Anda di halaman 1dari 13

PERAWATAN KOLOSTOMI

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas materi pembekalan Pkk 2

Dosen : Surti Wahyuni, S.Kep, Ns

Oleh :
Nama : Mustafa Abd Raziq, Hadjim

Nim : 2013 011 066

AKADEMI KEPERAWATAN LUWUK


T.A. 2017 / 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode Penulisan
D. Ruang Lingkup
E. Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Colostomi
B. Indikasi Colostomi
C. Jenis Colostomi Berdasarkan Lubang dan Lama Penggunaannya
D. Komplikasi Colostomi
E. Perawatan Colostomi
BAB II : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Perawatan Colostomi. Shalawat

serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa kita dari jaman kebodohan hingga jaman berilmu seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dari

segi isi maupun segi tulisan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis umumnya bagi kita

semua.

Penulis

Mustafa A.R Hadjim

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker usus besar atau kanker kolorektal adalah salah satu dari penyakit kanker dengan
prevalensi yang cukup tinggi. Kanker kolorektal merupakan keganasan atau pertumbuhan sel
abnormal pada area usus besar dan rektum.
Penatalaksanaan pada kanker kolorektal meliputi penatalaksanaan medis, bedah dan
keperawatan. Penatalaksanaan bedah dilakukan tergantung pada tingkat penyebaran dan lokasi
tumor itu sendiri. Salah satu tindakan bedah ang dilakukan adalah dengan pembentukan
kolostomi. y Mayers (1996) dalam Simanjuntak & Nurhidayah (2007) menyebutkan bahwa
alasan paling sering dilakukannya tindakan kolostomi adalah adanya karsinoma pada kolon dan
rektum dimana karsinoma adalah tumor ganas yang tumbuh dari jaringan epitel. Kolostomi
memungkinkan feses tetap keluar dari kolon meskipun terjadi obstruksi pada kolon yang
diakibatkan oleh massa tumor.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis masalah kesehatan pada masyarakat perkotaan pada
kanker kolorektal dengan kondisi terpasang kolostomi
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis masalah kesehatan masyarakat perkotaan pada kasus
kelolaan: kanker kolorektal
b.Menganalisis aplikasi asuhan keperawatan pasien dengan kolostomi

C. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini bersumber pada internet.
D. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas tentang pengertian colostomi , indikasi kolostomi, jenis dan cara
perawatan colostomi.

E. Sistematika Penulisan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode Penulisan
D. Ruang Lingkup
E. Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORITIS


A. Definisi Colostomi
B. Indikasi Colostomi
C. Jenis Colostomi Berdasarkan Lokasi dan Lama Penggunaannya
D. Komplikasi Colostomi
E. Perawatan Colostomi

BAB II : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Colostomi
Colostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor
(Harahap, 2006).
Kolostomi adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon
dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap
selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Colostomi merupakan Suatu tindakan membuat lubang pada kolon tranversum kanan
maupun kiri Atau kolonutaneustomi yang disebut juga anus prenaturalis yang dibuat sementara
atau menetap. Colostomy pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat,
sedang pada orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak
biasanya bersifat sementara. Colostomi dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep
diri pasien.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa colostomi merupakan suatu membuatan
lubang di dinding perut dengan tujuan untuk mengeluarkan faces dapat bersifat sementara
ataupun permanen.
B. Indikasi Colostomi
1. Atresia Ani ,
adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan
feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan
lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada
pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.
2. Penyakit peradangan usus akut,
Terjadi karena kotoran menumpuk dan menyumbat usus di bagian bawah yang membuat tak bisa
BAB. Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan yang akhirnya menjadi
radang usus.
3. Tidak memiliki anus (imperforata anus),
Kelainan ini biasanya diketahui sejak lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil yang
membuat konstruksi usus ke anus tidak lengkap hingga atau karena kelainan genetik.
4. Hirschsprung,
yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar yang tidak berfungsi normal.
Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah karena fungsi saraf yang mendorong kotoran
keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat penderitanya terutama bayi tidak bisa BAB selama
berminggu-minggu yang akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang tak ada persarafannya
ini harus dibuang lewat operasi.
C. Jenis Colostomi Berdasarkan Lubang dan Lama Penggunaannya

Berdasarkan lubang colostomy dibagi menjadi 3, yaitu :


1. Single barreled stoma
Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup.
2. Double barreled
Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon yang direksesi dikeluarkan
melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma.Stoma distal hanya mengalirkan
mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.

3. Kolostomi lop-lop
Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat
dengan glass rod.Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen,
lubang dibuat dipermukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.
Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa
macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun
sementara.

1. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan
untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon
sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen
biasanya berupa kolostomi single barrel (dengan satu ujung lubang.
2. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses
sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali.
Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang
disebut colostomy double barrel.

D. Komplikasi Colostomi
Insidens komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi dibandingkan pasien
ileostomi. Beberapa komplikasi umum adalah prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi
fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus
mengalami sakit atau lemah. Kebocoran dari anastomotik usus menyebabkan distensi abdomen
dan kekakuan, peningkatan suhu, serta tanda shock. Perbaikan pembedahan diperlukan (Brunner
dan Suddarth, 2000).
Pasien dengan kolostomi harus menghubungi dokter atau perawat bila ditemukan komplikasi
seperti:
bau yang tidak biasa yang berlangsung lebih dari seminggu.
perubahan ukuran dan bentuk dari stoma yang tidak biasa
Obstruksi pada stoma dan / atau prolaps dari stoma tersebut.
perdarahan yang berlebihan dari pembukaan stoma, atau jumlah sedang dalam kantong
cedera yang parah dari stoma.
perdarahan terus-menerus di peralihan antara stoma dan kulit.
iritasi kulit kronis.
Stenosis dari stoma (penyempitan).

E. Perawatan Colostomi
Perawatan Kolostomi adalah Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan
mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan
meningkatkan kebersihan klien
mencegah terjadinya infeksi
mencegah iritasi kulit sekitar stoma
mempertahankan kenyamanan kulit dan lingkungan sekitar stoma
Persiapan alat
1. kantong kolostomi
2. satu set ganti balutan (pinset anatomi, pinset cirrugis, kom kecil dan gunting)
3. kapas
4. kasa steril
5. larutan NaCl
6. zink salep/ zink oil
7. betadin
8. plester
9. sepasang sarung tangan
10. bengkok
11. perlak dan pengalas
12. kantong plastik
13. tempat sampah

Pre interaksi
1. mengecek dokumentasi / data klien
2. mencuci tangan
3. menyiapkan alat

Tahap orientasi
1. memberikan salam kepada pasien, siapa nama pasien
2. memperkenalkan diri, memberitahu tujuan dan prosedur tindakan
3. menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

Tahap kerja
1. memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
2. menanyakan keluhan utama klien
3. jaga privasi klien
4. menggunakan sarung tangan
5. meletakkan perlak atau pengalas di bagian kanan/ kiri pasien sesuai letak stoma
6. meletakkan bengkok diatas perlak didekatkan ketbuh klien
7. mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, bau dll)
8. membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri
menekan kulit klien
9. membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas NaCl/ kaps basah (air hangat)
10. membersihkan stoma dengan sangat hati- hati menggunakan kapas NaCl/ kapas basah, hindari
terjadinya perdarahan.
11. mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril
12. observasi stoma dan kulit sekitar stoma
13. memberikan zink salep/ zink oil (tipis- tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
14. mengukur stoma dan membuat lubang kantong kolostomi sesuai ukuran stoma
15. membuka salah satu sisi (sebagian) perekat kantong kolostomi
16. menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertikal / horizontal sesuai kebutuhan
17. menggunakan pinset untuk mempermudah memasukkan stoma melalui lubang kantong
kolostomi
18. membuka sisa perekat indari masuknya udara ke dalam kantong kolostomi
19. merapikan klien
20. melepas sarung tanga

Tahap terminasi
1. mengevaluasi tindakan yang baru saja dilakukan (subjektif dan objektif), hasil pembalutan:
mudah lepas dapat mengganggu peredara darah, mengganggu gerakan dan lain- lain.
2. berikan reinforcement positif pada klien
3. merapikan dan kembalikan alat
4. mencuci tangan
5. mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

sumber: SOP skill lab Akper Kabupaten Purworejo


BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Kolostomi merupakan salah satu pilihan tindakan pembedahan pada kanker. kolorektal
yang dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri pasien. Colostomi dibagi
menjadi dua yaitu permanen dan sementara. perawatan pasien dengan kolostomi yang perlu
diperhatikan meliputi cara dan waktu mengganti kantong kolostomi, membersihkan stoma dan
kulit peristomal, memantau kondisi stoma, dan melakukan irigasi kolostomi. Hal lain yang juga
perlu dilakukan ialah memberikan edukasi terkait diet yang dibutuhkan pasien yang memiliki
stoma,serta kebutuhan aktivitas pasien.

b. Saran
Santos (2001) dalam Simanjuntak & Nurhidayah (2007) mengatakan bahwapembentukan
stoma atau kolostomi dapat berdampak pada perubahan peran,harga diri, body image, seksual
dan hubungan sosial. Beberapa pasien merasa tubuh mereka berada di luar kontrol, beberapa
merasakan bahwa stoma mengatur hidup mereka merasa hilang rasa percaya diri.
(Kurnia, 2012). Klien dengan kolostomi akan beresiko untuk mengalami gambaran diri
negatif. Oleh karena itu selama perawatan, perawat perlu memberikan dukungan agar pasien
dapat menyesuaikan diri dalam pencapaian gambaran diri yang positif.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. (Penerjemah:
Waluyo, A.). Jakarta: EGC
Sudoyo, W. A., dkk. (2006). Ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jakarta : Pusat
penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI
Canada Care Medical. (n.d). Colostomy care. 20 Mei 2013. http://

www.canadacaremedical.com/ostomy/ColostomyCare.php

Anda mungkin juga menyukai