Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik adalah aliran tenaga atau daya listrik. Listrik merupakan bagian
mendasar dari alam semesta dan salah satu bentuk energi yang paling banyak
digunakan (Young dan Freedman, 2000). Listrik sebenarnya merupakan
sumber energi sekunder, yang disebut sebagai pembawa energi. Dalam
kehidupan sehari-hari kita sangat memerlukan keberadaan listrik disekitar kita.
Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu
yang berkaitan dengan listrik. Kata listrik (electricity) berasal dari kata Yunani
electron, yang berarti amber. Amber adalah dammar pohon yang membatu,
dan orang zaman dulu mengetahui bahwa jika menggosok batang amber
dengan kain, amber tersebut akan menarik daun-daun kecil atau debu
(Giancoli, 2001). Sepotong plastik yang keras, batang kaca, atau penggaris
yang digosok dengan kain juga akan menunjukkan efek amber ini, atau
sekarang kita sebut dengan istilah listrik statis.
Berdasarkan konsep muatan listrik, ada dua macam muatan listrik, yaitu
muatan positif dan muatan negatif. Benda yang kekurangan elektron dikatakan
bermuatan positif, sedangkan benda yang kelebihan electron dikatakan
bermuatan negatif. Elektron merupakan muatan dasar yang menentukan sifat
listrik suatu benda. Tarik menarik atau tolak menolak antara dua buah benda
bermuatan listrik adalah bentuk dari gaya listrik yang dikenal juga sebagai
gaya Coulomb.
Gaya pada umumnya dianggap sebagai gaya kontak yang artinya
sebuah gaya akan bekerja apabila ada sentuhan. Namun sebaliknya, gaya
gravitasi dan gaya listrik justru bekerja ketika tidak ada sentuhan diantara dua
buah benda. Gagasan bahwa gaya bekerja dari jarak tertentu merupakan suatu
hal yang sulit bagi para pemikir zaman dahulu. Termasuk Newton sendiri tidak
yakin akan gagasan ini ketika beliau menerbitkan hukum gravitasi
universalnya, sampai ada ilmuwan dari Inggris Michael Faraday (1791-1867)
yang membantu memecahkan masalah ini dengan menggunakan ide medan
(Giancoli, 2001). Dan saat ini dikenal dengan istilah medan listrik. Sudut
pandang energi dapat digunakan dalam kelistrikan, misalnya dalam suatu

1
ruangan yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik akan ada energi yang listrik
yang lebih dikenal dengan potensial listrik. Untuk membantu kita
mendapatkan penglihatan (insight) yang lebih dalam mengenai medan listrik
menyelesaikan masalah yang terkait dengan medan listrik maka kita dapat
menerapkan sebuah hukum yang kita kenal dengan nama hukum Gauss.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik mengkaji lebih
banyak materi ini melalui sebuah makalah yang berjudul Medan Listrik,
Potensial Listrik dan Hukum Gauss.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut adapun masalah-masalah yang muncul


adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud medan listrik?


2. Bagaimanakah energi potensial listrik suatu muatan yang berada pada

suatu titik yang berpotensial V?


3. Apa yang dimaksud dengan potensial listrik?
4. Apa yang dimaksud dengan garis gaya listrik?
5. Bagaimanakah pengertian Hukum Gauss?
6. Bagaimanakah penerapan Hukum Gauss dalam menyelesaikan masalah

medan listrik?
7. Apa sajakah aplikasi medan listrik, potensial listrik, dan hukum gauss
dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan


Terdapat beberapa tujuan yang ingin kami capai dari rumusan masalah diatas
yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi medan listrik
2. Untuk mengetahui energi potensial listrik suatu muatan yang berada pada
suatu titik yang berpotensial V
3. Untuk mengetahui definisi potensial listrik
4. Untuk mengetahui pengertian garis gaya listrik
5. Mampu menjelaskan Hukum Gauss
6. Mengerti tentang perhitungan medan listrik menggunakan Hukum Gauss
7. Mengetahui aplikasi medan listrik, potensial listrik, dan hukum gauss
dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Manfaat Penulisan

2
Dari tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah
ini antara lain:
1. Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam lagi mengenai pengertian
garis gaya baik disekitar muatan positif maupun positif dan negatif,
pengertian mengenai fluks listrik, mampu menjelaskan Hukum Gauss dan
dapat menggunakannya untuk menghitung medan listrik dan kuat medan
listrik.
2. Menambah modul pembelajaran mengenai pengertian garis gaya baik
disekitar muatan positif maupun positif dan negatif, pengertian mengenai
fluks listrik, menjelaskan Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk
menghitung medan listrik dan kuat medan listrik.
3. Memberikan tambahan wawasan mengenai pengertian garis gaya baik
disekitar muatan positif maupun positif dan negatif, pengertian mengenai
fluks listrik, menjelaskan Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk
menghitung medan listrik dan kuat medan listrik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Medan Listrik


Gagasan bahwa gaya bekerja dari jarak tertentu merupakan suatu hal yang
sulit bagi para pemikir zaman dahulu. Termasuk Newton sendiri tidak yakin akan
gagasan ini ketika beliau menerbitkan hukum gravitasi universalnya, sampai ada
ilmuwan dari Inggris Michael Faraday (1791-1867) yang membantu memecahkan
masalah ini dengan menggunakan ide medan. Menurut Michael Faraday suatu
medan listrik keluar dari

3
Gambar 2.1
Michael Faraday
setiap muatan dan menyebar ke seluruh ruang. Ketika
muatan yang kedua didekatkan dengan muatan pertama, ia
akan merasakan gaya yang disebabkan oleh adanya medan
listrik di tempat tersebut.

Jadi, medan listrik didefinisikan sebagai


ruang disekitar muatan listrik sumber dimana muatan listrik
lainnya dalam ruang ini akan mengalami gaya
Coulomb atau gaya listrik (tarik atau tolak). Benda bermuatan yang
menghasilkan medan listrik kita namakan muatan sumber. Muatan lain yang
diletakkan dalam pengaruh medan listrik muatan sumber, kita namakan muatan
uji. Besar atau kecilnya pengaruh gaya elektrostatis yang diakibatkan olehmuatan
listrik dalam suatu medan listrik dinamakan kuat medan listrik. Kuat medan listrik
pada lokasi dimana muatan uji berada kita definisikan sebagai besar gaya coulomb
(gaya listrik) yang bekerja pada muatan itu dibagi dengan besar muatan uji :

F (2.1)
E=
q0
Keterangan :

E = Medan listrik (N/C)


F = Gaya Coulomb (N)
q 0 = Besar muatan uji (C)

Secara ideal E didefinisikan sebagai limit F/q dan q diambil lebih kecil
dan lebih kecil lagi, sehingga mendekati nol. Alasannya adalah agar E tidak
bergantung pada besar muatan uji q. Hal ini berarti bahwa E hanya
mendeskrisipkan efek muatan yang menimbulkan medan listrik pada titik itu
(Young dan Freedman, 2000).

Medan listrik di semua titik pada ruangan dapat diukur, berdasarkan


definisi tersebut. Untuk situasi yang sederhana yang melibatkan satu atau

4
beberapa muatan titik, kita dapat menghitung berapa kira-kira besar E. Sebagai
contoh, medan listrik pada jarak r dari satu muatan titik Q akan mempunyai besar

kqQ / r
2
Q
E= E=k (2.2)
q r2

atau, dalam 0 :

1 Q
E= (2.3)
4 0 r2

Keterangan:

E = Medan Listrik (N/c)

k = Konstanta listrik (9x109 Nm2/C2)

Q=muatan yang menimbulkan medan listrik (C)

r = jarak terhadap muatan yang menimbulkan medan listrik (m)

0 = permitivitas ruang hampa (8,85x10-12 C2/Nm2)

Hubungan untuk medan listrik yang disebabkan oleh satu muatan titik ini
juga disebut sebagai Hukum Coulomb. Disebutkan bahwa E tidak bergantung
pada q, hal ini membuktikan bahwa E hanya bergantung pada muatan Q yang
menghasilkan medan tersebut, dan bukan pada nilai muatan uji q.

2.2 Energi Potensial Listrik Suatu Muatan yang Berada pada Suatu Titik

yang Berpotensial V

Bila sebuah muatan uji diletakkan dalam medan listrik E, maka muatan uji

F q0 E
tersebut mengalami gaya sebesar (Haliday dan Resnick, 1984). Bila
muatan uji bergerak sepanjang dr, maka besarnya kerja yang dilakukan oleh gaya
F dapat dituliskan sebagai:

5
dW F dr
dW q0 E dr
(2.4)

Bila pada sebuah benda hanya dikerjakan gaya konservatif, maka kerja
yang dikerjakan pada benda sama dengan pengurangan energi potensial benda.
Dengan demikian, kerja yang dilakukan oleh gaya Coulomb pada muatan uji
sama dengan pengurangan energi potensial muatan uji tersebut (Young dan
Freedman, 2000). Perubahan energi potensial yang dialami muatan uji berpindah
sejauah dr sama dengan negatif dari kerja muatan uji tersebut, yaitu

dU =q0 . E dr (2.5)

Bila muatan uji berpindah pada lintasan tertentu, misalnya dari titik A ke
titik B, maka besarnya perubahan energi potensial yang dialami muatan uji
adalah

U U B U A
B
U q0 E dr
A
(2.6)

Integral pada persamaan di atas dievaluasi sepanjang lintasan yang dilewati


q0 dari titik A ke titik B yang disebut lintasan integral. Nilai integralnya tidak
tergantung pada bentuk lintasan tetapi hanya tergantung pada posisi awal dan
akhir.

Untuk lebih memberikan pemahaman terhadap energi potensial, tinjaulah


dua muatan q dan q0 yang berjarak r terhadap satu sama lain, seperti di dalam
gambar di bawah.

q q0

Gambar 2.2

6
Dua buah muatan dengan jarak r

Jika jarak pemisah di antara kedua muatan-muatan tersebut diperbesar,


maka suatu pengaruh luar harus melakukan kerja yang besarnya positif jika
muatan-muatan tersebut mempunyai tanda yang berlawanan dan yang besarnya
negatif jika muatan-muatan tersebut memiliki tanda yang sama (Giancoli, 2001).
Tenaga yang dinyatakan oleh kerja ini dapat dipikirkan sebagai energi potensial
listrik yang tersimpan di dalam sistem q dan q0. Tenaga ini, seperti halnya dengan
tenaga potensial, dapat diubah menjadi bentuk-bentuk lain. Jika misalnya, q dan
q0 adalah muatan-muatan yang tandanya berlawanan( + dengan - ) dan kita
melepaskan muatan-muatan tersebut maka muatan tersebut akan saling
mendekati dengan gerak dipercepat, yang mengubah energi potensial yang
tersimpan menjadi energi kinetik.

Energi potensial listrik dari sebuah sistem muatan-muatan titik


didefinisikan sebagai kerja yang diperlukan untuk mengumpulkan sistem-sistem
muatan ini dengan membawakan muatan-muatan tersebut dari jarak tak
berhingga ke dalam sistem tersebut. Semua muatan tersebut dianggap berada di
dalam keadaan diam bila jarak diantara muatan-muatan adalah jarak berhingga,
yakni muatan-muatan tersebut tidak mempunyai energi kinetik mula-
mula(Giancoli, 2001). Potensial listrik pada tempat q0 yang semula, yang
disebabkan oleh q, adalah

1 q
V
4 0 r
(2.7)

Jika q0 digerakkan ke dalam sistem dari yang tak berhingga ke jarak semula
r, maka kerja yang diperlukan adalah

W V q0
(2.8)

7
Dengan menggabungkan kedua persamaan ini dan dengan mengingat
kembali bahwa kerja W ini adalah sama dengan energi potensial listrik U maka
dihasilkan

1 q q0
U W
4 0 r
(2.9)

Indeks bawah dari r menekankan bahwa jarak yang terlibat adalah jarak di
antara muatan-muatan titik q dan q0. Energi potensial itu positif jika muatan q dan
muatan q0 mempunyai tanda yang sama, dan energi potensial itu negatif jika
kedua muatan itu mempunyai tanda-tanda yang berlawanan.

q1

q2

r1 r2
q3

a r3
q0

Gambar 2.3
Energi potensial yang diasosiasikan dengan

sebuah muatan q0 di titik a bergantung pada muatan q1, q2, dan q3

pada jarak masing-masing r1, r2, dan r3 dari titik a

Untuk menghitung sistem-sistem yang mengandung lebih daripada dua


muatan maka prosedurnya adalah menghitung energi potensial untuk setiap
pasangan muatan secara terpisah dan menjumlahkan hasil tersebut secara aljabar.

8
q0 q1 q1 q1 q q
U ... 0 i
4 0 r1 r1 r1 4 0 i ri
(2.10)

Kerja ini adalah energi potensial elektrostatik sistem muatan beberapa


muatan titik. Ini tidak tergantung pada urutan muatan yang dibawa ke posisi
akhirnya. Jadi, secara umum energi potensial listrik sistem muatan titik adalah
energi yang diperlukan untuk membawa muatan dari jarak takhingga ke posisi
akhirnya (Young dan Freedman, 2000).

Contoh soal:

Tiga buah muatan berada pada seperti yang ditunjukkan Gambar 7.


Berapakah besar energi potensial listrik bersama dari ketiga muatan tersebut?

-4q

a a

+2
+q
a q

Gambar 2.4

Tiga muatan yang dipisahkan

oleh jarak yang besarnya a satu sama lain

Penyelesaian:

Diketahui:

q = 1,0 10-7 C

q1 = +q

9
q2 = +2q

q3 = -4q

a = 10 cm

Ditanyakan:

U = ?

Jawab:

U U12 U13 U 23
1 q 4q q 2q 4q 2q
U
4 0 a a a

10 q 2
U
4 0 a

U
9,0 10 N m C 10 1,0 10
9 2 7 2

0,01m
3
U 9,0 10 J

2.3 Potensial Listrik

Potensial listrik adalah besarnya energi potensial listrik per satuan muatan.
Secara umum, persamaan potensial listrik di suatu titik yang berjarak r dan
muatan sumber Q adalah (Young dan Freedman, 2000)

q (2.11)
V =k
r
Jika muatan listrik yang mengakibatkan munculnya potensial listrik jumlahnya
lebih dan satu, potensial listrik di sebuah titik merupakan jumlah aljabar potensial
terhadap setiap muatan listrik. Besarnya muatan potensial di titik p yang
disebabkan oleh muatan titik q1, q2, , qn adalah

(2.12)

10
Gambar 2.5

Potensial listrik oleh 3 muatan q1, q2 dan q3 di titik P

Jika hanya ada 3 muatan, maka potensial listrik di titik P adalah

V p=k
[ q 1 q2 q 3
+
r1 r2 r3 ] (2.13)

Jika medan listrik menggambarkan gaya per satuan muatan pada sebuah
partikel bermuatan dalam medan, hal ini membawa kita pada konsep potensial
listrik atau yang biasa disebut potensial. Potensial listrik sangat rat kaitannya

E . Potensial adalah energi potensial per satuan muatan.
dengan medan listrik

Definisinya jika V yang berada dalam sebuah medan listrik sebagai energi
potensial U per satuan muatan yang diasosiasikan dengan sebuah muatan uji

U
q0 V= atau U =q 0 V .
di titik q0 Energi potensial itu adalah sebuah besaran

skalar. Dari persamaan diatas satuannya diperoleh dengan membagi satuan energi
potensial dengan satuan muatan, satuan SI dari potensial adalah (1Volt = 1

F
joule/coulomb). Mari kita meninjau beberapa hal yang pokok, sebuah gaya

W a b
beraksi pada sebuah partikel yang bergerak dari titik a ke titik b, kerja

yang dilakukan oleh gaya itu diberikan oleh sebuah intergral garis.
b b
(2.14)
F.
W a b= d l F cos dl
a a

11

F
Gaya adalah konservatif, kerja yang dilakukan dapat dinyatakan

dalam energi potensial U. Bila partikel itu bergerak dari sebuah titik dimana

Ua
energi potensial itu adalah ke sebuah titik dimana energi potensial itu

Ub U =U bU a
adalah maka perubahan energi potensial adalah .

Maka kerja dari gaya tersebut adalah

W a b=U aU b =( U bU a )= U (2.15)

Dari persamaan diatas kita menyamakan kerja yang dilakukan oleh gaya
listrik itu selama perpindahan dari a ke b menjadi kuantitas berdasarkan kerja per

q0
satuan muatan dimana kita membagikan persamaan dengan muatan uji .
W a b U Ub Ua
q0
=
q0
= (
q0 q 0 )
=( V bV a ) =V aV b (2.16)

V ab
Persamaan di atas yakni potensial dari a terhadap b, menyamai

kerja yang dilakukan oleh gaya listrik itu bila sebuah satuan muatan bergerak dari
a ke b.

Sebuah instrumen yang mengukur selisih potensial diantara dua titik


dinamakan voltmeter. Ada juga alat pengukur potensial yang pengukurannya jauh
lebih peka dengan menggunakan perbesaran elektronik (electronic amplification).

intrumen yang mengukur selisih pontensial 1 V merupakan hal lazim, dan

12
kepekaan sampai 10 V yang dapat dicapai.

Potensial listrik V yang ditimbulkan oleh sebuah muatan titik tunggal q,


kita membagi persamaan.

1 q q0
U= =V aV b (2.17)
4 0 r

12
q0
Persamaan diatas kita akan membagi menjadi
U 1 q
V= =
q 0 4 0 r (2.18)

dengan r adalah jarak dari muatan titik q ke titik dimana pontensial itu dihitung.

Dalam kasus yang manapun,V sama dengan nol di r = , yakni pada jarak tidak

terhingga dari muatan titik itu. Potensial sama dengan muatan listrik, tidak

q0
tergantung pada muatan uji yang kita gunakan mendefinisikan pontensial

itu.

Mencari potensial yang timbul oleh sekumpulan muatan dengan membagi


persamaan berikut :

U 1 q1 (2.19)
V= =
q 0 4 0 i r 1
r1 qi
dengan adalah jarak dari muatan ke i, ,ke titik dimana V dihitung,

seperti halnya medan listrik yang ditimbul oleh sekumpulan muatan dititik adalah
sejumlah vektor dari medan-medan yang dihasilkan oleh setiap muatan, maka
potensial listrik yang ditimbulkan oleh sekumpulan muatan titik adalah sejumlah
skalar dari pontensial-pontensial yang di timbulkan oleh setiap muatan.

Bila kita mempunyai distribusi muatan kontinu sepanjang sebuah volume

dq
maka kita membagi muatan itu kedalam elemen-elemen dan jumlah dalam

U1 1d q q1
persamaan VV== = menjadi sebuah intergral menjadi:
4q0 0 4 r 0 i r 1

(2.20)

dq
dengan r adalah jarak dari elemen-elemen ke titik medan dimana kita

mencari V. Jika kita memberikan sekumpulan muatan titik. Persamaan

13
U 1 q1
V= =
q 0 4 0 i r1 biasannya paling mudah digunakan untuk menghitung

pontensial V. Tetapi dalam beberapa soal dimana medan listrik diketahui atau

E .
dapat dicari dengan mudah, maka lebih mudah untuk menentukan V dari


F q0
F =q0
E
Gaya pada sebuah muatan uji dapat ditulis sebagai .

sehingga dari persamaan kerja yang dilakukan oleh sebuah gaya listrik itu sewaktu
muatan-muatan uji bergerak dari a ke b diberikan oleh persamaan:

b b (2.21)
F.
W a b= E.
dl= q0 dl
a a

q0
Jika persamaan ini dibagi dengan maka akan menjadi:

b b
E.
V aV b= dl= E cos dl
a a (2.22)

V aV b
Nilai tidak tergantung dari lintasan yang diambil dari a ke b,

W a b
persis seperti nilai tidak tergantung dari lintasan itu. Untuk menafsirkan


E adalah gaya listrik per satuan muatan pada
persamaan diatas. ingatlah bahwa

sebuah muatan uji. Jika integral garis E .


dl adalah positif, maka medan
a

listrik itu melakukan kerja positif pada sebuah muatan uji positif sewaktu muatan
itu bergerak dari a ke b, dalam khasus ini energi pontensial listrik berkurang
sewaktu muatan uji itu bergerak, sehingga energi pontensial per satuan muatan

Vb Va V aV b
berkurang juga ; maka lebih kecil dari pada dan adalah

positif (Young dan Freedman, 2000).

2.3.1 Menghitung Potensial Listrik

14
Menghitung pontensial yang ditimbulkan oleh sebuah distribusi muatan,
kita biasannya mengikuti salah satu dari dua jalan. Jika kita mengetahui distribusi
muatan itu kita akan dapat menggunakan:
U 1 q1
V= =
q 0 4 0 i r 1 (2.23)

atau

1 dq
V=
4 0 r
(2.24)

atau jika mengetahui bagaimana medan listrik itu bergantung pada kedudukan,
kita dapat menggunakan persamaan:
b b
E.
V aV b= dl= E cos dl
a a (2.25)

Dengan mendefinisikan pontensial itu sama dengan nol di suatu tempat


yang memudahkan kita untuk menghitung.

Contoh soal:

Berapakah besarnya potensial listrik pada permukaan sebuah inti emas? Jari-jari
inti emas adalah 6,6 x 10-15 m dan nomor atomnya Z=79. Dan muatan protonnya
adalah 1,6 x 10-19.

Diketahui :

r= 6,6 x 10-15 m

Z=79

p=1,6 x 10-19

Ditanya :

V=. ?

Jawaban :

15
1 q
V=
4 0 r

109 N m2
=
( 9,0
C 2 )
( 76 ) (1,6 1019 C)

6,6 1015 m

= 1,7 x 107 V

2.4 Garis Gaya Medan Listrik

Faraday menggambarkan arah dan besar medan listrik dalam bentuk garis-
garis berarah yang disebut garis-garis gaya atau garis-garis medan lsitrik. Garis
gaya atau yang disebut dengan line of force ini merupakan sebuah cara yang
digunakan untuk memandang pola-pola dari medan listrik. Medan listrik
merupakan vector, oleh sebab itu kadang-kadang juga disebut sebagai medan
vector. Medan listrik dapat ditunjukkan dengan tanda panah pada berbagai titik
dalam situasi tertentu. Namun pada banyak titik akan menghasilkan banyak tanda
panah,yang mungkin terlihat rumit atau membingungkan. Untuk menghindari hal
tersebut kita dapat menggunakan tehnik yang disebut dengan garis-garis medan.

Garis medan listrik merupakan sebuah langkah besar untuk


memperlihatkan medan listrik dan membuatnya kelihatan lebih nyata (Young dan
Freedman, 2000). Garis medan listrik atau garis gaya medan listrik, secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai garis-garis khayal yang berfungsi untuk
mempermudah pengertian medan listrik. Di sekitar muatan listrik, baik muatan
positif maupun negatif timbul garis gaya. Garis ini merupakan suatu garis khayal
yang digambarkan keluar dari muatan positif dan masuk ke muatan negative. Kuat
medan listrik pada suatu titik menyinggung garis gaya. Di tempat yang bermedan
kuat, garis gaya dilukiskan rapat. Bila medan lemah, garis gaya dilukiskan
renggang. Terdapat dua hubungan antara garis gaya dan vector medan listrik. Yang
pertama adalah garis singgung kepada sebuah garis gaya pada setiap titik
memberikan arah E medan listrik pada titik tersebut. Yang kedua adalah garis
gaya yang digambarkan sehingga besar medan listrik E sebanding dengan garis

16
yang melintasi daerah yang tegak lurus terhadap garis itu. Ada beberapa poin
penting yang berkaitan dengan garis-garis gaya diantaranya yaitu:

1. Garis-garis gaya listrik tidak pernah berpotongan


2. Garis-garis gaya selalu mengarah radial keluar menjauhi muatan positif
dan radial masuk atau mendekati muatan negative
3. Tempat dimana garis-garis medan listrik rapat menyatakan tempat
medan listriknya kuat, sedangkan tempat dimana garis-garis gaya
renggang menyatakan tempat yang medan listriknya lemah.
Untuk lebih jelasnya lihatlah gambar ilustrasi berikut.

Gambar 2.6
Garis-garis gaya listrik, (a) partikel bermuatan positif, (b) partikel
bermuatan negatif

Gambar a merupakan partikel bermuatan positif. Garis-garis yang


keluar dari partikel a disebut dengan medan listrik. Arah medan listrik pada
gambar a keluar dari partikel bermuatan positif. Pada gambar b, merupakan
partikel bermuatan negatif. Sama halnya dengan gambar a garis-garis yang ada
pada gambar b merupakan medan listrik. Letak perbedaannya terdapat pada arah
medan listrik pada partikel bermuatan positif menjauhi muatan nya dan partikel
bermuatan negatif menuju pusat arah partikel atau menuju muatan negative
tersebut.

2.4.1 Interakasi Gaya Pada Muatan Positif dan Negatif

Dari pembahasan ini kita dapat menjelaskan bagaimana dua partikel yang
sejenis tolak-menolak dan partikel yang lain jenis akan saling tarik menarik. Agar
lebih jelas perhatikan ilustrasi gambar dibawah ini.

17
Gambar 2.7
(a) interaksi dua partikel yang berlainan jenis, (b interaksi dua
partikel yang sama jenis

Gambar a merupakan interaksi dua partikel yang berlainan jenis.


Perhatikan garis medan listriknya, garis dari partikel postif menuju partikel
negatif. Ini menjelaskan mengapa dua partikel tersebut dapat tarik menarik. Hal
ini dikarenakan oleh garis gaya yang keluar menjauhi muatan positif menuju ke
muatan negative. Sehingga disinilah terjadi peristiwa tarik menarik. Pada gambar
b dapat kita lihat partikel yang muatanya sama atau sejenis yang dimisalkan
dengan muatan positif dan positif. Garis medan listrik pada partikel tersebut
saling menjauhi satu sama lain. Ini terjadi karena garis gaya yang ada di kedua
partikel sejenis menjauhi muatan positif itu. Begitu pula sebaliknya yang terjadi
pada muatan sejenis (negative dan negative). Sehingga kedua partikel tersebut
akan saling tolak-menolak.

2.5 Hukum Gauss

Hukum Gauss (Gausss law) adalah sebuah


alternatif dari hukum Columb untuk
menyatakan hubungan antara muatan listrik dan
medan listrik. Hukum itu dirumuskan oleh Carl
Friedrich Gauss (1777-1855), salah seorang
matematikawan terbesar sepanjang masa.
Hukum Gauss adalah sebuah hubungan
permukaan dengan muatan total yang
Gambar 2.8
Carl Friedrich Gauss
18
tercakup di dalam permukaan itu. Hal ini mungkin kedengarannya menyerupai
sebuah cara yang cenderung tidak langsung untuk menyatakan sesuatu, tetapi
terbukti akan merupakan sebuah hubungan yang sangat berguna. Selain
kegunaannya sebagai alat perhitungan, hukum Gauss akan membantu kita
mendapatkan penglihatan (insight) yang lebih dalam mengenai medan listrik.
Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks listrik total yang melalui sembarang
permukaan tertutup (sebuah permukaan yang mencakup volume tertentu)
sebanding dengan muatan lisfiik (netto) total di dalam permukaan itu (Young dan
Freedman, 2000).

Hukum Gauss dapat digunakan untuk menghitung medan listrik dari


sistem yang mempunyai kesimetrian yang tinggi (misalnya simetri bola, silinder,
atau kotak). Untuk menggunakan hukum gauss perlu dipilih suatu permukaan
khayal yang tertutup (permukaan gauss). Bentuk permukaan tertutup tersebut
dapat sembarang.

Hukum Gauss didasarkan pada konsep fluks. Fluks adalah kuantitas yang
menggambarkan berapa banyak vektor medan/garis-garis gaya yang menembus
suatu permukaan dalam arah tegak lurus. Perhatikan Gambar 2.9

Gambar 2.9

Garis-garis gaya yang menembus bidang


permukaan.

Jika terdapat garis-garis gaya dan suatu medan listrik homogen yang
menembus tegak lurus suatu bidang seluas A, jumlah garis medan yang
menembus tegak lurus bidang tersebut sama dengan perkalian E dan A (Zemansky
& Sears, 2003). Perkalian antara E dan A ini dinamakan fluks listrik (). Secara
matematis dituliskan sebagai berikut.

(2.26)
= EA

19
Keterangan:

= fluks Iistrik (Nm2/C atau weber)

E = kuat medan listrik (N/C)

A = luas bidang yang ditembus medan listrik (m2)

Jika garis-garis gaya tersebut menembus bidang tidak secara tegak lurus, seperti
pada gambar 2.10

Gambar 2.10

Garis gaya yang menembus suatu permukaan membentuk sudut .

maka fluks listriknya adalah:

(2.27)
= EAcos
dengan adalah sudut antara vektor medan dan lintas permukaan yang ditembus
medan listrik. Dengan konsep fluks listrik inilah, Gauss mengemukakan
hukumnya yang dinyatakan sebagai berikut.

jumlah garis gaya yang keluar dari suatu permukaaan tertutup sebanding
dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut

Secara matematis ditulis

q
permukaan tertutup=
0 (2.28)

Keterangan:

= fluks listrik (weber)

q = muatan listrik (coulomb)

20
0 = permitivitas ruang hampa (8,85 x 10-12C2 N-1m-2)

2.6 Penerapan Hukum Gauss dalam Menyelesaikan Masalah Medan Listrik

2.6.1 Kuat Medan Listrik Disekitar Bola Konduktor berongga

Gambar 2.11.

Bola konduktor berongga

Perhatikan Gambar 2.12. jika ke dalam konduktor bola berongga yang berjari-jari
R diberi sejurmlah muatan positif atau muatan negatif, muatan tersebut akan
tersebar merata hanya di permukaan bola. Adapun di dalam bola tidak terdapat
muatan listrik. Berdasarkan Hukurn Gauss dapat ditentukan besar medan listrik di
dalam maupun di luar bola, yang besarnya

(2.29)

Di bagian dalam bola dengan r < R, besarnya medan listrik E = O. Hal tersebut
disebabkan besarya muatan yang dilingkupi permukaan Gauss I, q = O. Adapun
untuk permukaan Gauss II dengan r > R, besarya muatan listrik yang dilingkupi
permukaan Gauss II sama dengan jumlah muatan listrik pada bola tersebut.
Dengan demikian, medan listrik E di permukaan Gauss II adalah

21
(2.30)

Kuat medan listrik di luar bola dapat diperoleh dengan menganggap bola
sebagai muatan listrik yang terletak di pusat bola. Jadi, secara keseluruhan medan
listrik di sekitar bola berongga adalah

di dalam bola,

E = O karena q = O

di permukaan bola,

(2.31)

diluar permukaan

(2.32)

2.6.2 Kuat Medan Listrik Pada Keping Sejajar

Gambar 2.12

Medan Listrik pada Keping Sejajar

22
Medan listrik di antara pelat sejajar dapat dihitung dengan mudah
menggunakan Hukum Gauss. Dua buah pelat keping yang memiliki luas A
masing-masing diberi muatan sama tersebar merata, tetapi berlawanan jenis, yaitu
+q dan q seperti pada gambar di atas. Rapat muatan q tiap keping didefinisikan
sebagai muatan q per satuan luas A (Young dan Freedman, 2000). Secara
matematis, dituliskan sebagai berikut.

(2.33)
q
=
A

2.6.3 Kuat Medan Listrik Pada Silinder Tertutup

Kuat medan listrik E pada pelat konduktor ditentukan berdasarkan konsep


Hukum Gauss. Caranya dengan membuat suatu permukaan tertutup, seperti
silinder untuk memudahkan perhitungan. Perhatikan Gambar dibawah.

Gambar 2.13

Kuat medan listrik pada silinder tertutup

Persamaan fluks listrik pada silinder tertutup tersebut adalah :

silinder tertutup = 1 + 2 + 3= EA1cos 0o + EAacos 90o+ EA3cos 0o

Oleh karena A1 = A2 = A3 = A maka silinder tertutup = 2EA

Dari persamaan silinder tertutup = q/o sehingga

q q (2.34)
2 EA= E=
0 2 0 A

23
Oleh karena q/A = (rapat muatan) maka kuat medan listrik E yang
ditimbulkan oleh satu pelat konduktor dinyatakan dengan persamaan


E= (2.35)
2 0
Dengan demikian besarnya kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh 2 pelat
konduktor dinyatakan dengan persamaan


E= (2.36)
0

Keterangan:

= rapat muatan (C/m2)

o = permitivitas ruang hampa (8,85 x 10-12 C2/Nm2)

Contoh soal 1:

Hitunglah fluks listrik pada suatu bidang persegi yang berukuran 2015 cm,
jika kuat medan listrik homogen sebesar 150 N/C dan arahnya:

a. sejajar bidang

b. membentuk sudut 37o terhadap bidang

c. tegak lurus terhadap bidang

Penyelesaian :

Diketahui : Luas persegi A = (20cm x 15cm) = 300cm2 = 3.10-2 m2;

Kuat medan listrik E = 150N/C

Fluks listrik dapat diperhatikan pada gambar berikut.

24
a. untuk sudut = 90o

= EA cos 90o

= 150N/C (310-2 m2)(0)

=0

b. untuk sudut = 53o

= EA cos 53o

= 150N/C (310-2 m2)(0,6)

= 2,7 wb

c. untuk sudut = 0o

= EA cos 0o

= 150N/C (310-2 m2)(1)

= 4,5 wb

Contoh soal 2:

Partikel bermuatan +4C bermassa 1 mg terapung bebas dalam medan listrik


seperti pada gambar berikut

25
Jika g = 10m/s2, tentukan besarnya kuar medan listrik yang mempengaruhi
partikel tersebut!

Jawab:

Diketahui:

m = 1mg = 10-6 kg

g = 10 m/s2

q = 4C = 4.10-6C

perhatikan gambar berikut:

2.7 Aplikasi Medan Listrik, Potensial Listrik, dan Hukum Gauss dalam
Kehidupan Sehari-hari

2.7.1 Penangkal Petir

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kita


menemui pemanfaatan dari medan listrik maupun
potensial listrik. Salah satu pemanfaatannya adalah pada
penangkal petir. Prinsip kerja dari penangkal petir
kurang lebih dengan memafaatkan medan listrik di sekitar
petir dan menariknya ke batang konduktor. Saat

Gambar 2.14muatan
Skema sederhana cara kerja
penangkal petir 26
listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif
di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik
melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan
listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua
muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke
arah muatan negatif.
Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu
akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan demikian
sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir dapat merambat
ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak
alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu
juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan
akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat
yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor) (Kusuma, 2012).

2.7.2 Generator van de graff


Contoh lain adalah pada pemanfaatan
potensial listrik pada generator van de graff. Cara
kerja generator van de graff Secara umum, dua
konduktor yang dipisahkan dengan suatu jarak tidak
akan berada pada potensial yang sama. Beda
potensial antara konduktor tersebut bergantung pada
bentuk geometrinya, jaraknya dan muatan bersih
Gambar 2.15 masing-masing. Ketika dua konduktor disambung,
Generator van de graff muatan pada konduktor menyebar dengan
sendirinya sehingga keseimbangan
elektrostatik terbentuk dan medan listrik nol dalam konduktor (Serway, 2010).
Ketika tersambung kedua konduktor dianggap sebagai konduktor tunggal dengan
permukaan ekipotensial tunggal. Perpindahan muatan dari satu konduktor ke yang

27
lain disebut pembagian muatan (charge sharing). Secara sederhananya, kerja
generator Van De Graff yaitu apabila ujung runcing H dihubungkan dengan
tegangan tinggi searah 2 x 104 V atau 20kV, mengandung muatan positif yang
besar. Ujung runcing H bersentuhan dengan sabuk yang digerakkan oleh motor
penggerak atau engkol tangan yang terhubung melalui roller F. gesekan antar
sabuk dan ujung runcing H bermuatan positif menyebabkan elektron-elektron
(muatan negative) dari sabuk ditarik ke ujung runcing H. ini menyebabkan sabuk
kiri yang tadinya netral akan mengandung sejumlah besar muatan positif. Sabuk
ini bergerak membawa muatan positif menuju ke kubah setengah bola yang
ditopang oleh sepasang tiang berisolasi. Saat melewati ujung runcing G sabuk
meninduksikan muatan pada konduktor ini yang karena ujungnya runcing,
menimbulkan intensitas medan yang tingginya cukup untuk menionisasi udara
antara ujung runcing dan sabuk. Maka udara yang terionisasi ini menjadi
jembatan penghantaran bagi muatan positif pada sabuk guna dapat mengalir ke
konduktor A. Sehingga fungsi dari ujung runcing G yang terdapat dalam kubah
ialah mengumpulkan muatan positif dari sabuk, dan memindahkannya ke
permukaan luar kubah. Sebagai hasilnya pada kubah terkumpul muatan positif
yang sangat besar. Ketika meninggalkan katrol E, sabuk itu menjadi bermuatan
negative dan sisi kanannya mengangkut muatan negative ini ke luar dari terminal
atas. Pengambilan muatan negatif ekuivalen dengan penambahan muatan positif,
sehingga kedua sisi sabuk berperan menaikan muatan netto positif terminal A.
Muatan negatif terambil dari sabuk pada ujung runcing H, lalu mengalir ke tanah.
Pengumpulan muatan pada kubah tidak dapat berlanjut tanpa batas, karena
akhirnya pelepasan muatan akan terjadi di udara. Untuk memahami hal ini,
perhatikan bahwa lebih banyak muatan terkumpul pada permukaan luar kubah,
besar medan listrik pada kubah juga meningkat. Akhirnya, kekuatan medan lsitrik
menjadi cukup untuk mengionisasi sebagian molekul udara di dekat permukaan
kubah. Ini membuat sebagian udara bersifat konduksi (dapat menghantarkan
muatan listrik). Muatan-muatan pada kubah sekarang memilki jalan untuk bocor
menuju udara di sekitarnya. Pelepasan muatan ke udara ini dapat menimbulkan
ledakan petir (Kusuma, 2012).

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa


kesimpulan antara lain:

1. Medan listrik didefinisikan sebagai ruang disekitar muatan listrik sumber


dimana muatan listrik lainnya dalam ruang ini akan mengalami gaya
Coulomb atau gaya listrik (tarik atau tolak). Secara sistematis rumus medan
listrik : F
E=
q0

2. Energi potensial listrik sistem muatan titik adalah energi yang diperlukan
untuk membawa muatan dari jarak takhingga ke posisi akhirnya, baik pada
satu maupun dua atau lebih partikel bermuatan dalam sistem.
3. Potensial listrik adalah besarnya energi potensial listrik per satuan muatan.
Secara umum, persamaan potensial listrik di suatu titik yang berjarak r dan
muatan sumber Q adalah : q
V =k
r

4. Garis gaya atau yang disebut dengan line of force ini merupakan sebuah cara
yang digunakan untuk memandang pola-pola dari medan listrik. Garis gaya
ada 2, yaitu : garis gaya pada muatan positif dan garis gaya pada muatan
negative.

5. Hukum Gauss (Gausss law) adalah sebuah alternatif dari hukum Columb
untuk menyatakan hubungan antara muatan listrik dan medan listrik.

6. Hukum Gauss dapat diterapkan dalam menyelesaikan beberapa masalah


medan listrik, diantaranya: kuat medan listrik disekitar bola konduktor

29
berongga, kuat medan listrik pada keping sejajar, kuat medan listrik pada
silinder tertutup.

7. Aplikasi medan listrik, potensial listrik, dan Hukum Gauss dalam kehidupan
sehari-hari antara lain: penangkal petir, generator Van De Graff,

3.2 Saran

Berdasarkan uraian pembahasan diatas, adapun beberapa hal yang ingin


disarankan dalam penulisan makalah ini antara lain:

1. Melalui makalah ini diharapkan para pembaca diharapkan dapat


menguasai dan memahami materi tentang listrik medan listrik, potensial
listrik, fluks listrik, Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk
menghitung medan listrik dan kuat medan listrik mengingat materi ini
sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima (Terjemahan). Jakarta: Penerbit


Erlangga.

Halliday, D. & Resnick, R. 1984. Fisika edisi ketiga jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Kusuma, J. 2012. Pemanfaatan Medan Listrik dan Potensial Listrik.


http://juliussecret.blogspot.com/2012/06/pemanfaatan-medan-listrik-dan-
potensial_27.html. Di akses pada tanggal 20 Februari 2014.
Serway, R A.2010. Fisika untuk Sains dan Tehnik (terjemahan). Jakarta : Salemba
tehnika
Young, dan Freedman. 2000. Fisika Universitas Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

30
31

Anda mungkin juga menyukai