Anda di halaman 1dari 2

Robiatul Inayah

100401140050 / PGSD D
PARADIGMA PERUBAHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Pada masa lalu, guru mengajarkan matematika memulai proses pembelajaran dengan
membahas definisi, lalu membuktikan atau mengumumkan rumus rumus yang terkait
dengan topik tertentu, lalu membahas contoh contoh soal diakhiri dengan meminta para
siswa untuk mengerjakan soal- soal latihan. Dengan pembelajaran seperti ini, para guru akan
mengontrol secara penuh materi serta metode penyampaiannya. Akibatnya pembelajaran
terpusat kepada guru teacher centered. Siswa hanya mengikuti langkah langkah yang
diberikan guru. Sehingga seorang siswa dinilai telah menguasai materi jika ia mampu
mengingat dan mengaplikasikan aturan aturan, langkah langkah secara procedural sesuai
dengan langkah langkah yang dicontohkan oleh gurunya.

Nur (2001:9) mengakui bahwa pendidikan matematika di Indonesia pada umumnya


masih berada pada pendidikan matematika konvensional yang banyak ditandai oleh
strukturalistik dan mekanistik. Di samping itu ,kurikulumnya terlalu sarat dan kelasnya
didominasi pelajaran yang berpusat pada guru. Seperti para guru di Indonesia, para guru di
Asia Tenggara berkecenderungan juga untuk menggunakan strategi pembelajaran tradisional
yang dikenal dengan beberapa istilah seperti : pembelajaran terpusat pada guru (Teacher
centered approach), pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif
(deductive teaching), ceramah (expository teaching), maupun whole class instruction.

Model pembelajaran konvensional yang digambarkan diatas dapat dikatakan lebih


menekankan kepada para siswa untuk mengingat atau menghafal dan bahkan tidak melatih
siswa untuk bernalar, memecahkan masalah ataupun pada pemahaman .

Perubahan paradigma proses pembelajaran matematika diharapkan terjadi secara khusus pada
aspek berikut :

ASPEK DARI KE
Peran guru Pemberi informasi Fasilitator
Penceramah Moderator
Penguasa kelas Motivator
Interaksi Satu arah Banyak arah
Sumber belajar Guru dan Buku Guru
Buku dan media yang lain
Siswa
Perpustakaan
Lingkungan sekitar
Variasi kegiatan Mengikuti buku Mencari informasi dari:
Monoton Buku
Pengamatan
Percobaan
Diskusi
Presentasi
Pengelolaan Kelas Klasikal klasikal
individual Individual
Kelompok kecil
Kelompok besar
Berpasangan
Variasi Penelitian Test formal Test formal
Oleh guru Test informal
Semua Dominan
Porto folio
Oleh guru
Oleh sesama siswa
Penilaian diri
Umpan balik
Bentuk Pertanyaan Guru bertanya siswa Pertanyaan bisa dari guru
menjawab atau siswa
Jenis pertanyaan ingatan dan Melibatkan pertanyaan
fakta sintesis, analisis dan
Satu jawaban benar evaluasi
Variasi cara atau jawaban
Pendekatan Pembelajaran Ekspositori PAKEMI
Teknik Penyampaian Deduktif Induktif

Pembelajaran Matematika menurut pandangan konstruktivisme

Menurut pandangan konstruktivisme adalah kesempatan kepada siswa untuk


mengkonstruksi konsep konsep matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses
internalisasi. Guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator. Pandangan konstruktivis dalam
pembelajaran matematika berorientasi pada pengetahuan dibangun dalam pikiran melalui
proses asimilasi atau akomodasi, informasi baru harus dikaitkan dengan pengalamannya
tentang dunia melalui suatu kerangka logis yang mentransformasikan , mengorganisasikan
dan menginterpretasikan pengalamannya, pusat pembelajarannya adalah bagaimana siswa
berpikir.

Pembelajaran Matematika Realistik

Realistic Mathematics Education (RME) merupakan teori belajar mengajar dalam


pendidikan matematika. Teori ini mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan
bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas
manusia. Realistic dalam hal ini dimaksudkan tidak mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu
yang dapat dibayangkan oleh siswa. Pendekatan dalam pendidikan matematika dapat
dibedakan menjadi empat jenis yaitu mekanistik, emperistik, strukturalistik, dan realistik.

Anda mungkin juga menyukai