Buku Referensi : Ekonomi Kelembagaan dengan penulis Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
KELAS: 6 B
FAKULTAS EKONOMI
SERANG-BANTEN
2015
Pertumbuhan ekonomi menjadi target pembangunan yang dipandang penting karena
didalamnya secara implisit menunjukkan kinerja ekonomi secara keseluruhan, seperti tingkat
investasi, penyerapan tenaga kerja, jumlah output dan peningkatan pendapatan nasional.
Sebaliknya, tanpa adanya pertumbuhan ekonomi (yang tinggi) akan sulit bagi Negara tersebut
untuk meningkatkan kemakmuran warganya.
A. Pendekatan Statis : Spesialisasi
Salah satu model pertumbuhan ekonomi yang paling popular adalah fungsi produksi,
seperti yang dikenalkan oleh Harrod-Domar dan Solow. Dalam model ini, pertumbuhan
ekonomi utamanya difokuskan kepada faktor-faktor produksi, yakni stok modal (capital
stock) dan tenaga kerja (labor force). Pada level nasional, fungsi produksi mendeksripsikan
hubungan ukuran dari tenaga kerja dan stok modal suatu Negara, yang biasanya terukur
dalam produk nasional bruto (PNB). Pada level perusahaan atau ekonomi mikro, fungsi
produksi tersebut mengabstraksikan seberapa banyak peningkatan output yang dihasilkan
suatu perusahaan bila jumlah tenaga kerja atau stok modal meningkat, dengan faktor
produksi yang lain dianggap tetap. Pada level makro, pertumbuhan ekonomi ditentukan
oleh tiga variabel, yakni tabungan, investasi dan penduduk. Tingkat tabungan yang tinggi
akan memacu investasi, kemudian investasi tersebut akan menyerap tenaga kerja,
selanjutnya tenaga kerja akan menghasilkan output.
Pada tahap ini pertumbuhan ekonomi dilakukan tanpa adanya perubahan atau
peningkatan teknologi, hal inilah yang disebut sebagai pertumbuhan kasus statis (static
case) [Yeager, 1998 : 35-36]. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi atau sebagai
sumber pertumbuhan ekonomi adalah dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan
pembagian tenaga kerja. Spesialisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut; apabila ada
perusahaan yang membuat sepeda motor, maka ada dua kemungkinan model pembagian
kerja yang dilakukan. Pertama, seorang pekerja diminta merakit sepeda motor dari mulai
awal sampai jadi. Kedua, perusahaan membagi pembuatan sepeda motor tersebut menjadi
tiga bagian, yakni pembuatan kerangka, pemasangan perlengkapan sepeda dan pengecekan
akhir. Oleh karena itu seorang pekerja hanya dituntut untuk menguasai pekerjaan
berdasakran divisinya masing-masing.
Ilustrasi tersebut menerangkan bahwa efisiensi dan produktivitas tidak harus
dilakukan dengn menambah sumber daya maupun mengubah teknologi tetapi cukup
dengan pembagian kerja atau spesialisasi. Dengan landasan pemikiran tersebut, tugas
terpenting yang harus dikerjakan agar muncul spesialisasi adalah menciptakan
kelembagaan yang efisien, seperti yang terlihat pada bagan 10.1. Hal tersebut juga
menjelaskan bahwa indikator efisien kelembagaan bisa dilihat dari tinggi atau rendahnya
biaya transaksi.
Bagan 10.1 (Pertumbuhan Ekonomi : Kasus Statis)
Semakin rendah biaya transaksi dari kegiatan ekonomi maka hal tersebut
menunjukkan kelembagaan yang efisien. Ada dua jalur yang bisa dilakukan untuk
mendesain kelembagaan ekonomi yang memunculkan biaya transaksi rendah. Pertama,
membuat regulasi yang menjamin kepastian pelaku ekonomi melakukan transaksi atau
pertukaran. Kedua, memperkuat sistem penegakan apabila terjadi masalah dalam proses
transaksi. Kelembagaan informal yang kuat dan baik, seperti menghargai waktu, disiplin,
kerja keras dan jujur diyakini akan mempengaruhi tingkat produktivitas.