Anda di halaman 1dari 10

KLIPING ADAT DAERAH

(Suku,Pakaian,Rumah,Tarian & Makanan)

1.Jawa Barat
2.DKI Jakarta
3.Sumatera Selatan
4.Sumatera Utara
5.Bali

Di susun oleh :
Nama :
Kelas :
Sekolah:
1. Jawa Barat

1.1. Suku
Suku Sunda (Urang Sunda) adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa,
Indonesia, dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa
Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa Tengah (Banyumasan). Orang Sunda
tersebar diberbagai wilayah Indonesia, dengan provinsi Banten dan Jawa Barat sebagai wilayah
utamanya.

Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya. Orang
Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, riang dan bersahaja. [2] Orang
Portugis mencatat dalam Suma Oriental bahwa orang sunda bersifat jujur dan
pemberani. Orang sunda juga adalah yang pertama kali melakukan hubungan
diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang Surawisesa atau Raja Samian
adalah raja pertama di Nusantara yang melakukan hubungan diplomatik dengan Bangsa
lain pada abad ke-15 dengan orang Portugis di Malaka. Hasil dari diplomasinya
dituangkan dalam Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal. Beberapa tokoh Sunda juga
menjabat Menteri dan pernah menjadi wakil Presiden pada kabinet RI.

Disamping prestasi dalam bidang politik (khususnya pada awal masa kemerdekaan
Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang cukup membanggakan adalah pada bidang
budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi, aktor dan aktris dari etnis Sunda, yang
memiliki prestasi di tingkat nasional, maupun internasional

1.2. Pakaian

Pakaian Adat Pengantin Pakaian Resmi


1.3. Rumah

Rumah Pangggung Rumah Kasepuhan

1.4. Tarian

Tari Jaipong Tari Merak


1.5. Makanan

Karedok Cilok

2. Daerah Khusus Ibukota Jakarta

2.1. Suku

Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat
tinggal di Jakarta.

Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan
bangsa pada masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah
keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke
Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru
di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah
lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar,
Ambon, dan Tionghoa.

Namun menurut sebagian Peneliti yang sepaham dengan Lance Castles yang pernah meneliti
tentang Penduduk Jakarta di mana Jurnal Penelitiannya diterbitkan tahun 1967 oleh Cornell
University dikatakan bahwa secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah
keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke
Batavia. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih
dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Makassar,dan Ambon,
serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.

Pada penelitiannya Lance Castles menitik beratkan pada empat sketsa sejarah yaitu:

Daghregister, yaitu catatan harian tahun 1673 yang dibuat Belanda yang
berdiam di dalam kota benteng Batavia.
Catatan Thomas Stanford Raffles dalam History of Java pada tahun 1815.
Catatan penduduk pada Encyclopaedia van Nederlandsch Indie tahun 1893
Sensus penduduk yang dibuat pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930.
Di mana semua sketsa sejarahanya dimulai pada tahun 1673 (Pada Akhir Abad ke 17), sketsa
inilah yang oleh sebagian ahli lainnya dirasakan kurang lengkap untuk menjelaskan asal mula
Suku Betawi dikarenakan dalam Babad Tanah Jawa yang ada pada abad ke 15 (tahun 1400-an
Masehi) sudah ditemukan kata "Negeri Betawi". Suku Betawi secara geografis terletak di pulau
Jawa, namun secara sosiokultural lebih dekat pada budaya Melayu Islam.

2.2. Pakaian

Pakaian Bangsawan Pakaian Pengantin Betawi

2.3. Rumah

Rumah Kebaya
2.4. Tarian

Tari Topeng Tari Cokek

2.5. Makanan

Asinan Betawi Kerak Telor

3. Sumatera Selatan

3.1. Suku

Suku Melayu Palembang atau yang lebih dikenal dengan Suku Palembang adalah salah
satu suku Melayu yang terletak di wilayah Kota Palembang dan sekitarnya. Suku
Palembang juga merupakan salah satu kelompok etnis terdekat dari Suku Komering. Suku
Palembang di Palembang semakin lama semakin berkurang, tetapi di Tepian Sungai Musi
masih banyak ditemukan suku Palembang. Suku Palembang bahasanya mirip dengan
Bahasa Melayu Jambi dengan Suku Melayu Bengkulu yang kata-katanya berakhiran dengan
kata o.

Suku Melayu Palembang umumnya bermata pencaharian Sebagai Petani. Suku Palembang
juga tidak mendiami wilayah Kota Palembang saja, tetapi juga mendiami wilayah
Kabupaten Ogan Ilir (Seperti Kecamatan Tanjung Raja, Kecamatan Pemulutan, dan
Kecamatan Indralaya). Dan wlayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Seperti Kecamatan Kota
Kayu Agung, dan Kecamatan Jejawi). Kebanyakan keturunan suku Palembang ini juga
banyak menyebar di wilayah Bengkulu, dan Jambi. Suku Melayu Palembang banyak
menganut Agama Islam, sisanya beragama Buddha. Tetapi masih ada juga yang beragama
animisme, mereka juga hidup secara berdamping-dampingan dan damai.
3.2. Pakaian

Aesan Gede Aesan Paksangko


3.3. Rumah

Rumah Limas
3.4. Tarian

Tari Sanggai Tari Gending Sriwijaya


3.5. Makanan

Pempek Tekwan

4. Sumatera Utara

4.1. Suku

Suku Batang Angkola

Nama Angkola itu sendiri merupakan nama yang diambil dari nama sungai batang Angkola atau
batang sungai. Nama ini diberi oleh Rajendra Kola penguasa pada saat itu. Suku Batak Angkola
dikenal beberapa marga, yakni Hasibuan, Rambe, Siregar, Harahap, Daulay, Ritonga, Hutashut,
dan Tanjung.

Suku Batak Karo

Orang karo atau Batak karo adalah salah satu sub-suku bangsa Batak. Mereka mendiami
Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu dan sebagian daerah Dairi. Wilayah mereka
sekarang termasuk bagian dari Kabupaten Karo. Jumlah populasinya sekitar 300.000 jiwa
mendiami daerah seluas kira-kira 5.000 kilometer persegi. Menurut sensus tahun 1930 orang
Karo berjumlah sekitar 120.000 jiwa, pada sensus tahun 1963 menjadi sekitar 154.000 jiwa dan
pada tahun 1972 berjumlah sekitar 370.000 jiwa. Sekarang diperkiraan hampir satu juta jiwa,
termasuk orang Karo yang tersebar di berbagai daerah.
Baca lengkap : Sejarah Suku Batak Karo

Suku Batak Mandailing

Nama Mandailing diambil dari kata Mandala dan Holing yang merupakan sebuah wilayah
Kerajaan Kalinga yang berdiri sebelum kerajaan sriwijaya. Suku Mandailing ini sendiri
mendiami beberapa daerah di Sumatera Utara, yakni, Mandailing Natal, Padang Lawas Utara,
Padang Lawas, Labuhanbatu, Tapanuli Selatan, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara,
Batubara, dan di Asahan.
4.2. Pakaian

Pakaian adat Batak Pakaian adat Batak Pakaian adat Batak


Simalungun Toba Karo

4.3. Rumah

Rumah adat Rumah adat Bolon


Siwaluh Jabu

4.4. Tarian

Tari Tor Tor Tujuh Tari Tor Tor Sigale-


Cawan Gale
4.5. Makanan

Sambal Tuktuk Manuk Napinadar Saksang

5. Bali

5.1. Suku
Suku Bali (bahasa Bali: Anak Bali, Wong Bali, atau Krama Bali) adalah suku bangsa mayoritas di
pulau Bali, yang menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali. Menurut hasil Sensus
Penduduk 2010, ada kurang lebih 3,9 juta orang Bali di Indonesia.[1] Sekitar 3,3 juta orang Bali
tinggal di Provinsi Bali dan sisanya terdapat di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah,
Lampung, Bengkulu dan daerah penempatan transmigrasi asal Bali lainnya. Sebagian kecil
orang Bali juga ada yang tinggal di Malaysia

5.2. Pakaian

Pakaian adat Bali

5.3. Rumah

Bale Dangin Paon


5.4. Tarian

Tari Kecak Tari Pendet

5.5. Makanan

Ayam Betutu Bali Serombotan

Anda mungkin juga menyukai