DATA PENGAMATAN
2.1 pendahuluan
b. Energi Aktivasi
Suatu reaksi terjadi bila energi tumbukan antara molekul-molekul reaktan
melampaui energi pengaktifan (energi minimum yang harus dimiliki molekul agar
tumbukannya menghasilkan reaksi) dan orientasi moiekul-molekul harus sesuai untuk
terjadinya reaksi.
( Tim Dosen Kimia Fisik. 2011)
Didalam percobaan ini larutan campuran diaduk secara terus-menerus. Hal ini
dilakukan agar mempercepat reaksi sebab kecepatan reaksi berlangsung lambat pada suhu
rendah. Selain itu pengadukan juga befungsi membantu tumbukan antar partikel-partikel
atau molekul dalam larutan campuran sehingga reaksi kesetimbangan cepat berlangsung.
Hal ini juga menyebabkan terjadinya perubahan warna dikarenakan iod dan enzim beta
amylase berikatan. Pada saat membentuk ikatan, tidak semua ion iod ikut berikatan. Iod
yang tidak berikatan ini akan ditangkap oleh Na 2S2O3. Jika iod telah berikatan maka akan
ditandai dengan berubahnya warna suatu larutan. Pada percobaan ini, indikator amilum
berubah menjadi ungu. Proses percobaan ini dilakukan dengan pemberian variasi suhu
dalam campuran yang diujikan. Hal ini dilakukan untuk membuktikan apakah laju reaksi
dapat berlangsung secara cepat dengan kenaikan suhu atau sebaliknya. Laju suatu reaksi
kimia bertambah dengan naiknya suhu karena molekul-molekul sering bertabrakan dan
bertumbukan dengan benturan yang lebih besar karena gerakannya cepat.
Senyawa amilum adalah indikator dengan perubahan warna menjadi warna ungu
kompleks pati karena berikatan dengan iod. Molekul iod diikat pada permukaan beta
mylase, yang merupakan suatu konstituen dari amilum. Beta mylase inilah yang
membentuk adanya warna ungu. Sifat-sifat air adalah sebagai pelarut universal dan bisa
juga sebagai indikator yang mengidentifikasikan adanya iod yang berlebih di dalam
larutan. Pada percobaan ini tidak menggunakan katalis. Katalis adalah suatu zat yang
ditambahkan pada reaktan yang berguna untuk mempercepat laju reaksi tanpa ikut
bereaksi. Apabila pada percobaan ini reaksi berlangsung lama seperti pada proses
esterifikasi, maka perlu digunakan katalis. Hubungan laju reaksi dengan energi aktivasi
pada percobaan ini adalah berbanding terbalik, yaitu semakin tinggi konstanta laju reaksi
maka energi aktivasinya semakin rendah sehingga suatu reaksi dapat berlangsung cepat.
Energi aktivasi adalah energi dimana panas minimal yang harus dimiliki molekul-molekul
sebelum bereaksi. Ketika suatu senyawa bereaksi, maka senyawaan itu mengeluarkan
energi panas minimum untuk bereaksi, sehingga laju semakin cepat dan energi aktivasi
akan berkurang. Oleh sebab itu energi aktivasi memiliki nilai yang lebih rendah dibanding
konstanta laju reaksi.
III. KESIMPULAN
Tujuan praktikum ini untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap energy aktivasi maka
dilakukan percobaan dengan beberapa variasi suhu. Berdasarkan hasil percobaan
didapatkan waktu berjalannya reaksi pada suhu 20C = 20,00 detik, 25C = 70,00 detik,
suhu 30C = 60.00 detik.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa semakin
tinggi suhu yang diberikan maka suatu reaksi dapat berlangsung cepat Senyawa amilum
adalah indikator dengan perubahan warna menjadi warna ungu kompleks pati karena
berikatan dengan iod. Molekul iod diikat pada permukaan beta mylase, yang merupakan
suatu konstituen dari amilum. Beta mylase inilah yang membentuk adanya warna ungu.
Berdasarkan grafik Ln k terhadap 1/T diperoleh Ea = -1800 kJ/mol Dari hasil data
diatas dapat disimpulkan bahwa energi aktivasi dengan laju reaksi adalah berbanding
terbalik sehingga semakin besar energi aktivasi maka laju reaksinya semakin lambat
karena energi minimum untuk terjadi reaksi semakin besar.
IV. SARAN
Sebaiknya praktikan benar-benar mendalami materi praktikum dan alur kerja
praktikum sehingga kesalahan dalam pelaksanaan praktikum minim dan hasil praktikum
yang diperoleh maksimal.Agar lebih mengetahui apa yang terjadi jika konsentrasinya
berbeda dan Larutan seperti KI bisa diganti dengan liI, BaI 2, serta digunakan pemberian
katalis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap laju reaksi.
V. PERHITUNGAN
1.) Perhitungan
*KI
gr 1000
M = mr x v
gr 1000
0.4 = 166 x 250
gr
0.4 = 166 x4
4 gr
0.4 = 166
4gr = 66.4
Massa = 16.6 gr
*Na2S2O3
gr 1000
M= mr x v
gr 1000
1.1 = 158 x 250
gr
0.01 = 158 x4
4 gr
0.01 = 158
4gr = 1.58
Massa = 0.395gr
*K2S2O8
gr 1000
M= mr x v
gr 1000
1.2 = 270 x 250
gr
0.02= 270 x4
4 gr
0.02= 270
4gr = 5.4
Massa = 1.35gr
*Amilum 2%
2
Gr = 100 x 50
Massa = 1gr
2.) Penentuan nilai K
*Suhu 20oC
a.) V.K2S2O8 = 1ml = 1.10-3 L
n. K2S2O8 = M x V
= 0.02 x 1.10-3 = 2. 10-5 mol
n. KI =MxV
= 0.4 X 5.10-3 = 2.10-3 mol
Reaksi :
2KI + K2S2O8 2K2SO4 + I2
UNTUK T( 20OC)
T/OC V K2S2O8 (b-2x)mol Ln(b-2x) Waktu(s) k
O
20 C 1ml 0.00196 -6.23 2 menit 35 s 0.123
20 OC 3ml 0.00188 -6.28 3 menit 30 s 0.146
20 OC 5ml 0.0018 -6.34 2 menit 36 s 0.123
K ; 1ml
ln(b-2x) mol = -k
-4.33 = -k(35)
k = 0.123
k ; 3 ml
ln(b-2x) mol = -k
-4.38 = -k(30)
k = 0.146
k ; 5ml
ln(b-2x) mol = -k
-4.44 = -k(36)
k = 0.123
Ln (b-2x)mol
29 30 31 32 33 34 35 36 37
-6.23
Ln (b-2x)mol
ln(b-2x) -6.28
f(x) = - 0x - 6.16 Linear (Ln (b-2x)mol)
R = 0.04
-6.34
T(C)
UNTUK T( 25OC)
T/OC V K2S2O8 (b-2x)mol Ln(b-2x) Waktu(s) k
25OC 1ml 0.00196 -6.23 7 menit 24 s 0.180
25OC 3ml 0.00188 -6.28 3 menit 10 s 0.438
25OC 5ml 0.018 -6.34 2 menit 22 s 0.201
K ; 1ml
ln(b-2x) mol = -k
-4.33 = -k(24)
k = 0.180
k ; 3 ml
ln(b-2x) mol = -k
-4.38 = -k(10)
k = 0.438
k ; 5ml
ln(b-2x) mol = -k
-4.44 = -k(22)
k = 0.201
Chart Title
5 10 15 20 25
-6.23 Ln (b-2x)mol
Linear (Ln (b-2x)mol)
Ln(b-2x) -6.28
f(x) = 0x - 6.29 Linear (Ln (b-2x)mol)
R = 0.01 Linear (Ln (b-2x)mol)
-6.34
T(C)
UNTUK T( 30OC)
T/OC V K2S2O8 (b-2x)mol Ln(b-2x) Waktu(s) k
O
25 C 1ml 0.00196 -6.23 6 menit 18 s 0.240
25OC 3ml 0.00188 -6.28 2 menit 13 s 0.337
25OC 5ml 0.018 -6.34 2 menit 1 s 4.44
K ; 1ml
ln(b-2x) mol = -k
-4.33 = -k(18)
k = 0.240
k ; 3 ml
ln(b-2x) mol = -k
-4.39 = -k(13)
k = 0.337
k ; 5ml
ln(b-2x) mol = -k
k = 4.44
Chart Title
0 5 10 15 20
-6.23
f(x) = 0.01x - 6.35 Ln (b-2x)mol
Ln(b-2x) R = 0.97 -6.28 Linear (Ln (b-2x)mol)
Linear (Ln (b-2x)mol)
-6.34 Linear (Ln (b-2x)mol)
T(C)
1/t
Y = mx + c
Ea = -(m x R)
Ea = -(-2038 x 8,314)
Ea = -16943.3 kj
V K2S2O8 = 3ml
T/ OK 1/T K Ln k
293 0.00341 0.180 -1.171
298 0.00335 0.438 -0.825
303 0.00330 0.201 -1.604
Chart Title
0 0
-2000.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
-400
-600 Ln k
-800 f(x) = - 216.5x - 492 Linear (Ln k)
lnk
-1,000 R = 0.07 Linear (Ln k)
-1,200 -1171
Linear (Ln k)
-1,400
-1,600 -1604
-1,800
1/t
Y = mx + c
Ea = -(m x R)
Ea =- (-216,51 x 8,314)
Ea = - 1800 kj
V K2S2O8 = 5ml
T/ OK 1/T K Ln k
293 0.00341 0.240 -1.427
298 0.00335 0.337 -1.087
303 0.00330 4.44 1.490
Chart Title
2,000
1,500 1,490
1,000
f(x) = 1458.5x - 3258.33
500 R = 0.84 Ln k
lnk 0 Linear (Ln k)
-5000.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Linear (Ln k)
-1,000 -1,087 Linear (Ln k)
-1,500 -1,427
-2,000
1/T
Y = mx + c
Ea = -(m x R)
Ea = -(1458,1 x 8,314)
Ea = 15448.2 kj
IX. DAFTAR PUSTAKA
Reaksi ion iod dengan persulfat akan menghasilkan ion sulfat dan iod yang dengan kanji atau
amilum, menjadi berwarna biru atau coklat. Reaksinya
2I- + S2O82- 2SO42- + I2
I2 + amilum biru atau coklat
Molekul iod diikat pada permukaan beta mylase, yang merupakan suatu konstituen dari
amilum. Beta mylase inilah yang membentuk adanya warna ungu.
Reaksi ion iod dengan persulfat akan menghasilkan ion sulfat dan iod yang dengan kanji atau
amilum, menjadi berwarna biru atau coklat. Reaksinya
2I- + S2O82- 2SO42- + I2
I2 + amilum biru atau coklat
Molekul iod diikat pada permukaan beta mylase, yang merupakan suatu konstituen dari
amilum. Beta mylase inilah yang membentuk adanya warna ungu.