Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN BIJI MELINJO BETINA ( Gnetum gnemon )

Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau
tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak
terlindung oleh karpel. Tumbuhan berbunga (Angiospermae) biji atau bakal biji selalu
terlindungi karpel sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji terekspos
langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.
Tumbuhan melinjo merupakan salah satu tumbuhan berbiji terbuka yang tumbuh di
daerah tropis. Melinjo memiliki ciri berbentuk pohon berumah dua (ada individu jantan dan
betina), berbatang lurus dan tinggi dapat mencapai 5-10 m. Tajuknya membentuk piramid
atau kerucut yang langsing. Daun pada melinjo berbentuk tunggal dan berhadapan. Buah
keras berbentuk jorong. Ketika masak warna buah berangsur angsur akan berubah dari
kuning, merah hingga keunguan. Satu biji dalam satu buah besar dan kulit tengahnya keras
berkayu. Melinjo ini pada dasarnya tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan
termasuk tumbuhan berbunga yang di anggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang
terbungkus oleh selapis aril yang berdaging yang berbentuk ellipsoid.
Organ Reproduksi pada melinjo yaitu Sporofit bersifat Dioceous sehingga organ
reproduksi jantan dan betina terdapat pada tanaman yang berbeda. Organ reproduksi
terorganisasi dalam strobili. Strobili tersusun atas perbungaan panikula atau fasikula pada
ketiak daun. Strobili juga tumbuh dalam ketiak pasangan daun sisik yang tersusun dekusata.
Daun sisik ini bergabung pada bagian dasarnya membentuk brekta.
Reproduksi Generatif Pada Gnetum gnemon menggunakan organ reproduksi yang
disebut konus atau strobilus. Strobilus pada Gnetum gnemon ada dua yaitu strobilus jantan
dan strobilus betina. Terdiri dari sumbu memanjang yang jelas buku dan ruasnya. Strobilus
muda memiliki ruas yang sangat pendek. Pada buku ini mendukung brakte yang berbentuk
sisik, tersusun menggerombol. Brakte buku bergabung membentuk struktur yang disebut
kupula atau Collar. Jumlah kupula sesuai dengan jumlah buku pada aksis, biasanya bervariasi
antara 10-20. Tiap kupula mendukung 3-6 lingkaran bunga jantan. Tiap lingkaran mendukung
sejumlah bunga jantan. Bunga jantan dalam lingkaran tersusun berseling. diatas lingkaran
bunga jantan terdapat satu lingkaran bunga betina yang abortif. Pada Gnetum gnemon 2 atau
3 kupula pada ujung strobilus, terdiksi dan steril. Strobilus betina mempunyai organisasi yang
sama dengan strobilus jantan dengan tiap lingkaran terdiri dari 4-10 ovul diatas tiap kupula.
Tidak semua ovul akan berkembang menjadi biji, hanya beberapa ovul yang mengalami
kematangan. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium
terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga
mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang
arkegonium.
Bakal biji setelah dipolinasi memperlihatkan, bahwa polen telah berada dalam rongga
polen, demikian juga set telur telah dibentuk setelah dua minggu dipolinasi. Polen menempel
dan mulai berkecambah pada jaringan nucleus yang berdegenerasi pada minggu ketiga dan
keempat. Pada minggu ketiga juga ditemukan endosperm telah dibentuk di bagian khalaza
kantung embrio dan memenuhi seluruh kantung embrio pada minggu keenam. Bakal embrio
stadium dua inti ditemukan pada minggu keempat dan kelima setelah dipolinasi. Bakal
embrio stadium dua inti ini adalah hasil pembelahan zigot yang pada tahap awal pembelahan
hanya inti zigot yang membelah. Bakal embrio ini akan membentuk tonjolan yang
memanjang berbentuk tabung ke arah horizontal atau ke arah khalaza kantung embrio.
Tonjolan ini dinamakan suspensor primer dan mulai dibentuk pada tepi endosperm bagian
mikropil pada minggu keenam setelah dipolinasi. Selanjutnya suspensor primer membentuk
percabangan dan menyusup ke dalam endosperm pada minggu ketujuh. Suspensor primer
selanjutnya membentuk percabangan yang banyak dan tersebar di bagian tengah dan tepi
endosperm sejak minggu kedelapan hingga minggu ke- 15 setelah dipolinasi.
Embrio Gnetum gnemon membentuk hypocotyl, yang bertindak sebagai suatu tempat
cadangan makanan dan mengambil makanan dari prothallus. daerah sebelah luar dari biji
yang tebal dibentuk dari perintah yang sebelah luar, kulit yang berkayu dibentuk dari perintah
yang bagian dalam. Jenis Gnetum yang memanjat ditandai oleh produksi beberapa silinder
pusat dari kulit pohon dan kayu sekunder, yang tambahan tambahan cambium yang
menghasilkan perisikel, seperti pada Cycas dan Makrozamia.
Bakal biji (ovule) dalam tanaman melinjo ini terdapat 3 lapisan pelindung yaitu :
1. Perintah merupakan lapisan luar dan berdaging (fleshy)
2. Integumen luar merupakan lapisan bagian tengah
3. Integumen dalam merupakan lapisan bagian dalam yang memanjang membentuk
saluran tangkai putik.
Strobilus pada Gnetum gnemon
Strobilus memiliki ciri sebagai berikut :
1. Strobilus sangat mirip dengan strobilus pada perkembangannya.
2. Saat muda, bunga tertutup brakte yang bertautan.
3. Tersusun: sumbu sentral stout, tumbuh di antara 2 brakte pada pangkal.
4. Kolar memiliki 1 cincin dengan 4 sampai 10 bunga.
5. Mirip dengan strobilus , kolar, perhiasan dan tangkai bunga mempunyai
sklereid dan laticiferous duct.
6. Tiap bunga bertangkai pendek atau ovul sesil.
7. Saat muda: ovul nampak sama.
8. Saat masak: tidak semua ovul berkembang menjadi biji. Bisa degenerasi dan
mungkin rontok. Beberapa kolar pada bagian atas sumbu biasanya dengan ovul
yang tidak berkembang.
9. Ovul satu dengan lainnya terpisah oleh trikom uniseriat.
10. Ovul merupakan struktur bersimetri radial terdiri dari nukleus dikelilingi 3 lapis
pelindung.
11. Lapisan terluar tebal fleshy = perhiasan dengan stoma dan sklereid serta
laticiferous duct. Lapisan ini memanjang pada ujung dan membuka sempit.
12. Lapisan tengah = integumen luar. Setelah megasporogenesis lapisan ini
membentuk bagian semacam leher botol pada bagian ujungnya.
13. Lapisan dalam = integumen dalam. Lapisan ini membentuk saluran mikropil.
14. Bagian ujung nuselus terdapat ruang serbuk sari
15. Pada sumbu utama strobilus , terdapat 12 sd 14 berkas pembuluh, menuju ke
kolar dan pangkal ovul. Tiap berkas pembuluh pada ovul bercabang 2, untuk
mensuplai nutrisi ke lapisan terluar. Tiap cabang bercabang-cabang lagi pada
integumen.
16. Ovul masak, perhiasan berwarna merah-oranye. Perhiasan dan lapisan tengah
saling lepas sedangkan lapisan dalam berlekatan dengan nuselus, paling tidak
pada bagian basal.
Mikrosporogenesis

1. Mikrosporangium muda, biasanya menunjukkan 2 atau lebih sel arkesporial yang


menjadi prominent.
2. Sel membelah secara periklinal membentuk multi lapisan arkesporium.
3. Arkesporium terdeferensiasi menjadi lapisan parietal dan sel sporogen.
4. Lapisan parietal membelah membentuk lapisan dinding sporangium dan tapetum.
5. Dinding mikrosporangium berlapis 3: lapisan luar trediri 1 lapis epidermis; lapisan
tengah; lapisan tapetum.
6. Sel dinding mikrosporangium memipih dan lapisan tengah serta tapetum
disorganisasi lepas dari dinding sporangium.
7. Sel epidermis menunjukkan penebalan fibrus, mirip dengan endotesium
angiosperma.
8. Pada saat kepala sari masak sel epidermis memanjang secara radial dengan
dinding terluar menebal dan berlapis kutikula.
9. Sel sporogen membelah membentuk sel induk mikrospora.
Megasporogenesis

1. Pada nuselus terdapat 2-4 sel arkesporium hipodermal.


2. Inisial arkesporium ini membelah secara periklinal membentuk sel parietal (luar) dan
sel sporogen (dalam).
3. Sel parietal membelah berulangkali membentuk nuselus massif
4. Sel sporogen membelah membentuk sel induk megaspora, yang tersusun linier dari 8
sd 16 sel. Pada G.gnemon sel sporogen berfungsi langsung sebagai sel induk
megaspora.
5. Sel induk megaspora membelah secara miosis membentuk 2 inti tanpa pembentukan
dinding sel.
6. Sel induk megaspora lainnya degenerasi.
7. Pembelahan miosis kedua berlangsung sangat lambat membentuk coenomegaspora
berinti 4
Mikrogametofit
Mikrogametofit memiliki ciri yaitu :
1. Mikrospora memiliki eksin tebal berduri dan intin tipis, halus.
2. Pada mikrospora terdapat pori mirip apertura pada angiosperma.
3. Inti mikrospora membentuk sel protalium kecil dan sel besar.
4. Inti sel besar membelah membentuk 2 inti: 1 inti besar tanpa dinding terdapat di dekat
sel protalium disebut inti buluh; 1 inti berdinding disebut inti generatif.
Megagametofit
1. Megaspora fungsional, intinya membelah berulangkali sehingga terdapat inti bebas
dan strukturnya menjadi bentuk bulat telur.
2. 4 inti bebas beragregrasi di bagian tengah.
3. Vakuola berkembang pada bagian tengah dan menyebabkan gametofit memanjang.
4. Pada G. ula terdapat 1500 inti bebas, pada G.gnemon terdapat 256 inti bebas.
5. Vakuola segera menempati bagian atas sedangkan bagian bawah terdiri sitoplasma.
6. Vakuola pada G. ula terdapat 1500 inti bebas, pada G.gnemon terdapat 256 inti bebas.
7. Gametofit memanjang menuju ujung kalaza.
8. Massa seluler terorganisasi pada bagian bawah megaspora yang berkecambah.
9. Pembentukan dinding dimulai dari ujung kalaza bawah dan secara pelan menuju
bagian atas, namun tidak semuanya sehingga bagian atas tetap inti bebas.

Anda mungkin juga menyukai