BAB II
PEMBAHASAN
B. Media Pemisahan
Secara umum media pemisahan yang akan digunakan harus
memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Stabil/ tidak bereaksi
B. Mudah diperoleh kembali (di-recovery)
C. Mudah dipisahkan dari produk sink/float
Media pemisahan ini bisa berupa campuran antara air
dengan mineral-mineral (padatan) tertentu yang mempunyai
berat jenis cukup tinggi dan berukuran sangat halus sehingga
membentuk suspensi atau berupa larutan berat yang mempunyai
berat jenis yang juga cukup tinggi.
Persyaratan mineral (padatan) agar dapat digunakan
sebagai media pemisahan, disamping syarat-syarat yang telah
disebutkan di atas adalah:
1. Mempunyai kekerasan tertentu
2. Tidak mudah mengendap
3.Tidak mengotori mineral yang akan dipisahkan
4. Sifat kimia stabil
5. Berat jenis tinggi
4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
A. Prinsip Pemisahan
Konsentrasi elektrostatik merupakan proses konsentrasi
dengan memanfaatkan perbedaan sifat mudah dan sukarnya
mineral untuk menghantarkan arus listrik (sifat konduktor dan
non-konduktor). Konsentrasi elektrostatikadalah salah satu tahap
operasi dalam pengolahan bahan galian yang operasinya
mempergunakan sifat perbedaan kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik dari mineral-mineral yang akan
dipisahkan.
Konduktor adalah bahan yang dapat dengan mudah
menghantarkan arus listrik (elektron), sedangkan non-konduktor
bersifat sebaliknya. Hambatan pemakaian proses ini antara lain:
1. Hanya untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan
yang tidak terlalu besar
2. Proses harus kering sehingga timbul masalah dengan
debu yang berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain:
1. Magnetite (Fe3O4)
2. Galena (PbS)
3. Kasiterit (SnO2)
4. Pyrite (FeS2)
5. Molybdenite (MoS2)
6. Ilmenite (FeTiO3)
7. Wolframite [(Fe,M) WO4]
Pemisahan berdasarkan sifat konduktivitas bahan ini dibagi dua:
a. Electrodynamic separation (high tension separation)
b. Electrostatic separation
- Plate electrostatic separator
- Screen electrostatic separator
B. Konfigurasi
Beberapa kemungkinan konfigurasi dari pemasangan electrostatic
separator dalam proses konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 2.4
A. Proses Pengapungan
Kondisi utama agar proses flotasi berlangsung dengan baik yaitu
adanya partikel-partikel tertentu (yang akan diapungkan) menempel
pada gelembung udara kemudian bersama-sama naik ke permukaan.
Syarat agar hal ini dipenuhi antara lain:
1. Ukuran partikel harus cukup kecil
2. Ukuran partikel untuk proses flotasi biasanya lebih kecil dari 65 mesh
tetapi lebih besar dari 10 m, kecuali untuk batubara ukuran terkecilnya
bisa sampai 20 mesh.
3. Gelembung harus cukup besar
4. Sifat-sifat fisik yang menentukan apakah partikel menempel pada
gelembung atau tidak
Partikel yang akan diapungkan harus bersifat hidrophobic,
sedangkan partikel yang tidak diapungkan harus bersifat hidrophilic.
Keterapungan (floatability) dari suatu partikel ditentukan oleh
kecenderungannya untuk menempel pada permukaan gelembung
udara, dan ini terutama tergantung pada sifat-sifat permukaan partikel.
Massa jenis dan sifat-sifat fisika lainnya memegang peranan yang
sangat kecil.
Perlekatan partikel pada gelembung udara dalam media air tergantung
pada laju penipisan air antara gelembung dan permukaan partikel.
Perlekatan partikel pada gelembung udara diperlihatkan pada Gambar
2.8
B. Reagen Kimia
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa syarat utama
berlangsungnya flotasi denganbaik adalah adanya partikel yang bersifat
hidrofobik (suka udara) dan partikel lainnya bersifat hidrofilik (suka air).
Mineral-mineral yang bersifat suka udara (tidak dibasahi) terdapat di
alam dalam jumlah yang sangat terbatas, misalnya S (sulfur) dan
batubara. Hampir semua mineral di alam ini dapat dibasahi sehingga
untuk memperoleh mineral yang tidak dapat dibasahi maka perlu
ditambahkan reagen kimia.
Reagen kimia digunakan dalam proses flotasi untuk menciptakan
suatu kondisi agar proses flotasi berlangsung dengan baik. Setiap
reagen kimia yang ditambahkan mempunyai fungsi yang spesifik. Ada
tiga kelompok utama reagen kimia yang biasa digunakan dalam proses
flotasi yaitu kolektor, frother (pembuih), dan modifier.
B.1 Kolektor
Kolektor merupakan reagen kimia yang dapat mengubah
permukaan mineral yang semula hidrofilik (dapat dibasahi) menjadi
hidrofobik (tidak dapat dibasahi). Beberapa contoh kolektor yang sering
dipakai dalam proses flotasi dapat dilihat pada Gambar 2.9
Banyaknya pemakaian (dosis) kolektor yang dipakai tergantung
pada faktor-faktor berikut:
1. Total luas permukaan partikel yang akan diselimuti (merupakan
fungsi dari kadar dan ukuran partikel). Semakin besar kadar maka
pemakaian akan semakin banyak dan semakin halus ukuran partikel
maka pemakaian juga semakin banyak.
2. Ion-ion yang ada dalam pulp yang berinteraksi dengan kolektor.
Ion-ion ini mengganggu sehingga perlu dihilangkan terlebih dulu
sebelum penambahan kolektor. Ion-ion ini disebut ion-ion pengganggu.
3. Tingkat oksidasi permukaan mineral. Jika seluruh permukaan
mineral teroksidasi maka kolektor tidak lagi bekerja dengan baik (tidak
berfungsi). Jadi bijih sulfida yang masih segar harus disimpan dengan
baik agar tidak teroksidasi.
Gambar 2.9 Kolektor yang umum digunakan dalam proses flotasi
B.2 Frother (Pembuih)
Frother merupakan reagen kimia yang digunakan dalam proses
flotasi yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga
mudah membentuk gelembung yang relatif stabil. Beberapa contoh
frother yang banyak digunakan dalam proses flotasi dapat dilihat pada
Gambar 2.10
B.3 Modifier
Modifier atau regulatormerupakan reagen kimia lain (selain
kolektor dan frother) yang ditambahkan dalam proses flotasi yang
berfungsi mengatur lingkungan yang sesuai dengan lingkungan flotasi
sehingga selektifitas kolektor menjadi bertambah baik dan dengan
demikian dapat memperbaiki recovery (perolehan) proses flotasi.
Modifier terdiri dari macam-macam reagen, yaitu: pH regulator,
depresant, activator, dan dispersant.
C. Operasi Flotasi
C.1 Conditioning dan Aerasi
Operasi atau proses flotasi sebenarnya terdiri dari dua tahap,
yaitu:
1. Conditioning
Conditioning merupakan tahapan dari flotasi dimana permukaan
mineral yang berada dalam pulp diolah dengan reagen kimia
sedemikian rupa sehingga apabila diberi udara maka mineral tertentu
akan mengapung dan mineral lainnya akan tenggelam agar proses
flotasi berlangsung dengan baik. Proses conditioning dilakukan dalam
alat yang disebut conditioner. Mekanisme yang diperlukan pada
conditioning yaitu:
1. Pengadukan
2. Reagen terdispersi (tersebar) ke seluruh pulp
3. Kontak berulang-ulang antara molekul-molekul reagen dengan
partikel-partikel mineral
4. Harus cukup waktu kontak agar interaksi reagen dengan partikel
berlangsung baik. Waktu yang diperlukan di sini disebut waktu
conditioning
5. Tidak ada udara yang masuk
2. Proses aerasi
Proses aerasi merupakan tahapan proses flotasi dengan
memasukkan aliran udara ke dalam pulp yang telah mengalami
conditioning, sehingga timbul gelembung-gelembung udara dalam pulp.
Pada proses aerasi ini partikel-partikel mineral yang bersifat hidrofobik
(suka udara) akan menempel pada gelembung udara kemudian naik ke
atas dan keluar bersama-sama. Apungan ini selanjutnya ditampung,
gelembung udara pecah dan tinggal padatannya. Partikel-partikel
mineral yang bersifat hidrofilik (suka air) akan tetap tenggelam dan
menjadi produktan berupa endapan. Dengan demikian dapat dipisahkan
antara apungan (froth) dan endapan (sink). Mekanisme operasi flotasi
dan zona-zona yang terjadi dalam proses flotasi dapat digambarkan
seperti pada Gambar 2.11
Beberapa proses flotasi yang lain, secara skematik dapat dilihat pada
Gambar 2.12
1. Drum filter
Drum filter terdiri dari drum silinder mendatar yang berputar. Filter ini
menggunakan mempunyai diameter sekitar 14,5 m dengan luas
penyaringan antara 180 m3
2. Discs filter
Disc filter terdiri dari beberapa cakram yang sebagian tercelup
dalam lumpur (slurry), dan tertanan pada saft secara teratur. Masing-
masing cakram dibagi menjadi segmen-segmen. Tiap filter bisa
memiliki 1 12 cakram dengan diameter mencapai 5 m atau seluas 30
m persegi permukaan filter per cakram. Filter cakram ini harganya
murah dan sangat kompak. Kelemahannya adalah tidak mampu
mencuci secara efektif, namun hal ini tidak penting dalam proses filtrasi
konsentrat.
3. Belt Filter
Belt filterdicirikan oleh permukaan saringan mendatar dalam
bentuk sabuk, meja atau sederet panci yang disusun secara sirkular
atau linier
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/312112603/Dewatering-Makalah
https://1902miner.wordpress.com/pengolahan-bahan-galian-pbg-part-
i/pengolahan-bahan-galian-pbg-iv-dewatering/
http://lovelypidh.blogspot.co.id/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html