I. ANAMNESIS
Autoanamnesis dan alloanamnesa pada tanggal 3 Januari 2017
A. Identitas penderita
Nama : Tn. W
Umur : 58 tahun
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Gotong Royong, Kaliabang Tengah, Bekasi
Pekerjaan : Pedagang
Masuk RS : 31 Desember 2016
Nomor RM : 01364024
Ruang : Anggrek 1/4E
Dikasuskan : 3 Januari 2017 (DPH 3)
B. Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 1 minggu SMRS.
1
Lima (5) tahun SMRS penderita mengatakan sudah memiliki keluhan
sesak nafas, sesak nafas dirasakan hilang timbul. Sesak dirasakan seperti ada yang
mengikat di dada, sesak dirasakan memberat terutama apabila cuaca dingin,
kelelahan dan ada stres emosi yang memicu, tetapi penderita menyangkal adanya
sesak yang dipengaruhi oleh debu. Penderita menyangkal sesak setelah minum
obat tertentu ataupun mengkonsumsi makanan tertentu seperti udang ataupun ikan
laut. Penderita mengaku sesak berkurang dengan istirahat.
Sejak 5 tahun SMRS penderita mengaku didiagnosa dengan sakit gula,
penderita mengaku awalnya banyak BAK, sering haus yang menjadi sering
minum dan banyak makan tetapi berat badan berkurang. Kemudian penderita
memeriksakan diri di layanan kesehatan terdekat didapatkan gula darah tinggi
300mg/dl diberikan obat, namun pasien tidak ingat nama obatnya. Setelah
pengobatan 1 tahun pasien mengaku gula darahnya sudah normal dan tidak pernah
kontrol kembali. Riwayat penggunaan obat semprot yaitu Ventolin. Riwayat
tekanan darah tinggi, sakit kuning disangkal pasien.
2
Anak
KETERANGAN :
: Pasien : Perempuan
X : Meninggal
: Laki-laki
Gambar 1. Pohon Keluarga
F. Riwayat Pribadi
Riwayat Alergi : Debu (-), dingin (-), Makanan (-) seafood (-), serat
kain (-)
Riwayat Imunisasi : Tidak diketahui
Riwayat Kebiasaan : Riwayat olahraga: jarang berolahraga
Riwayat suka makan goreng gorengan (+)
Riwayat merokok (+) 40 tahun, 12 batang
perhari, menggunakan rokok lintingan.
Index Brinkman 480 (sedang)
Penggunaan obat nyamuk bakar (-)
Riwayat minum obat-obatan, obat sesak nafas (-)
Riwayat alkohol (-)
Riwayat kontak dengan bahan kimia (-)
G. Riwayat Gizi
Sehari-hari pasien makan teratur, 2-3 kali sehari dengan nasi 1 piring,
sayur mayur dan lauk selalu ada tetapi untuk jenisnya tidak selalu dengan ayam,
terkadang tahu, tempe, ataupun ikan.
3
kang pendidikan SMP. Mempunyai 3 orang anak laki-laki dan 1 orang
perempuan. Satu orang merupakan pekerja kesehatan. Memiliki cucu, saat ini
bekerja sebagai pedagang kelontong dan biaya pengobatan ditanggung oleh
BPJS. Rumah pasien dekat pabrik sabun dan minyak goreng.
Kesan : Sosial ekonomi kurang
1. Anamnesis Sistem
Keluhan utama : sesak nafas
Kulit : kering (-),pucat (-), gatal(-), kebiruan (-), kuning (-)
hiperpigmentasi (-)
Kepala : pusing(-), nggliyer (-), luka (-), muka bengkak (-)
Mata : mata kuning (-), pandangan kabur(-), penglihatan
dobel (-) , berkunang kunang (-), kelopak mata
bengkak (-)
Hidung : mimisan (-), hidung tersumbat (-), cairan (-),
darah (-)
Telinga : pendengaran berkurang (-).
Mulut : kebiruan (-), mukosa pucat (-), sariawan (-), gusi
berdarah (-) gigi berlubang (-), bibir pecah-pecah-
mulut kering (-)
Leher : benjolan (-), kaku / tegang (-)
Tenggorokan : sakit (-), nyeri telan (-), serak (-), gatal (-)
Respirasi : sesak nafas (+), batuk (+), batuk darah (-), mengi
(+)
Kardiovaskular : sakit dada (-), pingsan (-), nyeri dada bila menarik
Gastrointestinal : nyeri perut (-), mual (-), nyeri ulu hati (-), muntah
(-), kembung (-), perut membesar (-), sebah (-),
nafsu makan menurun (-), muntah darah (-), diare
4
(-), BAB warna hitam (-), BAB warna putih seperti
dempul (-),BAB darah lendir (-).
Genitourinaria : BAK tidak lancar (-), nyeri saat BAK (-), BAK
Warna merah (-), BAK warna seperti teh (-),
anyang-anyangan (-), bengkak pada kemaluan (-),
BAK berpasir (-), BAK keluar batu (-), keruh dan
berbusa (-)
Muskuloskeletal : lemas (-),kaku sendi lutut pagi hari (-), nyeri bila
berjalan (-), nyeri seluruh tulang (-),bengkak sendi
(-), kesemutan (-), gatal (-), panas (-), merah (-)
5
Temperatur : 37,7oC (aksiler)
VAS :0
Status Gizi
TB : 168 cm
BB: 55 kg
BMI : 19,5 kg/m2
Status gizi : normoweight.
6
kiri sela iga melebar, retraksi intercostal +/+
Palpasi :
Fremitus raba kanan sama dengan kiri meningkat
Perkusi:
Paru kanan : sonor
Paru kiri : sonor
Auskultasi:
Paru kanan : suara dasar bronkial, ronki basah
kasar (+) hampir diseluruh lapang paru,
wheezing(+) ekspirasi
Paru kiri : suara dasar bronkial, ronki basah
kasar (+) hampir di seluruh lapang paru,
wheezing (+) ekspirasi
Paru belakang
Inspeksi :
kanan-kiri
simetris, statis, dinamis.
Palpasi :
Fremitus raba kanan sama dengan kiri.
Perkusi :
Paru kanan : sonor
Paru kiri : sonor
Auskultasi:
Paru kanan : suara dasar bronkial, ronki basah
kasar (+) hampir di seluruh lapang paru,
wheezing (+)
Paru kiri : suara dasar bronkial, ronki basah
kasar (+) hampir di seluruh lapang paru,
wheezing (+)
7
Batas jantung kiri bawah di SIC V 1 cm medial
Linea midclaviculla
Kesan : Batas jantung kesan tidak melebar
A:Bunyi jantung I-II murni, Intensitas normal, Bising
(-), Gallop (-)
Abdomen : I : Dinding perut = dari dinding dada, venektasi (-),
sikatrik (-), striae (-), caput medusae (-)
A : Peristaltik usus (+) 14x/menit
Per : pekak sisi (-), pekak alih (-), Liver span 8 cm,
pekak alih (-), undulasi (-), area traube pekak (-).
Pal : Supel, nyeri tekan (-) epigastrium, hepar dan lien
tidak teraba,nyeri ketok kostovertebral (-), massa (-),
pulsasi epigastrium (-)
8
PT 15.2 detik 10.0-15.0
APTT 36.7 Detik 20.0-40.0
INR 1.270
GDS 220 mg/dl 60-140
SGOT 38 u/L <35
SGPT 37 u/L <45
Albumin 2.9 g/dL 3.2-4.6
Ureum 54 mg/dL <50
Creatinin 0.8 mg/dL 0,8-1,3
Na 130 mmol/L 132-146
K 3.9 mmol/L 3,5-5,1
Cl 101 mmol/L 98-106
Ion Ca mmol/L 1,17-1,29
HbsAg Reaktif Non reaktif
HbeAg Nonreaktif Non reaktif
9
Gambar 2. Pemeriksaan ECG
Hasil Pemeriksaan ECG, tanggal pada 31 Desember 2016:
Irama : sinus takikardi
Frekuensi : 108 x/mnt
Axis : normoaxis
Gelombang P : 0,08 detik
PR interval : 0,12 detik
QRS komplek : 0,08 detik
ST segmen : isoelektrik, ST elevasi (-)
Gelombang T : dalam batas normal
Gel. Q patologis : tidak ada
Zona transisi : di V4
Lain lain :
Kesimpulan : Sinus Takikardi HR : 108 X/menit, normoaxis.
10
Gambar 3. Foto thorax PA dan lateral tanggal 31 Desember 2016
11
RESUME DATA DASAR
Keluhan Utama : sesak nafas 1 minggu SMRS
Anamnesis :
Pasien mengeluhkan sesak nafas yang memberat sejak 1 minggu
SMRS, sesak nafas dirasakan terus menerus, seperti diikat oleh tali pada
bagian dada. Mengi (+). Sesak tidak dipengaruhi oleh debu. Dyspnea d
effort (+), tidak berkurang dengan istirahat, tetapi berkurang dengan
pemberian obat diuap. Sesak juga disertai batuk berdahak hijau kental,
batuk berdarah (-). Demam sumer-sumer (+) dirasakan terus menerus,
dirasakan diseluruh tubuh dan semakin memberat bila malam hari,
berkurang dengan pemberian obat penurun panas. Nyeri dada disangkal.
BAK diakui tidak ada keluhan. BAB tidak ada keluhan.
Riwayat keluhan sesak nafas sejak 5 tahun, sesak nafas dirasakan
hilang timbul. Sesak dirasakan seperti ada yang mengikat di dada, sesak
dirasakan memberat terutama apabila cuaca dingin, kelelahan dan ada stres
emosi yang memicu. Penderita mengaku sesak berkurang dengan istirahat.
Riwayat sakit gula sejak 5 tahun SMRS, gula darah tertinggi saat
itu 300 mg/dl diberikan obat, namun pasien tidak ingat nama obatnya.
Riwayat penggunaan obat semprot yaitu Ventolin. Riwayat HT (-), sakit
kuning (-). Riwayat TB paru minum OAT 6 bulan 10 tahun yll dinyatakan
sembuh. Riwayat merokok 40 tahun, 12 batang/hari. Riwayat mondok
terakhir Desember 2016 di Jati Husada KRA
Pemeriksaan Fisik :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 78x/menit reguler, isi dan tegangan
cukup
Pernapasan : 30x/menit
Temperatur : 37,7oC (aksiler)
Thorax : retraksi otot intercosta (+)
Paru : bentuk barrel chest, sela iga melebar, suara dasar bronkial, Rbk (+/
+) di seluruh lapang paru, wheezing (+).
Cor : Batas jantung tidak melebar melebar
Ekstremitas: Clubing finger +
12
Laboratorium :
Darah: Leukosit : 23,4, GDS 220, albumin 2,9, ureum 56, natrium : 130,
HbsAg reaktif, HbeAg nonreaktif. Analisa Gas Darah: alkalosis
metabolic belum terkompensasi, hipoksemik ringan
DAFTAR MASALAH
1. Hospital Acquired Pneumonia late onset
2. PPOK eksaserbasi akut
3. DM tipe 2 Gula darah tidak terkontrol
4. Hepatitis B kronik fase inaktif carier dd reaktivasi
13
Tabel 5. Rencana Pengkajian Masalah
N0 Diagnosis Pengkajian (Assesment) Rencana Rencana terapi Rencana Rencana
masalah diagnosis edukasi monitoring
1 Hospital S: Demam, batuk berdahak, sesak Sputum gram Diet lunak TKTP Edukasi Analisa gas
Acquired nafas, riwayat mondok Kultur sputum Oksigen 3 lpm nasal kanul Tentang darah
Injeksi Ceftriaxon 2g/24 jam
Pneumonia O : t : 37,7C, rr : 30 x/menit penyakit dan Vital sign
Injeksi Levofloxasin
late onset Paru : suara dasar bronkial, fremitus prognosis Rontgen
750mg/24jam
raba meningkat, ronkhi basah kasar N. asetil Cystein tablet 200 kepada pasien thorax
(+), wheezing (+) mg/8 jam dan keluarga
Rontgen Thorax PA : pneumonia, Paracetamol tablet 500 mg/8
14
AGD : alkalosis metabolic tidak mg/8 jam
terkompensasi, hipoksemia ringan
Rontgen Thorax PA : pneumonia,
emfisematous lung
3 DM tipe 2 S: Riwayat sakit gula sejak 5 tahun, GDP, GD2PP, Diet DM 1700 kkal Edukasi tentang Monitoring
Gula darah pengobatan tidak diketahui, Gula darah Hba1c, profil Insulin rapid 4-4-4 IU sc cara pengolahan GDS 22,05
tidak tertinggi 300 mg/dl lipid, makanan, pola
terkontrol O: GDS: 220 mg/dl monofilamen, hidup
funduskopi
4 Hepatitis B S: Riwayat sakit kuning (-) HBV DNA, Curcuma 3x1 Edukasi tentang Monitoring
fase inaktif O: SGOT 38, SGPT 37, HbsAg reaktif, USG abdomen, cara pengolahan SGPT
carier dd HbeAg nonreaktif Fibroscan makanan, pola
reaktivasi hidup
15
PROGRESS REPORT
4 Januari 2017 (DPH 4)
16
PH 7.510 7.350-7.450
BE 11,7 -2-+3 mmol/L
PCO2 43,3 27,0-41,0 mmHg
PO2 65,6 83,0-108,0 mmHg
Hematokrit 42 37-50%
HCO3 34,9 21,0-28,0 mmol/L
Total CO2 36,2 19,0-24,0 mmol/L
O2 Saturasi 94,2 94,0-98,0 %
LAKTAT
Arteri 3,20 0,36-0,75 mmol/L
17
Jawaban konsulan dari gizi : tanggal 4 Januari 2017
Ts.Yth :Terimakasih atas konsulannya.
Pada pasien kami berikan penatalaksaan gizi dengan diet DM 1700 kkal
Atas kerjasamanya BTK
Jawaban konsulan dari rehabilitasi medik : tanggal 4 Januari 2017
Ts.Yth :Terimakasih atas konsulannya.
Dari pemeriksaan PPOK eksaserbasi Akut, retensi sputum.
Acc rawat bersama
Plan:
mobilisasi bertahap sesuai kondisi
breathing exercise
latihan batuk efektif
chest physioterapi
latihan meningkatkan ekspansi rongga dada
Atas kerjasamanya BTK
Diagnosis :
1. Hospital Acquired Pneumonia late onset
2. Mikosis paru
3. PPOK eksaserbasi akut
4. DM tipe 2 Non obese
5. Hepatitis B kronik fase inaktif carier dd reaktivasi
6. Neuropati DM
Penatalaksanaan
1. Tirah baring tidak total duduk
2. Diet lunak 1700 kkal
3. O2 8 lpm NRM
4. Infus Nacl 0,9% 20 tpm
5. Injeksi Ceftriaxon 2g/24 jam
6. Injeksi Levofloxacin 750mg/24jam
7. Injeksi metil prednisolon 62,5 mg/8 jam
8. Injeksi fluconazole 200mg/12jam
9. Injeksi insulin rapid 4-4-4 IU SC
10. Injeksi insulin basal 0-0-0-8 IU SC
11. Curcuma 3x1
12. Paracetamol tablet 500 mg/8 jam bila demam > 37C
13. N.asetil Cystein tablet 200 mg/8 jam
14. Aspilet 80mg/24jam
15. Vit B12 300mcg/8jam
18
16. Nebulizer fenoterol hydrobromide:ipratropium bromide 1:0,25 per 6 jam
PROGRESS REPORT
6 Januari 2017 (DPH 6)
Subyektif (Anamnese) : sesak(), batuk (), demam (-)
Objektif (Pemeriksaan Fisik) :
Tensi : 120/70 mmHg GDS 05: 190
Nadi : 82 x/ mnt Respirasi : 24x/mnt
Suhu : 36,7 C VAS :0
Paru : suara dasar bronkial, fremitus raba kanan = kiri, ronkhi basah kasar (+/
+), wheezing (+/+) pada kedua lapang paru
19
Organism : Stephanoascus ciferrii
Antimicrobial Interpre
tation
Amphotericin B S
Diagnosis :
20
1. Pneumonia bakterial
2. Probable mikosis paru
3. PPOK eksaserbasi akut
4. DM tipe 2 Gula Non Obese
5. Hepatitis B kronik fase inaktif carier dd reaktivasi
6. Neuropati DM
Penatalaksanaan :
1. Tirah baring tidak total duduk
2. Diet lunak 1700 kkal
3. O2 3 lpm Nassal Kanul
4. Infus Nacl 0,9% 20 tpm
5. Injeksi Ceftriaxon 2g/24 jam
6. Injeksi Levofloxacin 750mg/24jam
7. Injeksi metil prednisolon 30 mg/8 jam
8. Injeksi fluconazole 200mg/12jam
9. Injeksi insulin rapid 4-4-4 IU SC
10. Injeksi insulin basal 0-0-0-8 IU SC
11. Curcuma 3x1
12. Paracetamol tablet 500 mg/8 jam bila demam > 37C
13. N.asetil Cystein tablet 200 mg/8 jam
14. Aspilet 80mg/24jam
15. Vit B12 300mcg/8jam
16. Nebulizer fenoterol hydrobromide:ipratropium bromide 1:0,25 per 6 jam
PROGRESS REPORT
7 Januari 2017 (DPH 7 )
Subyektif (Anamnese) : sesak (), batuk (), demam (-)
Objektif (Pemeriksaan Fisik) :
Tensi : 120/70 mmHg GDS 05: 178
Nadi : 90 x/ mnt Respirasi : 24 x/mnt
Suhu : 36,2 C VAS :0
Paru : suara dasar bronkial, fremitus raba meningkat, ronkhi basah kasar (/)
pada seluruh lapang paru, wheezing (+/+) pada kedua lapang paru.
21
Gambar 4. USG abdomen (6 Januari 2016)
Tabel 14. Hasil pemeriksaan Analisa Gas Darah tanggal 7 Januari 2017
Pemeriksaan Analisa 7.01.2017 Nilai Normal
Gas Darah
22
PH 7.420 7.350-7.450
BE 10 -2-+3 mmol/L
PCO2 50,0 27,0-41,0 mmHg
PO2 145,0 83,0-108,0 mmHg
Hematokrit 45 37-50%
HCO3 31,3 21,0-28,0 mmol/L
Total CO2 33,9 19,0-24,0 mmol/L
O2 Saturasi 99,0 94,0-98,0 %
LAKTAT
Arteri 1,10 0,36-0,75 mmol/L
No Pemeriksaan Kenaikan
Hasil Prediksi Normal Uji Bronkodilator
VEP 1
1. 1170 ml
1 Kapasitas vital (KV) 2. 1120 ml 2983 ml
3.1120 ml
2 % KV (KV/KV Prediksi) 39,22% 80% 0 ml
1. 1240 ml
Kapasitas vital paksa
3 2. 1240 ml 2983 ml
(KVP)
3. 1230 ml
% KVP(KVP/KVP
4 Prediksi) 41,56% 80% 0%
23
3.
9 Air Trapping
Diagnosis :
1. Pneumonia bakterial
2. Probable mikosis paru
3. PPOK eksaserbasi akut
4. DM tipe 2 Gula Non Obese
24
5. Hepatitis B kronik fase reaktivasi
6. Neuropati DM
Penatalaksanaan :
1. Tirah baring tidak total duduk
2. Diet lunak 1700 kkal
3. O2 3 lpm Nassal Kanul
4. Infus Nacl 0,9% 20 tpm
5. Injeksi Ceftriaxon 2g/24 jam
6. Injeksi Levofloxacin 750mg/24jam
7. Injeksi metil prednisolon 30 mg/8 jam
8. Injeksi fluconazole 200mg/12jam
9. Injeksi insulin rapid 4-4-4 IU SC
10. Injeksi insulin basal 0-0-0-8 IU SC
11. Curcuma 3x1
12. Paracetamol tablet 500 mg/8 jam bila demam > 37C
13. N.asetil Cystein tablet 200 mg/8 jam
14. Aspilet 80mg/24jam
15. Vit B12 300mcg/8jam
16. Nebulizer fenoterol hydrobromide:ipratropium bromide 1:0,25 per 6 jam
PROGRESS REPORT
8 Januari 2017 (DPH 8)
Diagnosis pulang :
1. Pneumonia bakterial (perbaikan)
2. Probable mikosis paru (perbaikan)
3. PPOK eksaserbasi akut (perbaikan)
4. DM tipe 2 Gula Non Obese
5. Hepatitis B kronik fase reaktivasi
25
6. Neuropati DM
26
Masuk IGD
9 Januari 2016
Subyektif (Anamnese) : sesak (+), batuk (+), demam (+)
Objektif (Pemeriksaan Fisik) :
Tensi : 130/70 mmHg
Nadi : 140 x/ mnt Respirasi : 24x/mnt
Suhu : 37,2 C VAS :0
Paru : suara dasar bronkial, fremitus raba meningkat, ronkhi basah kasar (+/+)
pada seluruh lapang paru, wheezing (+/+) pada kedua lapang paru.
Tabel 17. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 9 Januari 2017
Pemeriksaan 9-1-2017 Satuan Rujukan
Hb 14.3 g/dl 12-16
Hct 43 % 33-45
6
AE 5.19 10 / L 4.2-5.4
Tabel 18. Hasil pemeriksaan Analisa Gas Darah tanggal 9 Januari 2017
Pemeriksaan Analisa 9.01.2017 Nilai Normal
Gas Darah
27
PH 7.490 7.350-7.450
BE 9.5 -2-+3 mmol/L
PCO2 43.0 27,0-41,0 mmHg
PO2 57.0 83,0-108,0 mmHg
Hematokrit 49 37-50%
HCO3 31,3 21,0-28,0 mmol/L
Total CO2 34,1 19,0-24,0 mmol/L
O2 Saturasi 92.0 94,0-98,0 %
LAKTAT
Arteri 4.30 0,36-0,75 mmol/L
28
Paru: tampak infiltrate noduler kedua lapang paru dengan opasitas homogen di
lobus inferior paru kanan
Sinus costofrenicus kanan tumpul kiri anterior posterior tajam
Retrosternal dan retrocardiac space tampak infiltrate
Hemidiafragma kanan dan kiri tenting
Trachea di tengah
Sistema tulang baik
Kesimpulan:
1. Pneumonia dengan curiga adanya TB paru
2. Efusi pleura kanan
Diagnosis :
1. Hospital Acquired Pneumonia late onset
2. Probable mikosis paru
3. PPOK eksaserbasi akut dd asma akut sedang dd ACOS
4. DM tipe 2 Non Obese
5. Hepatitis B kronik fase reaktivasi
6. Bekas TB
Terapi:
1. Tirah baring tidak total duduk
2. Diet lunak DM 1700kkal ekstra putih telur
3. 02 10 Lpm NRM
4. IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
5. Injeksi ceftriaxone 2gr/24jam
6. Injeksi levofloxacin 750mg/24jam
7. Injeksi Methylprednisolon 62,5 mg/8jam
8. Injeksi fluconazole 200mg/12jam
9. Injeksi insulin rapid 4-4-4 IU SC
10. N-acetyl sistein 200mg/8jam
11. Paracetamol 500mg/8jam
12. Curcuma 1tab/8jam
13. Mondok HCU
29
Progress Report
10 Januari 2016
Subyektif : sesak (+), batuk (+), demam (+)
Objektif (Pemeriksaan Fisik) :
KU: tampak sakit berat
Kesadaran: somnolen
Tensi : 100/60 mmHg GDS :180 mg/dl
Nadi : 140 x/ mnt Respirasi : 24x/mnt
Suhu : 37,2 C VAS :0
Saturasi O2: 92% (NRM 10 Lpm)
Paru : suara dasar bronkial, fremitus raba meningkat, ronkhi basah kasar (+/+)
pada seluruh lapang paru, wheezing (+/+) pada kedua lapang paru.
Tabel 19. Hasil pemeriksaan AGD tanggal 10 Januari 2017
Pemeriksaan Analisa 10.01.2017 Nilai Normal
Gas Darah
PH 7.069 7.350-7.450
BE 5.0 -2-+3 mmol/L
PCO2 121.0 27,0-41,0 mmHg
PO2 56.0 83,0-108,0 mmHg
Hematokrit 47 37-50%
HCO3 35.3 21,0-28,0 mmol/L
Total CO2 39.0 19,0-24,0 mmol/L
O2 Saturasi 72.9 94,0-98,0 %
LAKTAT
Arteri 6.00 0,36-0,75 mmol/L
30
Diagnosis :
1. Hospital Acquired Pneumonia late onset dengan sepsis
2. Probable mikosis paru
3. PPOK eksaserbasi akut dd asma akut sedang dd ACOS
4. DM tipe 2 Non Obese
5. Hepatitis B kronik fase reaktivasi
6. Bekas TB
Terapi:
1. Tirah baring tidak total duduk
2. Diet sonde DM 1700kkal ekstra putih telur
3. 02 10 Lpm NRM
4. IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
5. Injeksi ceftriaxone 2gr/24jam
6. Injeksi levofloxacin 750mg/24jam
7. Injeksi Methylprednisolon 62,5 mg/8jam
8. Injeksi fluconazole 200mg/12jam
9. N-acetyl sistein 200mg/8jam
10. Paracetamol 500mg/8jam
11. Curcuma 1tab/8jam
Jam 13.25
Subyektif : Penurunan kesadaran
Objektif (Pemeriksaan Fisik) :
KU: tampak sakit berat
Kesadaran: somnolen
Tensi : 60/40 mmHg (MAP 51) GDS :180 mg/dl
Nadi : 130 x/ mnt (teraba lemah) Respirasi : 18x/mnt
Suhu : 37,2 C VAS :0
Saturasi O2: 71% (NRM 10 Lpm)
Paru : suara dasar bronkial, fremitus raba sde, ronkhi basah kasar (+/+) pada
seluruh lapang paru, wheezing (+/+) pada kedua lapang paru.
Diagnosis :
1. Syok sepsis
2. Acquired Pneumonia late onset dengan syok sepsis
3. Probable Mikosis paru
4. PPOK eksaserbasi akut dd asma akut sedang dd ACOS
5. DM tipe 2 Gula Non Obese
6. Hepatitis B kronik fase reaktivasi
31
7. Bekas TB
Terapi:
1. Tirah baring total
2. 02 10 Lpm NRM
3. IVFD RL loading 2 liter dalam 3 jam dilanjutkan 20 tpm evaluasi RBH,
vital sign
4. N-epinefrin 1 amp+nacl 0,9% 50cc kec 3,7 cc/jam
Plan: edukasi keluarga
Jam 14.35
Subyektif : Penurunan kesadaran
Objektif (Pemeriksaan Fisik) :
KU: tampak sakit berat
Kesadaran: E1V1M1
Tensi : tidak teraba
Nadi : tidak teraba
Respirasi : tidak bernapas
Suhu : 36,2 C VAS :0
Dilakukan RJP + 1 amp SA+ 1 amp Adrenalin evaluasi
Mata: midriasis maksimal
EKG: asistol
Dinyatakan meninggal jam 14.45
COD: syok sepsis
32
MONITORING
a. Respirasi
35
30
25
20
Respirasi rate
15
Respirasi Rate
10
5
0
3 4 6 7 8
DPH
b. Suhu
38
37.5
37
Temperatur 36.5
36 Temperatur
35.5
35
3 4 6 7 8
DPH
33
c. Gula darah
250
200
150
Gula Darah
100
Gula Darah
50
0
3 4 6 7 8
DPH
PROGNOSIS
Tabel 20. Prognosis Penyakit
Vitam Fungsionam Sanationam
Hospital Acquired Dubia ad Malam Dubia ad Malam Dubia ad Malam
Pneumonia late onset
Probable mikosis paru Dubia ad Bonam Dubia ad Dubia ad
Bonam Bonam
PPOK eksaserbasi akut Dubia ad Bonam Dubia ad Dubia ad
Bonam Bonam
DM tipe2 Gula Non Dubia ad Bonam Dubia ad Malam Dubia ad
Obese Bonam
Hepatitis B kronik Fase Dubia ad Bonam Dubia ad Malam Dubia ad Malam
reaktivasi
Neuropati DM Dubia ad Bonam Dubia ad Malam Dubia ad Malam
34
Penyakit Paru Obstruksi Hospital Acquired DM tipe 2
Kronik Pneumonia
35
PEMBAHASAN
36
Sesuai dengan tatalaksana menurut PDPI pasien kami berikan Bed rest
tidak total, O2 2-3 lpm nasal kanul, nebulisasi dengan fenoterol
hydrobromide:ipratropium bromide 1:0,25 per 6 jam, injeksi metilprednisolon
62,5 mg/ 8 jam, dan n. asetil Cystein tablet 200 mg/8 jam.1,2,3,4,5
Setelah eksaserbasi akut mengalami perbaikan dilakukan spirometri pada
pasien tersebut, dengan didapatkan hasil spirometri adanya obstruksi dengan
FEV1 post brokodilator 49,37%, sesuai dengan kriteria GOLD pada PPOK kami
mengklasifikasikan pasien ini dengan derajat obstruksi GOLD 3.1,2,5
37
Gambar 7. Form CAT (COPD Assesment Test) 2,6
Selain itu berdasar uji MMRC (Modified British Medical Research Council),
pasien mendapat skor grade 1.
mMRC Grade 1. I get short of breath when hurrying on the level or walking up a slight hill. X
mMRC Grade 2. I walk slower than people of the same age on the level because of breathlessness,
or I have to stop forbreath when walking on my own pace on the level.
mMRC Grade 3. I stop for breath after walking about 100 meters or after a few minutes on the level.
mMRC Grade 4. I am too breathless to leave the house or I ambreathless when dressing or undressing.
38
Berdasarkan hasil spirometri, CAT, dan MMRC tersebut menurut GOLD
COPD kriteria pasien ini dapat kami golongkan pada penggolongan kategori C
yaitu pasien dengan resiko tinggi dan tingkat gejala yang rendah.
39
Selain PPOK pasien ini juga kami diagnosis dengan Hospital Acquired
Pneumonia late onset, dari anamnesis kami dapatkan pasien dengan gejala sesak
nafas, batuk-batuk berdahak selama 7 hari, disertai dengan demam terus menerus.
Pada pemeriksaan fisik pasien juga kami dapatkan dengan suhu 37,7 frekuensi
nafas 30x/menit, pada pemeriksaan paru kami dapatkan ronkhi basah kasar. Pada
pemeriksaan penunjang rongsen Thorax PA juga ditemukan infiltrat, dengan
angka leukosit didapat peningkatan yaitu 23.400 mg/dl, dalam follow up
selanjutnya kami dapatkan hasil pemeriksaan kultur ditemukan bakteri
Staphylococcus epidermidis
40
Gambar 10. Kriteria penilaian kelas resiko pneumonia 10
41
Gambar 11. Ringkasan penatalaksanaan pasien HAP/VAP
42
Tabel 17. Dosis antibiotik intravena awal secara empirik untuk HAP dan
VAP pada pasien dengan onset lanjut atau terdapat faktor risiko patogen
MDR (mengacu pada ATS/IDSA 2004)
Selain PPOK dan Hospital Acquired Pneumonia late onset, pasien kami
diagnose dengan probable mikosis paru.
43
Tabel 18. Indikasi dan dosis obat golongan azol
44
Selain PPOK, Hospital Acquired Pneumonia late onset, probable mikosis
paru, pasien kami diagnose dengan DM tipe 2 Non obese.
45
Selain PPOK, Hospital Acquired Pneumonia late onset, probable mikosis
paru, DM tipe 2 Non obese, pasien kami diagnosis dengan hepatitis B kronik fase
reaktivasi.
46
Gambar 13. Perjalanan penyakit infeksi virus hepatitis B kronik
47
Tabel 22. Profil obat-obat antiviral yang digunakan pada pasien Hepatitis
B kronik HBeAg (-) selama 1 tahun*
48
DAFTAR PUSTAKA
49
9. Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, Bartlett JG, Campbell GD, Dean
NC, et al. Infectious Diseases Society of America/American Thoracic Society
consensus guidelines on the management of community-acquired pneumonia
in adults. Clin Infect Dis. 2007;44 Suppl 2(Suppl 2):S2772.
10. Mandell LA, Wunderink RG. Pneumonia. In: Kasper DL, Hauser SL,
Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J (editors) Harrisons Principle
of Internal Medicine 19th edition. NewYork :McGraw Hill: 2015.p803-813.
11. Zul Dahlan. Pneumonia. Dalam : Aru W Sudoyo, Bambang S, Idrus A,
Marcellus S, Siti S (editors). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi
VI. Jakarta: Balai Penerbit FK UI ; 2014. P1608-1618.
12. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia Nosokomial: Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. PDPI. 2003
13. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. PERKENI. 2015
14. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. Konsensus Nasional Penatalaksanaan
Hepatitis B. PPHI. 2012
50