Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Perkembangan, yaitu proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif
dan reversibel. (berubahnya sifat sel menjadi sel yang mempunyai sifat yang
lebih khusus)
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, ( volume, massa,
jumlah sel atau protoplasma) yang bersifat kuantitatif dan irreversible (tidak
dapat kembali ke asal).

Biji adalah alat reproduksi,penyebaran, dan kelangsungan hidup suatu


tumbuhan. merupakan awal dari kehidupan tumbuhan baru di luar induknya.
Embrio terdiri dari :
- akar lembaga (calon akar = radikula),
- daun lembaga(kotiledon)
- batang lembaga (kaulikulus)

Kotiledon pada biji tumbuhan monokotil disebut sebagai skutelum. Pada


bagian akar embrionya, terbungkus oleh lapisan yang disebut koleoriza,
sedangkan pada
ujung tunas embrioniknya dibungkus oleh koleoptil Pada biji terdapat suatu
bagian yang berfungsi untuk memasukkan air dan O2. Bagian itu
disebut hilum. Selain melewati hilum, air dan gas-gas terlarut dapat
masuk lewat mikropil.
Plumula: poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh
menjadi daun pertama(calon batang). yang terdiri dari ujung tunas dengan
sepasang pucuk daun
Radikula : poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar
primer(calon akar)
Epikotil : terdapat di sebelah atas hipokotil yang akan tumbuh menjadi batang
dan daun
Hipokotil : bagian bawah (pangkal) yang melekat pada kotiledon yang akan
tumbuh menjadi akar.
Skutelum : sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam
endosperma,
koleoptil : melindungi plumula.
koleoriza : melindungi radikula.

Masa Dormansi Biji


Persyaratan pertama agar biji dapat berkecambah adalah berakhirnya masa
dormansi biji. Dormansi biji adalah kondisi biji yang masih hidup tetapi tidak
aktif, berada dalam kondisi kering dan tidak dapat berkecambah selama
periode waktu tertentu karena faktor internal.

Tahap Awal Pertumbuhan (Perkecambahan)


Mula-mula masuknya air kedalam biji melalui proses imbibisi sampai biji
ukurannya bertambah dan menjadi lunak.
Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif dengan
mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan
pada saat perkecambahan berlangsung
Meningkatnya aktivitas enzim dan tersedianya bahan makanan serta
energi menyebabkan terjadinya perkecambahan

Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji


yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Atau
proses pertumbuhan radikula menjadi akar dan pertumbuhan plumula
menjadi batang.

Faktor yang mempengaruhi perkecambahan :


a. Air
b. Kelembapan
c. Oksigen
d. Suhu
e. Cahaya

Tipe perkecambahan ada dua macam:


a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)/EPA
Hipokotil : Tumbuh memanjang
edon & Plumula : terdorong ke permukaan tanah
edon : berada di atas tanah
Contoh : buncis, kacang hijau, kacang tanah, tomat, dan jarak

b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)/HIBA


Epikotil : memanjang
Plumula : keluar menembus kulit biji & menembus tanah
Kotiledon : berada di bawah permukaan tanah
Contoh : kacang polong, jagung.

Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh dari cadangan makanan karena


belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada
tumbuhan dikotil makanan diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan
monokotil diperoleh dari endosperm.

3. Pertumbuhan Primer
=>Pertumbuhan yg disebabkan oleh titik tumbuh primer (ujung akar atau ujung
batang) yang merupakan daerah meristem apikal.

Pertumbuhan primer pada akar


Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya
membentuk sistem perakaran tanaman.

Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan :
a. Tudung akar (kaliptra)
sebagai pelindung terhadap benturan fisik ujung akar terhadap tanah sekitar
pertumbuhan
memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi
cairan polisakarida.

Perbedaan tudung akar dikotil dan monokotil :


- Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan kaliptra tidak
terdapat batas yang jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra
tersebut.
- Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra
terdapat batas yang jelas atau nyata dan mempunyai titik tumbuh tersendiri
yang disebut kaliptrogen.

b. Daerah Pembelahan/Meristem
Meristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa
mengadakan pembelahan secara mitosis.

Meristem ini terletak di belakang tudung akar. Pada tumbuhan dikotil,


sel-sel tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang
dihasilkan oleh sel-sel meristem primer dari perkembangan sel-sel
meristem apikal.

c. Daerah pemanjangan sel


Daerah pemanjangan sel terletak di
belakang daerah meristem. Sel-sel hasil pembelahan meristem tumbuh
dan berkembang memanjang pada daerah ini. Aktivitas pertumbuhan dan
perkembangan memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel di
daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain.

Pemanjangan sel tersebut berperan penting untuk membantu daya tekan


akar dan proses pertumbuhan memanjang akar.
d. Daerah diferensiasi
Pada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan
mengelompok sesuai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki
kesamaan struktur, kemudian akan memperoleh tugas membentuk jaringan
tertentu.

Pertumbuhan Primer pada Batang


Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi
- daerah pertumbuhan (titik tumbuh),
- daerah pemanjangan, dan
- daerah diferensiasi.
Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah
pada ujung tunas yang biasa disebut KUNCUP. Di dalam kuncup, ruas batang
dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek karena
jarak internodus (antarruas) sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan, dan
pemanjangan sel terjadi di dalam internodus. Pertumbuhan, pembelahan, dan
pemanjangan sel terjadi di dalam internodus (antar ruas).

4. Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan yang diakibatkan adanya pembelahan selsel pada jaringan kambium


yang bersifat meristematik yang menyebabkan bertambah besarnya organ
tumbuhan akibat aktivitas meristem sekunder.
Jika sel kambium membelah ke arah luar, akan membentuk sel floem

jika sel kambium membelah ke arah dalam akan membentuk xilem.

Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas kambium disebut xilem sekunder
dan floem sekunder.
Pertumbuhan xilem dan floem tersebut menyebabkan diameter batang bertambah
besar dan terbentuk lingkaran tahun yang dipengaruhi oleh aktivitas pada musim
kemarau dan musim penghujan.
Pada musim penghujan terbentuk lapisan yang lebih tebal, sebaliknya pada musim
kemarau lapisan yang dibentuk lebih tipis.
Perbedaan ketebalan pertumbuhan membentuk garis melingkar (membentuk
lingkaran) dan disebut lingkaran tahun.
Akibat aktivitas kambium yang kadang-kadang tidak diimbangi oleh pertumbuhan
kulit batang tumbuhan, maka jaringan epidermis batang dan korteks pecah dan
rusak. Kerusakan jaringan ini membahayakan jaringan-jaringan di dalamnya.
Untuk itu tumbuhan membentuk kambium gabus (felogen) atau jaringan gabus.
Jaringan gabus ke arah dalam membentuk parenkim (feloderm) dan ke arah luar
membentuk felem.
Felem (lapisan gabus) tersusun atas sel-sel mati, sedang feloderm (korteks
sekunder) tersusun oleh sel-sel hidup.
Pada jaringan gabus terdapat celah-celah gabus yang merupakan penghubung
antara lingkungan luar dan lingkungan dalam sel tumbuhan yang disebut lentisel.
Lentisel berfungsi sebagai pintu masuknya udara dan air ke dalam sel-sel tumbuhan.

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan pada Tumbuhan

1. Faktor Dalam

a. Faktor gen
Sifat-sifat fenotipe (sifat yg tampak) pada tumbuhan, seperti warna bunga
dan bentuk daun, dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor genetik
(gen). setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu,
seperti berbatang tinggi atau berbatang rendah. Tanaman, yang mengandung
gen yg baik dan didukung kondisi lingkungan yg sesuai akan memperlihatkan
pertumbuhan dan perkembangan yg baik pula.
b. Zat pengatur tumbuh (hormon)
hormon pada tanaman ialah senyawa organik yang dalam jumlah sedikit dapat
mendukung, menghambat, dan mengubah proses fisiologis tumbuhan. Pada
konsentrasi tertentu hormon dapat memacu pertumbuhan, tetapi pada konsentrasi
yang tinggi dapat menekan pertumbuhan.

Macam-macam hormon sebagai berikut:


1) Auksin
Fungsi:
- menaikkan tekanan osmotik,
- meningkatkan permeabilitas sel terhadap air,
- menyebabkan pengurangan tekanan pada dinding-dinding sel,
- meningkatkan sintesis protein,
- meningkatkan plas-tisitas,
- mengembangnya dinding sel.
- merangsang perkembangan buah
- merangsang pembentukan akar liar
- Menghambat pembentukan tunas samping
- Merangsang pembelahan sel

2) Giberelin
Fungsi :
- - Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
- - Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari endosperm untuk
pertumbuhan embrio
- - Perkembangan bunga dan buah.
- - Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.
- - Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
3) Sitokinin
Fungsi :
a) merangsang pembelahan sel;
b) merangsang pembentukan tunas;
c) menghambat efek dominasi apikal
d) mempercepat pertumbuhan memanjang.
e) Menunda pengguguran daun
f) Menghambat proses penuaan

4) Asam Absisat
Fungsi :
a. Mengurangi kecepatan pertumbuhan & pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh
b. Membantu pengguguran daun dan mendorong dormansi biji agar tidak
berkecambah.

5) Gas Etilen
Fungsi :
a. Menyebabkan buah cepat masak
b. Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dan tebal
c. Memacu pembungaan

6) Asam Traumatin
Fungsi :
Memperbaiki tanaman yg rusak/menghasilkan kalus
7) Kalin
Fungsi : Memacu pertumbuhan organ tumbuhan
Macamnya :
a. Rhizokalin : memacu pertumbuhan akar
b. Kaulokali : batang
c. Fitokalin : daun
d. Anthokalin : bunga

C. Faktor Luar yang Memengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan pada Tumbuhan
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja
enzim. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses
pertumbuhan. Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan disebut suhu optimum (10 0
380C).
b. Cahaya
Cahaya dapat mempengaruhi pembentukan klorofil, perkembangan akar, dan
pembukaan daun, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme Akan tetapi,
intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat merusak klorofil. .
Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk
pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya
mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang.
Pertumbuhan batang kecambah di tempat gelap akan abnormal (lebih panjang),
pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kukuh. Pertumbuhan yang cepat di
tempat gelap ini disebut etiolasi.
Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh,
daun dibandingkan di tempat terang yang berkembang sempurna dan berwarna hijau
Lama penyinaran matahari memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari)
disebut fotoperiodisme.

"Batang menjadi lebih pendek karena aktifitas


hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya
cahaya."

Berdasarkan lamanya siang, tumbuhan dibedakan menjadi :


a) Tumbuhan hari pendek
tumbuhan yang berbunga pada akhir musim panas/ gugur, saat matahari bersinar
kurang dari 12 jam (lamanya siang lebih pendek dibanding lamanya malam). Contoh:
ubi jalar, krisan, aster, mangga dan apokat.
b) Tumbuhan hari panjang
berbunga pada musim semi/awal musim panas, saat lama siang lebih dari12 jam
(lamanya siang lebih panjang dari lamanya malam). Contoh: kentang, slada, gandum,
dan ba yam.
c) Tumbuhan hari netral
berbunga hampir sepanjang musim, tidak tergantung lamanya siang hari. Contoh:
kapas, mawar, tumbuhan sepatu, tomat, cabe, dan bunga matahari.
d) Tumbuhan hari sedang
berbunga pada saat lama siang sekitar 12 jam. Contoh: tebu dan kacang.

c. Kelembapan
Tanah dan udara yang lembap berpengaruh terhadap pertumbuhan. Pada keadaan
lembap, banyak air yang diserap oleh tumbuhan dan sedikit penguapan yang terjadi
sehingga mengakibatkan pertumbuhan menjadi cepat. Akibat pemanjangan sel-sel
yang cepat, tumbuhan bertambah besar. Pada kondisi ini, faktor kehilangan air
sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun untuk mengatasi kelebihan air,
tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan helaian daun yang lebar.
d. Air
Air berperan di dalam melarutkan unsur hara dalam proses penyerapan. Air
dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh
tumbuhan dan sebagai medium reaksi enzimatis. Sebagai pelarut, air juga
memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung
memengaruhi laju metabolisme. Kekurangan air pada tanah menyebabkan
terhambatnya proses osmosis. Proses osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang
berakibat keluarnya materi-materi dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga
tanaman kering dan mati.
e. Nutrisi

Anda mungkin juga menyukai