Umts PDF
Umts PDF
LANDASAN TEORI
Pada sistem generasi ketiga ini didesain untuk komunikasi multimedia untuk
video yang baik, dan akses terhadap informasi serta layanan-layanan pada public
dan private network akan disajikan dengan data rate dan kemampuan sistem
komunikasi pada generasi ketiga ini lebih fleksibel. Sistem ini merupakan evolusi
dari sistem CDMA. Infrastrukturnya mampu mendukung user dengan data rate
keseluruhan 5 MHz dan didesain untuk dapat berdampingan dengan sistem GSM.
ditebar pada sebuah wide bandwidth dengan cara perkalian antara data user
spreading CDMA.
2 Chip rate dengan nilai 3.84 Mcps memandu sinyal user pada sebuah
dipakai sebelumnya dengan bandwidth sekitar 1 MHz, seperti pada IS-95, secara
umum digunakan sebagai dasar narrowband pada system CDMA. Sudah menjadi
sifat dari wide carrier bandwidth dari WCDMA mendukung high user data rate.
3 Sistem WCDMA mendukung variabel data rates user yang cukup besar.
Data rate user dijaga konstan selama tiap 10, 20, 40 dan 80 ms frame tergantung
kebutuhan QoSnya. Namun, kapasitas data diantara user-user dapat berubah dari
frame to frame.
Duplex (FDD) dan Time Division Duplex (TDD). Pada mode FDD, frekuensi-
frekuensi carrier dipisah 5 MHz untuk penggunaan uplink dan downlink masing-
masing, sedangkan pada mode TDD hanya satu frekuensi 5 MHz dengan waktu
yang dipakai bergantian (time-shared) antara uplink dan downlink. Dengan uplink
sebagai koneksi dari mobile user ke arah base station, dan downlink sebagai
kecepatan yang lebih tinggi, kecepatan data yang berbeda untuk aplikasi-aplikasi
dengan QoS yang berbeda. Arsitektur jaringan UMTS terlihat pada Gambar 2.1
berikut ini :
Gambar 2.1 : Arsitektur Jaringan 3G WCDMA[2].
Dari gambar diatas terlihat bahwa arsitektur jaringan UMTS terdiri dari
smart card yang dikenal dengan nama USIM (UMTS Subscriber Identity Module)
yang berisi nomor identitas pelanggan dan juga algoritma security untuk
Universal Radio electric Terrestrial). UTRA mode UTRAN terdiri dari satu atau
lebih Jaringan Sub-Sistem Radio (RNS). Sebuah RNS merupakan suatu sub-
jaringan dalam UTRAN dan terdiri dari Radio Network Controller (RNC) dan
satu atau lebih Node B. RNS dihubungkan antar RNC melalui suatu Iur Interface
dibandingkan dengan teknologi 2G yang ada saat ini, di antaranya adalah Node-B
dan merupakan tempat berakhirnya protokol RRC (Radio Resource Control) yang
2. Node-B
Node-B sama dengan Base Station di dalam jaringan GSM. Node-B merupakan
perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada UE.
Fungsi utama Node-B adalah melakukan proses pada layer 1 antara lain : channel
transport. Core Network ini mendukung pensinyalan dan transport informasi dari
langsung seperti logika dan dengan adanya keuntungan fasilitas kendali dari
layanan melalui antarmuka yang terdefinisi jelas; yang juga pengaturan mobilitas.
MSC didesain sebagai switching untuk layanan berbasis circuit switch seperti
HLR merupakan database yang berisi data-data pelanggan yang tetap. Data-data
tersebut antara lain berisi layanan pelanggan, service tambahan serta informasi
SGSN via Internet Protokol (IP). GGSN akan berperan antarmuka logik bagi
PDN, dimana GGSN akan memancarkan dan menerima paket data dari SGSN
atau PDN. Selain itu juga terdapat beberapa interface baru, seperti : Uu, Iu, Iub,
Iur. Antara UE dan UTRAN terdapat interface Uu. Di dalam UTRAN terdapat
interface Iub yang menghubungkan Node-B dan RNC, Interface Iur yang
interface Iu.
yaitu bagian control plane dan user plane . Bagian user plane merupakan protokol
membawa data user melalui Access Stratum (AS). Sedangkan control plane
berfungsi mengontrol RAB dan koneksi antara mobile user dengan jaringan dari
dan lain-lain.
2.2.4 Jaringan komunikasi
2. Interface Um
3. Interface Iu
Network UTRAN.
4. Interface Iu-CS
Interface ini, Iu-Cs digunakan ketika jaringan berbasis pada komutasi paket dan
5. Interface lu-PS
Interface ini menghubungkan jaringan akses dengan SGSN dari core network.
6. Interface Iu-Bis
7. Interface A bis
8. Interface Gb
9. Interface Gs
bahwa power merupakan resource yang dishare secara bersama-sama. Hal ini
dan layanan yang membutuhkan variable bit rate. Radio Resource Management
dilakukan dengan mengalokasikan power untuk setiap user (call), dan untuk
yang telah ditentukan. Tidak ada alokasi kode maupun time slot yang dibutuhkan
ketika terjadi perubahan bit rate. Hal ini berarti bahwa alokasi physical channel
tidak terpengaruh pada saat terjadi perubahan bit rate. Sistem WCDMA tidak
channelization dari user yang berbeda. Kode ini memiliki karakteristik dalam hal
orthogonalitas antara users (layanan yang berbeda dialokasikan untuk satu user)
meskipun user tersebut menggunakan bit rate yang berbeda. Sebuah physical
resource dapat membawa beberapa layanan dengan bit rate yang berbeda. Dengan
berubahnya bit rate, maka alokasi power untuk physical resource tersebut juga
akan berubah sehingga QoS dijamin pada setiap komunikasi. Setiap radio frame
didasarkan pada SIR (Signal to Interference Ratio), dimana fast closed loop
disesuaikan dengan SIR dan perubahan SIR target dilakukan oleh outer loop[3].
digunakan adalah Code Divison Multiple Access. Pada teknik multiple access ini,
setiap user menggunakan resource frekuensi dan waktu yang sama namun
dibedakan oleh kode masing masing yang unik. Hal ini lah yang memungkinkan
WCDMA memiliki kecepatan transmisi data yang jauh lebih tinggi dari pada
GSM. Di samping itu, kelebihan dari WCDMA adalah kapasitas pengguna yang
dapat dilayani pada suatu cell sifatnya lebih fleksible dan dapat diatur. Hal ini
dapat dilakukan juga karena sistem multiple akses CDMA. Antara pengguna satu
dengan pengguna lain akan berperan sebagai noise bagi sesamanya. Kapasitas
dapat diatur berdasarkan level kualitas yang dimungkinkan atau yang dikehendaki
dalam suatu cell. Semakin tinggi kualitas layanan yang ditetapkan pada suatu cell
maka kapasitas pengguna pun berkurang, begitu juga sebaliknya jika kualitas
layanan dikurangi, maka kapasitas pengguna pada suatu cell akan meningkat[2].
Kanal - kanal pada UMTS terbagi atas tiga bagian yaitu seperti terlihat pada
1. Kanal Logic : digunakan sebagai interface antara RLC dan layer MAC
interface WCDMA.
3. Kanal Fisik: sinyal yang di transmisikan melalui kanal radio untuk arah
Pembagian kanal pada UMTS dapat dilihat pada gambar 2.3 sebagai
berikut.
Gambar 2.3 : Pembagian Kanal pada UMTS[5]
2.6 Handover
WCDMA pada frekuensi yang sama melalui intra frequency handover, atau
dengan frekuensi yang lain melalui inter frequency handover, atau dengan sistem
yang lain melalui Inter Radio Akses Teknologi (IRATHO). Dengan adanya rake
dari satu sektor pada dedicated channel. Kondisi ini disebut Soft Handover atau
Softer Handover jika UE dihubungkan dengan sektor yang berbeda pada site yang
sama. Untuk kondisi handover dalam WCDMA dengan frekuensi yang lain atau
dengan sistem yang lain (GSM) maka prosedur Hard Handover dilakukan[3].
Intra - sytem handover terjadi dalam satu sistem. Yang selanjutnya dapat dibagi
menjadi intra - frequency HO dan inter - frequency HO. Intra - frequency terjadi
di antara sel - sel yang memiliki carrier WCDMA yang sama, sementara inter -
berbeda.
Inter - system HO terjadi di antara sel - sel yang memiliki dua teknologi akses
radio, Radio Access Technology (RAT) yang berbeda atau mode akses radio
Radio Access Mode (RAM) yang berbeda. Kasus yang paling sering untuk
handover jenis ini diperkirakan terjadi antara sistem WCDMA dan GSM / EDGE.
yang lama dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru dibentuk. Bagi
pembawa (bearer) real - time hal ini berarti pemutusan hubungan yang singkat
dari bearer; bagi bearer non real - time HHO berarti lossless. Hard handover
Selama proses soft handover, MS terus menerus berkomunikasi dengan dua sel
atau lebih secara bersamaan yang memiliki BS yang berbeda dari RNC yang sama
(intra - RNC) atau RNC yang berbeda (inter - RNC). Semua hubungan yang lama
tidak akan dilepaskan sebelum hubungan radio yang baru terbentuk (make before
break).
5. Softer Handover
Pada kejadian softer handover, MS dikendalikan oleh paling tidak dua sektor pada
satu BS, SHO dan softer HO hanya mungkin terjadi dalam satu frekuensi carrier
Jenis-jenis dari handover tersebut juga dapat diilustrasikan pada gambar 2.4
sebagai berikut :
Penentuan Handover dapat dilakukan melalui tiga cara yang berbeda yaitu
1. Mobile Initiated :
BS tersebut, dibantu oleh jaringan. Handover jenis ini biasanya dipicu oleh
2. Network Initiated :
RNC dan akan diputuskan apakah akan dilakukan handover atau tidak.
3. Mobile Assisted :
lakukan oleh MS adalah sebesar Ec/Io dari CPICH sel yang sedang
1. Tidak tercantumnya BTS tujuan pada neighbour list BTS semula, maka kedua
BTS tidak saling mengenal, akibatnya handover tidak dapat dilaksanakan dan
service sampai kuat sinyal mencapai level minimum dan terjadi pemutusan
panggilan.
level daya terima MS dari base service maupun sel tujuan saling tarik menarik.
4. Adanya interferensi BCCH. MS menerima frekuensi BCCH yang sama dari dua
BTS. Hal ini disebabkan luas coverage kedua BTS yang terlalu lebar. Interferensi
baik pada parameter level sinyal penerimaan, Bit Error Rate(BER) maupun
Eb/No.
Satu hal yang menjadi ciri khas dari teknik multiple akses yang digunakan
faktor interferensi yang terjadi sebagai acuan kualitas layanan yang nantinya
menjadi salah satu ukuran untuk melakukan handover. Seperti telah dijelaskan
sebelumnya, pada sistem multiple akses CDMA seluruh user dalam cell yang
sama berbagi frekuensi dan pewaktuan yang sama. Hal ini pada akhirnya
menentukan kualitas panggilan (Call quality) dan kapasitas dari suatu cell.
Power control ini bertujuan mengontrol power yang dipancarkan tetap pada
tingkat yang sama dengan power yang diterima. Juga berperan memperkecil
interferensi dan pemakaian power. Power dikontrol oleh beberapa parameter dan
perlu ditetapkan selama optimisasi jaringan. Daya kirim dari setiap user diperiksa
setiap 1500 kali dalam satu detik nya (frekuensi power control = 1500 Hz), dan
disesuaikan dengan Eb/no yang telah ditetapkan sesuai dengan kualitas layanan
yang dikehendaki pada suatu cell. Daya kirim dari tiap tiap pengguna diatur agar
tidak berada dibawah level yang ditentukan sebagai daya terima pada suatu Node-
B (BTS) untuk mempertahankan kualitas layanan. Namun level ini dapat diset
Power control dalam sistem CDMA dibedakan atas reverse power control
dan forward power control. Power control reverse ditujukan untuk mengontrol
level daya pancar UE, sedangkan power control forward digunakan untuk
mengontrol level daya pancar Node B. Pada WCDMA menggunakan metode fast
control user adalah 1500 kali setiap menit (1500KHz) yang lebih cepat daripada
perubahan pathloss user dan juga bahkan lebih cepat dari perubahan kanal fast
reyleigh fading. WCDMA menggunakan open loop power control untuk inisial
daya pertama kali yang harus dipancarkan oleh UE. Sedangkan selanjutnya, untuk
Pada metode ini Node B membandingkan SIR user yang diterima dan
dibandingkan dengan SIR target. Jika lebih besar maka akan dikirim command
untuk menurunkan daya transmit user dan sebaliknya. Metode closed loop power
diterima oleh Node B, Sedangkan pada arah forward menggunakan close loop
power control. Alasannya bagaimana agar user yang berada di sisi border sel juga
bisa mendapatkan sinyal dengan kualitas yang bagus, artinya memperkecil efek
other cell interference. Fungsi closed loop power control pada arah forward juga
memberi tambahan daya untuk menjaga QoS sinyal jika error correcting code
UE akan memilih cell yang cocok dan mode radio akses berdasarkan
pengukuran idle mode dan kriteria cell selection. Pada saat UE berada pada mode
UMTS atau GSM, UE melakukan pengukuran pada radio akses teknologi yang
lain tergantung pada parameter yang diset oleh operator. Parameter tersebut
mendkefinisikan[3] :
yang berbeda. Pada arah uplink setiap user memiliki Scrambling Code yang unik
dan dapat menggunakan semua kode yang terdapat pada code tree OVSF.
Scrambling Code sering juga dikaitkan dengan user dan kode channelization
dikaitkan dengan tipe dari layanan sesuai dengan bit rate yang diberikan.
sektor yang berbeda dan kode channelization dikaitkan dengan tipe layanan yang
Pada arah uplink terdapat dua macam Scrambling Code yaitu long (gold
code) dan short scrambling codes, yang masing-masing berjumlah 224 buah.
Scrambling Code ditentukan oleh layer atas. Pada proses scrambling, urutan kode
dari user yang telah di-spreading dikalikan dengan kode pseudorandom. Pada
arah downlink, jumlah maksimum dari Scrambling Code (Gold code dengan deret
sepanjang 38400 chips) adalah 218 1, namun tidak semua kode digunakan.
Scrambling Code dibagi menjadi 512 set Primary Scrambling Code dan 15
Secondary Scrambling Code, sehingga total kode yang digunakan adalah 8192.
jumlah maksimum reuse Scrambling Code adalah 1 : 512. Kode dibagi ke dalam
64 group yang berbeda dan jika neighbour dari sektor lain dialokasikan kode dari
group kode yang berbeda maka konsumsi power dari UE akan berkurang,
sehingga pada kenyataannya reuse kode akan lebih kecil dari 1 : 64. Primary
physical channel yang lain dapat dikirimkan dengan salah satu primary ataupun
Spread Sprectrum adalah suatu teknik modulasi digital dimana sinyal yang
dengan memperbesar lebar pita frekuensi. Teknik spread spectrum sendiri terdiri
dari 2 jenis yaitu Direct Sequence dan Time Division. Sistem telekomunikasi
memiliki ciri khas penebaran spektral sinyal yang kemudian ditransmisikan secara
langsung.
Hal lain yang menjadi ciri khas dari Spread spectrum yang digunakan pada
sistem WCDMA adalah kode spreading sequence yang diterapkan. Kode yang
diterapkan baik pada sisi transmit maupun receive sistem WCDMA adalah
256 untuk uplink dan 512 untuk downlink. Kecepatan dari kode spreading pada
WCDMA (begitu pula pada CDMA) disebut Chip Rate. Besarnya chip rate pada
WCDMA adalah 3,84 Mcps Factor spreading pada sistem WCDMA bervariasi
Spreading Code biasa juga disebut kode kanalisasi pada WCDMA. Sesuai
(downlink). Spreading Factor mulai dari 1 sampai 256 untuk chip rate 3.840
Mcps. Pada arah downlink jumlah maksimum dari OVSF kode penebar adalah
512.
Semua user pada sebuah sektor harus berbagi kode channelization yang
tersedia pada code tree OVSF, yang merupakan resource yang sangat terbatas.
Batasan dari jumlah kode downlink ditunjukkan dengan layanan bit rate yang
tinggi akan dialokasikan SF yang rendah. Sebagaimana utilisasi dari sebuah kode
menyebabkan tidak tersedianya sub tree dari SF yang tinggi. Selain itu juga, user
pada kondisi soft handover menggunakan kode lebih banyak (satu kode untuk
setiap layanan). Terkadang penggunaan dari satu kode channelization per user
sebuah sektor.
orthogonalitas, hal ini yang menyebabkan bahwa sistem lebih tergantung terhadap
interferensi yang terjadi. Kode OVSF yang sangat terbatas digunakan kembali
pada sel lain tetapi dengan Scrambling Code yang berbeda. Tiap stage dari
struktur kode OVSF mempunyai SF yang berbeda. Hal ini tidak dapat menaikkan
kapasitas hingga 100% untuk setiap kode yang digunakan karena Scrambling
Pilot Pollution merupakan kondisi dimana jumlah dari active set yang
menangani suatu UE lebih dari 3 dan keseluruhan active set tersebut berada pada
range 5dB atau sekitar 3dB dari active set yang terbesar. Active set yang melebihi
batasan Max Active Set (3 active set) dapat mengganggu kualitas dari suatu sinyal
Kanal pilot menjadi acuan dalam penentuan hand-off. Pilot diidentifikasi oleh
aktif. Banyaknya pilot yang termasuk pada kategori ini tergantung pada
2. Candidate Set, terdiri dari pilot yang tidak termasuk dalam active set. Pilot
ini harus diterima dengan baik untuk mengidentifikasi bahwa kanal traffik
3. Neighbour Set, terdiri dari pilot yang tidak termasuk pada dua kelompok
4. Remaining Set, terdiri dari keseluruhan pilot dalam sistem kecuali yang
Suatu konsep baru yang diperkenalkan oleh UMTS adalah RAB, yang
mana merupakan gambaran dari kanal pengiriman antara jaringan dan user. RAB
dibagi menjadi radio bearer pada air interface dan Iu bearer di radio network
RAB connection dengan karakteristik yang berbeda agar sesuai dengan kebutuhan
untuk layanan UMTS bearer yang berbeda. Berikut ini adalah gambaran RAB
dalam end to end service, yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.6.
1. Conversational
dan error. Kebutuhan akan laju data dapat bervariasi, tetapi secara umum bersifat
simetris. Artinya, laju data dalam satu arah akan sama dengan laju data pada arah
yang lain. Suara dan data termasuk dalam kategori ini. Voice yang sensitive
terhadap delay yang tinggi tidak terlalu memerlukan laju bit yang tinggi,
rendah, memerlukan laju bit yang tinggi. Contohnya : Voice, Video Telephony,
2. Interactive
error, tetapi memiliki toleransi terhadap delay yang lebih tinggi daripada layanan
Time video.
3. Streaming
umumnya mempunyai toleransi yang tinggi terhadap delay dan jitter. Hal ini
dikarenakan adanya buffer data pada penerima. Streaming audio, web browsing
4. Background