Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit mulut dalam pengertian yang luas dapat didefinisikan sebagai suatu
bidang dalam kedokteran gigi yang memusatkan pada diagnosa dan terapi dari penyakit
mukosa mulut dan keluhan lainnya yang mungkin merefleksikan penyakit mulut
setempat. Seperti halnya kulit, warna dari mukosa mulut tergantung pada dekatnya suplai
darah kepermukaan mukosa. Dan sejumlah keratin yang bertambah pada permukaan
mukosa.

Lesi pada mukosa mulut adalah hal yang paling sering ditemukan oleh seorang
dokter gigi ketika melakukan diagnosa terhadap suatu penyakit mulut. Hal ini disebabkan
karena sebagian besar kelainan sistemik maupun kelainan lokal bermanifestasi pada
rongga mulut dengan menyebabkan kelainan pada jaringan lunak mulut dalam bentuk
lesi. Lesi-lesi yang bermanifestasi ke dalam mukosa mulut ini memiliki perbedaan-
perbedaan yang khas antara satu dengan yang lainnya, misalnya dalam hal etiologi,
diagnosa, karakteristik, manifestasi oral, dan perawatannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari lesi prekanker?
2. Apa saja lesi prekanker rongga mulut?
3. Apa saja lesi non prekanker rongga mulut?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui,
mempelajari dan memahami lesi-lesi yang ada di rongga mulut baik lesi putih keratin
maupun non keratin. Adanya jenis-jenis lesi tersebut hingga kita harus mengetahui
perbedaan dan karakteristiknya melalui warna, bentuk, gambaran klinis, dan diagnosa
banding.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lesi Pre Kanker Rongga Mulut

[Type text] Page 1


Lesi pra-ganas adalah kondisi penyakit yang secara klinis belum menunjukkan
tanda-tanda yang mengarah pada lesi ganas, namun di dalamnya sudah terjadi perubahan-
perubahan patologis yang merupakan pertanda akan terjadinya keganasan. Hal ini perlu
diperhatikan mengingat pada umumnya kelainan yang terjadi di dalam rongga mulut,
terutama pada mukosa rongga mulut, kurang mendapat perhatian karena lesi tersebut
sama sekali tidak memberikan keluhan. Di Asia Tenggara, frekuensi tumor ganas rongga
mulut lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara lainnya di seluruh dunia. Keadaan
yang demikian diduga ada hubungannya dengan kebiasaan mengunyah tembakau yang
dilakukan sebagian masyarakat di kawasan Asia. Mukosa rongga mulut merupakan
bagian yang paling mudah mengalami perubahan, karena lokasinya yang sering
berhubungan dengan pengunyahan, sehingga sering pula mengalami iritasi mekanis. Di
samping itu, banyak perubahan yang sering terjadi akibat adanya kelainan sistemik. Perlu
diingat bahwa kelainan yang terjadi pada umumnya memberikan gambaran yang mirip
antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesukaran dalam
menentukan diagnosis yang tepat. Untuk itu, diperlukan diagnosis banding, karena di
antara kelainan yang terjadi ada yang berpotensial menjadi maligna (keganasan).
Pemahaman mengenai pentingnya pendekatan patologik akan meningkatkan kemampuan
para dokter gigi pada era globalisasi.

2.2 Lesi Pre Kanker Rongga Mulut

2.2.1 Lesi Putih Pre Kanker Rongga Mulut

1. Leukoplakia

Etiologi

Etiologi yang pasti dari leukoplakia sampai sekarang belum diketahui dengan pasti,
tetapi predisposisi menurut beberapa ahli klinikus terdiri dari faktor yang multiple, yaitu
faktor lokal, faktor sistemik dan malnutrisi vitamin.

Gambaran klinis

Lesi ini sering ditemukan pada daerah alveolar, mukosa lidah, bibir, palatum
lunak dan keras, daerah dasar mulut, gingival, mukosa lipatan bukal, serta
mandibular alveolar ridge.

[Type text] Page 2


Secara klinis, lesi tampak kecil, berwarna putih, terlokalisir, barbatas jelas, dan
permukaannya tampak melipat. Bila dilakukan palpasi akan terasa keras, tebal,
berfisure, halus, datar atau agak menonjol.
Kadang-kadang lesi ini dapat berwarna seperti mutiara putih atau kekuningan.
Pada perokok berat, warna jaringan yang terkena berwarna putih kecoklatan.

Gambaran Histopatologis

Gambaran histopatologi

Hiperkeratosis
Displasia karena adanya karsinoma in situ yang infasif jadi SCC(Squamos Cell
Carsinoma).

Diagnosa Banding

Hairy Leukoplakia
Lichen Planus
Geografic Thangue

[Type text] Page 3


Gambaran klinis Leukoplakia

2. Fibrosis submukosa mulut

Etiologi
Dianggap berhubungan dengan penggunaan cabe atau buah pinang Insiden
Insiden
Jarang di Inggris; penyakit yang terutama mengenai orang dewasa pada daerah-daerah di
India.
Gejala klinis
Garis vertikal yang kencang di mukosa bukal. Dapat berkembang sehingga membatasi
lubang mulut, juga dapat mengenai palatum atau lidah. Sering menimbulkan anemia.
Memiliki potensi pre kanker. Perubahan karsinoma lebih dari 25% kasus.
Pemeriksaan
Tanda klinis, biopsi, atau pemeriksaan darah
Diagnosa banding
Skleroderma
Perawatan
Hentikan penggunaan cabe atau buah pinang; gunakan obat kortikosteroid intralesi; atau
operasi

Gambaran klinis gambaran histopatologi

3. Stomatitis nikotina

Etiologi

[Type text] Page 4


Merupakan bentuk keratosis yang dihubungkan dengan tembakau. Stomatitis nicotina ini
terjadi pada perokok yang menggunakan pipa dan sigaret. Keparahan lesi berhubungan
positif dengan dengan intensitas merokok.
Gejala Klinis

MuIa-mula iritasinya menyebabkan erimatosus yang difus pada palatum. Akhirnya


palatum menjadi putih keabu-abuan dan hiperkeratosis. Terjadi banyak papula-papula
keratotik khas dengan tengah yang merah cekung dan berhubungan dengan lubang-
lubang duktus ekskretorius kelenjar liur minor yang melebar serta meradang. Papula-
papula tergabung dan mem buat palatum tampak seperti batu-batu yang khas.

Gambaran histopatologi

Parakeratosis ringan hingga sedang.

Vakuolisasi lapisan spinose.

Hiperlasi epitel adalah tipikal.

Inflamasi stromal dengan derajat yang bervariasi.

[Type text] Page 5


Gambaran histopatologi

4. Kandidiasis hiperplastik kronik

Etiologi
Kandidiasis hiperplastik kronik disebabkan oleh organisme kandida yang menembus
permukaan mukosa dan merangsang respons hiperplastik. Iritasi kronis, kebersihan mulut
yang buruk, dan xerostomia adalah faktor predisposisinya. Jadi, perokok dan pemakai
gigi palsu biasanya terkena. Diabetes melitus dan HIV AIDS juga merupakan kontributor.
Gejala klinis
Daerah yang paling sering terkena adalah dorsum lidah, palatum, mukosa bukal, dan
kommisura labial. Lesi mempunyai tepi yang sedikit menonjol, permukaan yang lembek
yang berwarna putih atau keabuan, dan zona merah yang disebabkan oleh kerusakan
mukosa.
Diagnosis banding
Leukoplakia, eritroplakia, dan verukoid
Pemeriksaan
Biopsi
Perawatan
Aplikasi antijamur topikal yang cukup. Semua pasien kandidiasis hiperplastik kronik
harus dipantau dengan ketat karena bentuk ini dapat berhubungan erat dengan bercak
eritroplakia, suatu lesi yang bersifat pre kanker.

Gambaran klinis

2.2.2 Lesi Merah Pre Kanker Rongga mulut

1. Eritroplakia

Eritroplakia didefinisikan sebagai bercak merah persisten yang tidak bisa dimasukkan
secara klinis sebagai kondisi lain. Seperti halnya leukoplakia, istilah ini tidak mempunyai
konotasi histologi. Namun berbeda dengan leukoplakia, sebagian besar eritroplakia

[Type text] Page 6


didiagnosis secara histologi sebagai displasia epitel atau lebih buruk dari itu dan
mempunyai kemungkinan lebih tinggi berkembang menjadi karsinoma. Eritroplakia
paling prevalen pada lipatan mukobukal rahang bawah, orofaring, lidah, dan dasar mulut
serta berhubungan dengan tembakau atau penggunaan alkohol. Warna merah lesi ini
disebabkan oleh mukosa atrofik yang menutupi submukosa dan sangat vaskuler
(kemerahan) dan meradang. Bagian tepinya sering kali berbatas tegas. Tidak ada
prediklesi jenis kelamin dan pasien di atas 55 tahun adalah yang paling sering terkena.

Ada tiga varian klinis dari eritroplakia:

1. Bentuk homogenus (merah seluruhnya)


2. Bentuk eritroleukoplakia (bercak merah diselingi dengan daerah-daerah
putih)
3. Bercak eritroplakia (yang mengandung bintik-bintik putih atau granula
yang tersebar diseluruh lesi merah

Biopsi merupakan keharusan untuk semua jenis eritroplakia karena 91% lesi mewakili
displasia berat, karsinoma in situ, atau karsinoma sel skuamosa. Pemeriksaan dari seluruh
rongga mulut diperlukan karena 10-20% dari pasien ini mempunyai beberapa daerah
eritroplakia, suatu fenomena yang disebut field cancerization.

2. Diskoid Lupus Erythematosus ( DLE)

[Type text] Page 7


Etiologi

Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi diperkirakan autoimun dengan sistem


kekebalan tubuh salah menyerang kulit normal . Kondisi ini cenderung berjalan dalam
keluarga . Perempuan melebihi jumlah laki-laki dengan kondisi ini 3 sampai 1. Pada
beberapa pasien dengan diskoid lupus eritematosus , sinar matahari dan merokok bisa
membuat lesi keluar.

Tanda-Tanda Klinis

Lesi terlihat sebagai daerah eritematous yang berpusat dan dikelilingi oleh tepi
putih yang meninggi.
Lupus eritematosus diskoid ditandai dengan adanya makula eritema, papula, atau
plak berbatas tegas yang akan berkembang menjadi skuama dan mengakibatkan
terbentuknya skar yang atrofi dan gangguan pembentukan pigmen.
Lesi sering ditemukan pada palatum, mukosa bukal, dan palatum, dapat tidak
spesifik dan terlihat seperti ulser tanpa rasa sakit.
Lesi pada lupus eritematosus cenderung lebih lama, lebih besar, dan terlihat pada
palatum. Lesi oral pada penderita lupus diskoid menyerupai plak berwarna merah
yang dikelilingi oleh daerah putih. Lesi ini mirip dengan lichen planus.

Gambaran HPA

Pada lesi lupus eritematosus diskoid klasik, perubahan epidermis mencakup


hiperkeratosis, atrofi, penebalan membran basalis epidermis.
Perubahan dermis meliputi infiltrasi sel mononuklear yang terdiri dari CD4,
limfosit T dan makrofag yang menempati daerah perivaskuler, melanofag, dan
deposisi musin.

[Type text] Page 8


Diagnosa Banding

Aktinik Keratosis
Dermatomyositis
Acne Rosacea
Psoriasis Vulgaris

2.3 Lesi Non Pre Kanker Rongga Mulut

2.3.1 Lesi Putih Non Pre Kanker Rongga Mulut

1. White sponge Nervus

Gambaran klinis

Etiologi
Mutasi gen sampai lapisan spinosum
Tanda-Tanda Klinis :
Lesi mulut sangat dominan
Tidak sakit dan tersebar luas
Lesi putih bilateral dengan permukaan yang berlubang atau keriput
Mengenai mukosa bukal tetapi kadang-kadang mengenai lidah dasar mulut atau
daerah mukosa lain.

[Type text] Page 9


Gambaran histopatologi
Epitel terlihat menebal, hiperparakeratosis dan akantosis serta spongiosis.
Degenerasi hidrofil pada sel spinosa 9 mulai lapisan parabasal hingga permukaan.

Gambaran histopatologi

Diagnosis banding

Lichen Planus
Lupus Erithematosus

2. Linea Alba

Linea alba adalah suatu perubahan yang sering terjadi pada mukosa bukal yang
berhubungan dengan adanya penekanan, iritasi friksional akibat gesekan, atau trauma
pada bagian muka gigi karena kebiasaan menghisap (sucking trauma). Sesuai dengan
namanya, perubahan yang terjadi terdiri atas garis putih yang (biasanya) bilateral. Linea
alba terletak pada mukosa bukal setinggi dengan bidang oklusi gigi yang di dekatnya.
Garis yang terbentuk lebih terlihat jelas pada mukosa bukal yang berbatasan dengan gigi
posterior. Linea alba merupakan variasi normal dan tidak memerlukan perawatan.

[Type text] Page 10


Gambaran klinis

2.3.2 Lesi Merah Non Pre Kanker Rongga Mulut

1. Sindrom Sturge Weber


Sindrom Sturge Weber (SSW) atau disebut juga encephalofacialangiomatosis, merupakan
kelainan neurokutaneus yang ditandai dengan angioma leptomeningeal dan angioma
kutaneus pada kulit wajah (Port Wine stain), terutama khas pada daerah perjalanan nervus
trigeminalis yaitu nervus oftalmikus (V1) dan nervus maksilaris (V2). Suatu hemangioma
wajah berbatas jelas, rata atau sedikit menimbul dan berwarna merah sampai ungu.
Penyebarannya di sepanjang saraf trigeminus dan secara khas meluas ke garis tengah.

2. Media Tromboid Glositis

Warna : Merah

Lokasi : Median lingua

Etiologi : kelainan kongenital terlihat saat masuk usia paruhbaya kadang-


kadang bawaan, infeksi candida albican.

[Type text] Page 11


Tanda - tanda klinis :

- berwarna merah/nodule

- ditemukan kandida dikerahnya

- tidak berpapil atau putih

- lesi berbentuk jajargenjang

3. Purpura (Petekiae, Ekimosis, Hematoma)

Purpura adalah perwarnaan yang berbatas jelas yang ditimbulkan oleh perdarahan di
bawah permukaan kulit. Keabnormalan yang mendasarinya seperti kelainan platelet atau
pembekuan darah, kerapuhan kapileh atau infeksi. Purpura yang awalnya berwarna merah
cendrung berubah warna menjadi biru keunguan dan nanti akan berubah menjadi kuning-
coklat.
Ada 3 tipe purpura :
1. Petekiae adalah bercak seujung jarum yang tidak menonjol , bundar, dan
berwarna merah. Palatum mole merupakan merupakan lokasi intraoral
yang paling umum untuk petekiae multifocal. Petekie lateral merupakan
tanda awal dari infeksi virus, demam scarlet, leukemia, dan kelainan
koagulasi.

2. Ekimosis adalah memar umum pada daerah ektravasasi darah dengan


diameter lebih dari 1cm. warnanya bervariasi dari ungu-merah hingga
biru-hijau-coklat. Penyabab dari ekimiosis adalah trauma, kelainan
hemostatik, penyakit cushing, amilodiosis, penyakit neoplastik, purpura
idiopatikprimer atau trambositopenia sekunder atau pengguna obabt
antikoagulan sperti aspirin, warfarin atau heparin.
3. Hematoma (memar yang besar) adalah kumpulan darah ekstravasasi yang
besar berasal dari trauma yang menimbulkan massa yang teraba. Terjadi

[Type text] Page 12


biasanya pada rongga mulut sebagai akibat dari benturan pada wajah,
erupsi gigi atau kerusakan dari vena alveolaris superior posterior selama
pemberian anestesi lokal.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit mulut dalam pengertian yang luas dapat didefinisikan sebagai suatu
bidang dalam kedokteran gigi yang memusatkan pada diagnosa dan terapi dari penyakit
mukosa mulut dan keluhan lainnya yang mungkin merefleksikan penyakit mulut
setempat. Seperti halnya kulit, warna dari mukosa mulut tergantung pada dekatnya suplai
darah kepermukaan mukosa. Dan sejumlah keratin yang bertambah pada permukaan
mukosa.

Lesi pada mukosa mulut adalah hal yang paling sering ditemukan oleh seorang
dokter gigi ketika melakukan diagnosa terhadap suatu penyakit mulut. Hal ini disebabkan
karena sebagian besar kelainan sistemik maupun kelainan lokal bermanifestasi pada
rongga mulut dengan menyebabkan kelainan pada jaringan lunak mulut dalam bentuk
lesi. Lesi-lesi yang bermanifestasi ke dalam mukosa mulut ini memiliki perbedaan-
perbedaan yang khas antara satu dengan yang lainnya, misalnya dalam hal etiologi,
diagnosa, karakteristik, manifestasi oral, dan perawatannya.

3.2 Saran

Setiap karya tulis tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, serta banyak
karya tulis yang penulisan kalimatnya kurang benar dan tidak sesuai kaidah
penulisannya, semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi seluruh yang
membacanya. Semoga penulisan karya tulis selanjutnya bisa lebih baik dan
sempurna dari karya tulis ini.

[Type text] Page 13


DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media.

Langlais, Robert dkk. 2009. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering ditemukan. Edisi ke
4. Diterjemahkan oleh: Titi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Medikus. Memahami arti lesi dalam dunia kedokteran.


(http://mediskus.com/penyakit/lesi diakses 29 November 2016).

Scully & R.A. Cawson. 2012. Atlas Bantu Kedokteran Gigi: Penyakit Mulut. Jakarta:
Hipokrates.

Taqwim, Ali. 2012. White Lesions of The Oral Mucosa. Puwerketo: UNSOED.

Wikimed. Lesi putih dan Lesi merah (http://wikimed.blogbeken.com/lesi-putih-


dan-lesi-merah diakses 29 November 2016).

[Type text] Page 14

Anda mungkin juga menyukai