I. Tujuan Percobaan
Alat Bahan
Gelas kimia berbagai ukuran Larutan baku kobalt (II)
Spektrofotometer sinar tampak Larutan ditizon dalam kloroform
Gelas ukur berbagai ukuran Larutan penyangga pH 6; 7; 7.5; 8; 9
Corong pisah Aseton
Statif
Pipet tetes
Kuvet
V. Data Pengamatan
Diasumsikan %E = 99,99%
[Co2+]org = 99,99% [Co2+]total = 99,99% x 0,5 ppm = 0,49995 ppm = 8,484 x 10-6 M
A=bc
A 1,160
= bc = 1 x 8,484 x 106 = 136728,0 M-1cm-1
Jadi absorptivitas molar logam kobalt pada percobaan ini yaitu 136728,0 M-1cm-1.
A= b c
A 0,374
[Co2+]org = c = b = 136728 x 1 = 2,735 x 10-6 M = 0,1612 ppm
Co2+
org
0,1612
%E = Co2+ x 100% = 0,5 x 100% = 32,24%
Co2+
org
Co2+ 0,1612
D= = 0,50,1612 = 0,476
Co2+
A= b c
A 0,569
[Co2+]org = c = b = 136728 x 1 = 4,162 x 10-6 M = 0,2454 ppm
Co2+
org
0,2454
%E = Co2+ x 100% = 0,5 x 100% = 49,08%
Co2+
org
Co2+ 0,2454
D= = 0,50,2454 = 0,964
Co2+
A= b c
A 0,659
2+
[Co ]org = c = b = 136728 x 1 = 4,820 x 10-6 M = 0,2840 ppm
Co2+
org
0,2840
%E = Co2+ x 100% = 0,5 x 100% = 56,80%
Co2+
org
Co2+ 0,2840
D= = 0,50,2840 = 1,315
Co2+
A= b c
A 0,440
[Co2+]org = c = b = 136728 x 1 = 3,218 x 10-6 M = 0,1896 ppm
Co2+
org
0,1896
%E = Co2+ x 100% = 0,5 x 100% = 37,92%
Co2+
org
Co2+ 0,1896
D= = 0,50,1896 = 0,611
Co2+
Pada pH 9 dengan Absorbansi 1,160
A= b c
A 1,160
[Co2+]org = c = b = 136728 x 1 = 8,484 x 10-6 M = 0,49995 ppm
Co2+
org
0,49995
%E = Co2+ x 100% = 0,5 x 100% = 99,99%
Co2+
org
Co2+ 0,49995
D= = 0,50,49995 = 9,999
Co2+
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
6 7 7.5 8 9
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 6 7 7.5 8 9
-0.4
Jika y = Bx + A, maka
y = log D
B=n
x = pH
A = log Keks + n log [HDz}org = log Keks (log [HDz}org = 1)
Log D pH
-0,3224 6
-0,0159 7
0,1189 7,5
-0,2140 8
1,0000 9
n = B = 0,3769
VII. Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan senyawa ditizon untuk membentuk kompleks dengan kobalt.
Ditizon (diphenilthiocarbazone) adalah senyawa berwarna hijau kehitaman dengan bentuk
padatan kristal. Senyawa ini larut dalam etanol, kloroform, karbon tetraklorida, serta benzena,
namun tidak larut dalam air (Anonim, 2005). Senyawa ini memiliki rumus kimia C13H12N4S
dengan struktur sebagai berikut:
Ditizon digunakan sebagai agen pengkhelat untuk ekstraksi dan penentuan konsentrasi logam
seperti kobalt, tembaga, timbal, merkuri, kadmium, dan seng secara spektrofotometri
(Marczenko, 1986 dalam Karelius, 2008). Berikut struktrur kompleks ditizon dengan logam (X
melambangkan logam)
Pada mulanya warna larutan dalam corong pisah adalah hijau kehitaman. Warna hijau
kehitaman ini adalah warna ditizon yang terlarut pada kloroform, sedangkan ion kobalt masih
terlarut dalam fasa air. Saat pengocokan mulai dilakukan, ion kobalt dari fasa air akan terikat
oleh ditizon untuk membentuk kompleks kobalt-ditizon yang perlahan-lahan akan menjadi ungu
kehitaman. Selesainya proses ekstraksi ditandai oleh warna fasa organik yang menjadi ungu
kehitaman dan sudah tidak ada gelembung udara dalam larutan.
Pengocokan pada ekstraksi ini harus dilakukan dengan kuat dan waktu relatif lama, karena
proses pengocokan akan menentukan hasil ekstraksi. Pengocokan yang kuat harus dilakukan agar
semakin banyak logam kobalt yang terekstrak dari fasa air ke fasa organik, karena semakin kuat
pengocokam akan semakin cepat difusi zat terlarut (kobalt) ke fasa organik atau bisa dikatakan
semakin kuat pengocokan akan menyebabkan koefisien ekstraksi semakin besar.
Pemilihan pelarut organik pada proses ekstraksi sangatlah penting karena akan
mempengaruhi hasil ekstraksi. Berikut beberapa syarat pelarut organik yang tepat untuk
ekstraksi:
Salahsatu pelarut yang tepat pada ekstraksi ini yaitu kloroform karena memenuhi syarat-syarat
tersebut.
Pada percobaan ini digunakan pengaruh pH sebagai variabel bebas untuk mentukan pada
pH berapakah hasil ekstraksi akan maksimal. Menurut persamaan reaksi pembentukkan
kompleks logam-ditizon:
Mn+ + n HDz M(Dz)n + n H+
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, kesetimbangan akan bergeser ke kiri (ke arah rekatan)
jika pH rendah (asam) dan kesetimbangan akan bergeser ke kanan (ke arah produk) jika pH
tinggi (basa) atau dapat disimpulkan semakin basa pH yang digunakan maka akan semakin
banyak produk yang terbentuk. sehingga ekstraksi berjalan maksimal di pH yang semakin tinggi.
Namun jangan sampai dibiarkan dalam keadaan yang terlalu basa, karena ion kobalt akan
mengendap membentuk endapan Co(OH)2 pada pH 11. Oleh karena itu, ekstraksi harus dilakukan
pada pH di bawah 11.
Dari hasil percobaan didapatkan hasil bahwa semakin tinggi pH yang digunakan, akan
semakin banyak ditizon yang terekstraksi. Namun terdapat satu anomali, yaitu pada pH = 8 nilai
absorbansi lebih kecil dibanding larutan pada pH 7 dan 7,5. Kemungkinan hal ini terjadi karena
pengocokan yang kurang kuat/sempurna yang menyebabkan tidak sempurnanya distribusi kobalt
dari fasa air ke fasa organik, sehingga masih banyak kobalt yang larut dalam air fasa air. Namun
secara keseluruhan hasil percobaan sama dengan teori dimana pada pH yang paling tinggi
didapatkan absorbansi yang paling tinggi juga dan setelah dikonversi ke konsentrasi dalam ppm,
hasilnya juga mendekati konsentrasi sesungguhnya yaitu 0,49995 ppm dan konsentrasi
sesungguhnya yaitu 0,5 ppm.
VIII. Kesimpulan
1. Dengan mengambil nilai absorbansi terbesar diperoleh nilai absorbtivitas molar Cobalt
sebesar 136728,0 M-1cm-1 dan konsentrasinya sebesar 0,49995 ppm.
2. Pada pH = 6 didapat %E = 32,24% dan D = 0,476
Pada pH = 7 didapat %E = 49,08% dan D = 0,964
Pada pH = 7,5 didapat %E = 56,80% dan D = 1,315
Pada pH = 8 didapat %E = 37,92% dan D = 0,611
Pada pH = 9 didapat %E = 99,99% dan D = 9,999
3. n = 0,3769 dan Keks = 1,920 x 10-3
Karelius. 2008. Imobilisasi ditizon pada zeolit alam dan pemanfaatanya sebagai
adsorben Hg(II).Tesis. Kimia UGM