Anda di halaman 1dari 7

A.

Teori Dasar

A.1 Pengertian Air Payau

Air Payau adalah campuran antara air tawar dan air asin yang memiliki ciri,
jika kandungan kadar garam yang terkandung dalam satu liter air adalah
antara 0,5 sampai 30 gram.

A.2 Jenis Perikanan Payau di Indonesia

1. Bandeng
Ikan bandeng adalah salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan di laut
maupun di tambak. Namun saat ini perkembangan bandeng masih lebih baik pada
budidaya tambak. Hal ini wajar karena memang bandeng awalnya sangat baik
dibudidayakan di tambak. Ikan yang dikenal dengan nama inggrisnya milk fish ini
banyak ditemui hasil pembudidayaannya di pulau jawa utamanya jawa barat, jawa
tengah dan jawa timur. Selain di pulau jawa, bandeng juga menjadi komoditas
unggulan pada provinsi sulawesi selatan dan sulawesi tenggara. Sementara di pulau
sumatera, produksi bandeng tertinggi ada di provinsi aceh dan lampung

2. Belanak
Tidak banyak yang mengenal ikan belanak. Padahal ikan ini sudah dapat
dibudidayakan. Persebaran perikanan budidaya jenis ikan ini memang belum
banyak. Budidaya ikan belanak hanya dapat di temui di pulau jawa dan sebagian
pulau kalimantan.

3. Kakap
Sama halnya dengan ikan bandeng di atas, ikan kakap juga dapat dibudidaya di dua
subsektor yaitu laut dan air payau. Ikan kakap yang biasa dibudidayakan ada 2
jenis, yaitu kakap putih dan kakap merah. Persebaran budidaya ikan kakap di
Indonesia juga tidak sepesat ikan bandeng. Sentra budidaya ikan kakap terdapat
pada provinsi jawa barat, kalimantan timur dan jawa timur. Ikan yang dikenal dalam
bahasa inggris sebagai Asian Seabass ini produksi tertingginya pada tahun 2009
terdapat pada provinsi Kalimantan timur.

4. Kepiting
Kepiting sudah dapat dibudidayakan walaupun perkembangan budidayanya belum
begitu pesat karena memang komoditas jenis ini masih belum dikenal luas sebagai
salah satu komoditas budidaya air payau. Padahal pasar kepiting masih sangat luas
dan nilai jualnya sangat tinggi. Apalagi kepiting merupakan salah satu makanan
favorit pada restoran-restoran seafood. Sentra budidaya kepiting terdapat di
provinsi jawa timur,
kalimantan timur dan sulawesi selatan

5. Kerapu
Kerapu yang dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan nama grouper ini, juga
merupakan ikan yang dapat dibudidayakan di perairan laut maupun perairan payau.
Hanya saja memang habitat aslinya adalah di perairan laut karena itu
perkembangan budidaya kerapu di perairan payau masih sedikit namun sudah
mulai dikembangkan. Budidaya ikan kerapu dapat ditemui di provinsi Aceh dan jawa
timur.

6. Mujair
Ikan mujair pada dasarnya adalah komoditas air tawar namun berkat
perkembangan teknologi budidaya ikan jenis ini juga sudah dapat dibudidayakan di
perairan payau. Mujair memang merupakan ikan liar dan belum ada perbenihannya.
Ikan mujair dibudidayakan dengan menggunakan benih dari alam. Prospek
pengembangan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil produksinya yang cukup
tinggi walaupun hanya terbatas pada beberapa daerah saja. Sentra budidaya ikan
mujair terdapat di pulau jawa.

7. Nila
Sama halnya dengan ikan mujair, ikan nila juga termasuk ikan yang dapat
beradaptasi pada berbagai jenis budidaya kecuali budidaya laut. Ikan nila yang
memiliki varietas nilai hitam dan nila merah ini, persebaran daerah budidayanya
tidak sebanyak pada budidaya air tawar karena memang habitat asli ikan ini sangat
tumbuh baik pada perairan tawar. Sentra produksi ikan nila pada air payau terdapat
pada provinsi Lampung, Jawa Barat, jawa tengah, jambi, Sumatera utara dan Aceh.
Pada tahun 2009 produksi ikan nila air payau tertinggi di provinsi Lampung.

8. Rajungan
Rajungan berbeda dengan kepiting. Jika kepiting dapat hidup di dua alam maka
rajungan hanya hidup di satu alam. Rajungan hanya dapat hidup di perairan laut
dan tidak dapat hidup di perairan tawar. Rajungan juga tidak dapat hidup pada
kondisi yang tidak memiliki air. Secara morfologi rajungan memiliki bentuk tubuh
yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dengan warna yang menarik
pada karapasnya. Budidaya rajungan memang masih sangat sedikit, berdasarkan
laporan data statistik perikanan budidaya yang diterbitkan ditjen perikanan
budidaya, hanya provinsi sulawesi selatan dan jawa timur yang melakukan
pembudidayan komoditas rajungan ini pada media tambak.

9. Rebon
Udang rebon adalah salah satu Famili Penaeidae, Genus Penaeus. Dengan kulit agak
keras, tetapi tidak kaku. Mempunyai tanda istimewa pada badan terdapat ban ungu
hitam dan pada masing-masing ruas terdapat dua ban. Warna tersebut jelas sekali
pada udang yang masih hidup. Warna kaki pada umumnya berwarna merah.
Memiliki ukuran Panjang badan dapat mencapai 35 cm dan umumnya berukuran 20
25 cm; [PIPP]. Budidaya udang rebon terletak di provinsi Jawa timur, jawa tengah
dan Aceh.

10. Rumput laut


Rumput laut yang dikembangkan untuk budidaya pada budidaya tambak adalah
varietas Gracilaria sp. Walaupun tidak berkembang sepesat rumput laut jenis E.
Cottonii, rumput laut jenis Gracilaria sp perlahan tapi pasti mulai menunjukkan
eksistensinya. Rumput laut Gracilaria banyak di budidayakan di provinsi yang
selama ini dikenal sebagai provinsi penghasil utama rumput laut, yaitu provinsi
sulawesi selatan. Selain di provinsi sulawesi selatan, budidaya Gracilaria juga
terdapat di daerah jawa, lampung dan kalimantan timur.

11. Sidat
Sidat, bentuknya menyerupai ikan belut. Ikan sidat termasuk komoditas yang
memiliki nilai ekonomis di pasaran, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Perkembangannya memang belum begitu baik namun dengan potensi pasarnya
yang masih terbuka tentu budidaya ikan sidat masih sangat menjanjikan.
Pembudidayaan ikan sidat air payau terdapat di provinsi Jawa Barat dan Jawa
Tengah.

12. Tawes
Ikan tawes dikenal sebagai ikan air tawar. Sama halnya seperti ikan nila dan ikan
mujair, ikan tawes juga termasuk ikan yang dapat hidup di air payau.
Perkembangan pembudidayaan ikan tawes di air payau tidak sepesat pada
budidaya air tawar karena memang habitat asli ikan ini adalah perairan tawar.
Daerah yang membudidayakan ikan tawes terdapat di provinsi jawa barat, jawa,
tengah dan jawa timur

13. Udang putih


Udang putih sudah lama dapat dibudidayakan. Terkadang sebagian orang
menyamakannya dengan udang vannamei. Padahal kedua jenis udang ini berbeda.
Udang putih memiliki nama ilmiah Penaeus merguiensis ini, banyak dikembangkan
sebagai komoditas budidaya di daerah Indonesia. Sentra pengembangan budidaya
udang putih terdapat di provinsi Jawa barat, kalimantan timur, sumatera utara, jawa
tengah dan jawa timu
14. Udang rostris
Udang rostris memiliki nama ilmiah Litopenaeus stylirostris. Udang jenis ini dapat
dibudidayakan pada sistem tertutup pada kelas pembesaran secara intensif. Udang
rostris memiliki tubuh berwarna biru, mempunyai rostrum bergigi 7 di bagian dorsal
dan 1 gigi lunak di bagian ventral, duri kecil ditemukan pada tepi posterior segmen
abdomen kelima. Udang jenis telah dapat dilakukan pembenihan oleh BBPBAP
Jepara. Daerah budidaya udang rostris terdapat di provinsi Aceh dan Nusa Tenggara
Barat.

15. Udang api-api


Udang api-api termasuk salah satu jenis udang yang sudah dapat dilakukan
pembudidayaannya. Udang jenis ini memiliki ukuran tubuh yang tidak besar. Udang
api-api memiliki nilai ekonomis penting dan mempunyai peranan penting dalam
siklus rantai makanan dan transfer energi. Sentra budidaya udang api-api terletak di
provinsi jawa barat, jawa tengah, jawa timur dan provinsi sulawesi selatan.

16. Udang windu


Windu adalah jenis udang yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Udang windu
memiliki nama ilmiah Penaeus monodon. Walaupun sempat ambruk akibata
serangan hama penyakit. Udang windu perlahan bangkit dan saat ini mulai
berkembang sangat baik di berbagai daerah di Indonesia. Budidaya udang windu
terdapat hampir di semua wilayah Indonesia. Sentra budidaya udang windu sendiri
terletak di provinsi Sumatera selatan, jawa barat dan sulawesi selatan.

17. Udang vannamei


Udang vannamei adalah jenis udang yang pada awal kemunculannya di Indonesia
dikenal sebagai udang yang dapat dibudidayakan denga tingkat ketahanan yang
tinggi terhadap serangan hama penyakit. Namun sejak tahun akhir 2008, udang
vannamei juga terkena serangan hama penyakit yang menyebabkan jatuhnya
produksi udang secara nasional. Udang vannamei yang memiliki nama ilmiah
Litopenaeus vannamei ini sentra lokasi budidayanya terdapat pada provinsi
Lampung, Jawa timur, nusa tenggara barat dan sumatera selatan.
Komoditas budidaya air payau sebetulnya masih banyak lagi. Tidak terbatas pada
ketujuh belas komoditas di atas. Tujuh belas komoditas di atas adalah yang
perkembangan pembudidayaan secara produksi masih sangat baik dan masih dapat
berkembang. Pada awalnya komoditas yang dikembangkan pada budidaya air
payau hanya sebatas beberapa komoditas saja. Seiring dengan perkembangan
teknologi budidaya maka mulai bermunculan banyak komoditas yang dapat di
budidayakan.

A.3 Contoh Perikanan Air Payau

Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi pengembangan perikanan budidaya air


payau (tambak) seluas 2.063 ha tersebar di 5 kabupaten/kota (Tabel 1) Lingga
merupakan kabupaten dengan potensi tambak tertinggi yakni mencapai 828 ha,
diikuti oleh Kabupaten Natuna 507 ha dan Kota Batam. Peluang pengembangan
tambak dari potensi yang ada adalah sebanyak 4.539 unit, dengan ukuran 0,25 ha
untuk budidaya udang (vannamei dan windu), 0,5 ha untuk budidaya ikan kerapu
lumpur atau kakap putih, dan 1,0 ha untuk budidaya ikan bandeng.

Kebutuhan benih dan/benur untuk pengembangan tambak tersebut diperkirakan


hampir mencapai 1,25 milyar ekor per tahun, terdiri dari benur udang vannamei
dan windu dan benih ikan bandeng (Tabel 2). Sarana produksi tambak penting
lainnya yang musti disiapkan untuk pengembangan tambak adalah pakan buatan
(artificial feed), yang kebutuhannya diperkirakan mencapai hampir 62 ribu ton per
tahun. Pengembangan tambak tentunya membuka peluang lapangan pekerjaan,
yang diperkirakan mencapai 3.095 KK atau RTP yang bisa dihimpun dalam 124
kelompok pembudidaya
Tabel 1 Potensi dan peluang pengembangan budidaya air payau (tambak)
di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Luas Jumlah Kebutuhan Produksi Nilai Pakan Pem Kelo


Kabupate
Poten Tambak( Benih Produk (ton/ bu- m-
si (Rp
dida
sial x
n/Kota unit) (ekor/tahun) (ton/ tahun) tahun) ya pok
(ha) juta/ta
(KK)
hun)

190.87
Batam 288 634 174.096.000 6.732 8.631 432 17
2

165.68
Bintan 250 550 151.125.000 5.844 7.493 375 15
8

125.92
Karimun 190 418 114.855.000 4.441 5.694 285 11
3

336.01
Natuna 507 1.115 306.481.500 11.851 15.195 761 30
4

548.75 1.24
Lingga 828 1.822 500.526.000 19.355 24.815 50
7 2

1.247.083.5 1.367. 3.09


Jumlah 2.063 4.539 48.223 61.828 124
00 253 5

Anda mungkin juga menyukai