4.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat permen jelly terdiri
dari bahan baku dan bahan pembantu. Bahan baku yang digunakan adalah
daun teh hitam yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara VIII
Cipadung Cibiru Bandung, air minum dalam kemasan, gula pasir (sukrosa)
merk Gulaku, sirup glukosa. Sedangkan bahan pembantu yang digunakan
adalah asam sitrat, buffer sitrat, gelatin (spesifikasi bahan baku dan bahan
tambahan dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 3, 4, dan 5), dan minyak permen.
Bahan yang digunakan untuk analisa adalah permen jelly, akuades,
klorofom p.a (102445), CaCo3 p.a (102066), bubuk kafein murni (102584).
4.2 Alat Penelitian
4.2.1 Alat untuk Proses
Alat-alat yang digunakan dalam proses adalah sendok, timbangan
non analitis, kompor, alat-alat gelas, termometer 200oC, cetakan permen
yang terdiri dari 53 bulatan (diameter 2cm kedalaman 1 cm), kasa, saringan,
kuas untuk mengoles minyak, lemari es, dan kain saring.
4.2.2 Alat untuk Analisa
Alat yang digunakan untuk analisa adalah timbangan analitis (merk
Mettler Toledo), alat-alat gelas, spektrofotometri UV-VIS (merk Shimadzu
UV-1700), texture analyzer (TA-XT Plus), probe silinder 75mm,
refrigerator, bunsen, kaki tiga, kasa, kertas saring whatman no 40, bulb,
botol aquades, pipet tetes, kapas.
4.3 Metode Penelitian
4.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium-laboratorium Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yaitu:
22
Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Laboratorium Penelitian,
Laboratorium Analisa Pangan dan Laboratorium Pengujian Mutu dan
Organoleptik.
4.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian utama dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012.
4.3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK), terdiri dari 1 (satu) faktor yaitu Konsentrasi Seduhan
Teh Hitam (T) dengan 5 perlakuan sebagai berikut:
T1: Konsentrasi air seduhan teh hitam 3% dari berat air permen Jelly
T2: Konsentrasi air seduhan teh hitam 6% dari berat air permen Jelly
T3: Konsentrasi air seduhan teh hitam 9% dari berat air permen Jelly
T4: Konsentrasi air seduhan teh hitam 12% dari berat air permen Jelly
T5: Konsentrasi air seduhan teh hitam 15% dari berat air permen Jelly
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali.
Rancangan penelitian permen jelly teh hitam yang akan dilakukan dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Rancangan Penelitian Permen Jelly Teh Hitam
Konsentrasi Air Seduhan Teh Hitam
Ulangan
T1 T2 T3 T4 T5
1 T11 T21 T31 T41 T51
2 T12 T22 T32 T42 T52
3 T13 T23 T33 T43 T53
4 T14 T24 T34 T44 T54
5 T15 T25 T35 T45 T55
Contoh Keterangan:
T11 = Konsentrasi air seduhan teh hitam 3% ulangan 1
T12 = Konsentrasi air seduhan teh hitam 3% ulangan 2
T13 = Konsentrasi air seduhan teh hitam 3% ulangan 3
T14 = Konsentrasi air seduhan teh hitam 3% ulangan 4
T15 = Konsentrasi air seduhan teh hitam 3% ulangan 5
Parameter penelitian meliputi sifat fisikokimia dan sifat
organoleptik. Pengujian sifat fisikokimia yaitu pengujian karakteristik
tekstur (firmness, cohesiveness, chewiness, dan adhesiveness) dengan
Texture Analyzer (probe 75mm dan load cell 30kg) dan pengujian kadar
kafein, sedangkan pengujian organoleptik yaitu uji kesukaan panelis
terhadap rasa dan warna. Setelah diperoleh data hasil penelitian, maka
dilakukan pengujian statistik menggunakan uji ANAVA pada = 5%
untuk mengetahui apakah perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap
sifat fisikokimia dan organoleptik. Jika ada pengaruh nyata, maka
dilanjutkan dengan uji Beda Jarak Nyata (Duncans Multiple Range Test /
DMRT) pada = 5% untuk mengetahui taraf perlakuan yang memberikan
pengaruh yang nyata. Penentuan perlakuan terbaik didasarkan pada hasil
pengujian organoleptik yang menunjukkan penerimaan panelis terhadap
permen jelly teh hitam. Permen jelly teh hitam dengan tingkat kesukaan
yang terbaik dinyatakan sebagai permen jelly teh hitam yang terbaik.
Pengujian kadar kafein juga dilakukan pada bahan baku permen jelly teh
hitam yaitu pada daun teh hitam, sedangkan pengujian tekstur pada permen
jelly teh hitam dilakukan pada perlakuan yang terbaik setelah pengujian
organoleptik.
4.4 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan
dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui
formulasi, proses yang akan dilakukan, level perlakuan dan kisaran
konsentrasi seduhan teh hitam yang digunakan pada pembuatan permen
jelly teh hitam. Penelitian utama dilakukan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi air seduhan teh hitam terhadap sifat fisikokimia dan sifat
organoleptik permen jelly teh hitam. Diagram alir proses pembuatan
permen jelly terdapat pada Gambar 4.1.
Pembuatan Permen Jellly Teh Hitam
Gelatin 6% (g/g) Sukrosa 45,8% (g/g), Teh Hitam (T1, T2,T3, T4,
Glukosa 12,5% (g/g) T5) *)
Penimbangan
Penyeduhan 3 menit
Penyeduhan 3 menit
Penyaringan
25 ml klorofom Pengekstrakan
sebanyak 4 kali
Pemisahan
Lapisan Lapisan
Penghomogenan
Ekstrak Kafein Bebas
25 ml klorofom
Pengekstrakan sebanyak 4 kali
Pemisahan
Lapisan Lapisan
Penghomogenan
Gambar 4.3. Diagram Alir Analisa Kafein Secara Ekstraksi dari Permen
Jelly Teh Hitam dengan Metode Spektrofotometri
Sumber: AOAC (1990) dengan modifiksi *)
4.5.3. Uji Tekstur Texture Analyzer (TA-XT Plus) (Lukman et al., 2009)
Pengujian tekstur permen jelly teh hitam dilakukan secara langsung
pada sampel dengan perlakuan terbaik pada kondisi permen jelly yang sama
dan dilakukan pada suhu ruang dengan menggunakan alat TA-XT Plus
(Stable Micro Systems) untuk menguji hardness, cohesiveness, chewiness,
adhesiveness. Probe yang digunakan adalah cylindrical probe berdiameter
75 mm dan load cell 30kg. Cara kerja analisa tekstur adalah sebagai berikut:
1. Komputer dan mesin TA dihidupkan selama 5 menit untuk pemanasan.
2. Pemanasan alat penekan (cylindrical) yang sesuai untuk pengujian
sampel.
3. Sampel diletakkan di bawah penekan.
4. Komputer dihidupkan dan masuk program Texture Exponent Low.
5. Ketik T.A. Calibration dan masukkan ke calibration force.
6. Ketik Calibration Weight = 5000 g, klik next dan finish.
7. Klik TA, masukkan T.A. Setting.
8. Klik Library dan mengisi kolom T.A. Setting sebagai berikut:
Pre-test speed : 1,0 mm/s
Test speed : 1,0 mm/s
Post-test speed : 10,0 mm/s
Distance : 20 mm
Time : 5 second
Trigger type : Auto
Trigger force : 20 g
Trigger stop plot at : Final
Break defect : Off
Unit force :g
9. Klik Graph Preferences:
y = forces (g)
x = time (s)
10. Klik Run and Test, maka cylindrical probe akan langsung bekerja
dengan cara menekan sampel yang akan diuji.
11. Data Analysis: anchor-Insert
Calculation-maxima
12. Save Data
4.5.4. Uji Organoleptik (Kartika, 1998)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan
konsumen terhadap produk permen jelly teh hitam. Uji organoleptik
menggunakan RAL dengan 5 perlakuan konsentrasi seduhan teh hitam yang
ditambahkan (3%, 6%, 9%, 12%, 15%) dan 80 panelis sebagai ulangan.
Panelis tersebut diperoleh dari mahasiswa Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya, khususnya Fakultas Teknologi Pertanian. Uji
organoleptik yang dilakukan meliputi tingkat kesukaan terhadap warna dan
rasa dengan metode scoring. Rasa pada pengujian ini yaitu tingkat rasa teh
hitam permen jelly berdasarkan kesukaan konsumen, sedangkan warna
berarti warna permen jelly berdasarkan kesukaan konsumen. Metode
scoring ini memungkinkan para panelis untuk bebas memberikan nilai
berdasarkan tingkat kesukaannya dengan kisaran nilai 1-7. Semakin tinggi
nilai yang diberikan menandakan kesukaan panelis terhadap parameter
produk yang diuji. Contoh kuesioner terdapat pada Lampiran 6. Keterangan
nilai untuk skala nominal adalah sebagai berikut:
1 = sangat tidak suka 5 = agak suka
2 = tidak suka 6 = suka
3 = agak tidak suka 7 = sangat suka
4 = netral
4.5.5. Uji Pembobotan (Effectiveness Index) (DeGarmo, dkk., 1993)
Uji pembobotan ini dilakukan untuk menentukan perlakuan terbaik
berdasarkan nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap kedua parameter
pengujian organoleptik (warna, dan rasa). Uji pembobotan ini menggunakan
teknik additive weighting dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan ordinal ranking masing-masing parameter pengujian
(warna, dan rasa) berdasarkan kepentingannya terhadap parameter yang
lain. Dalam pengujian ini, nilai kesukaan terhadap rasa mendapat nilai
1, dan warna mendapat nilai 1.
2. Menentukan relative ranking yaitu dengan menambah nilai
ordinal ranking dengan angka 1.
3. Menentukan normalized weight (A) dengan membagi nilai
relative ranking masing-masing parameter dengan jumlah relative
ranking seluruh parameter.
4. Menentukan nilai tak berdimensi (B) masing-masing perlakuan
pada tiap parameter dengan rumus:
nilai perlakuan - nilai terburuk
Nilai tak berdimensi =
nilai terbaik - nilai terburuk