Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi jalan atau hirarki jalan adalah pengelompokan jalan berdasarkan fungsi jalan,

berdasarkan administrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu yang menyangkut


dimensi dan berat kendaraan. Penentuan klasifikasi jalan terkait dengan besarnya volume lalu
lintas yang menggunakan jalan tersebut, besarnya kapasitas jalan, keekonomian dari jalan
tersebut serta pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan. Jalan umum menurut fungsinya di
Indonesia dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
Klasifikasi fungsional

seperti ini diangkat dari klasifikasi di Amerika Serikat dan Canada. Di atas arteri masih ada
Freeway dan Highway. Klasifikasi jalan fungsional di Indonesia berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku adalah:

Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi
secara berdaya guna.
Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul
atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah
jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Pengelompokan jalan
dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan jalan sesuai dengan
kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya
dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan
jalan desa.
Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta
jalan tol.
Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan
dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman
yang berada di dalam kota.
Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

Klasifikasi berdasarkan muatan sumbu Distribusi beban muatan sumbu ke badan jalan Untuk
keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi dalam
beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara tepat
dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan
teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan.
Pengelompokkan jalan menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan, terdiri dari:

Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton,
yang saat ini masih belum digunakan di Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan
diberbagai negara maju seperti di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar
13 ton.
Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini
merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan peti kemas.
Pada dasarnya pembangunan Jalan Raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas
yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi,
pembangunan jembatan dan terowong, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin
melibatkan penebasan hutan). Berbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk
proses ini. Jalan raya ialah jalur-jalur diatas permukaan bumi yang sengaja dibuat oleh manusia
dengan ukuran, konstruksi dan bentuk tertentu sehingga dapat dipakai sebagai jalur lalulintas
orang, hewan dan kendaraan.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban
kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih
keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan
dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan
dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
pembangunan jalan raya. Air yang berkumpul di permukaan jalan raya setelah hujan tidak hanya
membahayakan pengguna jalan raya, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan
raya. Karena itu permukaan jalan raya sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai
landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir
kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang
tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda
bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan raya. Fungsinya adalah untuk
menandakan batas lintasan.
Jalan raya di indonesia pada umumnya menggunakan jalan aspal, bagaimanakah cara
membuat jalan aspal?. Berikut urutan kerja pembuatan jalan aspal beserta alat-alat berat dan
kegunaanya.pembersihan dan perataan lahan :
1. Sebelum jalan raya dibangun, lahan dibersihkan dahulu dari sampah maupun pepohonan
kemudian diratakan.
2. Pembersihan dan perataan lahan, untuk membersihkan lahan dan menggali maupun
mengurug tanah dengan alat excavator
3. Setelah lahan dibersihkan kemudian dilakukan pekerjaan perataan tanah dengan
menggunakan alat bulldozer, untuk memindahkan tanah bekas galian maka digunakan dump
truk
4. Penghamparan material pondasi bawah, penghamparan material pondasi bawah berupa batu
kali menggunakan alat transportasi dump truk kemudian diratakan dan dipadatkan dengan
menggunakan alat tandem roller. Pekerjaan perataan dengan tandem roller di lakukan lagi pada
saat penghamparan lapis pondasi atas, dan lapir permukaan. Pada saat penghamparan material
pondasi dilakukan pekerjaan pengukuran elevasi urugan dengan alat teodolit dan
perlengkapanya.
5. Penghamparan lapis aspal, setelah lapisan pondasi bawah selesai dikerjakan, proses
selanjutnya adalah penghamparan aspal yang sebelumya sudah dipanaskan terlebih dahulu
sehingga mencair. Untuk menghamparkan aspal digunakan alat asphalt finisher
6.
Asphalt finisher, setelah aspal berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya yang sudah
diukur menggunakan theodolit sesuai perencanaan pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan
dengan buldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang direncanakan pekerjaan
selanjutnya adalah finishing pemadatan dan perataan jalan raya dengan alat peneumatic roller
7. Peneumatic roller, jalan raya sudah jadi dengan konstruksi sebagai berikut:

Macam-macam Jalan :
a. Jalan menurut jenis angkutannya
b. Lalulintas air yaitu transportasi yang dilakukan melalui air(sungai, danau dan laut) dengan
menggunakan kendaraan perahu, kapal dsb.
c. Lalulintas darat yaitu transportasi yang dilakukan melalui darat dengan menggunakan jenis
angkutan, gerobak, kendaraan bermotor dsb.
d. Lalulintas udara yaitu transportasi yang dilakukan melalui udara dengan menggunakan pesawat
dsb.

e. Macam jalan darat menurut kepentingannya:


i. Jalan ladang/jalan kuda yaitu hanya untuk lalulintas pejalan kaki dan hewan
penarik
ii. Jalan setapak/jalan kampung yaitu jalur jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut
berbobot ringan, misal gerobak dll
iii. Jalan besar/jalan raya yaitu jalur yang menghubungkan antar kota, antar daerah
dengan menggunakan alat angkutan dengan kepadatan lalulintas ringan, sedang, padat dan sangat
padat.

Macam jalan raya menurut konstruksinya

Jalan tanah yaitu jalur yang belum memiliki lapisan perkerasan, lapisan pondasi dan
lapisan bidang permukaan. Dalam pembuatan jalan ini di Indonesia perlu
mempertimbangkan penyusutan sebagai berikut :
Jalan kerikil/jalan batu pecah yaitu jalur jalan yang telah memiliki lapisan perkerasan,
yang terdiri dari :
Jalan yang diaspal yaitu jalur jalan batu kerikil yang dilapisi aspal, penimbunan tanah ke
arah lebar diambil penyusutan yang terjadi di kanan dan di kiri masing-masing satu
penimbunan ke arah yang tinggi penyusutan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai