Anda di halaman 1dari 16

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam penelitian

sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian dapat ditanggung jawabkan secara

ilmiah.

3.1. Tempat dan Waktu

3.1.1 Tempat

Kegiatan Penelitian ini dilakukan dibeberapa tempat, yaitu:

1. Perbengkelan Merbabu ( pemesanan Benda Uji )

2. Laboratorium Proses Produksi Institut Teknologi Medan ( Proses Pembubutan )

3. Poleteknik Negeri Medan ( pengukur Kekasaran Permukan )

4. Institut Teknologi Medan ( Penyusunan Laporan Tugas Akhir)

3.1.2 Waktu
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan
N Kegiatan Waktu Kegiatan
o
April Mei Juni Juli Agustus September
1 Pengajuan Judul Tugas
Akhir
2 Penyusunan Proposal
Awal
3 Seminar Proposal Awal
4 Persiapan Alat dan
Bahan
5 Proses Pemesinan
6 Pengukuran Kekasaran
Permukaan
7 Penyusunan Laporan
Seminar Hasil
8 Seminar Hasil
9 Sidang Meja Hijau
42

3.2. Bahan dan Alat

3.2.1. Bahan

Material yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

1. Baja Karbon (AISI 1045 )

Material benda uji yang digunakan adalah bahan baja AISI 1045 yang

direkomendasikan sebagai landing gear pada pesawat terbang, alat transportasi

dan pertahanan yang terbuat dari baja perkakas dengan kekerasan berkisar 168-

193 HB. Dalam penelitian ini digunakan 2 batang baja AISI 1045 dengan

diameter 100 mm dan panjang 300 mm

Chemical Composition dan sifat mekanik dari baja karbon AISI 1045

dapat dilihat pada tabel 3.1dan tabel 3.2

Tabel 3.2 Chemical Composition Baja Karbon AISI 1045

C (%) Si Mn S (%) P (%) Ni Cr Cu HB (Hardness


(%) (%) (%) (%) (%) Brinell)
0,458 0,30 0,655 0,005 0,081 0,081 0,035 0,015 168-193

4
Sumber : Material Test Certificate, Perbengkelan Merbabu

Tabel 3.3 Sifat sifat mekanik dari Baja Karbon AISI 1045

Tensile Yield Strengh Reduction Elongation (A5) Normaled


Strengh (Rm) (Rp 0,2) (Z) % % Heat Treatment
N/mm N/mm
785 485 47 47 830
Sumber: Material Test Certificate, Perbengkelan Merbabu

Baja karbon sering digunakan sebagai bahan paduan dalam pembuatan

batang penghubung, die block, kabel dan lain.


43

2. Baja Karbon (AISI 4140)

Material benda uji yang digunakan adalah bahan baja AISI 4140 yang

direkomendasikan sebagai landing gear pada pesawat terbang, alat transportasi

dan pertahanan yang terbuat dari baja perkakas dengan kekerasan berkisar 25-32

HRC. Dalam penelitian ini digunakan 2 batang baja AISI 4140 dengan diameter

100 mm dan panjang 300 mm

Adapun komposisi sifat fisika dan kimia dari baja AISI 4140 adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.4. Mechanical Properties Baja AISI 4140


Mechanical Properties Nilai
Tensile Strengh (Rm) N/mm 1199
Yield Strengh (Rp 0,2) N/mm 1024
Reduction (Z) % 56
Elongation (A5) % 15
Normaled Heat Treatment 850
Sumber: Material Test Certificate, Perbengkelan Merbabu

Tabel 3.5. Chemical Composition Baja AISI 4140


C Mn Si P S Cr Ni Mo Cu V Al HRC
(Hardnes
s
Rockwel
l)
0,45 0,63 0,25 0,01 0,00 1,0 0,0 0,1 0,00 0,00 0,01 25-32
2 4 5 9 6 1 1 6 7 6 9
Sumber: Material Test Certificate, Perbengkelan Merbabu

3. Baja St 90

Tabel 3.6 Mechanical Properties Baja St 90


___________________________________________
44

Tensile Strenght (Rm) N/mm 919


Yield Strenght (Rp.0,2) 773
Reduction (Z)% 64
Elongation (A5)% 21
___________________________________________
Sumber : Material Test Certificate, Perbengkelan Merbabu

Tabel 3.7 Chemical Composition Baja St 90


C Mn Si P S Cr Ni Mo Cu V Al HRC
(Hardness
Rockwell
)
0,40 0,83 0,24 0,01 0,00 0,96 0,02 0,18 0,03 0,00 0,00 25-28
1 2 2 3 5 6 1 0 0 7 9
Sumber : Material Test Certificate, Perbengkelan Merbabu

3.2.2 Pahat Potong

Dalam penelitian ini, material pahat potong yang digunakan berupa Pahat

Karbida, Pahat HSS, dan Pahat Karbida WIDIA.

1. Pahat Karbida SANDVIK Coromant, N15 yaitu DCGX 11 T3 04 AL.

dengan sfesifikasi pahat sebagai berikut :

Kekerasan : 1750 HV3- 58 HRC

Sudut potong utama (kr) : 93o

Radius mata pahat (r) : 0,4 mm

Sudut geram () : 7o
45

Gambar 3.2 Pahat Karbida.

2. Pahat karbida WIDIA

Gambar 3.3 Pahat Karbida WIDIA

3. Pahat HSS

Gambar 3.4 Pahat HSS

3.2.3. Pemegang Pahat (Tool Holder)

Pemegang pahat yang digunakan adalah Tool Holder Sandvik Coromant

dengan kode DTGNR 2020M 16 ( 91) yang dikhususkan untuk proses bubut

dimana sisipan insert dipasang dengan penjepitan, sisipan (insert) berbentuk

segitiga triangular, arah pahat ke kanan.


46

Gambar 3.5 Pemegang pahat (Tool Holder)

Keterangan: D = Sisipan (insert) dipasang dengan penjepitan

T = Sisipan (insert) berbentuk segitiga (triangular)

G = Bentuk pemegang tipe G

N = Sudut bebas 0 o

R = Arah pahat ke kanan

2020 = Tinggi dan lebar gagang (shank) masing-masing 20mm

M = Panjang pemegang pahat 150 mm

3.3 Peralatan

3.3.1. Mesin Bubut Konversenal CD 6260 C

Mesin Bubut Konversenal CD 6260 C yang digunakan terdapat di

Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin Institut Teknologi Medan, dengan

spesifikasi teknis sebagai berikut :

Gambar 3.6 Mesin Bubut Konvensional CD 6260C

a. Putaran Maksimum : 1600 r/ menit

b. Daya :380 Voltage/ 8 kW

c Diameter Penjempitan Maksimum : 600 mm

d, Panjang Benda Kerja Maksimum : 2000 mm


47

3.3.2. Termokopel

Termokopel disini digunakan untuk mengukur Temperatur pemotongan

saat pemesinan sedang berjalan.Termokopel yang dipakai jenis Thermocople Tipe

K Flatron Electronic.

Gambar 3.7. Termokopel Tipe K

3.3.3. USB Digital Microscope


Untuk mengambil data Gambar keausan yang terjadi pada pahat setelah

proses pemesinan digunakan Microscope Digital USB standart stand dengan

fokus range 0mm - 4mm. selain itu alat ini digunakan untuk mengetahui dan

mengamati aus yang terjadi pada pahat potong. Mikroskop ini dapat memperbesar

gambar hingga 800 kali pembesaran.

Gambar 3.6. USB Digital Microscope


3.3.4 Surface Roughness Tester

Untuk pengukuran Kekasaran Permukaan setelah dilakukan pemesinan alat

yang dipakai adalah Surface Roughness Tester jenis Marsurf I M 300. Alat ini
48

berfungsi untuk menentukan kekasaran permukaan (perangkat lunak) dan untuk

mensensor jumlah data.

Gambar 3.7. Surface Roughness Tester Marsurf I M 300

3.4. Rancangan Eksperimental

3.4.1. Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data sebagaimana yang dipaparkan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.8. Kondisi Pemotongan pahat karbida tipe DCGX 11 T3 04 AL dengan


bahan baja AISI 1045 .
Perlakua V f a R t Ra
n (m/mnt) (mm) (mm) () (menit) (m)
1 163 0,5 0,5 0,4 30
2 163 0,5 1 0,4 30

Tabel 3.9. Kondisi Pemotongan pahat karbida tipe DCGX 11 T3 04 AL dengan


bahan baja AISI 4140 .
Perlakua V f a R t Ra
n (m/mnt) (mm) (mm) () (menit) (m)
1 163 0,5 0,5 0,4 30
2 163 0,5 1 0,4 30

Tabel 3.10 Kondisi Pemotongan Pahat karbida tipe DCGX11T304-AL dengan


bahan baja St 90
Perlakua V f a R t Ra
n (m/mnt) (mm) (mm) () (menit) (m)
1 84 0,5 0,5 0,4 30
2 84 0,5 1 0,4 30
49

3.5. Pengujian Dengan Menggunakan Eksperimen Faktorial


Tabel 3.5.1 Data Pengamatan Desain Eksperimen Faktorial 3 x 3
Faktor A Jumlah Rata rata
Keseluruhan Keseluruhan
Mata Pahat yang
Jumlah Rata rata
Digunakan
Karbida Karbida HSS
Widia Sandvik
Faktor B (Jenis Material)

AISI 4340
Jumlah
Rata-rata

AISI 4140
Jumlah
Rata-rata

ST 37
Jumlah
Rata rata
Jumlah
Keseluruhan
Rata-rata
Keseluruhan

3.5.2 Menentukan besarnya F

Rumus-rumus yang digunkanan untuk menganalisa data guna

menentukan jumlah kuadrat (JK), derajat kebebasan (dk), mean kuadrat (KT)

dan F observasi adalah :

a b c
Y 2= Yijk 2 , dengan dk=abn
i=1 j=1 k=1


Ji00 = Jumlah nilai pengamatan yang ada dalam taraf ke i faktor A
b
Yijk
j=1 k=1
50

Ji00 = Jumlah nilai pengamatan yang ada dalam taraf ke j faktor B


a b
Yijk
i=1 k=1

Jij0 = Jumlah nilai pengamatan yang ada dalam taraf ke i faktor A


dalam taraf ke J faktor B
n
Yijk
k=1

J000 = Jumlah semua nilai pengamatan


a b c
Yijk 2
i=1 j=1 k=1

Jooo 2
R y= , dengan dk =1
abn
Ay = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk semua taraf faktor A
Y ioo Y ooo
2


a
bn
i=1
a
( J ioo / bn ) R y , dengan dk=( a1 )
2

i=1

By = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk semua taraf faktor B


Y ojoY ooo 2

b
an
j=1

b
( J ojo / an ) R y , dengan dk= ( b1 )
2

j=1

Jab = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) antara sel untuk daftar a x b


Y ijoY ooo
2


j=1
a
n
i=1
a b
( J 2ijo /n)R y
i=1 j=1
51

ABy = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk interaksi antara faktor A dan faktor
B
Y ijoY iooY ojo+ Y ooo 2


b


j=1
a

i=1
J ab A y B y , dengan dk =( a1 )( b1 )

E y = Y 2R y A y B y AB y , dengan dk=ab ( n1 )

A = Mean kuadrat untuk faktor A

= Ay / (a 1)

B = Mean kuadrat untuk faktor B

= Ay / (b-1)

AB = mean kuadrat untuk A dan B.

= ABy / (a 1) (b 1)

E = Ey / ab (n 1)

FA = Ay / dkA = KTA
Ey / dkE KTE

By / dkB KTB
FB = =
Ey / dkE KT ABy / dkAB KTAB
FAB= =
Ey / dkE KTE
52

Setelah perhitungan selesai, hasilnya dimasukkan ke dalam daftar anava

sebagai berikut:

Tabel 3.5.2 Rangkuman Anava Dua Jalan.

Sumber Derajat Jumlah Mean Kuadrat F


Variasi kebebasan(Dk) Kuadrat (JK) (KT)
Rata-rata 1 Ry R
Perlakuan
A a1 Ay A Bergantun pada
B b1 B Pada sifat taraf
By
AB (a 1) (b 1) AB faktor
Aby
Kekeliruan (E) ab (n 1) E
Ey

Jumlah Abn Y2 _____ ______

Karena dalam penelitian ini ada tiga buah taraf faktor A dan dua buah
taraf faktor B, yang semuanya digunakan dalam eksperimen, maka untuk
menghitung statistik F, digunakan model tetap, yaitu:
Ha1 dipakai F = A/E
Ha3 dipakai
Ha2 dipakai F = AB/E
F = B/E

3.6 Tahapan Pengamatan dan Pengolahan Data

Tahapanpengolahandanpengamatan data adalah:

Menyiapkan persiapan pengambilan data diantaranya adalah:

Bubut Konvensinal CD 6260 C.

Benda kerja Baja AISI1045, Baja AISI 4140 dan Baja St 90

Pahat Potong / Insert Karbida Sandvick, Widia dan HSS

Pemegang Pahat / Tool Holder.


53

Mengukur geometri pahat atau gunakan data pihak pembuat pahat.

Mengatur mesin dan uji jalan kemudian hentikan uji jalan mesin.

Mengkalibrasikan pelurusan posisi benda kerja pada chuck mesin.

Menganti pahat sesuai dengan yang direncanakan untuk yang

dipakai pada penelitian.

Menyesuaikan diameter benda kerja pada putaran mesin (rpm)

yang ada pada mesin Bubut Konvensinal CD 6260 C

Memulai angkah pemesinan dengan menentukan putaran mesin

(rpm), laju pemakanan (f) dan kedalaman potong (a).

Menjalankan proses pemesinan sesuai dengan kondisi pemotongan.

Setelah pemesinan diambil dengan panjang pemesinan (L) sesuai

dengan benda kerja, maka benda kerja diukur kekasaran

permukaan dengan menentukan beberapa titik.

3.7. Pengertian variabel

Definisi variabel penelitian adalah sebagai obyek penelitian atau yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 96). Di dalam

suatu variabel terdapat satu atau lebih gejala, yang mungkin pula terjadi dari

berbagai aspek atau unsur sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Dari pengertian

tersebut secara garis besar variabel dalam penelitian ini ada tiga variabel, yang

secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.7.1. Variabel bebas

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah jenis material dan jenis
54

benda kerja.

3.7.2. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variable terikatnya adalah tingkat kekasaran

permukaan benda kerja.


55

3.8 Kerangka Konsep Penelitian

Untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan

metode penelitian yang sistematis dan terarah agar tujuan penelitian tercapai.

Diagram metode penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Studi lapangan/obsevasi

Identifikasi Permasalahan

Penetapan tujuan dan


Perumusan masalah

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Eksperimen factorial 3 3
Pengujian kekasaran permukaan
Penentuan kondisi optimal dengan
ANAVA

Analisa dan Evaluasi

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.8. Tahapan penelitian yang akan dilakukan


56

Anda mungkin juga menyukai