PENDAHULUAN
1
ruangan yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik akan ada energi yang listrik
yang lebih dikenal dengan potensial listrik. Untuk membantu kita
mendapatkan penglihatan (insight) yang lebih dalam mengenai medan listrik
menyelesaikan masalah yang terkait dengan medan listrik maka kita dapat
menerapkan sebuah hukum yang kita kenal dengan nama hukum Gauss.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik mengkaji lebih
banyak materi ini melalui sebuah makalah yang berjudul Medan Listrik,
Potensial Listrik dan Hukum Gauss.
medan listrik?
7. Apa sajakah aplikasi medan listrik, potensial listrik, dan hukum gauss
dalam kehidupan sehari-hari?
2
Dari tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah
ini antara lain:
1. Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam lagi mengenai pengertian
garis gaya baik disekitar muatan positif maupun positif dan negatif,
pengertian mengenai fluks listrik, mampu menjelaskan Hukum Gauss dan
dapat menggunakannya untuk menghitung medan listrik dan kuat medan
listrik.
2. Menambah modul pembelajaran mengenai pengertian garis gaya baik
disekitar muatan positif maupun positif dan negatif, pengertian mengenai
fluks listrik, menjelaskan Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk
menghitung medan listrik dan kuat medan listrik.
3. Memberikan tambahan wawasan mengenai pengertian garis gaya baik
disekitar muatan positif maupun positif dan negatif, pengertian mengenai
fluks listrik, menjelaskan Hukum Gauss dan dapat menggunakannya untuk
menghitung medan listrik dan kuat medan listrik.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 2.1
Michael Faraday
setiap muatan dan menyebar ke seluruh ruang. Ketika
muatan yang kedua didekatkan dengan muatan pertama, ia
akan merasakan gaya yang disebabkan oleh adanya medan
listrik di tempat tersebut.
F (2.1)
E=
q0
Keterangan :
Secara ideal E didefinisikan sebagai limit F/q dan q diambil lebih kecil
dan lebih kecil lagi, sehingga mendekati nol. Alasannya adalah agar E tidak
bergantung pada besar muatan uji q. Hal ini berarti bahwa E hanya
mendeskrisipkan efek muatan yang menimbulkan medan listrik pada titik itu
(Young dan Freedman, 2000).
4
beberapa muatan titik, kita dapat menghitung berapa kira-kira besar E. Sebagai
contoh, medan listrik pada jarak r dari satu muatan titik Q akan mempunyai besar
kqQ / r
2
Q
E= E=k (2.2)
q r2
atau, dalam 0 :
1 Q
E= (2.3)
4 0 r2
Keterangan:
Hubungan untuk medan listrik yang disebabkan oleh satu muatan titik ini
juga disebut sebagai Hukum Coulomb. Disebutkan bahwa E tidak bergantung
pada q, hal ini membuktikan bahwa E hanya bergantung pada muatan Q yang
menghasilkan medan tersebut, dan bukan pada nilai muatan uji q.
2.2 Energi Potensial Listrik Suatu Muatan yang Berada pada Suatu Titik
yang Berpotensial V
Bila sebuah muatan uji diletakkan dalam medan listrik E, maka muatan uji
F q0 E
tersebut mengalami gaya sebesar (Haliday dan Resnick, 1984). Bila
muatan uji bergerak sepanjang dr, maka besarnya kerja yang dilakukan oleh gaya
F dapat dituliskan sebagai:
5
dW F dr
dW q0 E dr
(2.4)
Bila pada sebuah benda hanya dikerjakan gaya konservatif, maka kerja
yang dikerjakan pada benda sama dengan pengurangan energi potensial benda.
Dengan demikian, kerja yang dilakukan oleh gaya Coulomb pada muatan uji
sama dengan pengurangan energi potensial muatan uji tersebut (Young dan
Freedman, 2000). Perubahan energi potensial yang dialami muatan uji berpindah
sejauah dr sama dengan negatif dari kerja muatan uji tersebut, yaitu
dU =q0 . E dr (2.5)
Bila muatan uji berpindah pada lintasan tertentu, misalnya dari titik A ke
titik B, maka besarnya perubahan energi potensial yang dialami muatan uji
adalah
U U B U A
B
U q0 E dr
A
(2.6)
q q0
Gambar 2.2
6
Dua buah muatan dengan jarak r
1 q
V
4 0 r
(2.7)
Jika q0 digerakkan ke dalam sistem dari yang tak berhingga ke jarak semula
r, maka kerja yang diperlukan adalah
W V q0
(2.8)
7
Dengan menggabungkan kedua persamaan ini dan dengan mengingat
kembali bahwa kerja W ini adalah sama dengan energi potensial listrik U maka
dihasilkan
1 q q0
U W
4 0 r
(2.9)
Indeks bawah dari r menekankan bahwa jarak yang terlibat adalah jarak di
antara muatan-muatan titik q dan q0. Energi potensial itu positif jika muatan q dan
muatan q0 mempunyai tanda yang sama, dan energi potensial itu negatif jika
kedua muatan itu mempunyai tanda-tanda yang berlawanan.
q1
q2
r1 r2
q3
a r3
q0
Gambar 2.3
Energi potensial yang diasosiasikan dengan
8
q0 q1 q1 q1 q q
U ... 0 i
4 0 r1 r1 r1 4 0 i ri
(2.10)
Contoh soal:
-4q
a a
+2
+q
a q
Gambar 2.4
Penyelesaian:
Diketahui:
q = 1,0 10-7 C
q1 = +q
9
q2 = +2q
q3 = -4q
a = 10 cm
Ditanyakan:
U = ?
Jawab:
U U12 U13 U 23
1 q 4q q 2q 4q 2q
U
4 0 a a a
10 q 2
U
4 0 a
U
9,0 10 N m C 10 1,0 10
9 2 7 2
0,01m
3
U 9,0 10 J
Potensial listrik adalah besarnya energi potensial listrik per satuan muatan.
Secara umum, persamaan potensial listrik di suatu titik yang berjarak r dan
muatan sumber Q adalah (Young dan Freedman, 2000)
q (2.11)
V =k
r
Jika muatan listrik yang mengakibatkan munculnya potensial listrik jumlahnya
lebih dan satu, potensial listrik di sebuah titik merupakan jumlah aljabar potensial
terhadap setiap muatan listrik. Besarnya muatan potensial di titik p yang
disebabkan oleh muatan titik q1, q2, , qn adalah
(2.12)
10
Gambar 2.5
V p=k
[ q 1 q2 q 3
+
r1 r2 r3 ] (2.13)
Jika medan listrik menggambarkan gaya per satuan muatan pada sebuah
partikel bermuatan dalam medan, hal ini membawa kita pada konsep potensial
listrik atau yang biasa disebut potensial. Potensial listrik sangat rat kaitannya
E . Potensial adalah energi potensial per satuan muatan.
dengan medan listrik
Definisinya jika V yang berada dalam sebuah medan listrik sebagai energi
potensial U per satuan muatan yang diasosiasikan dengan sebuah muatan uji
U
q0 V= atau U =q 0 V .
di titik q0 Energi potensial itu adalah sebuah besaran
skalar. Dari persamaan diatas satuannya diperoleh dengan membagi satuan energi
potensial dengan satuan muatan, satuan SI dari potensial adalah (1Volt = 1
F
joule/coulomb). Mari kita meninjau beberapa hal yang pokok, sebuah gaya
W a b
beraksi pada sebuah partikel yang bergerak dari titik a ke titik b, kerja
yang dilakukan oleh gaya itu diberikan oleh sebuah intergral garis.
b b
(2.14)
F.
W a b= d l F cos dl
a a
11
F
Gaya adalah konservatif, kerja yang dilakukan dapat dinyatakan
dalam energi potensial U. Bila partikel itu bergerak dari sebuah titik dimana
Ua
energi potensial itu adalah ke sebuah titik dimana energi potensial itu
Ub U =U bU a
adalah maka perubahan energi potensial adalah .
W a b=U aU b =( U bU a )= U (2.15)
Dari persamaan diatas kita menyamakan kerja yang dilakukan oleh gaya
listrik itu selama perpindahan dari a ke b menjadi kuantitas berdasarkan kerja per
q0
satuan muatan dimana kita membagikan persamaan dengan muatan uji .
W a b U Ub Ua
q0
=
q0
= (
q0 q 0 )
=( V bV a ) =V aV b (2.16)
V ab
Persamaan di atas yakni potensial dari a terhadap b, menyamai
kerja yang dilakukan oleh gaya listrik itu bila sebuah satuan muatan bergerak dari
a ke b.
12
kepekaan sampai 10 V yang dapat dicapai.
1 q q0
U= =V aV b (2.17)
4 0 r
12
q0
Persamaan diatas kita akan membagi menjadi
U 1 q
V= =
q 0 4 0 r (2.18)
dengan r adalah jarak dari muatan titik q ke titik dimana pontensial itu dihitung.
Dalam kasus yang manapun,V sama dengan nol di r = , yakni pada jarak tidak
terhingga dari muatan titik itu. Potensial sama dengan muatan listrik, tidak
q0
tergantung pada muatan uji yang kita gunakan mendefinisikan pontensial
itu.
U 1 q1 (2.19)
V= =
q 0 4 0 i r 1
r1 qi
dengan adalah jarak dari muatan ke i, ,ke titik dimana V dihitung,
seperti halnya medan listrik yang ditimbul oleh sekumpulan muatan dititik adalah
sejumlah vektor dari medan-medan yang dihasilkan oleh setiap muatan, maka
potensial listrik yang ditimbulkan oleh sekumpulan muatan titik adalah sejumlah
skalar dari pontensial-pontensial yang di timbulkan oleh setiap muatan.
dq
maka kita membagi muatan itu kedalam elemen-elemen dan jumlah dalam
U1 1d q q1
persamaan VV== = menjadi sebuah intergral menjadi:
4q0 0 4 r 0 i r 1
(2.20)
dq
dengan r adalah jarak dari elemen-elemen ke titik medan dimana kita
13
U 1 q1
V= =
q 0 4 0 i r1 biasannya paling mudah digunakan untuk menghitung
pontensial V. Tetapi dalam beberapa soal dimana medan listrik diketahui atau
E .
dapat dicari dengan mudah, maka lebih mudah untuk menentukan V dari
F q0
F =q0
E
Gaya pada sebuah muatan uji dapat ditulis sebagai .
sehingga dari persamaan kerja yang dilakukan oleh sebuah gaya listrik itu sewaktu
muatan-muatan uji bergerak dari a ke b diberikan oleh persamaan:
b b (2.21)
F.
W a b= E.
dl= q0 dl
a a
q0
Jika persamaan ini dibagi dengan maka akan menjadi:
b b
E.
V aV b= dl= E cos dl
a a (2.22)
V aV b
Nilai tidak tergantung dari lintasan yang diambil dari a ke b,
W a b
persis seperti nilai tidak tergantung dari lintasan itu. Untuk menafsirkan
E adalah gaya listrik per satuan muatan pada
persamaan diatas. ingatlah bahwa
listrik itu melakukan kerja positif pada sebuah muatan uji positif sewaktu muatan
itu bergerak dari a ke b, dalam khasus ini energi pontensial listrik berkurang
sewaktu muatan uji itu bergerak, sehingga energi pontensial per satuan muatan
Vb Va V aV b
berkurang juga ; maka lebih kecil dari pada dan adalah
14
Menghitung pontensial yang ditimbulkan oleh sebuah distribusi muatan,
kita biasannya mengikuti salah satu dari dua jalan. Jika kita mengetahui distribusi
muatan itu kita akan dapat menggunakan:
U 1 q1
V= =
q 0 4 0 i r 1 (2.23)
atau
1 dq
V=
4 0 r
(2.24)
atau jika mengetahui bagaimana medan listrik itu bergantung pada kedudukan,
kita dapat menggunakan persamaan:
b b
E.
V aV b= dl= E cos dl
a a (2.25)
Contoh soal:
Berapakah besarnya potensial listrik pada permukaan sebuah inti emas? Jari-jari
inti emas adalah 6,6 x 10-15 m dan nomor atomnya Z=79. Dan muatan protonnya
adalah 1,6 x 10-19.
Diketahui :
r= 6,6 x 10-15 m
Z=79
p=1,6 x 10-19
Ditanya :
V=. ?
Jawaban :
15
1 q
V=
4 0 r
109 N m2
=
( 9,0
C 2 )
( 76 ) (1,6 1019 C)
6,6 1015 m
= 1,7 x 107 V
Faraday menggambarkan arah dan besar medan listrik dalam bentuk garis-
garis berarah yang disebut garis-garis gaya atau garis-garis medan lsitrik. Garis
gaya atau yang disebut dengan line of force ini merupakan sebuah cara yang
digunakan untuk memandang pola-pola dari medan listrik. Medan listrik
merupakan vector, oleh sebab itu kadang-kadang juga disebut sebagai medan
vector. Medan listrik dapat ditunjukkan dengan tanda panah pada berbagai titik
dalam situasi tertentu. Namun pada banyak titik akan menghasilkan banyak tanda
panah,yang mungkin terlihat rumit atau membingungkan. Untuk menghindari hal
tersebut kita dapat menggunakan tehnik yang disebut dengan garis-garis medan.
16
yang melintasi daerah yang tegak lurus terhadap garis itu. Ada beberapa poin
penting yang berkaitan dengan garis-garis gaya diantaranya yaitu:
Gambar 2.6
Garis-garis gaya listrik, (a) partikel bermuatan positif, (b) partikel
bermuatan negatif
Dari pembahasan ini kita dapat menjelaskan bagaimana dua partikel yang
sejenis tolak-menolak dan partikel yang lain jenis akan saling tarik menarik. Agar
lebih jelas perhatikan ilustrasi gambar dibawah ini.
17
Gambar 2.7
(a) interaksi dua partikel yang berlainan jenis, (b interaksi dua
partikel yang sama jenis
Hukum Gauss didasarkan pada konsep fluks. Fluks adalah kuantitas yang
menggambarkan berapa banyak vektor medan/garis-garis gaya yang menembus
suatu permukaan dalam arah tegak lurus. Perhatikan Gambar 2.9
Gambar 2.9
Jika terdapat garis-garis gaya dan suatu medan listrik homogen yang
menembus tegak lurus suatu bidang seluas A, jumlah garis medan yang
menembus tegak lurus bidang tersebut sama dengan perkalian E dan A (Zemansky
& Sears, 2003). Perkalian antara E dan A ini dinamakan fluks listrik (). Secara
matematis dituliskan sebagai berikut.
(2.26)
= EA
19
Keterangan:
Jika garis-garis gaya tersebut menembus bidang tidak secara tegak lurus, seperti
pada gambar 2.10
Gambar 2.10
(2.27)
= EAcos
dengan adalah sudut antara vektor medan dan lintas permukaan yang ditembus
medan listrik. Dengan konsep fluks listrik inilah, Gauss mengemukakan
hukumnya yang dinyatakan sebagai berikut.
jumlah garis gaya yang keluar dari suatu permukaaan tertutup sebanding
dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut
q
permukaan tertutup=
0 (2.28)
Keterangan:
20
0 = permitivitas ruang hampa (8,85 x 10-12C2 N-1m-2)
Gambar 2.11.
Perhatikan Gambar 2.12. jika ke dalam konduktor bola berongga yang berjari-jari
R diberi sejurmlah muatan positif atau muatan negatif, muatan tersebut akan
tersebar merata hanya di permukaan bola. Adapun di dalam bola tidak terdapat
muatan listrik. Berdasarkan Hukurn Gauss dapat ditentukan besar medan listrik di
dalam maupun di luar bola, yang besarnya
(2.29)
Di bagian dalam bola dengan r < R, besarnya medan listrik E = O. Hal tersebut
disebabkan besarya muatan yang dilingkupi permukaan Gauss I, q = O. Adapun
untuk permukaan Gauss II dengan r > R, besarya muatan listrik yang dilingkupi
permukaan Gauss II sama dengan jumlah muatan listrik pada bola tersebut.
Dengan demikian, medan listrik E di permukaan Gauss II adalah
21
(2.30)
Kuat medan listrik di luar bola dapat diperoleh dengan menganggap bola
sebagai muatan listrik yang terletak di pusat bola. Jadi, secara keseluruhan medan
listrik di sekitar bola berongga adalah
di dalam bola,
E = O karena q = O
di permukaan bola,
(2.31)
diluar permukaan
(2.32)
Gambar 2.12
22
Medan listrik di antara pelat sejajar dapat dihitung dengan mudah
menggunakan Hukum Gauss. Dua buah pelat keping yang memiliki luas A
masing-masing diberi muatan sama tersebar merata, tetapi berlawanan jenis, yaitu
+q dan q seperti pada gambar di atas. Rapat muatan q tiap keping didefinisikan
sebagai muatan q per satuan luas A (Young dan Freedman, 2000). Secara
matematis, dituliskan sebagai berikut.
(2.33)
q
=
A
Gambar 2.13
q q (2.34)
2 EA= E=
0 2 0 A
23
Oleh karena q/A = (rapat muatan) maka kuat medan listrik E yang
ditimbulkan oleh satu pelat konduktor dinyatakan dengan persamaan
E= (2.35)
2 0
Dengan demikian besarnya kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh 2 pelat
konduktor dinyatakan dengan persamaan
E= (2.36)
0
Keterangan:
Contoh soal 1:
Hitunglah fluks listrik pada suatu bidang persegi yang berukuran 2015 cm,
jika kuat medan listrik homogen sebesar 150 N/C dan arahnya:
a. sejajar bidang
Penyelesaian :
24
a. untuk sudut = 90o
= EA cos 90o
=0
= EA cos 53o
= 2,7 wb
c. untuk sudut = 0o
= EA cos 0o
= 4,5 wb
Contoh soal 2:
25
Jika g = 10m/s2, tentukan besarnya kuar medan listrik yang mempengaruhi
partikel tersebut!
Jawab:
Diketahui:
m = 1mg = 10-6 kg
g = 10 m/s2
q = 4C = 4.10-6C
2.7 Aplikasi Medan Listrik, Potensial Listrik, dan Hukum Gauss dalam
Kehidupan Sehari-hari
Gambar 2.14muatan
Skema sederhana cara kerja
penangkal petir 26
listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif
di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik
melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan
listrik negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua
muatan semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke
arah muatan negatif.
Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu
akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, dengan demikian
sambaran petir tidak mengenai bangunan. Tetapi sambaran petir dapat merambat
ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat merusak
alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu, selain itu
juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan
akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan dipasangi alat
yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor) (Kusuma, 2012).
27
lain disebut pembagian muatan (charge sharing). Secara sederhananya, kerja
generator Van De Graff yaitu apabila ujung runcing H dihubungkan dengan
tegangan tinggi searah 2 x 104 V atau 20kV, mengandung muatan positif yang
besar. Ujung runcing H bersentuhan dengan sabuk yang digerakkan oleh motor
penggerak atau engkol tangan yang terhubung melalui roller F. gesekan antar
sabuk dan ujung runcing H bermuatan positif menyebabkan elektron-elektron
(muatan negative) dari sabuk ditarik ke ujung runcing H. ini menyebabkan sabuk
kiri yang tadinya netral akan mengandung sejumlah besar muatan positif. Sabuk
ini bergerak membawa muatan positif menuju ke kubah setengah bola yang
ditopang oleh sepasang tiang berisolasi. Saat melewati ujung runcing G sabuk
meninduksikan muatan pada konduktor ini yang karena ujungnya runcing,
menimbulkan intensitas medan yang tingginya cukup untuk menionisasi udara
antara ujung runcing dan sabuk. Maka udara yang terionisasi ini menjadi
jembatan penghantaran bagi muatan positif pada sabuk guna dapat mengalir ke
konduktor A. Sehingga fungsi dari ujung runcing G yang terdapat dalam kubah
ialah mengumpulkan muatan positif dari sabuk, dan memindahkannya ke
permukaan luar kubah. Sebagai hasilnya pada kubah terkumpul muatan positif
yang sangat besar. Ketika meninggalkan katrol E, sabuk itu menjadi bermuatan
negative dan sisi kanannya mengangkut muatan negative ini ke luar dari terminal
atas. Pengambilan muatan negatif ekuivalen dengan penambahan muatan positif,
sehingga kedua sisi sabuk berperan menaikan muatan netto positif terminal A.
Muatan negatif terambil dari sabuk pada ujung runcing H, lalu mengalir ke tanah.
Pengumpulan muatan pada kubah tidak dapat berlanjut tanpa batas, karena
akhirnya pelepasan muatan akan terjadi di udara. Untuk memahami hal ini,
perhatikan bahwa lebih banyak muatan terkumpul pada permukaan luar kubah,
besar medan listrik pada kubah juga meningkat. Akhirnya, kekuatan medan lsitrik
menjadi cukup untuk mengionisasi sebagian molekul udara di dekat permukaan
kubah. Ini membuat sebagian udara bersifat konduksi (dapat menghantarkan
muatan listrik). Muatan-muatan pada kubah sekarang memilki jalan untuk bocor
menuju udara di sekitarnya. Pelepasan muatan ke udara ini dapat menimbulkan
ledakan petir (Kusuma, 2012).
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
2. Energi potensial listrik sistem muatan titik adalah energi yang diperlukan
untuk membawa muatan dari jarak takhingga ke posisi akhirnya, baik pada
satu maupun dua atau lebih partikel bermuatan dalam sistem.
3. Potensial listrik adalah besarnya energi potensial listrik per satuan muatan.
Secara umum, persamaan potensial listrik di suatu titik yang berjarak r dan
muatan sumber Q adalah : q
V =k
r
4. Garis gaya atau yang disebut dengan line of force ini merupakan sebuah cara
yang digunakan untuk memandang pola-pola dari medan listrik. Garis gaya
ada 2, yaitu : garis gaya pada muatan positif dan garis gaya pada muatan
negative.
5. Hukum Gauss (Gausss law) adalah sebuah alternatif dari hukum Columb
untuk menyatakan hubungan antara muatan listrik dan medan listrik.
29
berongga, kuat medan listrik pada keping sejajar, kuat medan listrik pada
silinder tertutup.
7. Aplikasi medan listrik, potensial listrik, dan Hukum Gauss dalam kehidupan
sehari-hari antara lain: penangkal petir, generator Van De Graff,
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D. & Resnick, R. 1984. Fisika edisi ketiga jilid 2. Jakarta: Erlangga.
30
31