Anda di halaman 1dari 19

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Patra Nusa Manyak

Paed kelas X semester genap tahun pembelajaran 2016/2017..

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA Negeri 2 Patra Nusa Manyak Paed

yang terdiri dari 4 kelas.

3.2.2 Sampel Penelitian

Dari seluruh kelas X, yang menjadi sampel penelitian ini adalah dua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih secara acak cluster random

sampling. Kelas eksperimen adalah kelas yang diterapkan model pembelajaran

Group Investigation dan kelas kontrol adalah kelas yang diterapkan pembelajaran

konvensional.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu variabel bebas,

variabel moderator dan variabel terikat dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

2. Variabel Moderator
46

Variabel moderator adalah variable yang menghubungkan variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Kemampuan

berpikir logis.
3. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang mejadi akibat

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah

pemahaman konsep fisika siswa SMA.


3.4 Jenis dan Desaian Penelitian
3.4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian quasi eksperimen,

yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan

pada subjek yaitu siswa.

3.4.2 Desain Penelitian


Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan berbeda di mana

pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran Group Investigation, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan

pembelajaran konvensional yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

berpikir logis dan pemahaman konsep fisika siswa yang dilakukan dengan

memberikan tes pada kedua kelas sebelum dan sesudah perlakuan.

Rancangan penelitian quasi eksperiment ini dengan desain: control group

pretest-postest design. Dengan demikian rancangan penelitian dapat dilihat pada

tabel 3.1:

Tabel 3.1: Rancangan Desain Penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes


Y1 X1 Y2
Eksperimen
Kontrol Y1 X2 Y2
47

Keterangan:

X1 = Model pembelajaran Group Investigation

X2 = Pembelajaran konvensional.

Y1 = Pretes yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebelum perlakuan.

Y2 = Postes yang diberikan setelah adanya perlakuan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Desain penelitian untuk hipotesis dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Desain Penelitian (ANAVA 2x2)


Model Pembelajaran (A)
Kemampuan Berpikir Model Group Konvensional Rata-
Logis (B) Investigation (A2) Rata
(A1)
Di atas Rata-Rata (B1) B1
AB 1 1 AB 2 1

Di bawah Rata-Rata (B2) B2


A1B2 A2B2
Rata-Rata A1 A2

Keterangan :

A1B1 = Pemahaman konsep fisika siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran Group Investigation untuk kelompok siswa yang

memiliki kemampuan berpikir logis di atas rata-rata.

A1B2 = Pemahaman konsep fisika siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran Group Investigation untuk kelompok siswa yang

memiliki kemampuan berpikir logis di bawah rata-rata.


48

A2B1 = Pemahaman konsep fisika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan

berpikir logis di atas rata-rata.

A2B2 = pemahaman konsep fisika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan

berpikir logis di bawah rata-rata.

A1 = Rata-rata pemahaman konsep yang diajarkan dengan model

pembelajaran Group Investigation.

A2 = Rata-rata pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran konvensional.

B1 = Rata-rata pemahaman konsep siswa yang memiliki kemampuan berpikir

logis di atas rata-rata.

B2 = Rata-rata pemahaman konsep siswa yang memiliki kemampuan berpikir

logis di bawah rata-rata.

3.5 Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Awal (Persiapan dan Perencanaan)


Pada tahap awal ini peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan konsultasi dengan pembimbing tentang masalah penelitian.
b. Melakukan studi pendahuluan ke SMA Negeri 2 Patra Nusa Manyak Paed

dengan melakukan wawancara serta konsultasi pada guru fisika Ibu

Dahleni Nasution S.Pd tentang rencana penelitian disekolah.


49

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas

eksperimen dengan model pembelajaran Group Investigation dan RPP

untuk kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.


d. Menyusun LKS, instrumen pemahaman konsep fisika terkait materi dan

melakukan validasi instrumen yang akan diujikan.


e. Menyusun jadwal penelitian disekolah, dan mengurus surat izin untuk

melaksanakan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan hal-hal berikut :
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel di SMA Negeri 2 Patra

Nusa Manyak Paed.


b. Melakukan pre-test, peneliti memberikan soal pre-test yang telah

divalidasi pada siswa sebelum materi diajarkan untuk mengetahui


Studi Pendahuluan
kemampuan awal siswa.
c. Menganalisis data pre-test dengan menggunakan uji normalitas,
Validitas Instrumen Penelitian
homogenitas terhadap nilai rata-rata pre-test siswa di kelas yang akan

dijadikan sample penelitian.


d. Melakukan kegiatan pembelajaran pada
Tes Kemampuan kedualogis
Berpikir kelas, dimana pada kelas

eksperimen proses pembelajaran dengan model pembelajaran Group

Investigation dan pada kelas kontrol proses pembelajaran dengan


Pretes
menggunakan pembelajaran konvensional.
e. Memberikan soal post-test pada akhir kegiatan pembelajaran.
f. Melakukan analisis data pre-test dan post-test yaitu uji normalitas, uji
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunakan program SPSS.
3. Tahap Pelaporan
Model Pembelajaran Group
Pada tahap Investigation
pelaporan Pembelajaran
yaitu dengan menyusun analisis Konvensional
data dan kesimpulan

hasil penelitian dalam bentuk laporan akhir/thesis.

Adapun bagan alur prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.
Postes

Analisis Data

Hasil Penelitian

Kesimpulan
50

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian


3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes

Kemampuan berpikir logis dan tes pemahaman konsep fisika siswa. Tes

digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir logis siswa terhadap materi yang

diberikan dan melihat pemahaman konsep fisika siswa.

3.6.1 Tes Kemampuan Berpikir Logis


51

Tes kemampuan berpikir logis diklasifikasikan ke dalam kemampuan

berpikir logis tinggi dan kemampuan berpikir rendah dengan menggunakan tes

kemampuan berpikir Longeot yang baku terdiri dari 30 item, yang menjawab

benar diberi nilai 1, dan yang menjawab salah diberi nilai 0.

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Keterampilan Berpikir Logis

No Aspek Indikator Butir Soal Jumlah


1 Kemampuan Inklusi 1-8 8
Berasimilasi
2 Kemampuan Logika Proposisi 9-16 8
Berkomunikasi Penalaran Proposisis 17-23 7
3 Kemampuan Analisis Kombinasi 24-30 7
Ekuilibrium
Jumlah 30
Sumber: Ardhana (1993)

Untuk setiap item yang menjawab benar diberi skor 1 sedangkan untuk setiap item

yang menjawab salah diberikan skor 0. Dengan demikian skor perolehan

maksimum yang dapat dicapai siswa adalah 30 dan skor minimum adalah 0.

Selanjutnya setelah dilakukan ujicoba instrumen dan diketahui jumlah butir tes

yang digunakan untuk mengambil data kemampuan berpikir logis berjumlah 30

butir. Ketentuan pengkategorian siswa sebagai berikut Ardhana (1993:217).

a. Kemampuan berpikir logis tinggi apabila memperoleh skor 16-30


b. Kemampuan berpikir logis rendah apa bila memperoleh skor 1-15.
3.6.2 Tes Pemahaman Konsep Fisika

Tes yang diberikan pada siswa dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pemahaman konsep fisika siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah

tes pilihan berganda. Jumlah tes hasil belajar fisika yang digunakan sebanyak 20

soal. Tes ini berpedoman pada taksonomi Bloom revisi. Indikator tes disusun

berdasarkan taksonomi Bloom kognitif mulai dari C 1 C3. Sebelum tes hasil

belajar diberikan pada kelas sampel, terlebih dahulu test akan di uji cobakan
52

disekolah lain yang bukan merupakan tempat penelitian dan tes juga akan

divalidasi oleh validator. Adapun tabel spesifikasi instrumen pemahaman konsep

dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Tabel Spesifikasi Tes Pemahaman Konsep Materi Usaha dan
Energi
Materi Kategori
C1 C2 C3
Usaha dan energy 1,2,3,4,5, 6,7,8,9,10,11, 14,15,
Energi kinetic dan 20 17,18,
energi potensial
Usaha dan energi 12 16,19,
kinetic serta energi
potensial
Hukum kekekalan 13
energi mekanik

Keterangan:
C1= Ranah kognitif mengingat
C2= Ranah kognitif pemahaman
C3= Ranah kognitif penerapan

3.7 Teknik Analisis Tes

3.7.1 Validitas Isi

Validitas isi adalah validitas yang berkenaan dengan kesanggupan alat

penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya tes tersebut mampu

mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Instrumen

yang telah disusun kemudian divalidkan terlebih dahulu dengan validator yaitu

dosen jurusan fisika.

3.7.2 Validitas ramalan

Validitas ramalan dilaksanakan dengan mengujikan soal yang telah dibuat

kepada siswa sekolah lain yang sudah pernah mempelajari materi tersebut. Setelah

data diperoleh maka lakukan analisis dengan menggunakan rumusan-rumusan

berikut.
53

3.7.2.1 Validitas Tes


Menurut Arikunto (2012:87), untuk menentukan koefisien validitas tiap

item dapat digunakan teknik korelasi product moment dengan rumus :


N xy x y
r
xy N x 2 x 2 N y 2 y 2

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

x = skor butir soal yang dihitung

y = skor total butir soal

N = banyak sampel

Koefisien korelasi (Arikunto, 2012:89) diinterpretasikan sebagai berikut:


Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
Harga rhitung dikonsultasikan dengan harga Product Moment dari tabel (r tabel)

dengan taraf signifikan 0,05. Suatu butir soal dinyatakan valid apabila r hitung > rtabel

dan sebaliknya.
3.7.2.2 Reliabilitas Tes
Suatu instrumen dinyatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi

jika instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui

reliabilitas tes uraian dapat dicari dengan rumus Alpha (Arikunto, 2012:122):

2i
( )(
r 11 =
n
n1
1
2t )
Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

2i = jumlah varians skor tiap-tiap item


54

2i = varians total

Kriteria pengujian tes dinyatakan reliabel (dapat dipercaya) r hitung > rtabel

pada taraf signifikan 0,05 dimana rtabel dilihat dari table kritis r product momen.
3.7.2.3 Tingkat Kesukaran Tes

Untuk menentukan besarnya indeks kesukaran tes uraian dalam penelitian

ini, digunakan rumus:

mean
P
skor maksimum

Dimana :

P : Indeks Kesukaran

Mean : skor rata rata peserta didik untuk satu nomor butir soal

Skor maksimum : skor tertinggi yang telah ditetapkan untuk nomor butir

soal yang dimaksud

Kriteria indeks kesukaran (Arikunto, 2012:225):

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar


Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
3.7.2.4 Daya Pembeda Tes

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah. (Arikunto, 2012:226). Daya pembeda tes atau indeks deskriminasi tes

uraian ditentukan dengan rumus:

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut :

M A M B
D=
skor maksimum soal

Dengan :
55

D : daya pembeda

MA : mean pada kelompok atas

MB : mean pada kelompok bawah

Kriteria Indeks Daya Pembeda (Arikunto, 2012:232):

D: 0,00 0,20 : jelek (poor)


D: 0,21 0,40 : cukup (satisfactory)
D: 0,41 0,70 : baik (good)
D: 0,71 1,00 : baik sekali (excellent)
D: Negatif : tidak baik, harus dibuang
3.8 Teknik Analisis Data

Untuk uji prasyarat analisis dalam penelitian ini menggunakan uji anava.

Data yang diperoleh berupa nilai fisika siswa diolah dengan menggunakan uji

homogenitas dan uji normalitas sebelum diuji hipotesisnya. Untuk mengetahui

data yang didapatkan homogen dan data berdistribusi normal.

3.8.1 Menentukan Rata-Rata ( x )

Nilai rata-rata menurut Sudjana (2005:70) dapat dicari dengan

menggunakan rumus :

x =
f i xi
fi

Keterangan :

x = Nilai rata-rata

fi
= Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas

xi = Tanda kelas interval

3.8.2 Standar Deviasi atau Simpangan Baku


56

Sebelum menentukan simpangan baku terlebih dahulu kita dapat

2
menentukan varians ( s . Sudjana (2005:99) menjelaskan bahwa varians

melukiskan derajat perbedaan atau variasi nilai data individu yang ada dalam

kelompok atau kumpulan data tersebut. Varians menurut Sudjana (2005:95) dapat

dituliskan dengan munggunakan rumus:

f i xi


2

2
fi x i
n
s2 =

Keterangan :

s2 = Varians data

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas

xi = Tanda kelas interval

n = Sampel penelitian

2
Untuk mencari simpangan baku ( s ), dari ( s ) diambil harga akarnya

yang positif. Dengan menggunakan persamaan :


57

f i xi


2

fi x 2i
n

s=
Keterangan :

s = Simpangan baku

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas

xi = Tanda kelas interval

n = Sampel penelitian

3.8.3 Uji Homogenitas

Selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas data, uji ini digunakan untuk

mengetahui apakah kedua kelompok sampel memiliki tingkat varian yang sama

atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua varian data dari kelompok maka

digunakan persamaan:

Varian terbesar
F= (Sudjana,
Varian terkecil

2005:250)

Fhitung Ftabel
Dengan ketentuan jika berarti varians kedua kelompok

sama.

3.8.4 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal. Metode Lilliefors menggunakan data dasar yang belum


58

diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data ditransformasikan dalam nilai Z

untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai probabilitas komulatif normal.

Persamaan uji Lilliefors yang dikemukakan ole Sudjana (2005:466) adalah:

x ix
z i=
s

Keterangan :

Xi = Angka pada data

Zi = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal

F(zi) = Probabilitas komulatif normal

S( zi) = Probabilitas komulatif empiris

F(zi) = komulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi

Persyaratan

a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)

b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi

c. Dapat untuk n besar maupun n kecil.

d. ukuran sampel n <= 30

Signifikansi

Signifikansi uji, nilai terbesar |F(zi) - S(zi)| dibandingkan dengan nilai tabel

Lilliefors. Jika nilai |F(zi) - S(zi)| terbesar kurang dari nilai tabel Lilliefors, maka

Ho diterima ; H1 ditolak. Jika nilai |F(zi) - S(zi)| terbesar lebih besar dari nilai

tabel Lilliefors, maka Ho ditolak ; H1 diterima. Tabel nilai Quantil Statistik

Lilliefors.

3.8.5 Uji hipotesis (ANAVA)


59

Analisis varians dua jalan merupakan teknik analisis data penelitian dengan

desain faktorial dua faktor. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang

digunakan untuk dasar peninjauan sekor untuk variabel terikat (Arikunto,

2009:424).

Syarat yang harus dipenuhi bila menggunakan ANAVA adalah : (a) data

dipilih secara acak, (b) masing-masing data berdistribusi normal, dan (c) masing-

masing data homogen.

Tabel 3.5 Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan

Jumlah
F0
Sumber Variasi Kuadrat Db MK
(JK)
JK A MK A
JK A
Antar A A-1 db A MK D

JK B MK B
JK B
Antar B B-1 db B MK D

JK AB MK AB
Antar AB JK AB db A x db B
(Interaksi) db AB MK D

JK D
JK D dbT db AdbB db AB
Dalam (D) db D

JK T
Total (T) N-1

Dengan dituntun oleh rumus unsur tabel persiapan anava maka langkah

selanjutnya adalah mencari harga-harga seperti berikut:

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT)


2
( X T )
JK T = X T 2
N

JK A
2. Jumlah Kuadrat Variabel A ( )
60

2 2
( X T ) ( X T )
JK A=
nA N

JK B
3. Jumlah Kuadrat Variabel B ( )

2 2
( X B) ( X B )
JK B=
nB N

4. Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi antara Variabel A dengan Variabel B (

JK AB
)

2 2
( X AB) ( X T )
JK AB= JK A JK B
n AB N

5. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (JKD)

JK D =JK T JK A JK B JK AB

6. Menghitung Derajat Kebebasan


db A = A1
a.
db B=B1
b.
db AB =dk A x dk B
c.
db D =dbT db AdbB db AB
d.
dbT =N 1
e.
7. Menghitung Rata-Rata Kuadrat
JK A
a. MK A =
db A

JK B
b. MK B=
dbB

JK AB
c. MK AB =
db AB
61

JK D
d. MK D=
db D

F0 FA
8. Menghitung harga untuk variabel A ( )
MK A
FA=
MK D

F0 FB
9. Menghitung harga untuk variabel B ( )
MK B
B=
MK D

F0 F AB
10. Menghitung harga untuk interaksi variabel A dan variabel B ( )
MK AB
F AB =
MK D

Fhitung > F tabel H0


Kriteria pengujian: jika maka ditolak, sedangkan

Fhitung F tabel H0
jika maka diterima. Pengujian hipotesis penelitian dengan

menggunakan SPSS pada taraf signifikan =0,05 . Adapun hipotesis

penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Pengujian Hipotesis Pertama

H 0 : A1 A2 Pemahaman Konsep fisika siswa dengan model

pembelajaran Group Investigation tidak lebih baik daripada

Pemahaman Konsep fisika siswa dengan pembelajaran

konvensional.

H a : A 1> A2 Pemahaman Konsep fisika siswa dengan model

pembelajaran Group Investigation lebih baik daripada


62

Pemahaman Konsep fisika siswa dengan pembelajaran

konvensional.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

H 0 : B1 B 2 Pemahaman Konsep fisika siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis di atas rata-rata tidak lebih baik

daripada Pemahaman Konsep fisika siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis di bawah rata-rata.

H a : B1 > B 2 Pemahaman Konsep fisika siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis di atas rata-rata lebih baik

daripada Pemahaman Konsep fisika siswa yang memiliki

kemampuan berpikir logis di bawah rata-rata.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

H 0 : A > B=0 Tidak terdapat interaksi model pembelajaran Group

Investigation dan kemampuan berpikir logis terhadap

Pemahaman Konsep fisika siswa.

H a : A > B 0 Terdapat interaksi model pembelajaran Group

Investigation dan kemampuan berpikir logis terhadap

Pemahaman Konsep fisika siswa.

Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

H0 Ha
Jika p-value > 0,05 maka diterima dan ditolak
63

H0 Ha
Jika p-value < 0,05 maka ditolak dan diterima

Anda mungkin juga menyukai