Anda di halaman 1dari 8

HALAMAN 103

PEMGEMBANGAN PENGAWASAN

Pendahuluan
Bab ini memberikan pengantar perkembangan pengawasan -sebuah model yang di gambarkan dalam detail
yang bagus melalui teks pengingat. Kita mulai dengan membahas empat studi kasus dalam aksi pengembangan
pengawasan. Sebagaimana yang telah kamu baca dalam empat pembelajaran kasus, membandingkannya dalam
hubungan dengan berikut:

1. Tingkat pengembangan guru, keahlian, dan komitmen dalam penyelesaian masalah


2. Dasar suatu masalah
3. Perilaku seorang guru pengawas, termasuk dalam perubahan pengawasan yang dilakukan

PEMBELAJARAN KASUS SATU

Setelah menerima keluhan tentang metode cara mengajar Gerald Wattson dari murid, orang tua, dan guru guru
yang lain, Kepala sekolah Martha Conzero meneliti kelas ilmu pengetahuan Gerald Wattson di beberapa
kesempatan. Tanpa menghiraukan isi pembelajara dan jumlah siswa, semua penelitian pembelajaran
menggunakan cara yang sama. Pertama, perbangku dan perbaris, murid membacakan beberapa paragraf dari
text bacaan. Selanjutnya, Gerald akan membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dkerjakan masing masing.
Jika para murid sudah selesai mengerjakan sebelum kelas habis,

HALAMAN 104

mereka diberikan pekerjaan rumah (PR), yang mana selalu berisi tentang latihan tertulis dari teks buku. Di saat
para murid mengerjakan, Gerald biasanya duduk di bangku kerjanya dan membaca majalah olahraga, hanya
melihat saat mengawasi para murid yang berbicara satu sama lain ataupun yang keluar dari bangku.

Martha tidak terkejut dengan pengajaran rutin Gerald. Dia hanya terkejut karena Gerald tidak
mencoba aktif dalam mengajar bahkan saat oservasi kelas. Martha melakukan pembahasan dengan Gerald
untuk mencoba mencari tau lebih dalam tentang sikap Gerald dalam ilmu mengajar. Dia mengaku bahwa dia
jarang menilai atau mengembalikan penulisan tugas yang dia wajibkan siswa untuk mengerjakan. Gerald
mengatakan bahwa dia sama sekali tidak paham dan sama sekali tidak menggunakan program ilmu hands-on
yang telah di setujui oleh team ilmu pegetahuan sekolah menengah supaya menggunakan yang tahun lalu. Dia
tidak pernah menghadiri pertemuan dengan team ilmu pengetahuan setelah jam sekolah yang ditujukan guna
memutuskan penggunaan program. Dia memilih menghabiskan harinya daripada menghadiri workshop
seharian dimana guru guru ilmu pengetahuan mengembangkan keahlian mereka dalam penggunaan program.
Gerald berkata kepada Marta bahwa enam tahun lagi sudah pensiun dan tidak mempunyai alasan lagi untuk
belajar keahlian baru ataupun mengunakan metode pengajaran yang baru.

Setelah dia (martha) mendapatkan gambaran dari penelitian kelas dan berunding dengan Gerald, Martha
membuat sebuah rencana pengembangan yang dia tunjukan kepada Gerald untuk pertemuan mereka
selanjutnya. Selama pertemuan, dia (martha) mengatakan kepada Gerald yang mana strategi pengajaran yang
biasanya digunakan dan kegagalan untuk belajar tentang penggunaan program ilmu sekolah adalah
mengganggu pembelajaran siswa dan pendekatannya dalam ilmu mengajar sangatlah tidak bisa diterima. Dia
(martha) mengatakan bahwa suksesnya kemajuan Gerald berkaitan dengan aktifnya pembelajaran dan
penggunaaan strategi pembelajaran yang konsisten dengan pengetahuan tujuan kurikulum. Martha
memerintahkan Gerald dalam beberapa langkah seperti:

1. Mengakhiri ketegantungan berlebih dimana para siswa bergiliran membaca teks buku bacaan dengan
keras.
2. Megurangi penggunaan lembar kerja siswa sebagai strategi pembelajaran primer.
3. Mengulas tuntas latihan tertulis dengan siswa, mengadakan umpan balik bagi para siswa tentang
pekerjaan mereka.
4. Mengulas ruang lingkup kurikulum tertulis sekolah sebagai pedoman seorang guru menggunakan
program hands-on ilmu pengetahuan.
5. Mengujungi kelas guru- guru ilmu pengetahuan lainnya untuk observasi pelaksanaan program.
6. Lebih menggunakan aktvitas ilmu hands-on yang konsisten dengan program ilmu yang telah disepakati.

Kepala sekolah mejelaskan bahwa tujuan dan aktivitas yang dia utarakan bukanlah suatu pilihan. Martha
mendengarkan pemikiran Gerald dan menjawab pertanyaan pertanyaan tentang rencana pembelajaran. Dia
berjanji akan menyediakan sumber dan material yang dibutuhkan guna untuk menerapkan pembelajaran baru.
Martha menjadwalkan tahapan tahapan observasi kelas yang akan dijalankanya untuk memonitor
perkembangan Gerald dengan rencana dan membimbingnya dan memberikan tanggapan dalam strategi
pembelajaran baru yang akan dia coba.

HALAMAN 105

Dengan rasa malas Gerald memulai menerapkan rencana perkembangan yang telah ditugaskan.
Bagaimanapun prosesnya berjalan lambat, metode pembelajarannya mulai di ubah. Gerald mencoba hands-on
learning berjalan baik, yang lainnya tidak. Para murid senang belajar metode aktivistas hands-on dan
memperagakan tingkat kegemaran dan belajar yang mana Gerald dulunya tidak terpikirkan. Akhirnya, dia
mengakui kepada Martha bahwa ketidakhadirannya dalam pertemuan tentang kurikulum yang baru adalah suatu
kesalahan. Ada beberapa celah dalam pengetahuannya tentang kurikulum baru dimana yang dia baca dan
beberapa observasi belum terpenuhi.

Martha memutuskan bahwa Gerald membutuhkan pelatihan formal tentang penggunaan program
pembelajaran jika dia ingin mengembangkan ilmu mengajarnya. Dia (martha) juga memutuskan bahwa usaha
dan perkembangan yang dia buat menjamin Gerald dapat memilih pelatihan apa yang akan dia pelajari. Martha
menawarkan Gerald tiga pilihan untuk belajar lebih tentang programnya : menghadiri program dua hari di dinas
pendidikan oleh penerbit program di unit paling terdekat, workshop setelah jam sekolah yang dipresentasikan
oleh guru pengawas di pedesaan di lain sekolah menengah, atau pelatihan sendiri dengan Jim Adams,
koordinator ilmu sekolah menengah Gerald. Gerald selalu suka dengan Jim jadi dia berkata pada Martha bahwa
dia memilih untuk mendapatkan pelatihan dari teman sejawat yang tidak jauh yang mana bisa dipanggil
sekiranya ada masalah dalam penerapan kurikulum. Jim setuju bekerja dengan Gerald, dan Martha serta Jim
membuat rencana untuk menyiapkan Gerald dengan beberapa jam pelatihan individual dan pelatihan intensive
kelas.

PEMBELAJARAN KASUS DUA

Guru berpengalaman Bill Levin ditugaskan menjadi pembimbing seorang guru pemula Janice Smith.
Janice telah bergabung di sekolah menengah sebagai staff pengajar yang berusaha untuk mecari variasi strategi
pengajaran yang inovativ yang sudah dipaparkan selama program pengajarannya. Sekarang, setelah dua bulan
karir mengajarnya, Janice sedang memikirkan untuk meninggalkan profesinya saat liburan Thanksgiving.
Setelah beberapa observasi tentang pengajaran Janice, Bill yakin bahwa Janice mempunyai kemampuan
menjadi seorang guru, tetapi manajemen kelasnya bermasalah yang dapat menjauhkannya dari pencapaian
potensinya. Meskipun Janice telah memberikan pejelasan tentang diskusi masalah disiplin siswa di beberapa
metode pengajarannya, dia tidak pernah menerima pelatihan sistematik menejemen ruang kelas yang efektif.
Kekurangannya dalam hal pelatihan dan pengalaman yang berhubungan dengan murid sekolah menengah
menjadi bertambah jelas. Di beberapa kunjungan kelas Janice, Bill meneliti dengan cermat kelakuan tidak wajar
dan ganguan murid yang ramai. Daripada mencoba menendalikan kericuhan tingkat tinggi, Janice mencoba
untuk berteriak pada para siswa yang mengobrol, kemudian menjerit kepada siswa yang onar dimana
menghiraukannya ketika diajak untuk tenang.

Janice tahu kalau dia mempunyai masalah dengan manajemen kelas tetapi tidak menyangka kenapa para
sisa berbuat semaunya, atau apa yang harus dia lakukan untuk membat situasi kelas lebih baik.

HALAMAN 106

Berdasarkan penelitiannya (Bill) dan diskusi dengan Janice, Bill membuat beberapa saran untuk guru baru:
1. Membuat sebuah penetapan peraturan dan prosedur untuk pengendalian kelas dan menentukan hukuman
wajar untuk para siswa yang gagal mematuhi peaturan dan prosedur.
2. Membagikan peraturan dan prosedur kepada siswa, dan menjelaskan dasar pemikiran untuk setiap
peraturan, prosedur, dan hukuman wajar.
3. Meberikan para siswa kesempatan utuk mempraktekkan setiap peraturan dan prosedur dibawah kondisi
yang tidak sebenarnya (pura-pura) dan meyediakan mereka umpan balik hasil mereka.
4. Secara konsisten menjalankan semua peraturan dan prosedur,memberikan umpan balik yang positif
kepada siswa seutuhnya dan menjalankannya lewat hukuman wajar agar jikalau tidak terpenuhi.

Bill menawarkan bantuan kepada Janice dalam mengembangkan peraturan dan prosedurnya, latihan
presentasi dan penjelasan kepada siswa, dan perencaan kesempatan untuk siswa berlatih pedoman baru dan
menerima umpan balik hasil mereka. Bill juga menyarankan bahwa Janice untuk mencoba beberapa cara
nonverbal dan verbal utuk membenarkan sebagian kecil tingkah laku siswa yanng menyimpang sebelum
mereka mencapai tingkat kegaduhan. Dia menjelaskan bagaimana di dalam kelasnya dia menggunakan cara
nonverbal seperti kontak mata, pendekatan fisik, dan menekan pembatasan, tidak berbeda dengan cara verbal
sepeti penggunaan nama siswa, mengingatkan peraturan atau prosedur, dan pengarahan yang jelas. Bill
mengundang Janice untuk mengunjungi kelasnya dan meneliti teknik manajemen kelasnya. Dia juga
menawarkan untuk meneliti kelas Janice ebagaimana dia menerapkan strategi dan tekhniknya, dan memberinya
ulasan mengenai hasil observasi.

Janice setuju dengan rekomendasi Bill. Dengan mempertimbangkan bantuan dari pemimbingnya, Dia
menjalankan strategi dan tekhnik yang disarankan. Setelah beberapa minggu, sebagian besar murid dari kelas
Janice mengalami peningkatan jumlah waktu berlatih yang cukup banyak dan kegaduhan para murid sudah
berkurang. Janice sudah menjalaninya bahkan melewati Thanksgiving dan berniat memberikan kesempatan
untuk mengajar lagi, setidaknya sampai akhir tahun sekolah. Dia masih megalami beberapa masalah
manajemen kelas, umumnya dengan tiga murid yang masih menghiraukan peraturan dan prosedur yang telah
dia buat, sepertinya hukuman wajar tidak berpengaruh yang bertujuan untuk mengendalikan sikap mengacau.
Janice mengabarkan kepada Bill bahwa sistem manajemen kelas, walaupun secara umum efektif, tetapi gagal
untuk ketiga murid ini.

Bill senang dengan perkembagan yang telah Janice buat tetapi fokus dengan tiga murid yang sepertinya
kebal dengan prosedur, strategi dan tekhnik manajemen kelas. Dia tahu bahwa meskipun berapa murid dapat
mengganggu seluruh kelas Janice, jika dia tidak bisa membantu mengubah tingkah laku mereka.
Pembimbingnya menawarkan dua kemungkinan untuk tiga anak yang mengacau. Pertama adalah untuk Janice
agar menyelesaikan sendiri setiap masalah murid dengan mengembangkan sebuah perjanjian tingkah laku. Di
dalam perjanjian, guru dan murid akan melakukan pembahasan tujuan pengembangan tingkah laku secara
pokok,

HALAMAN 107

pertemuan berkala untuk membahas tujuan, tindakan guru dan murid, penilaian perkembangan siswa, dan
penghargaan dan hukuman.

Kemungkinan saran yang kedua Bill adalah bahwa Janice tetap membuat catatan harian setiap murid
dari ketiganya tentang sikap yang mengacau. Pada mulanya tetap dicatat setidaknya dengan waku dua minggu,
dengan mengharuskan murid memasukkan tanda tangan di setiap catatan harian. Pada saat waktu terakhir dua
minggu, Janice dapat menugaskan kepada tiga siswanya membuat rencana kemajuan secara individu yang
bertujuan mengurangi tipe tingkah laku yang sudah tercatat di catatan harian. Segera setelah rencana diaktifkan,
Janice dapat merekam kedua tingkah laku positif dan mengacau di dalam catatan yang dimaksudkan untuk
dokumen kemajuan siswa terhadap tercapainya perkembangan.

Ketika Bill meminta Janice memlih salah satu dari kedua pilhan, dia menjawab itu akan lebih sesuai jika
mengguakan kedua strategi yang pertama dengan mencatat tingkah laku siswa selama dua minggu dan
kemudian membahas sebuah peranjian sikap dengan setiap murid dari ketiganya. Bill setuju bahwa itu akan
menjadi perpaduan serasi dari kedua strategi. Dia menawaran untuk menemani Janice dalam mengulas semua
catatan dan tulisan ketiga perjanjian sikap, sebuah tawaran yang Janice siap menerima.
PEMBELAJARAN KASUS TIGA

Guru pelajaran sosial Mike Philips telah diundang ke sebuah konfrensi dengan George Cantini, ketua
departemennya. Mike tidak puas dengan kualitas diskusi yang adakan di sekolah pada saat ini. George meminta
Mike untuk menjelaskan tipe diskusi yang ingin diadakan. Mike menjawab bahwa dia ingin mengembangkan
pemikiran murid ke level lebih tinggi dan membuka forum yang berfokus pada kepentingan sosial dan
persoalan politik. Ketika George bertanya kepada Mike apa yang dibenarkan dalam diskusi, dia menjawab
bahwa dia sendiri mungkin menghalangi diskusi kelas dengan menanyakan banyak pertanyaan sederhana yang
diulang daripada bertanya apa yang dapat membuat siswa tertarik dan berdiskusi. Masalah lain yang
didiskusikan oleh Mike adalah secara khusus hanya beberapa siswa yang berpartisipasi, dan dia telah
mendorong siswa yang tidak baerpartisipasi untuk bergabung.

Berdasarkan gambaran Mike tentang masalah, George menyarankan Mike mengganti cara tatanan
diskusi kelas mungkin dapat di ajukan. Dia mengusulkan bahwa Mike dan dia meminta beberapa menit untuk
menulis ide pengembangan secara terpisah. Setelah keduanya memikirkan dan mendata tindakan yang dikira
cukup, George meminta Mike untuk membagi idenya. Tindakan Mike mungkin termasuk meminta kepada
siswa untuk lebih terbuka dan tertutup dalam bertanya, memberikan waktu yang lebih kepada seluruh kelas
untuk memikirkan sebuah pertanyaan sebelum salah satu murid di panggil untuk menanggapi, dan secara acak
memanggil siswa guna meningkatkan partisipasi siswa. George menanggapi bahwa dia setuju dengan dua saran
yang pertama. Dia menambahkan bahwa ketika secara acak memanggil siswa untuk menanggapi adalah tepat
di beberapa kondisi, dia tidak percaya bahwa itu adalah cara aktif dalam megembangkan keterbukaan,
mencerminkan suatu percakapan yang mana adalah harapan Mike.

George menjelaskan kemugkinan tindakan tambahan dengan membangun ide yang sudah disarankan
oleh Mike. Dia menyarankan Mike untuk mengacu kepada lima kategori

HALAMAN 108

tertinggi dari teori Bloom ketika merencanakan diskusi pelajaran, pertama untuk membantu menentukan objek
pelajaran dan kemudian merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan diskusi. George mengulas kembali
bidang teori, yang mana Mike samar samar mengingat tahun yang mana dulunya masih belum lulus . Ide dari
Mike tentang memberikan kelas waktu untuk memikiran pertanyaan sebelum menanggapi mereka, George
menambahkan pilihan berupa membiarkan para murid untuk mendiskusikan pertanyaan di grup kecil terlebih
dahulu daripada diskusi keseluruhan kelas. Akhirnya, George menyarankan bahwa selama berdiskusi
keseluruhan kelas setiap murid dalam kelas disediakan cukup waktu tunggu untuk merumuskan tanggapan
mereka dan waktu tunggu yang wajar juga mendukung tanggapan setiap siswa.

Mike beranggapan bahwa dia suka ide tentang dasar sasaran pelajaran dan pertanyaan diskusi di teori
Bloom, tetapi kendati demikian dia mungkin mempunyai masalah merumuskan berbagai tipe pertanyaan yang
berbeda. Dia meminta George bahwa dia ingin membantu mengembangkan beberapa pertanyaan untuk
pelajaran Mike di beberapa pelajaran kedepan. George setuju, dan juga menawarkan untuk meneliti beberapa
pelajaran Mike yang bertujuan untuk merekam beberapa pertanyaan yang diperlukan dalam setiap kategori teori
Bloom. Mike menjawab bahwa dia akan menghormati hal itu. Memandang saran dari George tentang memulai
diskusi dengan grup kecil, Mike mengatakan bahwa selama waktu berjalan dia akan lebih memlilih untuk
memimpin diskusi seluruh kelas sepanjang pelajarannya. Dia mengatakan bahwa dia mempunyai pemahaman
yang cukup bagus tentang berbagai macam waktu tunggu, tetapi dia ingin mempunyai beberapa umpan balik di
beberapa detik dia membiarkan untuk setiap tipe waktu tunggu. George setuju untuk mengumpulkan data
tentang waktu tunggu Mike yang selama penelitian telah mereka setujui. Mike dan George juga setuju bahwa di
tambahan tipe pertanyaan dan waktu tunggu, George ingin mengetahui beberapa murid yang aktif di setiap
diskusi kelas.

Setelah mempertimbangkan banyak diskusi, Mike dan George membuat rencana kegiatan untuk
perkembangan pelajaran. Rencana itu telah di tulis sebagai berikut :

Tujuan : untuk meningkatkan parsitipasi murid di dalam diskusi terbuka yang membutuhkan pemikiran murid,
ketekunan, analisis, kepaduan, dan evaluasi.

Tanggung jawab Mike Phillips :


1. Berpartisipasi dalam membuat sasaran belajar siswa di setiap lima kategori atas punya Bloom tentang
cognitiv objektif. (tercantum di pernyataan tujuan)
2. Berpartisipasi dalam pembentukan pertanyaan diskusi terbuka dan tertutup untuk setiap lima tipe
sasaran belajar.
3. Mengijinkan setidaknya lima detik setelah mengajukan pertanyaan tebuka dan tertutup untuk ditanggapi
siswa, hanya memanggil sukarela.
4. Mengijinkan setidaknya lima detik setelah memanggil setiap murid untuk di tanggapi murid.
5. Menunggu setidaknya lima detik setelah seorang siswa menanggapi pertanyaan terbuka dan tertutup
sebelum melanjutkan diskusi.

Tanggung jawab George Cantinni :

1. Membantu Mr. Philips dalam membuat sasaran pelajaran siswa berdasarkan lima kategori atas teori
Bloom

HALAMAN 109

2. Membantu dalam mambuat pertanyaan diskusi terbuka dan tertutup yang sesuai dengan sasaran yang
telah disebutkan
3. Secara rutin meneliti kelas diskusi Mr.Phillip, mengumpulkan data dari
a. Frekuensi pertanyaan guru yang memancing siswa menanggapi kebutuhan pemikiran murid,
ketekunan, analisis, kepaduan, dan evaluasi.
b. Durasi dalam waktu tunggu setelah pertanyaan guru, setelah memanggil siswa untuk menjawab
pertanyaan, dan setelah tanggapan siswa.
c. Frekuensi partisipasi setiap murid dalam diskusi terbuka dan tertutup.

Kriteria keberhasilan :

1. Di kelas terpilih, pertanyaan terbuka dan tertutup akan diminta dan menciptakan diskusi yang
berhubungan dengan teori lima level tertinggi teori Bloom.
2. Ketika sudah tepat, setidaknya lima detik dari waktu tunggu akan disediakan setelah meminta
pertanyaan diskusi terbuka tertutup, setelah memanggil siswa untuk menanggapi pertanyaan, dan setelah
tanggapan siswa.
3. Setiap siswa akan membuat setidaknya satu kontribusi untuk setiap diskusi kelas terbuka tertutup.

Bekerjasama dengan George selama beberapa minggu, Mike membuat perkembangan yang mantap menuju
tujuan pembelajaran yang lebih baik. Akhirnya, George menyarankan bahwa Mike telah cukup
mengembangkan keahlian membuat pertanyaan diskusi terbuka tertutup yang tidak lama lagi tidak
membutuhkan bimbingan George selama merencanakan pembelajaran. Mike setuju, tetapi meminta George
supaya dia mengulas pertanyaan diskusi untuk beberapa minggu dan memberinya umpan balik tentang
kualitasnya. George dan Mike memutuskan bahwa di pengganti penambahan penelitian kelas oleh George,
Mike akan merekam beberapa diskusi kelas yang akan datang menggunakan audiotape. Dia akan mengulas
penampilannya sendiri dengan menganalisa tape. George setuju mengulas tape tentang diskusi kelas yang mana
saja dimana Mike meminta umpan balik yang ahli.

PEMBELAJARAN KASUS EMPAT

Stella Simpson adalah pembantu kepala sekolah untuk pengajaan di Sekolah Dasar Kennedy. Dia telah
mengorganisasi sebuah pilihan pekembangan untuk harapan guru guna berpartisipasi dalam sebuah program
pengembangan pribadi profesional. Maria Sanchez mempunyai beberapa ide sementara untuk sebuah program
yang akan menyiapkan kesempatan perkembagan untuk dirinya dan yang lainnya dan meminta sebuah meeting
kepada Stella untulk mendiskusikan rencananya.

Selama rapat mereka, Stella mendengarkan, mencerminkan, mengklarifikasi, dan mendorong


sebagaimana Maria mendiskusikan sebuah masalah yang dia lihat gawat di sekolahan. Dengan bertumbuhnya
pengenalan terhadap pembelajaran kerjasama, beberapa guru memutuskan untuk mencoba strategi kerjasama di
kelas mereka. Sayangnya beberapa guru harus mendapat pelatihan lebih dalam mengenai pembelajaran
kerjasama. Kebanyakan hanya menghadiri 60 menit sesi kesadaran di hari dinas pendidikan baru baru ini.
Maria, yang mendapatkan 30 jam pelatihan pembelajaran kerjasama,terkejut saat guru

HALAMAN 110

yang lain mengambil sebuah keterlibatan di pendekatan. Bagaimanpun bedasarkan observasi kelasnya sebagai
bagian dari progam pengawasan pelatihan,dia kawatir bahwa banyak guru tidak mempunyai pemahaman dasar
element sebuah pelajaran pengajaran kerjara dan merasa bahwa tanpa keahlin yang cukup,para guru
menggunakan pangajaran kerjasama tidak akan efektif,dan mereka tidak lama akan meniggalkan itu sebagai
sebuah strategi pengajaran

Stella menafsirkan kekhawatiran umum maria dan kemudian menyuruhnya untuk mendiskusikan permasalahan
khusus guru ketika mengunakan pengajaran kerjasama.maria menjawab bahwa beberapa guru mecoba
pengajaran kerjasama tanpa menajarkan para siswa syarat keahlian sosial.diz juga menyebutkan bahwa mereka
tidak membangun ketergantungan positif atau pertanggung jawaban individu- dua aspek vital dari pengajaran
kerjasama- kedalam pelajaran mereka. Maria menambahkan bahwa, berasarkan percakapan mereka dengan
guru-guru yang lain, permasalahan itu tidak tebatas untuk para guru yang sudah dia teliti sebagai sebuah
pandanagan bimbingan.

Stella setuju dengan penelitin Maria. Dia telah menghadiri program pelatihan yang sama selama 30 jam
seperti Maria, dan penelitian kelasnya meverifikasi ke khawatiran Maria. Stella menyuruh Maria agar
persepsinya tentang penyelesaian masalahnya diselesaikan. Sebagaimana Maria mempresentasikan, Stella
melanjutkan untuk mendengarkannya dengan sungguh-sugguh, kadang-kadang pernyataan pernafsiran Maria,
kadang-kadang membutuhkan pertanyaan yang sudah di klarifikasi, di waktu yang lain Maria terdorong untuk
mengelaborasi. Maria mengusulkan bahwa dia menghadiri sebuah program pelatihan lanjutan untuk
mengembangkan penambahan keahlian di pengajaran kerjasama seperti keahlian yang seharusnya untuk
menghantaran sebuah program pelatihan untuk guru-guru yang lain. Setelah menyelesaikan kelanjuta program,
Maria akan mengantarkan sebuah tahapan tentang workshop yang menyidiakan 30 jam pelatihan dasar di
pengajaran kerjasama untuk para guru yang tertarik. Maria juga menyarankan bahwa dia menyediakan
pembinaaan kelas untuk para guru yang hadir di workshopnya yang bertujuan untuk membantu mereka untuk
belajar membagikan keahlian di workshop untuk kelas mereka.

Stella menyuruh Maria jika dia telah mempertimbangkan kesulitan dari percobaan untuk menyediakan
pendampingan pengajaran guna pengamatan. Maria menjawab bahwa dia sudah mempertimbangkan
masalahnya, tetapi sejak dia hanya bekerja dengan guru sukarela, dia tidak menemukan pandangan suatu
keadaan sebagai masalah yang besar. Dia mengigatan Stella bahwa sebagai seorag partisipan di program
pengawasan sekoah dia sudah berasal menyediakan pendampingan pengajaran untuk bebrapa guru yang mana
akan menghadiri workshop. Begitu juga, dia tidak akan mencoba untuk memimpin workshop untuk teman
sejahwat sampai dia menerima persiapan kepemimpnan secara ekstensif (luas).

Stella mengatakan pada Maria bahwa jika rencanya telah disetujui, dana pengembangan profesional
dapat di pakai untuk membayar waktu yang terbuang, biaya pelatihan kepemimpinan Maria, dan bahan untuk
workshop sore hari yang akan Maria sampakan. Dia mengatakan bahwa ketidak adanya dana utuk membayar
Maria seagai konsekuensi hitungan waktu personal dan tenaga yang telah di habiskan seuah kesuksesan. Stella
menyuruh Maria jika dia berkeinginan untuk membuat komitken yang luas yang mana aturan baru
kepemimpinan akan dibutuhkan. Setelah menerima tanggapan persetujan, Stella menyuruh Maria untuk
meletakkan persamaan sebuah detail proposal, termasuk tujuan, aktivitas, kebutuhan sumber, krteria
kesuksesan sebuah penjadwalan, dan bajet yang tentatif.

HALAMAN 111

PENGEMBANGAN PENGAWASAN

Tujuan akhir dari pengamatan haruslah dapat digambarkan, kebutuhan para guru difasilitasi oleh
pengawasan tidak langsung. Bagaimanapun, sebenarnya banyak para guru yang aktif dalam pengembangan
tingkat atau di banyak situasi yang mana pengembangan diri tidak mudah yang berarti bahwa pengawas
kadang-kadang harus menggunakan kolaborasi pada awalnya, keterangan instruksi, atau, kasus yang jarang,
petunjuk pengendalian sikap. Setiap dari 4 pembelajaran kasus mewakili sebuah perbedaan maksud dari
pengawasan. Disetiap kasus, seorang pegawas berdasarkan pada pendekatan pengawasan awal pada
perkembangan tingkat guru, keahlian, dan komitmen, begitu juga situasi yang wajar.

Pembelajaran kasus menyediakan beberapa contoh dari 3 tahapan pengembangan pengawasan. Di


tahapan pertama, seseorang pengawas mendiaknosa perkembangan level guru, keahlian, komitmen, dan situasi
pendidikan, dan memilih pendekatan interpersonal yang mana membentuk pengawasan terbaik yang sesuai. Di
tahapan ke dua seorang pengawas mengunakan pendekatan interpersonal yang sudah di pilih untuk membantu
guru di pengajaran penyelesaian masalah. Di tahap ketiga (di gambarkan di tiap kasus pembelajaan yang
pertama), seorang pengawas mengubah perilaku interpersonalnya di pengarahan tentang lebih sedikitnya
penguasaan pengawas dan lebih banyak penguasaan guru. Seperti sebuah perubahan di pendekatan pengawasan
terjadi hanya setelah guru menjukkan kesiapan untuk mengambil keputusan yang lebih membuat pertanggung
jawaban.

Di kasus pembelajaran pertama, Marta Coszero bertekad bahwa Gerrad Wadson aktif di pegembangan
tingkat rendah, keahlian, dan komitmen. Dia meyakinkan bahwa rutinitas pengajaran Gerald yang tidak ada
tujuannya adalah masalah yang serius bagi pembelajaran siswa. Marta memutuskan untuk menggunakan
penendalian perilaku secara langsung di pendekatan pengawasan pada saat awal. Dia mengidentifikasikan
sebuah masalah, penunjukan Gerald dengan perbaikan tujuan pengajaran, dan membawanya untuk melakukan
tindakan guna mendapatkan tujuan. Marta menindaklanjuti dengan memantau dan menyediakan umpan balik
untuk perkembangan Gerald. Sesekali Gerald memperlihatkan beberapa peningkatan di perilaku pengajaran dan
motifasi, Marta mengambil sebuah langkah pertama pengawasan lengkap, meminta Gerald untuk memilih
salah satu dari tiga format pelatihan.

Dalam pembelajaran kasus kedua, orang baru Janice Smith kurang dalam manajemen kelas dan
keahlian menyelesaikan masalah membuat sebuah perbedaan tipe masalah pengajaran. Janice pada awalnya
mempunya motivasi yang tinggi. Dia menyadari dia mempunyai masalah dengan manajemen kelas. Apa yang
dia butuhkan adalah pendampingan yang intensif di pengindentifikasian sebab dan solusi. Setelah peneltian dan
pertemuan dengan Janice, pembimbing Belevine memutuskan untuk menggunakan petunjuk keterangan tingkah
laku selama awal bimbingannya untuk Janice. Bill mengidentifikasian sebuah tujuan untuk Janice tentang
perbaikan manajemen kelas. Dia menyarankan beberapa tindakan yang Janice dan Bill dapat lakukan untuk
menuju tujuannya. Hal itu tergantung pada Janice untuk menerima atau menolak saran Bill. Setelah Janice
membuat pertimbangan kemajuan di bawah bimbingannya, Bill mendukungnya untuk memlih dari dua strategi
alternatif untuk pekerja dengan tiga murid yang nampaknya terus menerus mempunyai masalah disiplin. Janice
dan Bill bernegosiasi dan saling setuju untuk menggabungkan dua strategi yang mewakili pergerakan menuju
sebuah hubungan kolaborasi diantara orang baru dan pembimbing.

HALAMAN 112

Dalam pembelajaran kasus tiga, Mike Philips sanggup menggambarkan suatu maslah yang dia alami
dan mengientikfikasi beberapa penyebabnya, tetapi dia mebutuhkan bimbingan dalam berfikir melalui sebuah
rencana untuk menyelesaikan masalah. Ketua Gerorge Cantinni memutuskan ntuk memakai pendekatan
kolaborasi dengan Mike. Setelah mendengakan persepsi Mike, Gerorge membagikan gambaran tujuannya,
kemudian menyarankan bahwa dia dan Mike keduanya mengembangkan dan bertukar pilihan untuk
menyelesaikan masalah. Selama proses negosiasi, keduanya Mike dan George menerima, menolak dan
mengusulkan modifikasi ide yang telah disampaikan masing masing. Akhirnya, Mike dan George mendapatkan
kesepakatan bersama sebuah rencana tindakan. Saran George untuk beberapa bulan kedepan bahwa Mike bebas
merancang diskusi pertanyaannya sendiri dan merekam dan meninjau diskusi kelas yang mana adalah sebuah
percobaan untuk bergerak menjauhi kolabarsi dan menuju pengamatan yang tidak langsung. Kesepakatan
mereka bahwa George akan menganalisa diskusi pertanyaan Mike dan rekamansuara mengindikasikan sebuah
tahapan pengajaran diantara kolaborasi dan pengamatan tidak langsung.

Pada kasus pembelajaran empat, Maria Sanchez selaku guru sangat aktif dalam pengembangan pribadi
dan profesional pada tingkat tinggi. Pembantu kepala sekolah Stella Simpson menggunkan hubungan perilaku
tidak langsung tentang mendengar, pemikiran, pengklarifikasian, dan mendorong Maria mendiskusikan urusan
dan proposalnya. Stela meminta Maria untuk memikirkan konsekuensi dari rencananya. Permintaan Stella
untuk sebuah tulisan proposal yang sudah dibuat untuk mendorong Maria untuk menentukan secara detail dan
standar dan membuat komitmen resmi terhadap rencana.
Stella simpson menggunakan tingkah laku perorangan yang tidak diawasi melalui pembelajaran kasus
empat, mendiorong Maria Sanchez untuk mengambil keputusan penuh-membuat pertangungjawaban.
Pengawas dalam tiga pembelajaran kasus pertama menggunakan bermacam variasi pengawasan, tetapi di setiap
tiga pembelajaran kasus, pengawas berpindah dari pengawasan yang lebih ke yang sedikit dan lebih menuju ke
keputusan-membuat pertanggungjawaban pada peranan guru. Perkambangan Pengawasan sedemikian itu
adalah pengawasan di dua jalan. Pertama, pendekatan pengawasan di tingkat awal adalah sesuai dengan
tingkat perkembangan guru saat ini dan situasi sekarang. Kedua, perilaku pengawasan adalah secara berangsur
angsur di modifikasi guna memajukan dan membantu perkembangan guru ke jangkauan-jauh menuju tingkat
yang lebih tinggi dari pemikiran dan kemampuan menyelesaikan masalah.

Kita dengan sengaja menyediakan pembelajaran kasus pada bab ini menunjukkan kesesuaian yang jelas
diantara tingkat perkembangan guru, keahlian dan komitmen dengan pendekatan pengawasan. Di dalam dunia
nyata, faktor-faktor lain cenderung berubah ubah guna memasukkan gambar dan interaksi adalah lebih lebih.
Pendekatan pengawasan dimana guru lebih nyaman, meskipun tidak harus ada faktor yang menentukan,
seharusnya membantu menetukan manakah pendekatan yang digunakan. Tingkat kenyamanan pengawas dan
keahlian dengan bermacam pendekatan pengawasan haruslah dipikirkan. Bahkan jika kita telah benar dan cara
yang dapat diandalkan tentang mengukur sebuah tingkat perkembangan guru, keahian, dan komitmmen
(dimana kita tidak), itu tidak mungkin di prediksi di semua kemajuan tentang faktor yang lainnya yang
mungkin butuh dipikirkan ketika memilih pendekatan pengawasan yang terbagus. Inilah kenapa menentukan
pendekatan paling baik adalah sebuah keputusan manusia, bukan hasil sebuah rumus yang sudah ditentukan.
Keputusan itu seharusnya didasarkan dari penelitian dan berdiskusi dengan guru atau kelompok kerja,
menggabungkan dengan sebuah penafsiran tentang situasi yang terkendali.

Anda mungkin juga menyukai