Anda di halaman 1dari 4

BUMI

Bumi berbentuk seperti bola, meskipun agak pepat pada kedua kutubnya. Kepepatan
itu akibat gerak rotasi mengelilingi sumbunya. Oleh karena itu, jarak pusat bumi terhadap
khatulistiwa lebih panjang daripada terhadap kutubnya. Panjang diameter pada khatulistiwa =
12.762 km, sedangkan panjang diameter pada kutub = 12.306 km. Diameter rata-rata bumi =
12.784 km. Berat jenis bumi adalah 5,5, sedangkan beratnya adalah 6,6 x 1021 ton.
Bumi diselimuti oleh gas yang disebut atmosfer. Pada permukaan bumi terdapat lapisan air
yang disebut hidrosfer. Bagian bumi yang padat terdiri atas kulit (kerak) atau lithosfer, dan
bagian inti yang disebut centrosfer.

a. Lithosfer dan Centrosfer

Lithosfer merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia yang berupa
benua-benua dan pulau-pulau sebagai tempat tinggal. Lithosfer mempunyai ketebalan kurang
lebih 32 km. ketebalan lithosfer tidak sama. Bagian yang tebal berupa benua setebal 8 km,
bagian tipis berupa dasar laut yang dalam setebal 3,5 km dan terdiri dari 2 lapisan, yaitu
lapisan sebelah atas, terdiri dari silicon dan aluminium dengan berat massa (BM) rata-rata
2,65 dan lapisan sebelah daam, terdiri dari silicon dan magnesium dengan BM 2,9. Dibawah
lithosfer terdapat centrosfer yang dapat di bagi atas:
1) Bagian paling dalam yang disebut inti dalam

2) Bagian luar disebut inti luar

3) Bagian mantel, BM inti bumi = 10,7.

Berdasarkan BM sebesar 10,7 maka orang menduga bahwa inti bumi terdiri atas
campuran logam nikel dan ferum (besi), dan inti inilah yang menimbulkan adanya sifat-sifat
kemagnetan bumi, dengan kutub utara dibagian selatan dan kutub selatan terletak dibagian
utara. Letak itu tidak tepat tetapi mempunyai penyimpangan 17 0 dilihat dari pusat bumi.
Adapun kandungan mineral lithosfer yaitu, Oksien (47,7% berat), Silikon (27,7%),
Aluminium (8,1%), Ferum (5%), Calsium (3,6%), Natrium (2,8%), Magnesium (2,1%),
Titanium (0,6%), Hidrogen (0,1%), dan lainnya (0,7%).

b. Hidrosfer

75% permukaan bumi ditutupi oleh hidrosfer yang meliputi lautan, danau-danau, dan
es yang terdapat dalam kedua kutub. Hidrosfer mempunyai pengaruh yang besar terhadap
atmosfer karena air yang menguap akan membentuk awan yang selanjutnya akan
menimbulkan hujan, dan kembali ke laut lagi. Siklus itu menyebabkan air laut menjadi asin
karena garam mineral pada kerak bumi mudah larut dan terbawa ke laut secara terus menerus.
Adapun kandungan garam mineral air laut saat ini 3,5% yang terutama mengandung NaCl
(garam dapur) dan MgSO4 (garam inggris). Garam inggris menyebabkan rasa pahit pada air
laut.

c. Atmosfer
Lapisan gas yang menyelubungi bumi disebut atmosfer, dalam kehidupan sehari-hari
disebut udara. Tebal atmosfer sebesar 4800 km, terhitung dari permukaan air laut. BJ bagian
bawah 0,013, dan semakin ke atas semakin kecil sampai mendekati 0. Atmosfer dibagi
menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan terbawah disebut troposfer, lapisan tengah disebut
stratosfer, dan lapisan teratas disebut ionosfer.
1) Troposfer

Stratosfer memiliki ketebalan 16 km, yang pada daerah khatulistiwa menipis hingga
hanya 8 km pada kutub-kutub bumi. Hamper seluruh uap air yang terkandung dalam atmosfer
terdapat pada lapisan ini. Sehubungan dengan kandungan uap air itulah terjadi hujan, salju,
angin, dan badai. Suhu dari pemukaan bumi ke atas ternyata turun secara teratur setiap 1,6
km turun secara drastic menjadi 0. Pesawat terbang mengarungi udara sampai batas troposfer.
2) Stratosfer

Lapisan ini mulai dari 16 km sampai 80 km di atas bumi dengan suhu rata-rata sekitar
-350. Dalam lapisan stratosfer ini terdapat ozon (O 3) yang merupakan lapisan yang dapat
menolak sinar ultraviolet dari matahari. Sinar ultraviolet kadar tinggi dapat merusak semua
sel mahluk hidup.
3) Ionosfer

Lapisan ini terdapat di atas 80 km dengan tekanan udara sangat rendah sehingga
semua partikel terurai menjadi ion-ion. Lapisan ionosfer sangat penting sehubungan dengan
komunikasi radio jarak jauh karena lapisan ini merupakan pemantul gelombang radio. Fungsi
pemantul gelombang radio, sehubungan dengan permukaan bumi yang melengkung dan
dalam troposfer sering terjadi gangguan cuaca.
Lapisan bumi yang berupa lithosfer, hidrosfer, dan fotosfer yang dihuni oleh berbagai
mahluk hidup disebut biosfer.
3. Pembentukan Benua dan Samudera
Bumi pada mulanya merupakan benda yang berpijar kemudian mendingin. Pada
proses pendinginan tersebut membentuk lapisan yang menjadi keras yang merupakan lapisan
terluar yang disebut kulit bumi atau kerak bumi (Lithosfer). Pada tahap awal, lapisan lithosfer
sangat labil, tetapi tetap berotasi. Karena rotasi itu, lapisan kerak bumi yang labil dapat
menggeser kea rah horizontal atau vertical (geonklinal). Hal ini juga terjadi karena lapisan di
bawah kerak bumi pada saat itu masih leleh.
Menurut Wegener seorang. Hal ini juga terjadi karena lapisan di bawah kerak bumi
pada saat itu masih leleh.
Menurut Wegener seorang ahli geografi bangsa jerman mengemukakan teori Wegener
(1915). Menurut teori ini, bumi pada 2500 juta tahun yang lalu hanya terdapat satu benua
yang sangat besar yang retak dan kemudian bergeser saling menjauhi satu sama lain,
akibatnya terbentuk benua-benua Amerika, Asia, Eropa, Afrika, Australia, dan Antartika.
Teori ini didukung oleh fakta bahwa sepanjang timur dari amerika selatan ternyata
mempunyai bentuk dan lekukan yang kira-kira sama dengan lekukan pada benua afrika
sebelah barat dan lekukan bagian selatan benua Australia cocok dengan tonjolan benua
antartika. Secara kronologis dapat digambarkan bahwa:
a. Pada 225 juta tahun yang lalu masih terdapat benua Super Continental.

b. Pada 200 juta tahun yang lalu, Super Continental pecah menjadi 3 bagian, yakni berupa
Eropa-Asia, Afrika-Amerika, dan Antartika-Australia.
c. Pada 135 juta tahun yang lalu, Australia dan Antartika memisahkan diri. Pergeseran sampai
saat ini pun masih berlangsung.

Pembentukan Samudera terjadi karena :


1. Pergeseran vertikal, yaitu samudera India (Indonesia) di mana kerak bumi menggeser ke
bawah dan sebagai imbangannya bagian sisi lain menggeser ke atas menjadi dataran tinggi
atau gunung Himalaya (Gunung tertinggi di dunia).

2. Tertarik oleh benda alam semesta lain (teori tidal) dan gaya sentripetal sehingga bagian bumi
terlepas menjadi planet yatu bulan, maka terbentuk samudera pasifik.

Kapan bumi lahir, maka untuk menghitungnya banyak dikemukakan teori antara lain :
a. Teori sedimen
b. Teori kadar garam
c. Teori termal
d. Teori Radioktivitas

BIOSFER DAN MAHLUK HIDUP

Sebelum abad ke-17, para ahli menganggap bahwa mahluk hidup terjadi dengan
sendirinya dari mahluk tak hidup, teori ini disebut teori generatio spontanea atau abiogenesis.
Pendapat ini begitu ekstrim, misalnya ikan belut berasal dari lumpur, belatung dari bangkai,
dan sebagainya. Dengan adanya renaissance, mulai timbul paham baru. Beberapa teori asal
usul mahluk hidup sebagai berikut :
1. Teori Cosmozoa, yang menyatakan bahwa mahluk hidup datang di bumi dari
bagian lain alam semesta ini. Teori ini berdasarkan asumsi, a) benda hidup itu ada atau telah
ada di suatu tempat dalam alam semesta ini dan, b) hidup itu dapat dipertahankan selama
perjalanan antar benda angkasa ke Bumi.

2. Teori Pfluger yang menyatakan bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas,
kemudia dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN).
Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat
protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi mahluk hidup.

3. Teori Moore yang menyatakan bahwa hidup dapatmuncul dari kondisi yang cocok
dari bahan anorganik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang
kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah
hidup.

4. Teori Allen yang menyatakan pada saat keadaan fisis bumi ini seperti keadaan
sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energy yang dating dari sinar matahari diserap oleh
besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara
nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka buki akan
membentuk zat-zat yang difus dan akhirnya membentuk protoplasma hidup.

5. Teori Transendental atau ciptaan yang merupakan jawaban secara relegi bahwa
benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan
Sains.
6. Konsep atau Teori Modern. Pada abad ke-17 Fransisco Redi (1626-1697) ahli
biologi dari italia dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai berasal dari telur lalat, yang
meletakkan telunya dengan sengaja. Ia mengemukakan bahwa kehidupan berasal dari telur
atau Omne Vivum ex ovo.

Lazzaro spallanzani (1729-1895) ahli biologi dari italia melakukan eksperimen


terhadap kaldu membuktikan bahwa jasad renik membusukkan kaldu itu, jika kaldu ditutup
rapat setelah didihkan, maka tak terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan, bahwa untuk
adanya telur harus ada jasad hidup, atau Omne ovum ex vivum.
Louis Pasteur (1822-1895) yang melanjutkan teori spallanzani dengan eksperimen
berbagai jasad renik. Berdasarkan eksperimen yang dilakukukannya dengan menggunakn
labu berleher angsa, ia mengambil kesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya agar
tumbuh kehidupan baru atau omne vivum ex vivum. Dan timbullah teori biogenesis.
Stanley Miller (1953) membuat percobaan dengan model alat laboratorium yang
didalamnya dimasukkan gas dan dialiri listrik bertegangan tinggi. Hasilnya dianalisis ternyata
diperoleh zat organic berupa: gula, purin, pyrimidin, asam amino, dan senyawa lainnya. Zat
itu merupakan komponen ikatan DNA (Deoxyribo nucleic acid) dan RNA (Ribose nucleic
acid) yaitu protein inti yang biasa membentuk virus.

Anda mungkin juga menyukai