Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas
perkenanNYA lah laporan praktikum pengolahan bahan galian ini yang
membahas tentang pengunaan alat crushing ( peremukan/pemecahan ) yaitu doble
roll crusher dapat terselesaikan dalam jangka waktu yang secepatnya dan dengan
hasil yang sebaik-baiknya.
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini dapat jauh dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya
sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas
makalah praktikum yaitu pengolahan bahan galian ini dapat lebih baik lagi.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENILAIAN
KATA PENGANTAR 1
BAB I. PENDAHULUAN
1.2. Maksud 6
2
BAB IV. PEMBAHASAN
BAB V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA 31
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
menjadi maksimal dan hal ini akan mempengaruhi pada cost transportasi
pemindahan bahan galian (Hauling) yang semakin rendah.
Dari segi teknis, pengolahan awal ini juga memliki beberapa keuntungan,
diantaranya :
a. Kekerasan
c. Ikatan Mineral
e. Sifat Kemagnetan
f. Sifat Keradioaktifan
h. Sifat Elektricity
Hal ini bertujuan untuk pengumpulan data dan penentuan jenis peralatan
pada saat pengolahan.
5
Adapun tahapan-tahapan awal dalam proses pengolahan bahan galian ini
adalah:
a. Kominusi
b. Sizing
a. Filtrasi
b. Drying
c. Thicktening
1.2. Maksud
1.3. Tujuan
6
1. Memahami proses pengolahan bahan galian
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengolahan Bahan Galian (ore dressing) adalah suatu proses pengolahan bijih
(ore) secara mekanik sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral
pengotornya dengan didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika
permukaan mineral.
8
langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (Tailing)
yang umumnya berasal dari material koalisinya. Setelah proses pengolahan
awal, bahan galian utama biasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan
galian
Yang dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri
(industrial minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah
jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap
untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat
ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan
yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :
9
Dengan dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat
proses pemindahan bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat
pengotornya, sehingga jumlah bahan galian yang dapat kita pindahkan menjadi
maksimal dan hal ini akan mempengaruhi pada cost transportasi pemindahan
bahan galian (Hauling) yang semakin rendah.
10
3. Mengurangi bahan imbuh (flux) selama peleburan. Semakin tinggi kadar
bijih berarti kadar mineral pengotor semakin kecil, sehingga flux yang
dibutuhkan juga semakin sedikit.
Bijih dari tambang umumnya masih berukuran relatif besar, sehingga mineral
berharga belum terliberasi, maka perlu direduksi ukurannya dengan
menggunakan alat peremuk (crusher) dan alat penggiling/penggerus (grinding
mill). Supaya hasil peremukan dan penggilingan mempunyai ukuran yang
sama, maka perlu dilakukan pengelompokan ukuran (sizing) yaitu dengan cara
pengayakan (screening) maupun classifying.
Konsentrasi dilakukan dengan menggunakan alat yang dirancang bangun
mendasarkan sifat fisik mineral atau sifat kimia-fisika permukaan mineral pada
bijih, diantaranya adalah :
11
1. PREPARASI
Preparasi merupakan operasi atau tahap persiapan sebelum dilakukan
konsentrasi, yaitu usaha untuk meliberasi/ membebaskan bijih antara mineral
berharga dengan mineral pengotornya dengan jalan mereduksi / memperkecil
ukuran butir. Tujuannya agar sifat mineralnya tampak murni / aseli dan tidak
terikat lagi dengan mineral pengotornya. Pada preparasi sering dilakukan
pengendalian / pengelompokan ukuran butir material (sizing) dengan
menggunakan pengayak (screen) maupun classifyer.
Bijih yang berupa padatan (solid ore), umumnya antara mineral berharga
dengan yang tidak berharga saling terikat satu sama lain, oleh sebeb itu perlu
dilakukan peremukan dan penggerusan. Operasi pembebasan dari ikatan
masingmasing mineral sering disebut liberation / unlocking. Bijih berukuran
bongkah diremuk dengan menggunakan peremuk (crusher) maupun
penggerus / penggiling (grinder), sehingga didapat produk yang berukuran
lebih kecil / halus.
Kominusi (crushing dan grinding) umumnya dilakukan dalam 3 tahap,
sebab kemampuan alat peremuk atau penggerus terbatas, yaitu :
1) Primary crushing, umumnya ukuran umpan 5 cm 225 cm ( 2 inchi 90
inchi) yang merupakan bijih hasil bongkaran dari tambang. Alat yang
digunakan dapat berupa jaw crusher, gyratory crusher, maupun cone
crusher.
2) Secondary crushing, umumnya ukuran umpan 2,5 cm 7,5 cm ( 1 inchi 3
inchi) yang merupakan produk dari primary crusher. Alat yang digunakan
dapat berupa gyratory crusher, cone crusher, roll crusher.
3) Tertiary crushing / fine crushing / grinding, umumnya ukuran umpan 0,5 cm
1 cm ( inchi 3/8 inchi) yang merupakan produk dari secondary
crusher. Alat yang digunakan dapat berupa ball mill, rod mill, tube mill.
12
Perbandingan antara ukuran / dimensi terbesar umpan dengan ukuran /
dimensi terbesar produk disebut nisbah reduksi (reduction ratio). Untuk tahap
primary crushing nisbah reduksi berkisar 4 7, secondary crushing berkisar 8
50, dan tertiary crushing / fine crushing biasanya lebih besar 50. Pembatasan
harga nisbah reduksi ini dimaksudkan agar kerja alat peremuk maupun
penggerus lebih efektif untuk menghasilkan produk sesuai dengan target
produksi.
Pada proses peremukan, pecahnya batuan / bijih disebabkan gaya dari luar
lebih besar dari gaya tahan batuan / bijih, disamping itu nip angle (sudut jepit
dari alat peremuk) memenuhi. Gaya yang bekerja pada umumnya : gaya tekan,
gravitasi, gesek, chipping (menyudut), sedangkan pada proses penggilingan
pecahnya bijih dapat disebabkan adanya grinding media yang dapat
menimbulkan gaya : gesek, impact atau jatuhan.
Pada operasi penggilingan menggunakan mill maka kecepatan putar mill
perlu diperhitungkan karena sangat berpengaruh terhadap produk yang
dihasilkan. Kecepatan kritis mill, yaitu batas kecepatan putar silinder mill yang
membuat semua isian (beban) didalam mill mulai menempel pada dinding
bagian dalam silinder, sehingga tidak terjadi penggerusan / penggilingan.
Besarnya kecepatan / putaran kritis mill ini menurut B.A.Wills (1985) dapat
didekati dengan persamaan :
13
kecepatan kritis) maka penggerusan di dalam mill akan didominasi oleh gaya
abrasi (akibat gesekan oleh grinding media).
Menurut Rittingers, permukaan baru yang dihasilkan sewaktu crushing
maupun grinding besarnya akan sebanding dengan kerja / energi yang
dibutuhkan. Semakin besar luas permukaan material (semakin halus produk
yang dihasilkan) maka akan semakin besar pula energi yang dibutuhkan untuk
mereduksi ukuran tersebut.
Agar tidak terjadi overcrushing maupun over grinding pada waktu
peremukan maupun penggerusan, maka diperlukan suatu pengendalian ukuran
(sizing) dengan menggunakan pengayak (screen) atau classifier. Pada dasarnya
screening merupakan pengelompokan suatu partikel / material yang didasarkan
pada ukuran (opening) lubang ayakan. Pada umumnya pengayakan akan efektif
(cocok) jika digunakan untuk ukuran yang dipisahkan lebih besar 20 mesh.
Sedangkan classifying merupakan pengelompokan material / partikel yang
didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuh partikel dalam suatu media baik air
maupun udara. Kecepatan jatuh partikel pada suatu media akan dipengaruhi
oleh berat jenis, bentuk, dan volume butir partikel. Classifying ini akan efektif
(cocok) jika digunakan pada ukuran material yang dipisahkan lebih besar 20
mesh.
Tujuan dari crushing maupun grinding, disamping untuk mereduksi
ukuran bijih juga untuk meliberasi bijih agar lebih sempurna dan untuk
memenuhi kehendak konsumen agar sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
2. KONSENTRASI
Konsentrasi merupakan suatu operasi untuk memisahkan antara mineral
yang berharga dengan mineral tak berharga / pengotornya (gangue mineral)
dalam sustu bijih / material yang memanfaatkan sifat fisik atau sifat kimia-
fisika permukaan mineral yang akan dipisahkan. Sifat fisik yang sering
digunakan sebagai dasar pemisahan adalah :
1.Warna, kilap, bentuk kristal
14
Cara pemisahan mineral yang didasarkan pada warna, kilap, bentuk kristal
dapat dilakukan secara manual, dan cara ini disebut dengan hand picking atau
hand sorting. Umumnya mineral/ material yang dipisahkan ukurannya tidak
terlalu halus dan biasanya merupakan pemisahan tahap paling awal.
2.Berat jenis (Specific Gravity)
Mineral dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenis. Cara
pemisahan mineral yang yang didasarkan pada perbedaan berat jenis disebut
konsentrasi gravitasi (gravity concentration). Untuk mengetahui tingkat
kemudahan suatu mineral jika dipisahkan dengan konsentrasi gravitasi dapat
dilihat harga / nilai kriteria konsentrasinya (concentration criteria), yang
ditujukkan dalam persamaan sebagai berikut :
CC = kriteria konsentrasi
Dh = berat jenis mineral berat
Df = berat jenis fluida
Dl = berat jenis mineral ringan.
Secara umum jika nilai kriteria konsentrasi lebih besar 2,5 atau negatif
maka mineral akan mudah dipisahkan dengan cara gravitasi untuk segala
ukuran. Jika nilainya lebih kecil 2,5 maka efisiensi pemisahan juga akan
menurun. Jika nilainya kurang dari 1,25 maka pemisahan cara gravitasi sulit
untuk dilaksanakan.
Konsentrasi gravitasi dapat dikelompokkan menjadi :
15
maupun gaya centripetal (untuk humprey spiral). Gaya gesek lebih
dominan pada partikel atau mineral berat, sedangkan gaya dorong air akan
dominan terhadap mineral ringan dan gaya gravitasi akan mengenai pada
mineral berat maupun ringan. Akibat pengaruh gaya-gaya, maka mineral
yang berat, kecil dan bentuknya datar atau pipih akan didapatkan pada
hulu dari suatu aliran, sedangkan partikel ringan, kasar dan bentuknya
membulat akan didapatkan di bagian hilir, dengan kata lain bahwa mineral
ringan akan lebih jauh diangkut oleh air daripada mineral berat. Untuk
membantu kerja gaya-gaya ini pada umumnya ditambahkan perlengkapan
berupa pengaduk seperti cangkul, head motion. Peralatan konsentrasi yang
berprinsip pada flowing film concentration adalah : shaking table (meja
goyang), sluice box dan humphrey spiral.
2) Jigging :
Jigging adalah operasi pengerjaan mineral mendasarkan atas
perbedaan kecepatan mengendap antara mineral berharga dengan gangue
mineral. Ada 3 peristiwa penting dalam jigging, yaitu :
i. Hindered Settling Classification
ii. Differential Acceleration
iii. Consolidation Trickling pada akhir suction
16
yang digunakan mendasarkan atas sieve-nya dan dibagi menjadi dua, yaitu
:
a. Movable Sieve Jig (Hand Jig)
b. Fixed Sieve Jig (Plunger, Diaphragma, Pulsator dan Air Pulsator Jig)
17
Cara konsentrasi ini disebut flotasi. Mineral yang senang terhadap udara
cenderung mengapung sebab akan menempel pada udara, sedangkan mineral
yang senang kepada air akan cenderung tenggelam. Ada tiga macam reagent
yang biasa digunakan untuk membantu operasi flotasi, yaitu : modifier,
collector dan frother. Collector merupakan suatu reagent dari kelompok
hydrocarbon yang terdiri dari bagian polar dan non polar, yang berguna untuk
mengubah sifat permukaan mineral dari tidak senang kepada udara menjadi
senang kepada udara. Collector membuat permukaan mineral diselimuti oleh
bagian polar, dengan bagian non polar menghadap keluar sehingga mineral ini
menjadi tertempel pada udara. Untuk mineral yang tidak senang udara akan
tetap tinggal di dasar cell flotasi tersebut. Modifier merupakan zat an-organik
yang berfungsi membantu atau menghalangi kerja collector. Frother
merupakan zat yang mempunyai sifat heteropolar, mempunyai satu polar dan
non polar, berfungsi untuk menstabilkan gelembung udara agar tetap utuh
(tidak pecah) hingga sampai permukaan.
3. DEWATERING
Adalah operasi pemisahan antara cairan dengan padatan yang pada
umumnya melalui 3 tahapan, yaitu :
1) Thickening : merupakan tahapan pertama dari dewatering dengan
mendasarkan atas kecepatan jatuh material pada media, sehingga solid
factor mencapai = 1 (%solid = 50 %).
2) Filtrasi : merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan
menggunakan saringan (filter) yang terbuat dari kain, hingga diperoleh solid
factor = 4 (%solid = 80 %).
3) Drying : merupakan operasi pemanasan material sampai 110 oC, sehingga
didapat %solid = 100 %.
Pekerjaan lain yang tidak kalah pentingnya adalah sampling, yaitu
pengambilan conto material yang sesedikit mungkin namun dapat mewakili
material keseluruhan. Sampling selalu dilakukan disetiap pekerjaan pengolahan
bahan galian, dengan tujuan untuk meneliti apakah operasi yang sedang
18
berjalan sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak. Prinsip di dalam sampling
adalah lebih baik mengambil contoh berkali-kali dengan jumlah yang sedikit,
dari pada mengambil conto hanya sekali tetapi dalam jumlah yang besar /
banyak.
19
Gambar : Contoh Alat-Alat Roll Crusher
Sumber : http://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/
20
Gambar : Contoh Alat-Alat Roll Crusher
Sumber : http://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/
Double atau tripel stage single roll merupakan pengembangan dari ukuran
pereduksian bentuk primer dan sekunder unit single. Double roll-crusher yang
digunakan untuk crushing primer dapat mereduksi batubara run of mine di atas
1 m3menjadi berukuran sekitar 350-100 mm, tergantung pada sifat batubara.
Mesin ini dapat digunakan sebagai secondary raw-coal crusher, middling
crusher atau produk sizing crusher. Secara luas digunakan untuk menghasilkan
stok produk dimana kelebihan serbuk halus harus dihindari. Dari umpan yang
berukuran 350 mm, Double roll-crusher dapat menghancurkan batubara yang
berukuran 50 dan 20 mm. kapasitas semua double roll-crusher antara 10 2000
t/unit dengan konsumsi tenaga 5 100 KW. double roll-crusher juga
diproduksi dalam 3 dan 4 roll, 2 tingkat konfigurasi. Tingkat paling atas
menghasilkan penghancuran kasar sedangkan tingkat bawah lebih halus pada
unit triple roll bagian yang paling atas terdirir dari single roll-crusher, bagian
yang lebih bawah terdiri dari double roll-unit. Pada four-roll unit, bagian atas
dan bawah terdiri dari double roll unit.
21
Gambar : Contoh Alat-Alat Double Roll Crusher
Sumber : http://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/
1. Base Frame dan Hopper: Semua konstruksi baja dibuat, terbuat dari pelat
baja Roll memiliki akses dilepas meliputi untuk memungkinkan
pemeliharaan berkala dan pemeriksaan gulungan.
3. Segel Debu: Segel Debu sekitar roll poros mencegah debu dari melarikan
diri ke atmosfer. V-belt drive adalah salah satunya.
4. Desain Roll: Kerang Roll tersedia dalam berbagai paduan untuk mengolah
bahan pakan. Permukaan roll mencakup berbagai elemen penghancur,
seperti intermeshing gigi, manik-manik dilas, bergalur dan smoothfaced
atau kombinasi halus dan manik-manik, semuanya dirancang untuk siap
mengubah bahan dan menghancurkan sampai tahap yang diinginkan.
22
untuk lulus mekanisme beralih uncrushable material. menyediakan produk
positif ukuran kontrol dan bar torsi dan keterkaitan balik roll bergerak
menjamin keselarasan paralel gulungan sepanjang waktu.
1. Frame
2. Protects pring
3. Cover
4. Feed inlet
5. Pulley
6. Lifting plate
7. Bearing seal
8. Tooth roll
9. Wheel hub
10. Shaft
11. The motor
12. Adjusting screw
13. The base
Sumber : http://www.gundlachcrushers.com/crushers/crusher-roll-design.cfm
23
Ferroalloys Ores
Coke Clay
Salt Oil Shale
Lime Hot Sinter
Shale and other materials
BAB III
METODE
24
Tanggal Praktikum : 13 Februari 2017
1. Safety Shoes
2. Safety Helmet
3. Gloves
4. Safety Glasses
5. Ear Plug
1. Pakai dan siapkan alat pelindung diri (APD) sebelum melakukan praktikum
4. Buka penutup atas Double Roll Crusher, lalu diperiksa kedua roll yang akan
bekerja
25
5. Atur jarak kedua Roll dengan jarak berskala tertentu, agar sesuai dengan hasil
ukuran yang dibutuhkan, dan sesuai dengan kemampuan alat merombak
bongkahan batu granit dengan cara memutar tuas di samping Roll
6. Tutup dan kunci penutup atas pada bagian Double Roll Crusher
9. Setelah semua feed selesai dihancurkan di dalam mesin Double Roll Crusher,
matikan mesin dengan menarik tuas OFF
11. Lihat hasil kominusi dari mesin Double Roll Crusher di dalam bucket
penampung feed
26
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Prinsip Kerja
Roll Crusher atau pemecah batu jenis roll, memecah batu dengan
menjepitnya diantara satu roll, dua roll atau lebih, dimana roll-roll akan
berputar berlawanan dengan adanya berat tersendiri dan gusuran dari batu,
maka batu akan pecah.
Double roll crusher adalah roll crusher yang mempunyai 2 buah roller,
dengan sumbu yang sejajar pada bidang horizontal yang sama.
Double roll crusher sangat cocok digunakan untuk batuan mineral jenis:
Batubara,limestone, kaolin, phospat, dan tersier crusher pada batu split/andesit.
Dengan kecepatan 300-350 rpm double roll crusher memiliki kecepatan dalam
menghancurkan berbagai jenis batuan.
Alat ini terdiri dari 2 silinder (roller) dengan sumbu yang sejajar pada
bidang horizontal yang sama kedua roller berdekatan lalu berputar dengan arah
putaran berlawanan kemudian batubara mentah diumpan masuk akan dijepit
diantara dua roller, akibat tekanan yang kuat akhirnya batubara mentah remuk
dan jatuh kedalam roller truk ke penampungan
27
B. Hasil Praktik
Feed material batu granit yang berukuran lebih besar dari 3 cm yang ada di
dalam bucket akan di proses ke dalam double roll crusher untuk dilakukan
proses kominusi agar memiliki dimensi hasil yang lebih kecil dari sebelumnya
Pengaturan jarak antara kedua roll crusher dengan skala yang beragam,
percobaan pertama kami menggunakan jarak antar roll adalah 1 cm.
28
Hasil dari percobaan pertama dengan jarak 1 cm pada roll menghasilkan
feed yang berdimensi relatif 1 cm juga.
Pengaturan jarak pada percobaan kedua, jarak roll diatur dengan jarak 0,5
cm antar kedua roll.
Feed yang dihasilkan dari proses kominusi berukuran relatif lebih kecil, dan
berdimensi dengan ukuran 0,5 cm.
29
BAB V
KESIMPULAN
5. KESIMPULAN
Alat ini dapat menggerus batuan hingga ukuran maksimal 2 mm, tetapi
dalam mengambil hasil ukuran yang halus diperlukan juga orientasi jarak dari
jarak 1,5cm, 1cm, 0,5cm, dst, hingga mencapai hasil dan ukuran mesh yang
diinginkan untuk diproses selanjutnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Dorr John, VN and Bosqui, Francis L., 1950, Cyanidation and Concentration
of Gold and Silver Ore, Mc. Graw Hill Book Company Inc., New York,
Toronto, London.
31