A
A
EKOLOGI PERAIRAN
C. EKOSISTEM ESTUARIA
Estuaria : pertemuan dari air laut dan air tawar (muara sungai) , habitatnya yaitu peralihan dari
darat dan laut.
Sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan banyak sedikitnya air tawar dan airlaut yang masuk,
shingga tidak stabil.
Macam-macam Estuaria:
a. Berdasarkan hidrologi (kondisi airnya)
Estuaria berstratifikasi ganda (estuaria bajigaram, estuaria positif)
Air sungai lebih dominan daripada pasang surut, bisaanya pada muara sungai. Air tawar
dilapisan atas, sedangkan air laut dilapisan bawah.
Estuaria berstratifiksi moderat (estuaria campuran sebagian)
Aliran air sungai seimbang ddengan masuknya air laut turbuleni pasang surut secara berkala ,
sehingga profil sainitas tidak terlampui curam, karena sebagian energi diserap dalam proses
percampuran vertikal pengdukan. Pengadukan disebabkan oleh perbedaan suhu dn perbedaan
salinitas.
Estuaria campuran sempurna ( estuaria homogen vertikal, negatif )
Pasang surut dominan dan kuat pengdukan sangat kuat, sehingga salinitas sangat tinggi
seperti disamudra.
b. Berdasarkan geomorfologi.
Lembah sungai tenggelam atau estuaria dataran pesisir.
Kondisi relatif rendah dan datar (naik menggenangi lembah sungai)
Tipe fjord
Lekuk-lekuk diwilayah pesisir membentuk huruf U akibat adanya pengikisan lempengan-
lempengan es.
Esturia bentukan perintang.
Merupakan bagian-bagian yang dangkal, sehingga bagian dasar estuari tidak tertutup oleh
sederetan pulau yang letaknya sejajr dengan garis pantai, sehigga terjadi hubungan langsung dngan
laut terbuka.
Estuari bentukan tektonik/lempeng.
Karena terangkatnya atau menurunya dasar laut pesisir yang sering kali diikuti dengan
masuknya air tawar dalam jumlah yang banyak.
Estuari delta sungai (dataran yang terbentuk di muara sungai..)
Karena adanya sedimentasi (depososo sedimen) lumpur, maka disitu akan terbentuk teluk, selat, rawa
dan payau.
Teluk: dseimentasi di pinggir
Selat: sedimentasi ditengah.
FAKTOR LINGKUNGAN:
a. Faktor fisika
Suhu cepat panas dan cepat dingin.
Salinitas sangat dipengaruhi oleh pasang surut, musim , topografi dan jumla air tawar.
Substrat (dasar perairan) di estuari lumpur mempunyai ciri khas, yaitu sangat halus. Lumpur
dibedakan menjadi 3, yaitu lumpur koloid, lumpur partikuler, dan lumpur tersuspensi.
Kekruhan sangat tinggi, namun mendekti wilayah estuari semakin rendah. Alat untuk mengukur yaitu
turbinity meter.
Ombak; kedangkalan dan semopitnya area mengurangi kebesaran ombak.
b. Faktor kimia
Oksigen. Tergantung suhu dan salinitas, semakin tinggi uhu dan salinitas maka oksigen semakin
rendah.
Unsur hara. Tinggi Ndan P N bisa 10X lebih besar.
3 faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya unsur hara diperairan :
Adanya sedimentasi alami, dari tanah liat dan mineral (montmorilonite, dan kaolinite)
Karena adanya proses biodiposisi, sehngga bnyak organisme yang filter finder.
Adanya sirkulasi air secara vertikal , karena perbedaan salinitas dan terperangkapnya unsur hara.
c. Faktor biologi (ada 5 jenis ikan diwilayah estuari)
1. Jenis ikaN air tawar yang Eurihalin/ toleran terhadap salinitas (ikan nila, ikan mujair).
2. Ikan estuaria :ikan yang memang hidup diwilayah estuaria sebagai penghuni tetap.
3. Jenis jenis ikan anadromus dan catadromus (estuari sebagai jalan masuk).
4. Jenis ikan air laut yang secara berkala ke wilayah estuari sebagia siklus hidupya, (udangan dan
bandeng).
5. Kelompok ikan pengunjung tidak tetap.
5 Ekman Grab
untuk mengambil sedimen permukaan yang ketebalannya tergantung dari tinggi
dan dalamnya grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat ini biasa digunakan untuk
mengambil sampel sedimen pada perairan dangkal. Grab ukuran kecil
penggunaannya dengan cara menurunkannya secara perlahan dari atas boat agar
supaya posisi grab tetap berdiri sewaktu sampai pada permukaan dasar perairan.
Pada saat penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus diperhitungkan supaya
alat tetap konstant pada posisi titik sampling.
Grab Sampler yang berukuran besar memerlukan peralatan tambahan lainnya
seperti winch (kerekan) yang sudah terpasang pada boat/kapal survey berukuran
besar. Alat ini menggunakan satu atau dua rahang/jepitan untuk menyekop
sedimen. Grab diturunkan dengan posisi rahang/jepitan terbuka sampai mencapai
dasar perairan dan sewaktu diangkat keatas rahang ini tertutup dan sample
sedimen akan terambil.
6 Jala Surber
alat untuk mengambil sampel (benthos) pada daerah yang berarus air kuat dan
dasar perairan berpasir halus (sedikit berlumpur). jala tersebut diletakkan dengan
bagian mulut jala melawan arus aliran air, dan daerah yang dibatasi oleh alat ini
dibersihkan (diaduk) sehingga benthos yang melekat pada dasar perairan dapat
hanyut dan tertangkap oleh jala.
7 Refraktometer
Untuk mengukur kadar garam terlarut ( % )
8 Refraktometer
Untuk mengukur kadar garam terlarut ( % )
Sp siapkan alat soil tester. Alat tersebut ditancapka tunggu beberapa saat sambil
ditekan satu kali tombolnya dan langsunglepaskan tekanan saat sudah menancap
tanah. Baca angka yang tertera pada alat tersebut (untuk kelembapan biasanya
dalam %) . Jika ingin mengukur pH,tombol pada alat ini.
Macam-Macam Ekosistem Laut| Ekosistem dibagi dalam dua macam yaitu ekosistem darat
dan ekosistem perairan . Kali ini menginformasikan macam-macam ekosistem perairan.
Sebelumnya telah di informasi macam-macam ekosistem darat dan ciri-cirinya. Ekosistem
perairan adalah ekosistem yang kompone abiotiknya sebagian besar terdiri atas air. Makhlukh
hidup (komponen biotik) dalam ekosistem perairan dibagi dalam beberapa kelompok, antara lain
sebagai berikut...
Plankton, adalah terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Organisme ini dapat bergerak
dan berpindah tempat secara pasif karena pengaruh arus air, seperi ganggung uniseluler
dan Protozoa
Nekton, adalah organisme yang bergerak aktif (berenang), seperti katak dan ikan
Neuston, adalah organisme yang mengapung di permukaan air, seperti, eceng gondok,
serangga air, ganggang, dan teratai.
Bentos, adalah organisme yang berada di dasar perairan, seperti cacing, udang, ganggang
dan kepiting.
Perifiton, adalah organisme yang melekat pada organisme lain seperti siput dan
ganggang.
Ekosistem perairan dibedaka menjadi dua macam, yatu ekosistem air dan ekosistem air laut.
Berikut penjelasan ekosistem air tawar dan ekosistem air laut...
1. Ekosistem Air Tawar - Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri abiotik antara lain sebagai
berikut..
Memiliki kadar garam (salinitas) yang rendah, bahkan lebih rendah dari pada cairan yang
ada dalam sel makhluk hidup
Jenis-Jenis Ekosistem Air Tawar - Berdasarkan dari keadaan airnya, ekosistem air tawar
dibedakan menjadi dua macam antara lain sebagai berikut..
Ekosistem air tawar lentik (tenang) seperti rawa dan danau
Ekosistem air tawar lotik (mengalir) seperti air terjun dan sungai
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air tawar dibagi menjadi
beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut..
Zona litoral adalah daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga ke
dasar perairan
Zona Limnetik adalah daerah yang terbuka yang jauh pada dari tepian sampai
kedalaman yang masih dapat ditembus cahaya matahari
Zona profundal adalah daerah dalam dan tidak dapat ditembus caaya matahari. DI
daerah initidak dapat ditemukan pada organisme fotosintetik (produsen), tetapi dihuni
oleh hewan pemangsa dan organisme pengurai.
2. Ekosistem Air Laut - Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik antara lain sebagai beirkut..
Habitatnya berada di air laut saling berhubungan antara lau yang satu dengan laut yang
lainnya
Memiliki arus laut yang pergerakannya dipengaruhi oleh arah angin, perbedaan densitas
(massa jenis) gaya gravitas, air, suhu, tekanan air, dan gaya tektonik batuan Bumi
Memiliki variasi dari perbedaan suhu pada bagian permukaan dengan ke dalam laut
Pembagian Ekosistem Air Laut - Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air,
ekosistem air laut dibagi dala beberapa zona atau daerah antara lain sebagai berikut..
Zona fotik adalah daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman air kurang
dari 200 meter. Organisme yang mampu berfotosintetis banyak terdapat di zona fotik
Zona twilight adalah daerah dengan kedalaman air yaitu sekitar 200 - 2.000 meter.
Cahaya matahari remag-remang sehingga tidak efektif dalam berfotosintetis
Zona afotik adalah daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga selalu
gelap. Kedalaman air lebih dari 2.000 meter.
Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ke tengah laut yaitu sebagai
berikut..
Zona litoral adalah daerah yang terendam saat terjadi suatu pasang dan saat air laut surut
terlihat seperti darata. Zona litoral berbatasan dengan daratan dan banyak juga dihuni
oleh kelompok hewan, seperti udang, bintang laut, kepiting, cacing laut dan bulu babi.
Zona neritik adalah daerah laut dangkar yang kurang dari 200 m. Zona neritik dapat
ditembus cahaya matahari dan banyak dtempati ganggang laut dan ikan
Zona batial adalah daerah laut yang memiliki kedalaman air sekitar 200 m-2.00 m
dengan keadaan remang-remang. Dalam zona batial ini tidak ada produsen melainkan
dihuni oleh nekton (organisme yang aktif berenang), seperti ikan.
Zona abisal, adalah daerah palung laut dengan keadaan laut yang gelap. Kedalaman air
zona abisal dapat lebih dari 2.000 m. Zona abisal dihuni oleh hewan predator, detritivor
(pemakan sisa organisme), dan pengurai.
Macam-Macam Ekosistem Air Laut - berikut ini macam-macam ekosistem air laut..
c. Ekosistem estuari
Ekosistem estuari terdapat di daerah percampuran air laut dengan air sungai. Salinitas air di
estuari lebih rendah daripada ppm. Di daerah estuari dapat ditemukan tipe ekosistem yang khas,
yaitu padang lamun (seagrass) dan hutan mangrove.
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah
atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya
(lihat Gambar 6. 1). EKOLOGI PERAIRAN Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup
sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali
disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914). Ekologi adalah cabang ilmu
biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti :
kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang
pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian
populasi hama guna meningkatkan produktivitas. Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki
interaksi organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-
prinsip yang terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut. Dalam studi ekologi digunakan
metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu
sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Faktor Biotik Faktor biotik adalah
faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan.
Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan
mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-
tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling
mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci,
tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut. Perhatikan Gambar. Gbr. Tingkatan
Organisasi Makhluk Hidup A. Individu Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor
tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis.
Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh
alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus
memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan
tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari
makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi. Perhatikan Gambar 6.4. Ada
bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi,
adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. 1. Adaptasi morfologi Adaptasi morfologi
merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh adaptasi morfologi,
antara lain sebagai berikut. a. Gigi-gigi khusus Gigi hewan karnivora atau pemakan daging
beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi
geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya. Lihat Gambar
6.5. b. Moncong Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika
Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap.
Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang
berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah
panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga. Lihat
Gambar 6.6. c. Paruh Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan
ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya. Perhatikan Gambar 6.7 d. Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun
yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan
serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut
akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan. e. Akar Akar
tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam
tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas. (LihatGambar 6.9). 2.
Adaptasi fsiologi Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut. a. Kelenjar bau Musang dapat
mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret
tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya. b. Kantong tinta Cumi-cumi dan
gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke
dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
(LihatGambar 6.1 0). c. Mimikri pada kadal Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen
yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan
faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya. Lihat Gambar 6.11. 3. Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya
sebagai berikut : a. Pura-pura tidur atau mati Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati,
misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila
didekati seekor anjing. b. Migrasi Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk
mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem
dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat
Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma
di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah
menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke
bagian hilir dan akhirnya ke laut. Perhatikan Gambar 6.12. B. Populasi Kumpulan individu
sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi Misalnya, populasi
pohon kelapa dikelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang. Ukuran populasi
berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika populasi.
Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu.
Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 1980 populasi Pinus di
Tawangmangu ada 700 batang. Kemudian pada tahun 1990 dihitung lagi ada 500 batang pohon
Pinus. Dari fakta tersebut kita lihat bahwa selama 10 tahun terjadi pengurangan pohon pinus
sebanyak 200 batang pohon. Untuk mengetahui kecepatan perubahan maka kita membagi jumlah
batang pohon yangberkurang dengan lamanya waktu perubahan terjadi : 700 - 500 = 200batang
1990-1980 10 tahun = 20 batang/tahun Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan kesimpulan
bahwa rata-rata berkurangnya pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi, perlu diingat
bahwa penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari alam mungkin
disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit, sedangkan dari manusia misalnya
karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk
kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik
iniantara lain : kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi
biotik, penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas danmortalitas merupakan penentu
utama pertumbuhan populasi. Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi.
Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnyahewan dan manusia. Imigrasi
adalahperpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu
daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari
jenisnya. Imigrasi ini akan meningkatkan populasi. Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya
suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar,
imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi
akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun
perubahan tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila
ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah
hama. C. Komunitas Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. D. Ekosistem Antara
komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi
yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau),
konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme).
Faktor Abiotik Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut. a. Suhu Suhu
berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk
hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. b. Sinar
matahari Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan
suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis. c. Air Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum
dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi
unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk. d.
Tanah Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan
organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting
bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. e. Ketinggian Ketinggian tempat menentukan
jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan
menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. f. Angin Angin selain berperan dalam
menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. g. Garis
lintang Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi.
Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja. Interaksi antarkomponen
ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas. A.
Interaksi antar organisme Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang
lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis,
baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi
demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang
sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai
berikut. a. Netral Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Contohnya : antara capung dan sapi. b. Predasi Predasi adalah hubungan antara mangsa dan
pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.
Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan
mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus. c. Parasitisme Parasitisme adalah
hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme
lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon
inang. Perhatikan Gambar 6.15 d. Komensalisme Komensalisme merupakan hubunganantara dua
organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber
makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya
anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. e. Mutualisme Mutualisme adalah hubungan antara
dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh,
bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan. B. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak
langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut. Alelopati
merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Kompetisi
merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput. C. Interaksi Antar Komunitas Komunitas
adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi.
Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh
bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas
sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas
sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan
peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup
komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan
ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat. Lihat Gambar 6.16. D. Interaksi
Antarkomponen Biotik dengan Abiotik Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik
membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan
terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga
struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan adanya interaksi-
interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk
menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila
keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan
ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru. Adanya perubahan-perubahan pada populasi
mendorong perubahan pada komunitas. Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan
ekosistem berubah. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem.
Keadaan ini merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang
gangguan dariluar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu
mendorong terbentuknya keseimbangan baru. Rangkaian perubahan mulai dari ekosistem
tanaman perintis sampai mencapai ekosistem klimaks disebut suksesi. Terjadinya suksesi dapat
kita amati pada daerah yang baru saja mengalami letusan gunung berapi. Rangkaian suksesinya
sebagai berikut. Mula-mula daerah tersebut gersang dan tandus. Setelah beberapa saat tanah akan
ditumbuhi oleh tumbuhan perintis, misalnya lumut kerak. Tumbuhan perintis ini akan
menggemburkan tanah, sehingga tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan
kekeringan. Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan makin gembur
karena akar-akar rumput dapat menembus dan melapukan tanah, juga karena rumput yang mati
akan mengundang datangnya dekomposer (pengurai) untuk menguraikan sisa tumbuhan yang
mati. Dengan semakin subur dan gemburnya tanah maka biji-biji semak yang terbawa dari luar
daerah itu akan tumbuh, sehingga proses pelapukkan akan semakin banyak. Dengan makin
gemburnya tanah, pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan mendesak
kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan didominasi oleh pepohonan. Sejalan
dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan yang menghuni daerah tersebut juga mengalami
perubahan tergantung pada perubahan jenis vegetasi yang ada. Ada hewan yang datang dan ada
hewan yang pergi. Komunitas klimaks yang terbentuk dapat berupa komunitas yang homogen,
tapi dapat juga komunitas yang heterogen. Contoh komunitas klimaks homogen adalah hutan
pinus, hutan jati. Contoh komunitas klimaks yang heterogen misalnya hutan hujan tropis.
Privacy Policy
Sitemap
Contact
Home
Oseanografi
Biologi Laut
Laut
Ikan
Terumbu Karang
Ekologi
Ilmu Perikanan
Contoh:
Anthony van Leeuwenhoek (awal tahun 1970an)
Ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan komponen penyusunnya, yaitu faktor
abiotik dan biotik.
Komponen Ekosistem
1.Parameter Fisika
Faktor fisik yang terdapat dalam suatu ekosistem perairan umumnya dapat diamati secara visual,
yaitu: suhu, salinitas, daya tembus sinarmatahari, komposisi substrat tanah, kekeruhan, arus, dll
2.Parameter Kimia
Faktor kimia perairan yang berperan dalam ekosistem merupakan proses atau kandungan unsur
kimia yang terdapat dalam perairan. Beberapa parameter kimia air yang sering diukur adalah: pH
air, oksigen terlarut, nitrat (NO3), fosfat (PO4), CO2, amoniak (NH3), dll.
3. Parameter Biologi
Parameter biologi merupakan biota perairan yang menyusun kehidupan di dalam peraiaran,
seperti;
-Plakton
Semua jasad hidup renik yang hidup bebas didalam perairan dengankemampuan gerak yang
sangat terbatas, sehingga sebagian besar hidupnya mengikuti arus. Plankton dikelompokkan
mejadi fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani).
Pengukuran plankton sangat penting didalam analisa ekologi karena fitoplankton merupakan
produsen primer yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi total di dalam
ekosistem perairan
-Benthos
Merupakan semua organisme yang hidup di dasar perairan. Benthos dapat digolongkan ke dalam
fitobenthos dan zoobenthos. Benthos yang hidup di permukaan dinamakan epifauna dan yang
hidup di dalam dasar substrat perairan di sebut sebagai infauna. Peran benthos di dalam
ekosistem perairan sangat penting yaitu sebagai pengurai bahan-bahan organik yang terdapat di
dasar atau di dalam dasar perairan, sebagai indikator biologis bagi kualitas air dan substrat
-Tanaman air
Mencakup tanaman air yang hidup di perairan seperti lumut, ganggang, rumput laut dan lamun.
-Mangrove
Merupakan tumbuhan yang hidup di daerah peralihan antara laut dan darat. Komunitas mangrove
sangat unik karena secara ekologis lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi laut,
Tanaman air dan mangrove merupakan produsen primer yang sangat besar perannya sebagai
penyumbang nutrient ke dalam ekosistem perairan.
Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen,
dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
1.Cara pengambilan contoh (practice)
2.Pengolahan data (analisa data) (practice)
3.Wawasan interpretasi
Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan peranannya (Para ahli ekologi )
1.Produsen
Organisme yang dapat membuat makanan sendiri (autotrof) melalui fotosintesis
2.Konsumen
Organisme yang makanannya sangat bergantung pada organisme lain (heterotrof)
3.Pengurai (dekomposer)
Organisme yang mengurai bahan-bahan organik yang berasal dari organisme yang mati, ex:
jamur, bakteri
4.Detritivor
Organisme yang memakan partikel-partikel organik. Ex: Cacing tanah, siput
Pembagian Ekologi
B. Menurut Taksonomi:
1. Ekologi tumbuhan, ekologi serangga, ekologi vertebrata, dll
Secara umum, ekologi dapat dibagi berdasarka penggolongan:
a.Taksonomik: mis ekologi ikan
b.Habitat: mis ekologi perairan.
1.Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh
: Gigi-gigi khusus, Moncong, Paruh, Daun, Akar.
2.Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya.
Contohnya: Kantong tinta pada Cumi-cumi dan gurita.
Categories: Ekologi
Related Post:
ologi
Hutan Mangrove
0 Comments
0 Comments
Newer Post Older Post
Kotak Penelusuran
FOLOWERS
MY FRIENDS
Hijab Tutorials
AzisGoOnline
Nanggroe Aceh
cemumut.com
wallpapers HD
BLOGGER INDONESIA
heru triyanda
Blog ini merupakan info yang mebahas tentang ILMU KELAUTAN & PERIKANAN
ditulis oleh heru triyanda, seorang mahasiswa ilmu kelautan Universitas syahkuala
(Aceh). Ilmu kelautan ini juga berisi artikel-artikel yang bermanfaat. Silahkan
informasikan event/produk Anda untuk dimuat di blog ini dengan mengirim undangan
peliputan dan atau press release ke heru.dacos12@gmail.com
View my complete profile