristik superficial. Pucat dan dingin
pada ekstremitas merupakan karateristik TVD
c. Kaji pengisian kapiler dan periksa tanda hotmann
Rasional : penurunan pengisian kapiler dan tanda hotmann positif
menandakan TVD
d. Anjurkan untuk meninggikan telapak kaki dan kaki bawah diatas ketinggian
jantung
Rasional : mengosongkan vena superficial dan tibia dengan cepat,
mempertahankan vena tetap kolaps, sehingga meningkatkan aliran balik
vena
e. Instruksikan ibu untuk tidak memaksa ekstremitas yang sakit
Rasional : untuk mencegah perubahan posisi thrombus yang menimbulkan
embolisme
f. Anjurkan nafas dalam
Rasional : menghasilkan penekanan negative pada toraks yang membantu
pengosongan vena yang besar
g. Kaji kemudian pernafasan dan bunyi paru serta catat keluhan-keluhan nyeri
pada dada dan merasakan nyeri ansietas
Rasional : nyeri dada yang tajam pada substernal, ketakutan tiba-tiba,
dipsnea, takipnea, dan hemoptisis adalah tanda-tanda emboli paru,
khususnya pada TVD
h. Lakukan ambulansi progresif setelah fase akut
Rasional : melakukan aliran balik vena membantu mencegah statis
i. Berikan kompres hangat lembap pada ekstremitas yang sakit
Rasional : meningkatkan sirkulasi ke area ekstremitas, meningkatkan
vasodilatasi aliran balik vena dan resolusi edema
j. Kolaborasi dalam pemberian antikoagulan menggunakan heparin
Rasional : heparin dapat mencegah pembentukan thrombus dan mencegah
pembekuan selanjutnya
k. Pantau pemeriksaan laboratorium masa protrombin, masa
tromboplastin/Hb/Ht, AST (SGOT)
l. Rasional : memantau efektifitas antikoagulan, hemokonsentrasi, dan
dehidrasi dapat menimbulkan pembekuan. Peningkatan kadar AST dapat
menandakan emboli.

2. Nyeri yang berhubungan dengan proses inflamasi spasme vascular


Criteria hasil :
a. Nyeri hilang
b. Ibu dapat rileks dan istirahat dengan tepat
Intervensi

a. Kaji derajat ketidaknyamanan atau nyeri dengan melakukan palpasi pada


kaki
Rasional : derajat nyeri berhubungan langsung dengan luas nyeri yang
terlibat, derajat hipoksia, dan edema berkenaan dengan terjadinya thrombus
pada dinding vena terinflamasi. Ibu dapat melindungi atau mengimobilisasi
ekstremitas yang sakit untuk menurunkan nyeri berkenaan dengan gerakan
akut.
b. Pertahankan tirah baring dengan tepat
Rasional : menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan kontraksi dan
gerakan otot, menimbulkan kemungkinan perubahan posisi thrombus
c. Pantau tanda-tanda vital
Rasional : memantau tanda-tanda vital dapat menandakan peningkatan
nyeri demam dapat memperberat ketidaknyamanan umum
d. Tinggikan ekstremitas yang sakit
Rasional : meningkatkan aliran balik vena memudahkan sirkulasi
e. Anjurkan perubahan posisi yaitu mempertahankan ekstremitas tetap tinggi
Rasional : menurunkan kelelahan, meminimalkan spasme otot, dan
meningkatkan aliran balik vena
f. Jelaskan prosedur tindakan dan intervensi
Rasional : melibatkan ibu dalam asuhan keperawatan, peningkatan control,
dan penurunan rasa cemas
g. Identifikasi nyeri dada yang tiba-tiba dan tajam, dispnea, takikardi, atau
ketakutan
Rasional : tanda dan gejala ini menunjukan emboli paru sebagai komplikasi
TVD
h. Berikan obat-obatan sesuai indikasi ( analgetik, antiinflamasi )
Rasional : analgetik menurunkan demam dan inflamasi menghilangkan nyeri
i. Berikan kompres panas yang lembap pada ekstremitas
Rasioanal : menyebabkan vasodilatasi yang meningkatkan sirkulasi
j. Anjurkan tindakan untuk penurunan ketergantungan emosi seperti teknik
relaksasi dan pengungkapan masalah
Rasional : menurunkan derajat kecemasan, mencegah kelelahan otot

3. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan


Criteria hasil :
a. Mengungkapkan tentang perasaan ansietas
b. Menunjukan penurunan perilaku seperti gelisah dan iritabilitas
Intervensi

a. Jelaskan prosedur, tindakan, dan intervensi keperawatan


Rasional : menurunkan rasa takut, meningkatkan pengetahuan ibu dan
libatkan dalam tindakan
b. Anjurkan untuk teknik relaksasi dan pengungkapan masalah
Rasional : mencegah kelelahan otot menurunkan ansietas
c. Pantau tanda-tanda vital dan perilaku seperti kegelisahan peka rangsangan
dan menangis
Rasional : dapat menunjukan perubahan pada tingkat ansietas dan dapat
meningkatkan kemampuan ibu dalam mengatasi masalah
d. Bantu ibu merawat diri sendiri dan bayi
Rasional : ansietas ibu dapat berkurang jika kebutuhannya terpenuhi serta
bahwa ia mampu mengatasi dan terlibat dalam tugas-tugas keperawatan diri
sendiri dan bayinya
e. Anjurkan kontak melalui telepon atau bertemu dengan pasangan dan anak-
anak. Bila ibu dirawat di rumah sakit, dianjurkan kontak dengan bayinya
Rasional : membantu menurunkan perpisahan dan isolasi

Evaluasi keperawatan

1. Tidak adanya infeksi


2. Nyeri hilang, tidak ada edema dan tidak terjadi tromboemboli
3. Fungsi kemih akan kembali normal
4. Kecemasan berkurang
5. Pengetahuan ibu bertambah setelah dilakukan tindakan keperawatan
6. Tidak adanya komplikasi
7. Menyusui kembali efektif

Anda mungkin juga menyukai