Anda di halaman 1dari 5

PENGKAJIAN

Identitas Klien

Klien berinisial W berusia 19 tahun, berjenis kelamin perempuan, suku Sunda,

memakai bahasa dominan bahasa Indonesia, merupakan anak ke keempat dari empat

bersaudara dan tinggal di Cilubang mekar RT 06/08 desa situ Gede dikaji pada tanggal

22 September di Ruang rawat Utari Rumah Sakit Marzuki Mahdi

Alasan Masuk

Klien dibawa kerumah sakit MM diantar oleh ibunya dengan alasan marah-

marah dan suka curiga.

Faktor Predisposisi

Untuk faktor predisposisi yang terdiri atas adanya pengalaman gangguan jiwa dimasa

lalu, pengobatannya dan riwayat aniaya fisik, seksual, penolakan kekerasan dalam

keluarga dan tindak kriminal, serta aniaya psikologis perawat mendapatkan data bahwa

klien tidak pernah mengalaminya. Namun dari hasil wawancana klien pernah

mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan yaitu pernah diejek oleh anak-anak

dilingkungan rumahnya menderita sakit gila. Klien sebelumnya sering mengalami sakit

fisik ketika dia sedang bersekolah SMP. Akibatnya klien sering tidak masuk sekolah.

Seringnya klien tidak masuk sekolah menyebabkan klien tertinggal mata pelajaran.

Akibatnya klien tidak bisa mengikuti pelajaran. Kondisi ekonomi keluarga yang sulit

menyebabkan klien akhirnya keluar dari sekolah. Sejak keluar dari sekolah, klien sering

menyendiri, melamun dan tidak mau bergaul dengan orang lain. Klien malu jika bergaul

dengan orang lain karena tidak sekolah.

1
Fisik

Saat dilakukan pemeriksaan fisik, tekanan darah klien yaitu 100/60 mmHg, Nadi klien

98 X/menit, Suhu 36,2 C dan pernapasan 20 X/menit. Kulit klien tampak kering, bibir

kering, dan rambut tampak kumal serta banyak kutu dirambutnya. Dari wawancara yang

dilakukan pada Nn. W mengatakan kepalanya terasa gatal. Dari hasil observasi klien

sering tidak mencuci tangan setelah makan.

Psikososial

Data tentang genogram, Nn. W adalah anak keempat dari empat bersaudara.

Sebelum dibawa kerumah sakit Nn W tinggal bersama bapak, ibu dan saudara-

saudaranya. Klien mengatakan lebih dekat dengan ibunya jika dirumah, namun sejak

dirumah sakit klien tidak mau mempunyai teman karena klien merasa bahwa klien

lainnya sering berbuat iseng. Klien mengatakan ingin ditemani dan diajak bicara namun

dirinya sulit untuk memulai pembicaraan dengan orang lain. Klien senang jika ngobrol

dengan perawat. Perawatan yang dilakukan pada Nn W diputuskan oleh ibu dan

ayahnya. Kegiatan sehari-hari Nn W sebelumnya adalah pelajar kelas tiga sebuah SLTP

di daerah Bogor, namun sejak keluar dari sekolah Nn W lebih cenderung dirumah dan

sering melamun.

Ketika ditanyakan tentang konsep dirinya, Nn W mengatakan malu karena

dirinya tidak sekolah padahal anak-anak lain seusianya sekolah. Klien merasa malu

karena sering diejek oleh orang-orang disekitarnya dengan sebutan gila. Dari hasil

observasi Nn. W cenderung diam dan jarang bicara baik klien lain maupun terhadap

perawat. Dari pengkajian hubungan sosial dan spiritual yang dilakukan oleh perawat

2
didapatkan data bahwa hubungan keluarga Nn W dan keluarga kurang terbentuk

komunikasi terbuka. Sejak dia putus sekolah klien lebih cenderung menyendiri dan saat

menyendiri klien terkadang mendengar suara-suara mengejek. Klien merasa sedih

karena ejekan tersebut. Klien sering mendengar suara tersebut ketika klien sedang

sendiri. Nn. W merupakan penganut agama Islam. Namun klien mengatakan tidak

pernah sholat dan saat bulan romadhon ini juga tidak menjalankannya. Klien

mengatakan tidak tahu kenapa semua ini terjadi. Dari hasil observasi klien tidak

melakukan sholat lima waktu dan puasa.

Status Mental

Dari penampilan klien tampak kurang rapi, baju kusut, kulit dan bibir tampak

kering. Rambut klien tampak kurang rapi dan banyak kutu dirambutnya. Dari

pengamatan yang dilakukan oleh perawat, Klien lebih mau berinteraksi dengan perawat.

Dari alam perasaannya Nn. W tampak sedih setiap kali menceritakan keinginannya

untuk pulang. Klien juga mengatakan sedih karena tidak ada yang memberikan

makanan karena dirinya orang miskin. Dari observasi perawat bahwa afek yang

disampaikan oleh Nn. W kurang sesuai karena perlu stimulus yang kuat untuk

membentuk respon yang sesuai. Pada pengkajian proses pikir terutama arus pikir Nn. W

koheren, dengan bentuk pikir realistik yaitu bahwa Nn. W tahu tentang kondisi

kesehatannya saat ini. Klien mengetahui bahwa dirinya sedang dirumah sakit karena

dirinya stres. Dari isi pikir tidak terungkap adanya waham atau adanya ide bunuh diri.

Dari tingkat kesadarannya Nn. W tidak mengalami disorientasi orang (dapat

menyebutkan nama perawat), waktu (dapat membedakan sekarang pagi, siang atau

malam) dan tempat (mengatakan bahwa saat ini sedang dirumah skait Marzoeki Mahdi

3
namun ketika ditanya tentang rumahnya klien selalu mengatakan lupa). Dari daya

ingatnya Nn.W tidak mengalami gangguan daya ingat baik daya ingat saat ini dan

jangka pendek namun mengalami gangguan jangka panjang karena tidak dapat

mengingat alamat rumahnya. Dari konsentrasi klien tidak mengalami gangguan karena

dapat berkomunikasi dengan perawat sesuai dengan kontrak waktu yang disepakati.

Kebutuhan Persiapan Pulang

Untuk kebutuhan persiapan pulang klien Nn. W memerlukan bantuan parsial

care baik itu makan, BAB/ BAK, Mandi, Berpakaian, Istirahat dan tidur, Penggunaan

obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas didalam rumah dan diluar ruangan dapat

dilakukan dengan bantuan dari keluarganya.

Mekanisme Koping

Berdasarkan observasi perawat, mekanisme koping yang dilakukan oleh Nn. W

kurang adaptif, karena sering menyendiri, tidak mau bergaul dan merasa malu jika

bergaul dengan orang lain.

Masalah Psikososial dan lingkungan

Untuk pengkajian pada poin ini perawat mendapatkan data bahwa permasalahan

yang dihadapi saat ini adalah masalah ekonomi keluarga yang sulit dengan penghasilan

kepala keluarga hanya 15.000 per hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

4
Kurang Pengetahuan

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan terhadap keluarga (saat dijemput

pulang) mengatakan bahwa keluarga merasa bingung dengan dengan sikap Nn. W. Saat

ini yang keluarga tahu bahwa Nn W mengalami stres. Keluarga juga tidak tahu apa yang

harus dilakukan untuk mengatasi kebingungan dan kesedihannya yang dia lakukan

adalah berdoa agar Nn. W segera sembuh.

Anda mungkin juga menyukai